Anda di halaman 1dari 3

TILAWAH DAN TAHAJUD

BEKAL RUHIYAH UNTUK KEMENANGAN DAKWAH

Ikhwah fillah rahimakumullah…


Kemenangan dakwah adalah sesuatu yang harus kita raih karena dengannya dakwah
semakin terbuka lebar dan terus maju berkembang. Sebagaimana peristiwa Fathu Mekkah
menjadi titik awal berkembangnya dakwah di zaman Rasulullah saw. hingga akhirnya Islam
pun mulai dikenal masyarakat dunia dengan visi-misinya yang luhur sebagai rahmatan lil
‘alamin.
Kemenangan adalah takdir dan sudah tercatat tentunya di Lauhul mahfudz, namun ikhtiar
dan mujahadah lahiriyah serta batiniyah tetap harus dijalankan sebagai bentuk pengamalan
sunnatullah dalam menjemput takdir kemenangan tersebut. Oleh karena itu seyogyanya
harus menjadi perhatian kita semua, bahwa jalinan hubungan kita kepada Rabbul Asbab
Allah swt. sebagai pemilik dan penentu sebab-sebab kemenangan harus terus ditingkatkan,
quwwatusshillah billah harus terus kita kuatkan dan kokohkan.
Ikhwah fillah rahimakumullah...
Ada amalan yang dapat kita jadikan bekal untuk memperoleh kemenangan dakwah dalam
kontek jihad siyasi pada Pemilu 2024 ini, diantaranya:
Pertama, Tilawah Alquran
Hendaknya kita sebagai pejuang dakwah terbiasa mengkhatamkan Alquran satu kali setiap
bulan. Apa hubungannya Alquran dengan kemenangan dan kekalahan? Mari kita tadabburi
ayat berikut ini.
ِ ‫ال الَّ ِذين َك َفروا ََل تَسمعوا ِِل َذا الْ ُقر‬
‫آن َوالْغَ ْوا فِ ِيه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْغلِبُو َن‬ْ َ َُْ ُ َ َ َ‫َوق‬
Dan orang-orang yang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Alquran ini
dan buatlah kegaduhan terhadapnya agar kamu dapat mengalahkan (mereka).” (Fushilat: 26)
Tokoh-tokoh musyrikin Quraisy amat resah dengan tilawah Rasulullah saw. dan para
sahabatnya. Oleh karena itu, mereka berupaya untuk dapat mengalahkan dakwah Rasul saw.
dengan cara melarang diri mereka sendiri untuk mendengarkan Alquran. Mereka lalu
mengganggu dan menghalang-halangi bacaan Alquran dengan berbagai cara seperti
membuat kegaduhan, menghadirkan kebisingan, dan mencampuradukan bacaan Alquran
dengan percakapan manusia. Namun Rasul saw. dan para sahabat tetap terus melantunkan
ayat-ayat Alquran dan mentilawahinya tanpa mengenal lelah dan bosan, sampai akhirnya
Allah swt. menganugrahkan kemenangan. Mereka dapat berupaya mengalahkan dakwah
dengan menjauhkan umat dari Alquran, tetapi sebaliknya kita dapat memenangkan dakwah
dengan terus mendekatkan diri kita dengan Alquran dan menghidupkan umat dengan cahaya
Alquran, sebagaimana seorang Ulama dakwah berkata:

ِ ‫ب ه ِذهِ ْاْل َُّم ِة فَيحيِي ِه ِِبلْ ُقر‬ ِ ِ


‫آن‬ْ ْ ُ َ ِ ‫َولَكنَّ ُك ْم َرْو ٌح َجدي ٌد يُ ْس ِري ِِف قَ ْل‬
Akan tetapi kalian adalah ruh baru yang berjalan di jantung umat ini, dan menghidupkannya
dengan Alquran.

‫وََل ِِف أَقَ ِل ِم ْن ثََلثَِة أَّيم‬، ِ ِ ِ ْ ‫و‬،‫اَّللِ ََل يَِق ُّل َع ْن ُج ْزٍء‬ ِ َ‫ك ِورٌد ي وِمي ِمن كِت‬
َ ‫اجتَه ْد أَ ْن ََل ََتْت ُم ِِف أَ ْكثَر م ْن َش ْه ٍر‬ َ َّ ‫اب‬ ْ ْ َ ْ َ َ‫أَ ْن يَكو َن ل‬
Hendaknya kamu memiliki wirid harian Alquran minimal 1 (satu ) juz, dan bersungguh
sungguhlah menghatamkannya dalam waktu tidak lebih dari satu bulan dan tidak kurang dari
tiga hari.
Kedua, shalat tahajjud
Mengerjakan shalat tahajjud walaupun hanya minimal dua rakaat plus witir tiga rakaat,
merupakan amal ibadah yang utama dan bernilai tinggi. Tahajjud diperintahkan oleh Allah
swt. dalam ayat berikut, mari camkan terlebih dahulu ayat-ayat berikut ini beserta artinya :
ۡ ۡ ۡ ِ ‫) وقُل َّر‬79( ‫ك م َق ࣰاما َّ َّۡمم ࣰودا‬ ۡ ‫وِمن ٱلَّ ۡي ِل ف ت هج ۡد بِِهۦ َنفِل ࣰة لَّك عس ٰۤى أَن ي‬
‫ب أ َۡد ِخلنِی ُمد َخ َل ِصد ࣲق َوأ َۡخ ِر ۡجنِی‬ َ ُ ‫ب‬
‫ر‬
ُّ ‫ك‬
َ َ َ َ ََ َ‫ث‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ََ َ ََ َّ َ ََ َ َ
ࣰ ۡ ُۚ ۡ ۡ ٰۤ ۡ
ࣰ ِ ‫ُۡمرج ِصد ࣲق وٱجعل لِی ِمن لَّدنك سلطَنا ن‬
ࣰ ۡ ۡ
)81( ‫كا َن َزُهوقا‬ َ ‫) َوقُ ۡل َجاءَ ٱۡلَ ُّق َوَزَه َق ٱلبَ ِط ُل إِ َّن ٱلبَ ِط َل‬80( ‫َّصریا‬ ُ َ ُ َ َ ََُ
Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan
bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji, Dan katakanlah
(Muhammad), “Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula)
aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat
menolong(ku). Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.”
Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. (Al-Isra': 79-81)
Dari ayat tersebut Allah swt. menghadiahkan bagi mereka yang mengerjakan tahajjud
dengan tiga manfaat besar sebagai hadiah dan anugrah yang sangat berharga.
Pertama, "maqamam mahmuda", tempat yang terpuji. Dalam Tafsir Ibnu Katsir diartikan
dengan "maqamus syafaa'ah", tempat Rasul saw. memberikan syafaat kepada ummatnya di
akhirat kelak, namun maqamam mahmuda, juga dapat diartikan secara kontekstual dengan
tempat yang baik. Tahajjud yang dilaksanakan oleh Rasul saw. dan para sahabatnya telah
mengantarkan mereka kepada kemenangan perjuangan dakwah dan risalah yang titik
kulminasinya adalah Fathu Mekkah.
Kedua, "sulthanan nashira", kekuasaan yang menolong. Menolong dakwah dari
keterpurukan, menolong dakwah dari kelambanan laju pertumbuhannya, disinilah
pentingnya kemenangan meraih kekuasaan untuk kelancaran dakwah dan perjuangan, serta
untuk membangun negeri, mewujudkan kesejahteraan rakyat di segala bidang. Namun ini
semua memerlukan proses, ayat tersebut menjelaskan proses "mukhroja sidqin", tempat
keluar yang benar, yang ditakwil oleh ulama mufassirin dengan keluar hijrah dari Mekkah
menuju "mudkhola shidqin", tempat masuk yang benar, yang ditakwil dengan masuk ke kota
Madinah.
Kita berharap kemenangan dalam jihad siyasi di Pemilu 2024 dapat menjadi momentum
shulthanan nashira bagi dakwah ke depan.
Ketiga, "tahqiqul haq wa ibthalul bathil" mendatangkan yang haq dan melenyapkan yang
bathil. Hal ini dapat dilakukan manakala kemenangan dakwah dan kekuasaan dapat kita raih.
Ketiga hal tersebut, maqmam mahmuda, sulthanan nashira, dan tahqiqul haq wa ibthalul
baathil, hendaknya senantiasa dimohonkan kepada Allah swt., diiringi keyakinan kuat, jika
mobilisasi doa ini berjalan dengan baik maka Allah swt. akan kabulkan doa dan permintaan
hamba hamba-Nya terlebih lagi dipanjatkan selepas shalat Tahajjud, sebagaimana yang Allah
swt. telah janjikan melalui sabda Nabi-Nya :

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


‫ول َم ْن يَ ْدعُ ِون‬ ِ ‫ث اللَّي ِل‬
ُ ‫اآلخ ُر يَ ُق‬ ِ ِ َّ ‫ي ت ن َّزُل ربُّنا تَبارَك وتَع َال ُك َّل لَي لَ ٍة إِ َل‬
ْ ُ ُ‫ي يَْب َقى ثُل‬َ ‫الس َماء الدُّنْيَا ح‬ ْ َ َ َ َ َ َ َ ََ
ِ ِ ِ ِ ‫فَأ‬
ُ‫ َوَم ْن يَ ْستَ ْغف ُرِن فَأَ ْغفَر لَه‬، ُ‫ َم ْن يَ ْسأَلُِن فَأ ُْعطيَه‬، ُ‫يب لَه‬
َ ‫َستَج‬
ْ
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga
malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan
doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun
pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758).

Seorang Ulama dakwah berpesan sangat dalam tentang pentingnya Tahajjud dan munajat
kepada para pengikutnya:
ِ ‫ فَتَستَح‬، ‫ وقَ ْد س َكن ال َكو ُن ُكلُّه‬. ‫ك والنَّاس نِيام‬ ِ َ‫ات اَلْمن‬ ِ َ‫ّي أ َِخي لَع َّل أَطْيب أَوق‬
‫ك َوتَتَ َذ َّك ُر‬َ َ‫ض ُر قَلْب‬ ْ ْ ُ ْ َ َ َ ٌ َ ُ َ َ ِ‫اجات أَ ْن ََتْلَُو بَِرب‬ َ ُ ْ ََ َ َ
ِ
‫ َو تُلِ ُّح ِِف الدُّعاء َوََْتتَ ِه ُد‬، ‫ َو تَ ْشعُ ُر ِِبُراقَبَتِ ِه‬، ‫ َوتَ ْبكِي ِم ْن َخ ْشيَتِ ِه‬، ‫ضلِ ِه‬ ْ َ‫ك بِ ِذ ْك ِرهِ َوتَ ْفَر ُح بَِر ْْحَتِ ِه َو ف‬
َ ُ‫ َويَطْ َمئِ ُّن قَلْب‬، ‫ك‬ َ َّ‫َرب‬
ِ ِ ِ‫ وتَسأَلُه لِدينِك وآ ِخرت‬,}‫ول لَهۥ ُكن فَي ُكو ُن‬ ۡ ٰۤ ۡ ٰۤ
‫ك‬َ ِ‫ك َوَوطَن‬ َ ِ‫ك َوج َهاد َك َوَد ْع َوت‬
َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ
ِ
ُ َ ‫ِِف ِال ْستغْفا ِر {إََِّّنَا أَم ُرهُۥٰۤ إِذَا أ ََر َاد َشئًا أَن يَ ُق‬
َّ ‫ص ُر إََّل ِم ْن عِنْ ِد‬
‫اَّللِ الْ َع ِزيْ ِز اۡلَكِْي ِم‬ ْ َّ‫ َوَما الن‬، ‫ك‬ َ ِ‫ك َوإ ْخ َوت‬ َ ‫ك َونَ ْف ِس‬
ِ
َ ِ‫َوبِلَد َك َو َع ِش ْریَت‬
Wahai saudaraku....semoga waktu terbaik bermunajat adalah saat saat engkau menyendiri
bersama Tuhanmu sementara orang-orang tertidur lelap. Dunia seluruhnya hening, maka
hadirkanlah hatimu, berzikirlah ingat-ingatlah Tuhanmu, hatimu akan tenang, bahagia
dengan rahmat dan karunia-Nya, menangis karena takut kepada-Nya, merasakan muroqobah-
Nya, lirih dalam doa, sungguh-sungguh dalam istighfar (Sesungguhnya urusan-Nya apabila
Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu,
Memohonlah kepada-Nya untuk kebaikan agama, akhirat, jihad, dakwah, negara, keluarga,
diri sendiri dan saudaramu, Dan tidaklah pertolongan itu kecuali datang dari Allah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Anda mungkin juga menyukai