Anda di halaman 1dari 16

Kasus 3

Anggota Kelompok:
Indri Ayu Putri P 102019066
Nida Ainun Nihlah 102019052
Lala Patmawati 102019040
Fadilah Al-Parisan A 102019061
Sena Purwa Bagja 102019039

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
A. Definisi Euthanasia

Euthanasia berasal dari bahasa


Yunani, yaitu eu dan thanatos.
Kata eu berarti baik, dan thanatos
berarti mati. Maksudnya adalah
mengakhiri hidup dengan cara
yang mudah tanpa rasa sakit.
Oleh karena itu Euthanasia
sering disebut juga dengan mercy
killing, a good death, atau enjoy
death (mati dengan tenang).
B. Jenis-Jenis Euthanasia
1. Euthanasia Aktif
Euthanasia aktif adalah perbuatan yang dilakukan secara aktif oleh dokter untuk
mengakhiri hidup seorang (pasien) yang dilakukan secara medis. Biasanya dilakuka
n dengan penggunaan obat-obatan yang bekerja cepat dan mematikan. Euthanasia
aktif terbagi menjadi dua golongan

a. Euthanasia aktif langsung


yaitu cara pengakhiran b. Euthanasia aktif tidak
kehidupan melalui tindakan langsung, yang menunjukkan
medis yang diperhitungkan bahwa tindakan medis yang
akan langsung mengakhiri dilakukan tidak akan
hidup pasien. Misalnya dengan langsung mengakhiri hidup
memberi tablet sianida atau pasien, tetapi diketahui
suntikan zat yang segera bahwa risiko tindakan
mematikan. tersebut dapat mengakhiri
hidup pasien. Misalnya,
mencabut oksigen atau alat
bantu kehidupan lainnya
Lanjutan… 2. Euthanasia pasif 3. Euthanasia volunter
Adalah perbuatan menghentikan Euthanasia jenis ini adalah
atau mencabut segala tindakan Penghentian tindakan
atau pengobatan yang perlu pengobatan atau
untuk mempertahankan hidup mempercepat kematian atas
manusia, sehingga pasien permintaan sendiri.
diperkirakan akan meninggal
setelah tindakan pertolongan
dihentikan.

4. Euthanasia involunter
Adalah jenis euthanasia yang
5. Euthanasia nonvoluntary
dilakukan pada pasien dalam
yaitu mempercepat kematian
keadaan tidak sadar yang tidak
sesuai dengan keinginan
mungkin untuk menyampaikan
pasien yang disampaikan oleh
keinginannya. Dalam hal ini
atau melalui pihak ketiga
dianggap famili pasien yang
(misalnya keluarga), atau atas
bertanggung jawab atas
keputusan
penghentian bantuan
pengobatan. Perbuatan ini sulit
dibedakan dengan perbuatan
kriminal.
C. Tinjauan hukum negara RI dan
islam terkait Euthanasia
Pasal 344 KUHP

Barangsiapa menghilangkan jiwa orang lain atas


permintaan orang itu sendiri, yang disebutnya dengan
nyata dan dengan sungguh-sungguh, dihukum penjara
selama-lamanya dua belas tahun.

Ketentuan ini harus diingat kalangan kedokteran sebab


walaupun terdapat beberapa alasan kuat untuk membantu
pasien atau keluarga pasien mengakhiri hidup atau
memperpendek hidup pasien, ancaman hukuman ini harus
dihadapinya.
Pasal 340 KUHP

Barangsiapa dengan sengaja dan direncanakan lebih


dahulu menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena
pembunuhan direncanakan (moord) dengan hukuman
mati atau penjara selama-lamanya seumur hidup atau
penjara selama-lamanya dua puluh tahun.
Pasal 338 KUHP

Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang


lain, dihukum karena makar mati, dengan penjara
selama-lamanya lima belas tahun.
Pasal 359 KUHP

Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya


orang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau
kurungan selama-lamanya satu tahun
Islam mengenai Euthanasia

Masalah menjaga kesehatan dalam Islam sangat diperhatikan.


