Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH IDUL FITRI

Takbir 9x

Syahadat dan Shalawat

Albaqarah ayat 172

Lantunan takbir diwaktu pergantian siang dan malam mulai menggema kemarin petang,
pertanda kita telah dipisahkan dengan bulan Ramadhan. Perpisahan yang diwarnai
hingar bingar kebahagiaan yang berpadu dengan kesedihan yang mendalam.
Kebahagiaan sebagai wujud syukur atas keberhasilan perjuangan kita di bulan
Ramadhan, yang tak hanya menahan lapar dan dahaga, akan tetapi juga menahan dari
perihal yang membatalkan puasa baik membatalkan secara rukun, ataupun
membatalkan secara makna dan pahala.
Akan tetapi tak dapat dipungkiri, ada goresan kesedihan mendalam dalam jiwa kita,
karena ramadahan yang penuh dengan nilai istimewa meninggalkan kita. Lantunan
takbir yang mendayu dayu juga memunculkan Kembali memori kita dengan orang orang
tercinta.
Sebagian orang, tak lagi dapat bersimpuh penuh peluh di kaki ayahandanya, untuk
meminta maaf atas segala kesalahan yang melukai hatinya, kini ayahanda telah
menghadap kepada Sang Pencipta. Lalu apa yang dapat kita perbuat untuk meringankan
hisabnya selain doa dari kita.
Lalu Sebagian orang, tak lagi dapat mencium kaki ibundanya, untuk memohon maaf atas
sikap durhakanya, kini ibunda telah menghadap Allah SWT, lalu apa yang dapat kita
perbuat untuk meringankan hisabnya selain doa kita.
Maka bersyukurlah bagi kita yang masih bisa menyanding ayah dan ibundanya, di
momen yang fitri ini, peluklah tubuh mereka yang mulai renta, karena tubuh itulah yang
dulu menyangga kita Ketika kita belum mampu berjalan, karena tubuh itulah yang dulu
melindungi kita dari segala badai ujian kehidupan.
Jamaah shalat idul fitri yang dirahmati Allah SWT.
Momen idul fitri yang begitu berharga ini sudah seharusnya mampu meningkatkan
kesyukuran kita kepada Allah SWT. Shalawat serta salam juga tak henti kita junjungkan
kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan bagi kita
sehingga mampu membimbing kita melalui Ramadhan ini dengan khusyuk.
Jamaah yang di Rahmati Allah SWT. Pada khutbah yang singkat ini, izinkan khatib
menyampaikan 2 wasiat penting dalam kehidupan kita.
Pertama, jauhkanlah diri kita dari yang haram.
Akhir akhir ini kita sering dipertontonkan dengan tingkah manusia yang semakin berani
dan terang-terangan melanggar syariat Allah. Baik dari kasus mega korupsi yang
mengakibatkan penderitaan jutaan orang, hingga tipu daya dan pencurian yang
dilakukan dengan dalih sesuap nasi. Terkadang kita tak lagi peduli tentang apa yang
dimasukkan kedalam tubuh kita, tak peduli tentang halal dan haram dari makanan yang
disuapkan ke anak anak kita. Dan kita tak lagi peduli apa akibat dari semua itu. Namun
Di sisi lain, dengan santainya kita berdoa memohon agar diberikan anak yang sholih dan
sholihah, agar di berikan anak yang cerdas dan sukses, dengan santainya pula meminta
agar diberikan kehidupan yang baik, diberikan badan yang sehat dan sebagainya. Lalu
apakah doa kita akan dikabulkan oleh Allah SWT? Jika daging dalam tubuh kita
ditumbuhkan dari makanan yang haram.
Rasul bersabda

Dalam hadits tersebut juga terdapat kutipan ayat dalam alquran surat Al mu’minun ayat
51

Allah menyerukan kepada para rasulnya untuk memakan makanan dari yang baik baik
dan melakukan amal shalih. Maka seruan tersebut juga berlaku bagi kita pengikut rasul.
Maka sudah seharusnya kita memperhatikan Kembali tentang apa yang kita makan, dan
juga apa yang melekat di sekujur tubuh kita.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang
telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu.
Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa: “Wahai Tuhanku, wahai
Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang
haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka
bagaimanakah Allah akan mengabulkan doanya?” (HR Muslim).
Mengacu pada hadits tersebut, begitu fatal akibat yang harus kita tanggung jika kita
memakan makanan yang haram, hingga semua doa kita tak akan pernah dikabulkan
oleh Allah SWT. Lalu kemudian bagaimana nasib ibadah kita jika di dalam tubuh kita
masih terkandung zat yang haram?
Kemudian rasul bersabda dalam haditsnya

