Di susun Oleh
ٍ ن َوأَحْ يَ ْيتَنَا ْاثنَتَ ْي ِن فَا ْعت ََر ْفنَا بِ ُذنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى ُخر8ِ قَالُوا َربَّنَا أَ َمتَّنَا ْاثنَتَ ْي
ُوج ِم ْن َسبِي ٍل
“ Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah
menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka Adakah
sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?" QS. Ghafir [40]: 11,
ََك ْيفَ تَ ْكفُرُونَ بِاهَّلل ِ َو ُك ْنتُ ْم أَ ْم َواتًا فَأَحْ يَا ُك ْم ثُ َّم يُ ِميتُ ُك ْم ثُ َّم يُحْ يِي ُك ْم ثُ َّم إِلَ ْي ِه تُرْ َجعُون
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?”. QS. Al-Baqarah [2]:28
Kehidupan setelah mati digambarkan Allah dalam al-Quran jauh lebih baik
dari pada kehidupan di dunia. Firman Allah,
ْ ُع ال ُّد ْنيَا قَلِي ٌل َواآْل ِخ َرةُ َخ ْي ٌر لِ َم ِن اتَّقَى َواَل ت
ظلَ ُمونَ فَتِياًل ُ قُلْ َمتَا...
"Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk
orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”. QS. An-Nisa’
[4]:77
ك ِمنَ اأْل ُولَى
َ ََولَآْل ِخ َرةُ َخ ْي ٌر ل
“ dan sesungguhnya akhirat itu lebih baik bagimu dari pada dunia”. QS. Al-
Dhuha [93]:4
Ar-Raghib al-Ishahani menegaskan, “kematian, yang dikenal dengan
berpisahnya ruh dari badan, merupakan sebab yang mengantarkan manusia
menuju kenikmatan abadi. Kematian adalah berpindah dari satu negeri ke
negeri lain”.[3]
Al-Quran menyebut juga kematian dengan istilah wafat yang berarti
sempurna dan imsak yang berarti menahan. Sehingga dengan kematian
manusia memperoleh kesenpurnaan seperti menetasnya ayam dari telurnya.
ٍل8 َرى ِإلَى أَ َج8 ُل اأْل ُ ْخ8وْ تَ َويُرْ ِس88ا ْال َم88َى َعلَ ْيه8ض
َ َالَّتِي ق س< ُك ْ س ِحينَ َموْ تِهَا َوالَّتِي لَ ْم تَ ُم
ِ فَيُ ْم ا88َت فِي َمنَا ِمه َ ُاأْل َ ْنف يَتَ َوفَّى ُ هَّللا
َت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون َ ًِمًّى إِ َّن فِي َذل8X ُم َس
ٍ ك آَل يَا
“Allah menyempurnakan jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang)
yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang Telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berfikir”. (Qs. Az-Zumar [39]: 42)
ك//ألنا عن ذال/ال س/ا" فق/بيل هللا اموات/سأ لنا او سأ لت عبد هللا ابن مسعود عن هذه األية "ال تحسبنّ الذين قتلوا فى س
أوى الى//رسول هللا فقال ارواحهم فى جوف طير خضر لها قناديل معلقة بالعرش تسرح من الجنة حيث شاء ت ثم ت
ة حيث//تلك القنا ديل فا طلع عليهم ربهم اطالعة فقال هل تستهون شيأ ؟ فقالوا أى شيئ نستهى ونحن نسرح من الجن
شئنا ففعل ذلك بهم ثالث مرات فلما راوا أنهم لن يتركوا من ان يسألوا قالوا يارب نزيد ان تر ّد ارواحنا فى اجسا دنا
حتى نقتل فى سبيلك مرة اخرى فلما رأى ان ليس لهم حاجة تركوا رواه مسلم والترمزى
Kami bertanya kepada Abdullah bin Mas’ud tentang ayat QS Ali Imran: 169 (di atas) .
Abdullah bin Mas’ud berkata,: “Sesungguhnya kami telah menanyakan hal itu kepada
Rasulullah, dan beliau bersabda:” Arwah mereka di dalam rongga burung berwarna
hijau dengan pelita-pelita yang tergantung di bawah ‘Arasy, terbang ke sorga dengan
mudah kemanapun mereka kehendaki kemudian kembali lagi kepada pelita-pelita itu.
Tuhan mereka mengunjungi mereka dan berfirman, “Apakah kalian menginginkan
sesuatu? Mereka menjawab, “Apalagi yang kami inginkan sedangkan kami terbang
dengan mudahnya di Sorga, ke manapun kami menghendaki?” Tuhan melakukan hal
yang demikian tiga kali dan ketika mereka sadar bahwa mereka tidak dibiarkan tanpa
meminta sesuatu, mereka berkata: “Wahai Tuhan, kami ingin agar arwah kami
dikembalikan ke jasad kami, sehingga kami dapat gugur di jalan-Mu untuk kali yang
kedua. Setelah Tuhan melihat bahwa mereka tidak memiliki keinginan lagi di sana (lebih
dari apa yang mereka peroleh selama ini) maka mereka dibiarkan”.
Ali ibn Abi Thalib juga pernah berkomentar kepada seorang sahabat yang
bernama Yunus bin Zibyan,
ير//ه هللا ص//سبحان هللا المؤمن اكرم على هللا من ان يجعل روحه في حصولة طير احضر يا يونس المؤمن اذا قبض
ا في//ان عليه//تى ك//ورة ال//ك ص//وه بتل//ادم عرف//روحه في قالب كفال به فى الدنيا فيأكلون ويشربون فأذا قدم عليهم الق
الدنيا
“Maha suci Allah, seorang mukmin lebih mulia di sisi Allah untuk ditempatkan ruhnya
di rongga burung hijau wahai Yunus! Seorang mukmin bila diwafatkan Allah, ruhnya
ditempatkan pada suatu wadah sebagaimana wadahnya pada waktu di dunia. Mereka
makan dan minum, sehingga bila ada yang datang kepadanya, mereka mengenalnya
dengan keadaannya semasa di dunia”
Para ulama menafsirkan pengiring pada ayat di atas dengan malaikat dan
penyaksi pada ayat di atas dengan kesaksian diri mereka sendiri yang dapat
mengelak, atau amal perbuatan mereka masing-masing.
َيَوْ َم تَ ْشهَ ُد َعلَ ْي ِه ْم أَ ْل ِسنَتُهُ ْم َوأَ ْي ِدي ِه ْم َوأَرْ ُجلُهُ ْم بِ َما َكانُوا يَ ْع َملُون
Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka
terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.