Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahma-Nya yang
telah dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ASKEB III
.Makalah ini kami selesaikan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen
sebagai salah satu mata kuliah yang sangat kami perlukan guna untuk menambah
pengetahuan kami. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk mengumpulkan tugas makalah ASUHAN
Kebidanan Nifas dan Menyusui yang berjudul “Kandungan Gizi Dalam Asi“ dan untuk
memperkarya pengertahuan para mahasiswi di AKADEMI KEBIDANAN KARTIKA
MITRA HUSADA. Kami menyadari bahwa dalam membuat makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan .Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar kedepanya kami bisa lebih baiK dan akan menambah wawasan bagi
saya dan pembaca.

Jakarta , 29 Oktober 2017

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI……………..……………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………....3
B. Tujuan ……………………………….……………………………………………....3
BAB II PEMBAHASAN
1. Kandungan ASI .........................................................................................................4
2. Jenis-jenis vitamin dalam ASI...................................................................................7
3. Manfaat Pemberian ASI.......….…………………………………………….…...…8
4. Komposisi gizi dalam ASI ..... ……………………...…………….…………….......9
5. Upaya Memperbanyak ASI ....... ……………………………….………...……….12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………….…………………………………………………………........13
B. Saran...........................................................................................................................13
C. Daftar Pustaka...........................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mungkin, kita sudah sering membaca dan mendengar bahwa ASI adalah makanan terbaik
yang dapat di berikan oleh seorang ibu kepada bayi yang dilahirkan.
Akan terjadi di zaman mendernisasi ini zaman yang serba canggih dan serta praktis.
Persaan keibuan seorang wanita mulai luntur. Banyak para ibu-ibu mulai sedikit hilang
kasih sayang yang diberikan kepada anaknya. Misalnya pemberian ASI yang sangat
menurun sangat cepat di Negara-negara berkembang sehingga meluas dari masyarakat
kota kepinggiran kota.
Para ibu-ibu lebih banyak eminta memberi susu kaleng (formula) dari pada memberi ASI
kepada anaknya , karena berbagai hal isalnya takutny kalau tubuh mereka menjadi melar,
takut kalau payudara mereka menjadi jelek dan banyaknya masyarakat sekitar yang
masih kurang tahu akan pentingnya ASI sehingga mereka mengabadikannya , serta
merasa rugi akan pekerjaan yang ditinggalkannya.Padahal kita bisa menyiasati pekerjaan
tersebut dengan tanpa menyusui si bayi.
Sebagaian dari kalangan ibu muda bahwa menyusui sering dianggap sebagai suatu
pengorbaanan. Bila ibu mulai menyadari pentingnya menyusui ibu akan mengganti istilah
pengorbanan itu menjadi sebuah keindahan.
Itulah umumnya berbagai dasar yang dikemukakan ibu-ibu muda, mengapa mereka tidak
menyusui buah hatinya padahal mestinya pernyataan itu tidak perlu keluar kalau saja
mereka tahu keindahan dan rahasia tersembunyi di saat-saat menyusui.

B. TUJUAN
a. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi ASI
b. Untuk mengetahui manfaat ASI
c. Untuk mengetahui komposisi ASI
d. Untuk mengetahui jenis-jenis vitamin

3
KANDUNGAN GIZI DALAM ASI

A. KANDUNGAN ASI
1. Air dalam ASI
Air merupakan kandungan ASI yang terbesar, jumlahnya kira-kira 88% dari ASI.
Air berguna untuk melarutkan zat-zat yng terdapat didalamnya dan berkontribusi
dalam mekanisme regulasi suhu tubuh, di mana pada bayi terjadi 25% kehilangan
suhu tubuh akibat pengerluaran air melalui ginjal dan kulit. ASI merupakan
sumber air yang aman. Kandungan air yang relafit tinggi dalam ASI ini akan
meredakan rangsangan haus dari bayi.

2. Karbohidrat dalam ASI


Sebesar 90% energy yang dapat pada ASI berasal dari karbohidrat dan lemak,
sedangkan 10% berasal dari protein. Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI
adalah laktosa. ASI mengandung 7 g laktosa untuk setiap 100 ml. kadar laktosa
yang tinggi ini sangat menuntungkan karena laktosa menstimulasi
mikroorganisme untuk memproduksi asam laktat.
Laktosa relative tidak larut sehingga waktu proses di dalam usus bayi lebih lama,
tetapi dapat diabsorpsi dengan baik oleh usu bayi. Laktosa yang merupakan 7%
dari total ASI juga terdapat glukosa (1,4 g/100 ml ASI), galaktosa (1,2 g/100 ml
ASI), dan glukosamin (0,7g/100 ml ASI). ASI juga mengandung glukosamin
yang merupakan bifudus faktor, yang akan mengacu pertumbuhan yang
merupakan bakteri baik.

3. Protein dalam ASI


Kadar protein pada ASI semakin berkurang dari kolostrum hingga susu matur.
Kadar protein pada kolostrum (2%) : transisi (1,5%) : matur (1%). ASI
mengandung protein lebih rendah dari susu sapi, tetapi protein ASI mengandung
zat gizi yang lebih mudah di cerna bayi. Keistimewaan dari protein ASI adalah
rasio protein 60.40 dibandingkan dengan susu sapi yang rasio 20.80.

4
4. Lemak dalam ASI
Kandungan lemak dalam ASI bervariasi pada bayi, sore, dan malam. Rata-rata
setiap 100 ml ASI mengandung 3,5-4,5 g lemak. Lemak berfungsi sebagai sumber
kalori utama bayi, yang dapat membantu mencerna vitamin larut lemak ( A,D,E
dan K), dan sumber asam lemak esensial. Sebanyak 90% lemak ASI dalam bentu
trigliserida, namum juga mengandung EPA dan DHA yang baik untuk menunjang
perkembangan otak.
Jika dibandingkan dengan susu sapi, kadar lemak dalam ASI relative sama.
Keistimewaan lemak dalam ASI adalah bentuk emulasi yang lebih sempurna.

5. Mineral dalam ASI


ASI mengandung mineral yang lengkap. Kadar mineral per ml ASI umumnya
relative lebih rendah dibandingkan susu sapi sesuai dengan kemampuan bayi
dalam mencerna zat gizi. Kadar mineral yang tinggi belum diperlukan oleh bayi.
Mineral ASI lebih tinggi dibandingkan susu formula atau susu sapi. Mineral
terdapat dalam ASI terutam adalah kalsium, kalium, dan natrium, asam klorida
dan fosfat, namun kandungan zat gesi, tembaga, dan mangan lebih rendah.
Kandungan natrium pada ASI 3,6 kali lebih rendah dari susu sapi, kalsium dan
fosfor yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup. ASI
mengandung rata-rata 280 mg kalsium dalam 1 liter ASI fosfor yang terkandung
adalah 140 mg dalam 1 liter ASI. Jumlah ini cukup memenuhi kebutuhan bayi.
Zat besi yang terkandung dalam ASI jumlahnya tidak banyak yaitu 0,35 mg/L.

6. Vitamin dalam ASI


Kandungan vitamin pada ASI merupakan refleksi dari asupan vitamin dan kadar
vitamin dalam tubuh ibu, terutama untuk vitamin yang larut dalam air seperti
vitamin B. kandungan vitamin B di dalam ASI tergantung dari asupan ibu saat
menyusui , namun jumblahnya lebih rendah dari vitamin B pada susu sapi.
Dalam 100 ml ASI mengandung 75 mg vitamin A, lebih tnggi dari susu sapi (41
mg/100ml). kadar vitamin E yang terkandung di alam ASI (0,07 mg/100 ml).

5
vitamin A dan vitamn E merupakan vitamin yang penting dalam sistem kekebalan
tubuh. Kadar vitamin K di dalam ASI ditemukan lebih rendah jika dibandingkan
dengan susu sapi sejak lahir bayi membutuhkan tambahan vitamin K yang dapat
diperoleh melalui injeksi vitamin K pada saat baru lahir.

Kandungan Kolustrum Transisi ASI matur


Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/100
6,5 6,7 7,0
ml)
Lemak (gr/100
2,9 3,6 3,8
ml)
Protein (gr/100
1,195 0,965 1,324
ml)
Mineral (gr/100
0,3 0,3 0,2
ml)
Immunoglubin :
Ig A (mg/100 ml) 335,9 – 119,6
Ig G (mg/100 ml) 5,9 – 2,9
Ig M (mg/100 ml) 17,1 – 2,9
Lisosin (mg/100
14,2-16,4 – 24,3-27,5
ml)
Laktoferin 420-520 – 250-270

6
B. jenis-jenis vitamin dalam ASI
 vitamin k
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor
pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu
formula.
Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka
kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan
vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.

 Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini
tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi
xxxzakan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari.
Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar
pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena
kekurangan vitamin D.

 Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah
merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah

7
(anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi
terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.

 Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk
mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI
mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan
bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi
yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang
baik. 

 Vitamin yang larut dalam air


Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin
C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar
vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi
kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi
kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistim
syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan
untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui
yang vegetarian

C. Manfaat pemberian ASI


Pemberian asi pada BBL dianjurkan sampai umur 2 tahun karna akan memberikan
banyak manfaat , baik untuk bayi , ibu , maupun masyarakat.

1. Manfaat bagi bayi


Kandungan gizi paling sempurna untuk pertumbuhan bayi dan perkembangan dan
kecerdasanya , pertumbuhan sel otak secara optimal terutama kandungan protein
khusus , yaitu taurin , selain mengandung laktosa dan asam lemak ikatan panjang

8
lebih banyak susu sapi / kaleng , mudah di cerna penyerapan lebih sempurna ,
terdapat kandungan berbagai enzim untuk penyerapan makanan.
Protein ASI adalah spesifik species sehingga jarang menyebabkan alergi untuk
manusia , membantu pertumbuhan gigi , mengandung zat anti body mencegah
infeksi , merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh , mempererat ikatan
batin anatara ibu dan bayi.

2. Manfaat bagi ibu


Mempercepat involusi/memulihkan dari proses persalinan dan dapat mengurangi
perdarahan karna otot-otot dirahim mengerut , otomatis pembuluh darah yang
terbuka itu akan terjepit sehingga perdarahan segera berenti , mencegah
kehamilan karna kadar prolaktin yang tinggi menekan hormon FSH dan ovulasi ,
bisa mencapai 99%.
Meningkatkan rasa kasih sayang dan membuat rasa lebih nyaman , megurangi
penyakit kangker , mekanisme belum diketahui secara pasti ASI eksklusif
memiliki risiko kanker ovarium lebih kecil dibanding yang tidak menyusui secara
eksklusif

3. Manfaat bagi masyarakat


Mengurangi pengeluaran keluarga karna tidak perlu membeli susu buatan,
menambah ikatan kasih sayang suami dan istri. Membantu program KB ,
mengurangi subsidi biaya perawatan rumah sakit , membentuk generasi mandiri ,
dan menurunkan angka kesakitan dan kematian.

D. Komposisi ASI
ASI merupakan emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan mineral. Pada 6 bulan
pertama pasca melahirkan rata-rata ASI yang diproduksi ibu adalah 780 ml/hari dan
menurun menjadin 600ml/hari pada bulan kedua. Gizi ibu dapat mempengaruhi
komposisi ASI. Aspek gizi ibu yag dapat memengaruhi komposisi ASI adalah asupan
ibu, cadangan zat gizi, dan kemampuan ibu dalam menyerap zat gizi. Komposisi ASI

9
tidak sama dari waktu ke waktu. Komposisi ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya stadium laktasi, status gizi, dan asupan ibu. Menurut laktasi ASI terbagi
menjadi kolosrum, ASI transisi/peralihan, dan ASI matur.

A. Kolostrum
Kolostrum merupakan ASI yang kental berwarna kuning yang dihasilkan sejak
hari pertama sampai dngan hari ke –7 hingga ke -10 setelah ibu melahirkan.
Volume kolostrum berkiar antara 2-20 ml dalam 3 hari pertama setelah
melahirkan. Rata-rata enegi yang dapat diperoleh dari 100 ml kolostrum adalah 67
kalori. Kadar karbohidrat dan lemak pada kolostrum lebih rendah jika
dibandingkan dengan ASI matur, namun kadar natrium, kalium, klorinya lebih
tinggi. Total kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dari lemak dan
laktosa, dengan protein utama.
Keistimewaan kolostrum adalah memilih kandungan immunoglobulin A yang
dapat memberikan perlindungan bagi bayi hingga usia 6 bulan vitamin larut
lemak kalostrum lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur, lemaknya
lebih banyak mengandung kolesterol yang tinggi baik untuk perkembngan otak
dan mielenisasi saraf. Kolostrum juga mengandung tripsin inhibitor, sehingga
hidrolisi protein di dalam usus bayi menajdi kurang sempurna. Kadar antibody
pada bay akan semakin bertambah . klostrum yang dikomposisi bayi dapat
memfasilitasi perkembangan flora bifidus serta memfasilitasi pengeluaran
meconium (tinja bayi yang berwarna hijau kehitaman) dan mencegah bayi
kuning/icterus, sehingga usus akan berkmbang lebih matang, mencegah alergi dan
keadaan tidak tahan (intileransi). Kolostrum juga kaya vitamin A untuk mengurng
keprahan infeksi dan mencegah sakit mata.

B. ASI transisi/peralihan
ASI transisi merupakan peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matur.
ASI transisi diproduksi pada hari ke-7 atau ke-10 sampain 2 minggu pasca
melahirkan. Kandungan vitaminya lebih rendah dari kolostrum. Kadar protein

10
makin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin tinggi
sedangkan volume akan semakin meningkat.