Terlebih-lebih menjaga atau memelihara jiwa atau an-nafs.
Artinya, segala upaya diusahakan untuk memberi pelayanan
kesehatan agar dapat memperhatikan kehidupan seorang
manusia. Oleh karenanya setiap orang diharuskan untuk
menjalani segala perbuatan yang dapat membahayakan dirinya
atau orang lain. Atau dengan kata lain manusia tidak
dibolehkan untuk menghilangkan jiwanya atau jiwa orang lain.
Sebab masalah hidup dan mati itu merupakan urusan Allah
SWT. Diantara firman Allah menyinggung hal jiwa atau nafs
adalah sebagai berikut:

“Dan sesungguhnya benar-benar kami-lah yang


menghidupkan dan mematikan dan kami (pulalah) yang
mewarisi” (QS: Al-Hijr-23).
D. Dampak Euthanasia terhadap
pasien dan keluarga

 Sudut pandang pasien

Mudah putus asa karena tidak ingin


dan tidak memiliki semanagat untuk
berjuang melawaan penyakitnya.

 Sudut pandang keluarga pasien

Aspek kemanusiaan dan ekonomi


E. Langkah-langkah Perawat Untuk Pendampingan Pasien Atau
Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan Etik

1 Identifikasi Aspek Moral ( Etik ) Perawatan Yang Terkait

2 Fakta-fakta Yang Relevan dengan masalah Etik

3 Penetapan Siapa yang Menentukan Pengambilan Keputusan

4 Pelaksanaan Keputusan
Analisis Kasus

Tn.A,usia 65 tahun, beragama Islam, menderita fibrosarcoma di area abdomen,


saat ini dirawat di ICU karena mengalami komplikasi pada pernafasan. Tn A seri
ng mengerang karena kesakitan. Ia meminta dokter menambah dosis obat anti
nyeri. Dokter menolak dengan pertimbangan obat yang diberikankan sudah ter
masuk jenis morfin yang sudah sesuai dengan kebutuhan pasien, jika dosis din
aikkan, maka akan menimbulkan efek samping yang justru merugikan pasien.
mendengar penjelasan dokter, pasien akhirnya meminta untuk disuntik mati saja
(authanasia) Karena rasa sakit dan sesak yang sering muncul
Analisis Kasus
Makna Sakit Hubungan dengan Allah Support System Aspek Ibadah
Ta’alla
Sulit menerima Ada penyesalan terhadap Kurangnya support dari Tidak Terkaji
keadaan saat ini takdirnya keluarga maupun orang-
Fase Bargaining orang terdekat.
Seharusnya dalam
keadaan seperti ini
keluarga pasien
mendukung dan memberi
support agar pasien bisa
melewati penyakit nya dan
yakin untuk bertahan
hidup.Sebagai keluarga
juga harus selalu berdoa
kepada allah
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang vertigo menghasilkan beberapa kesimpul
an. Adapun kesimpulan tersebut sebagai berikut.
• Euthanasia merupakan sesuatu tindakan yang mengakhiri kehidupan seseorang
yang masih hidup ataupun dalam keadaan sakit dan disuntik mati.
• Euthanasia merupakan sesuatu tindakan yang mengakhiri kehidupan seseorang
yang masih hidup ataupun dalam keadaan sakit dan disuntik mati.
• Hukum Pidana mengatur sesorang dapat dipidana atau dihukum jika ia menghil
angkan nyawa orang lain dengan sengaja ataupun karena kurang hati-hati. Kete
ntuan pelangaran pidana yang berkaitan langsung dengan euthanasia aktif teda
pat pada pasal 344 KUHP
• Sudut pandang pasien
Mudah putus asa karena tidak ingin dan tidak memiliki semanagat untuk berjuan
g melawaan penyakitnya.Sudut pandang keluarga pasien Aspek kemanusiaan dan
ekonomi.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai