Tujuan tindakan tersebut ialah mencapai his 3 kali dalam 10 menit, lamanya 40 detik.
AMNIOTOMI
Catatan : Di daerah dengan insidens HIV tinggi, selaput ketuban sejauh mungkin dipertahankan . Hati-hati
pada : pilihidramnion, presentasi muka, tali pusat terkemuka, dan vasa previa.
Cairan ketuban akan mengalir perlahan. Catat warnanya, kejernihan, pewarnaan mekonium,
jumlahnya . jika ada pewarnaan mekonium ( hijau), suspek gawat janin.
Jika kelahiran diperkirakan tidak terjadi dalam 18 jam, berikan antibiotika pencegahan : penisilin
G 2 juta unit I.V atau ampisilin 2 g I.V. ( ulangi tiap 6 jam sampai kelahiran ). Jika pasien tidak ada
tanda-tanda infeksi sesudah kelahiran , antibiotika dihentikan.
Jika proses persalinan yang baik tidak terjadi 1 jam setelah amniotomi, mulailah dengan
infus oksitosin
INDUKSI PERSALINAN
o Penilaian serviks
Jika skor > 6. Biasanya induksi cukup dilakukan dengan oksitosin. Jika ≤ 5,
matangkan serviks lebih dahulu dengan prostaglandin atau kateter foley.
Faktor S K O R
0 1 2 3
-Bukaan ( cm ) Tertutup 1-2 3-4 Lebih dari 5
-Panjang >4 3-4 1-2 <1
serviks ( cm )
-konsistensi Kenyal Rata-rata lunak -
-posisi Posterior Tengah anterior -
-turunnya
kepala ( cm dari -3 -2 -1 +1, + 2
spina iskiadika )
-turunnya
kepala ( dengan
palpasi 4/5 3/5 2/5 1/5
abdominal
menurut sistem
perlimaan )
o Oksitosin
Oksitosin digunakan secara hati-hati karena gawat janin dapat terjadi dari
hiperstimulasi. Walaupun jarang, ruptura uteri dapat pula terjadi, lebih-lebih pada
multipara.
Dosis efektif oksitosin bervariasi. Infus oksitosin dalam dekstrose atau garam
fisiologik, dengan tetesan dinaikkan secara gradual sampai his adekuat.
Pertahankan tetesan sampai persalinan
Pantau denyut nadi, tekanan darah, dan kontraksi ibu hamil, dan periksa denyut
jantung janin ( DJJ ).
Kaji ulang indikasi
Baringkan ibu hamil miring kiri
Catat semua pengamatan pada patograf tiap 30 menit
- Kecepatan infus oksitosin
- Frukuensi dan lamanya kontraksi ;
- Denyut jantung janin ( DJJ ). Dengar DJJ tiap 30 menit, dan selalu langsung
setelah kontraksi. Apabila DJJ kurang dari 100/menit , segera hentikan infus.
Infus oksitosin 2,5 unit dalam 500 cc dekstrose ( atau garam fisiologik ) mulai dengan
10 tetes/menit.
Naikkan kecepatan infus 10 tetes/menit tiap 30 menit sampai kontraksi adekuat
( 3 kali tiap 10 menit dengan lama lebih dari 40 detik ) dan pertahankan sampai terjadi
kelahiran .
Tabel : kecepatan infus oksitosin untuk induksi persalinan.
Jika terjadi hiperstimulasi ( lama kontraksi lebih dari 60 detik ) atau lebih dari 4
kali kontraksi dalam 10 menit, hentikan infus dan kurangi hiperstimulasi dengan :
- Terbutalin 250 mcg I.V. pelan-pelan selama 5 menit, ATAU
- Salbutamol 5 mg dalam 500 ml cairan ( garam fisiologik atau Ringer Laktat )
10 tetes/menit.
Tabel : Eksalasi cepat pada primigravida . kecepatan infus oksitosin untuk
induksi persalinan.
Jika tidak tercapai kontraksi yang adekuat ( 3 kali tiap 10 menit dengan lama lebih
dari 40 detik ) setelah infus oksitosin mencapai 60 tetes per menit.
- Naikkan kosentrasi oksitosin menjadi 5 unit dalam 500 ml dekstrose ( atau garam
fisiologik ) dan sesuaikan kecepatan infus sampai 30 tetes per menit
( 15 mIU/menit ) :
- Naikkan kecepataninfus per menit tiap 30 menit sampai kotraksi dekuat ( 3 kali
tiap 10 menit dengan lama lebih dari 40 detik ) atau setelah infus oksitosin
mencapai 60 tetes per menit.
Jika masih tidak tercapai kontraksi yang adekuat dengan konsentrasi yang lebih
tinggi:
- Pada multigravida , induksi dianggap gagal, lakukan seksio sesarea
- Pada primigravida, infus oksitosin bisa dinaikkan konsentrasinya yaitu :
o 10 unit dalam 500 ml dekstrose ( atau garam fisiologik ) 30 tetes per menit.
o Naikkan 10 tetes tiap 30 menit sampai kontraksi adekuat.
o Jika kontraksi tetap tidak adekuat setelah 60 tetes per menit
( 60 mIU per menit), lakukan seksio sesarea.
PROSTAGLANDIN
Prostaglandin sangat efektif untuk pematangan serviks selama induksi persalinan,
Pantau denyut nadi, tekanan darah, kontraksi ibu hamil, dan periksa denyut jantung
janin ( DJJ ). Catat semua pengamatan pada patograf.
Kaji ulang indikasi
Prostaglandin E2 ( PGE2 ) bentuk pesarium 3 mg atau gel 2-3 mg ditempatkan pada
forniks posterior vagina dan dapat diulangi 6 jam kemudian ( jika his tidak timbul )
Pantau denyut jantung janin dan his pada induksi persalinan dengan prostaglandin
KATETER FOLEY
Merupakan alternatif lain samping pemberian prostaglandin untu mematangkan
serviks dan induksi persalinan.
Jangan lakukan kateter Foley jika ada riwayat perdarahan , ketuban pecah,
pertumbuhan janin terlambat, atau infeksi vagina