Anda di halaman 1dari 23

Euthanasia

Dalam
Perspektif Islam
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Emy Rianti, S.Kep., Ners., MKM
Kelompok 15
Tanzilul Nur R
(P17120022036)

Veronika Angelina
(P17120022037)

Wahyuni Permatasari
(P17120022038)
Topik Materi
PENGERTIAN MACAM-MACAM
KEMATIAN EUTHANASIA

PENGERTIAN PANDANGAN ISLAM


EUTHANASIA MENGENAI
EUTHANASIA

PENDAPAT ULAMA
MENGENAI
EUTHANASIA
Pengertian

Kematian

Euthanasia
Kematian
Kematian secara ilmiah adalah berhentinya fungsi kognitif yang
tidak akan berfungsi lagi.
Menurut perspektif Islam, kematian dianggap sebagai peralihan
kehidupan, dari kehidupan dunia menuju kehidupan alam lain.
Menurut Islam, setelah meninggal dan dikuburkan, manusia akan
dihidupkan kembali. Manusia akan mempertanggungjawabkan
perbuatannya yang telah dilakukan selama hidup di dunia di hadapan
Tuhannya nanti di akhirat.
Euthanasia
Istilah Euthanasia berasal dari bahasa Euthanasia adalah tindakan
Yunani, yaitu “Eu- Thanasia”, Eu berarti memudahkan kematian seseorang
baik, dan Thanatos berarti mati. Secara dengan sengaja tanpa merasakan
keseluruhan diartikan sebagai kematian sakit, karena kasih sayang, dengan
yang senang dan wajar. tujuan meringankan penderitaan si
sakit, baik dengan cara positif maupun
negatif dan biasanya tindakan ini
dilakukan oleh kalangan medis
(Yudaningsih, 2015).
Macam-
Macam
Euthanasia
Euthanasia Aktif
Pengertian Contoh:
Contoh euthanasia aktif misalnya ada
Menurut (Setiawan, 2015)
seseorang menderita kanker ganas
Euthanasia aktif adalah tindakan
dengan rasa sakit yang luar biasa
dokter mempercepat kematian
sehingga pasien seringkali pingsan.
pasien dengan memberikan
Dalam hal ini dokter yakin pasien akan
suntikan kedalam tubuh pasien
meninggal dunia kemudian dokter
tersebut. Suntikan diberikan pada
memberinya
saat keadaan penyakit pasien sudah
obat dengan takaran tinggi yang
sangat parah yang menurut
sekiranya dapat
perhitungan medis sudah tidak
menghilangkan rasa sakit
mungkin sembuh atau bertahan
dan menghentikan
lama.
pernafasannya
Euthanasia Pasif
Euthanasia pasif adalah tindakan dokter
menghentikan pengobatan pasien yang
menderita sakit keras, yang secara medis sudah
tidak dapat lagi disembuhkan
Contoh dari euthanasia pasif yaitu
benturan pada otak yang tidak ada
harapan sembuh atau orang yang
terkena penyakit paru-paru jika tidak
diobati maka dapat mematikan
penderita.
Pendapat
Islam
tentang
Euthanasia
Euthanasia Aktif
Syariah Islam walaupun niatnya baik
yaitu meringankan
mengharamkan
penderitaan pasien.

Karena termasuk dalam tetap haram, walaupun atas


kategori pembunuhan permintaan pasien sendiri
sengaja (al-qatlu al-‘amad) atau pihak keluarga.
QS An-Nisaa’: 29 QS Al-An’aam: 151

‫َو اَل َتْق ُتُلْٓو ا َاْنُف َس ُكْم ۗ ِاَّن َهّٰللا‬ ‫َو اَل َتْق ُتُلوا الَّنْف َس اَّلِت ْي َحَّرَم ُهّٰللا‬
‫ِّۗق‬
‫ِااَّل ِباْلَح ِلُكْم َو ّٰص ىُكْم ِبٖه‬
‫ٰذ‬
‫َك اَنِبُكْم َرِح ْي ًم ا‬
‫َلَع َّلُكْم َتْع ِق ُلْو َن‬
"Dan janganlah kamu membunuh "Janganlah kamu membunuh orang yang
dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan
kepadamu." yang benar. demikianlah Dia
memerintahkan kepadamu agar kamu
mengerti."
Euthanasia Aktif termasuk ke dalam kategori
pembunuhan sengaja (al-qatlu al-‘amad) yang
merupakan tindak pidana (jarimah) dan dosa besar

Dengan mempercepat kematian pasien dengan


euthanasia aktif, pasien tidak mendapatkan hikmah
dari ujian sakit yang diberikan Allah SWT.
Euthanasia pasif
MENURUT PANDANGAN ISLAM, EUTHANASIA PASIF
HARAM ATAU TIDAK DITENTUKAN DARI PENGETAHUAN
KITA TENTANG HUKUM BEROBAT (AT-TADAAWI) ITU
SENDIRI.