C. ASI matur
ASI matur merupakan kandungan terbesar ASI yang disekresi pada minggu ke-2
setelah melahirkan dan seterusnya. ASI matur menghasilkan energy sekitar
75kal/100 ml. ASI matur berwarna putih kekuningan dikarenakan adanya garam
Ca-caseinat, riboflavin, dan karoten. ASI matur tidak menggumpal jika
dipanaskan. Didalamnya terdapat faktor antimicrobial yaitu antibodi, bakteri dan
virus. ASI matur memiliki sifat biokimia yang khas, yaitu kapasitas yang rendah,
adanya faktor bifidus, dan adanya hormone.

D. Upaya memperbanyak ASI


Air susu ibu atau ASI adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat di butuhkan
oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk bertumbuh kembang
bayi dan sesuai dengan kebutuhannya. Meski demikian, tidak semua ibu mau
menyusui bayinya karena berbagai alasan. Misalnya takut gemuk, sibuk, payu
darah kendor dan sebagainya. Ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi
mengalami kendala. biasanya ASI tidak mau keluar atau produksinya kurang
lancar.
Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon, prolactin dan
oksitosin.Untuk mengeluarkan ASI diperlukan hormon oksitosin yang kerjanya
dipengaruhi oleh proses hisapan bayi. Semakin sering putting susu dihisab oleh
bayi maka semakin banyak pula pengeluaran ASI. Hormon oksitosin sering
disebut sebagai hormone kasih sayang. Sebab , kadarnya sangat dipengaruhi oleh
Suasana hati,rasa bahagia, rasa di cintai, rasa aman, ketenangan.
1. Hal- hal yang mempengaruhi produksi ASI
 Makanan

11
Makanan yang dikomsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap
produksi ASI, makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan poa
makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.
 Ketenangan jiwa dan pikiran
Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran
harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang
akan menurunkan volume ASI.

 Penggunaan kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan
agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa
digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik
hormonal 3 bulanan.

 Perawatan payudarah
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi
hipofise untuk mengeluarkan hormone ploktin dan oksitosin.
 Pola istirahat
Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila
kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.

 Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan


Semakin sering bayi menyusu pada payudarah ibu, maka produksi dan
pengerluaran ASI akan semakin bnyak. Frekuensi penyusuan pada bayi
premature dan cukup bulan berbeda. Produksi ASI bayi premature akan
optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5kali per hari selama bulan
pertama setelah meahirkan.

12
 Berat lahir bayi
Bayi berat lahir rendah mempunyai kemampuan menghisab ASI yang
lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (>2500 gr)
 Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Bayi
yang lahir premature (umur kehamilan kurang dari 34minggu) sangat
lemah dan tidak mampu meghisap secaea efektif sehingga produksi ASI
lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan.
 Komsumsi rokok dan alkhol
Merokok dapat mengurangi volume ASI. Merokok akan menstimulasi
pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat produksi
oksitosin.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
ASI merupakan makanan terbaik bayi, yang mana proses pembentukan ASI dipicu oleh
hormone prolactin dan hormone oksitosin yamg berfungsi mengeluarkan ASI
ASI mengandung semua zat nutrisi spesifik sesuai yang dibutuhkan bayi diantarnya:
Lemak,protein,karbohidrat,anti bodi,vitamin,mineral, dan berbagai zat lainnya.
ASI juga memiliki rasa yang bervariasi sesuai dengan zat yang terkandung di dalam
makanan dana minuman yang di konsumsi ibu.
Bayi yang diberi ASI akan terhindar dari berbagai penyakit diantaranya diare,radang
pernafasan dll. Selain bagi manfaat bagi bayi menyusui juga bermanfaat bagi ibu,
misalnya mencegah pendarahan pasca melahirkan, mempercepat mengecilnya Rahim,
menunda masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker
payudara.

13
B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca serta dapat menambah
pengetahuan kita tentang gizi ibu nifas dn menyusui.

Daftar pustaka

Rukiyah,Al yeyeh, Lia Yulianti, Meida liana.2011. Asuhan kebidanan III ( Nifas ).
Jakarta: Transinformedia
http://ayurai.wordpress.com/2009/06/17/asi-menurut-stadium-laktasi/ Ayurai, 2009.
ASI Menurut Stadium Laktasi. Diunduh 23 September 2009, pukul 12:55 WIB.
Fikawati, Sandra,Ahmad, dan khaula. 2015. Gizi Ibu dan Bayi.PT.Raja
Grafindo Persada Jakarta.

14
15

Anda mungkin juga menyukai