‫ت ال َّنا ُر َأو َلى ِبه‬


ِ ‫ت إالَّ َكا َن‬ َ ‫الَ َيرْ بُو َلحْ ٌم َن َب‬
ٍ ‫ت ِمنْ سُح‬
tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama
atasnya. [HR. Tirmidzi]
sungguh berat ancaman yang Allah gambarkan, lalu mengapa dengan mudahnya kita
menyuapkan makanan yang haram ke dalam tubuh anak anak kita. Makanan dapat
dikatakan haram tidak hanya karena mengandung zat yang haram, akan tetapi juga
dapat disebabkan bagaimana cara kita mendapatkannya, apakah kita mendapatkan
dengan cara yang baik atau tidak. Betapa meruginya jika kita tidak memperhatikan
dengan baik tentang apa yang kita makan, apa yang kita minum, dan apa yang kita
pakai.
Jamaah yang dirahmati Allah SWT.
Wasiat khutbah yang kedua, marilah kita mengingat kematian.
Allah menyampaikan secara pasti tentang kematian didalam firmannya surat Al Ankabut
57.

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu
dikembalikan.
Terdapat beberapa golongan manusia dalam menyikapi kematian. Golongan pertama
ialah orang orang yang selalu mengingat kematian dan kemudian disibukkan dengan
memperisapkan bekal untuk menghadapi kematian yang pasti dating tersebut.
Kehidupan mereka disibukkan dengan melaksanakan kewajiban ibadah yang telah Allah
perintahkan, disisi lain mereka juga sibuk menebar manfaat kepada umat manusia
sebagai wujud habluminannas yang baik. Betapa beruntungnya bagi mereka yang dalam
kehidupannya dipenuhi dengan amal shalih yang semata mata dilakukakn demi meraih
ridho Allah SWT. Hingga akhirnya kematian menyambut mereka dengan penuh
perisapan kebaikan.
Golongan kedua ialah orang orang yang tak pernah mengingat tentang kematian,
kemudian kehidupannya disibukkan dengan pemenuhan nafsu duniawi, jabatan, harta,
kekuasaan dan perhiasan dunia lainnya yang mampu melupakan tujuan mengapa
mereka diciptakan di muka bumi ini. Tak sedikit dari mereka yang sibuk menebar
kerusakan dimuka bumi, menebar kedzaliman terhadap sesama manusia, hingga
akhirnya kematian menjemputnya dalam keadaan penuh hina.
Golongan ketiga ialah orang orang yang mengingat kematian, tapi mereka mencoba lari
dari kematian itu. Mereka tak pernah mau mempersiapkan bekal yang baik untuk
menyambut kematian tersebut. Hidupnya dipenuhi dengan kecemasan, ketakutan, dan
kekhawatiran. Hingga semua urusannya didunia hanya bertujuan agar dijauhkan dari
kematian. Hingga akhirnya kematian pun tetap datang meskipun ia lari dari padanya.
Hal tersebut telah Allah gambarkan dengan jelas dalam surat Al Jumu’ah ayat 8
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti akan
menemuimu
Kemudian Allah juga memberikan peringatan dengan jelas dalam surat Yunus ayat 49

 Bagi setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak
dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.
Tak kurang kurang Allah menggambarkan tentang kematian kepada umat manusia,
namun hingga saat ini banyak manusia yang tak pernah peduli dengan kematian, atau
bahkan Sebagian dari manusia dengan lantang mengatakan tak memiliki rasa takut
terhadap kematian. Hal itu didasari karena mereka menganggap bahwa hari pembalasan
setelah kematian hanyalah dongeng kosong belaka, dan bahkan Sebagian mereka tak
mempercayai adanya siksa kubur. Maka sungguh Allah telah menjelasan perihal hari
pembalasan dengan jelas dalam firmannya surat Al An’am ayat 93

Betapa menakutkannya sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim berada
dalam kesakitan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya,
sambil berkata, “Keluarkanlah nyawamu.” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab
yang sangat menghinakan.

Jamaah sidang shalat idul fitri yang diramhati Allah,


Sungguh kita tidak mengetahui,
Akankah kita dipertemukan dengan ramadhan tahun depan, ataukah detak nafas yang
lebih dahulu berhenti dari jantung kita,
Akankah kita dipertemukan dengan indahnya shalat tarawih tahun depan, ataukah lebih
dulu tubuh kita kaku membujur dimandikan oleh keluarga kita,
Akankah kita dipertemukan dengan suasana sahur pada tahun depan, ataukah
lembaran kain kafan yang lebih dulu menyelimuti tubuh kita,
Akankah kita dipertemukan dengan rasa lapar puasa di tahun depan, ataukah untaian
tali kafan lebih dulu mengikat tubuh kita,
Akankah kita dipertemukan dengan indahnya shalat idul fitri tahun depan, ataukah
kerumunan orang lebih dulu datang berduyun duyun untuk menyolatkan kita,
Akankah kita dipertemukan dengan hangatnya suasana silaturahmi lebaran tahun
depan, ataukah keranda jenazah lebih dulu mengantarkan tubuh kita ke liang kubur,
yang akan menjadi pintu pertanggung jawaban atas segala amal kita.
Barakallah

Khutbah kedua
Takbir 7x
Alhamdulillahilladzi hadza na li hadza,,,,
Syahadat dan Shalawat

Jamaah yang dirahmati Allah SWT.


Pada khutbah kedua ini, marilah kita renungi Bersama sama, kematian yang Allah
tetapkan sungguh tak dapat kita tunda ataupun kita ajukan barang sesaatpun, dan
apabila ajal itu telah tiba, maka tak ada lagi kesempatan untuk bertaubat memohon
ampun atas segala dosa dosa kita. Setiap detik usia kehidupan ini sejatinya adalah
kesempatan kedua yang Allah berikan untuk memperbaiki kehidupan kita.
Semua amalan akan terputus oleh kematian kecuali 3 perkara, ilmu yang bermanfaat,
sodakoh jariyah, dan anak yang shalih yang mendoakan orang tuanya. Lalu apakah kita
sudah menebar ilmu yang bermanfaat bagi anak anak dan lingkungan kita? Ataukah kita
hanya sibuk mencontohkan prilaku tipu daya kepada generasi muda kita. Lalu apakah
akan bermakna sodakoh jariyah kita jika harta yang kita sedekahkan kita dapatkan dari
pekerjaan yang tidak halal? Lalu apakah akan sampai doa anak anak kita yang dikirimkan
setelah kematian kita, sementara ia tumbuh dewasa dari makanan yang tidak halal yang
kita suapkan.
Maka dimomen idul fitri yang penuh ampunan ini, sudah seharusnya kita memohon
ampun dan bertaubat kepada Allah atas dosa dosa kita. Kemudian marilah Bersama
sama kita jadikan momen idul fitri ini sebagai momen untuk Kembali kepada jalan
benar, Kembali kepada jalan yang halal.
Do’a
Ya Allah, ampunilah dosa kami yang selama ini tak mempedulikan halal haram atas apa
yang kami makan ya Allah,
Ampunilah dosa kami yang telah menyuapkan makanan yang haram ke mulut anak anak
kami ya Allah,
Ampunilah dosa dari pekerjaan kami yang menyebabkan haramnya makanan kami,
minuman kami, dan pakaian kami ya Allah,
Ya Allah, bukakanlah seluas luasnya pintu pekerjaan halal bagi kami yang Allah, agar
kami mampu menafkahi keluarga kami dengan nafkah yang halal ya Allah.
Ya Allah, ampunilah dosa kami yang tak pernah melaksanakan perintah shalatmu ya
Allah,
Ampunilah dosa kami yang tak pernah menginjakkan kaki kami di masjidmu hanya
karena kemalasan kami ya Allah, hanya karena gengsi dan malu kami jika dilihat
tetangga kami Ya Allah,
Ya Allah, berikanlah kesempatan bagi kami untuk memperbaiki shalat kami ya Allah,
semoga shalat ini yang akan mengembalikan kami menuju jalan kebenaranmu ya Allah.
Ya Allah, ampunilah dosa kami atas kesombongan harta, pangkat, ilmu dan Pendidikan
yang melekat dalam diri kami ya Allah,
Semoga harta, pangkat, ilmu dan Pendidikan ini semakin mendekatkan diri kami
kepadamu ya Allah, bukan semakin menjauhkan kami dari ridhomu ya Allah.
Robbana atina fiddunya khasanah,,,
Taqabbalallahu minna waminkum, taqabbal yaa kariim.

Anda mungkin juga menyukai