MENURUT JUMHUR ULAMA, MENGOBATI ATAU


BEROBAT ITU HUKUMNYA MANDUB (SUNNAH), TIDAK
WAJIB. NAMUN SEBAGIAN ULAMA ADA YANG
MEWAJIBKAN BEROBAT, SEPERTI KALANGAN ULAMA
SYAFIIYAH DAN HANABILAH
Hadist Mengenai Pengobatan
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla
setiap kali menciptakan penyakit, Dia
ciptakan pula obatnya, Maka berobatlah
kalian!” (HR Ahmad, dari Anas RA)

Hadis riwayat Nawawi berkata dalam


Majmu’ Jilid V, Halaman 106: “Barang
siapa yang berpenyakit, sunat hukumnya
ia untuk bersabar, dan sunat pula
hukumnya agar ia berobat.”
Pendapat para
ulama tentang
Euthanasia
PARA ULAMA SEPAKAT APAPUN ALASANNYA, APABILA TINDAKAN
TERSEBUT ADALAH EUTHANASIA AKTIF (TINDAKAN MENGAKHIRI
HIDUP SAAT MASIH MENUNJUKKAN ADANYA TANDA-TANDA
KEHIDUPAN) ISLAM MENGHARAMKANNYA.

SEDANGKAN PADA EUTHANASIA PASIF, PARA ULAMA SEPAKAT


MEMBOLEHKANNYA DAN TIDAKNYA BERDASARKAN ILMU
PENGETAHUAN
Euthanasia
Aktif
Para ulama yang mengharamkan
euthanasia aktif berpendapat
bahwa hal tersebut termasuk
dalam kategori melakukan
pembunuhan dengan sengaja
(al-qatl al-‘amâd), walaupun
niatnya baik
Rasulullah saw. bersabda:

perbuatan ini (euthanasia aktif) ‫َر‬ ‫َكَّف‬ ‫َّال‬ ‫َم‬ ‫ِل‬ ‫ْس‬ ‫ُم‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ُب‬‫ي‬ ‫ِص‬‫ُت‬ ‫ٍة‬ ‫َب‬‫ي‬ ‫ِص‬ ‫ُم‬ ‫ْن‬ ‫َم ا ِم‬
‫ِإ‬
hanya melihat aspek lahiriah ‫ُهللا ِبَه ا َع ْن ُه َحَّتى الَّش ْو َك ِة ُيَش اُكَه ا‬
(empiris), tidak melihat aspek-
aspek lain yang tidak diketahui Tidaklah suatu musibah menimpa
dan terjangkau oleh manusia, seseorang Muslim, kecuali Allah
yaitu pengampunan dosa. menghapuskan dengan musibah
itu dosanya, hatta sekadar duri
yang menusuknya. (HR al-Bukhari
dan Muslim).
Euthanasia Pasif
Kelompok yang menyetujui praktek euthanasia ini lebih
melihat pada sisi maslahat dan keadaan yang menuntut

Satu-satunya cara untuk meringankan beban pasien dalam


kondisi semacam itu adalah memberikan kepadanya
kematian yang damai (mercy killing).

Ulama yang menyetujui euthanasia, juga menilai bahwa hal


tersebut terletak pada pengetahuan hukum berobat (at-
tadâwi).
berdasarkan berbagai hadis,
salah satu nya adalah saat
Usama bin Syarik, bahwa
beberapa orang Arab pernah
Sesuai hadist di atas,
bertanya, “Ya Rasulullah,
Rasulullah saw.
haruskah kami berobat?”
memerintahkan untuk
Rasulullah saw. Kemudian berobat, namun perintah
bersabda, “Benar wahai hamba- (al-amr) tersebut tidak
hamba Allah, berobatlah kalian, serta-merta berkonotasi
karena sesungguhnya Allah tidak wajib
membuat suatu penyakit kecuali
Dia membuat pula obatnya. (HR
at-Tirmidzi).
Menurut Hasan Basri pelaksanaan euthanasia
bertentangan, baik dari sudut pandang agama,
undang-undang, maupun etik kedokteran.

Menurut pendapatnya Syukron Makmun bahwa


kematian itu merupakan urusan dari Allah SWT,
manusia tidak dapat mengetahui kapan kematian itu
menimpa dirinya
Menurut Ibrahim Hosen, boleh dilakukan apalagi
terhadap penderita penyakit menular apalagi kalau
tidak bisa disembuhkan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai