Anda di halaman 1dari 20

TUTORIAL PBL MODUL 4 (SULIT BERKEMIH)

SISTEM UROGENITAL
Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis, MS, MH.

Ketua : Tiara Andarini 2014730090


Sekertaris : Khilda Zakiyyah Saadah 2014730047
Anggota : Noer M Riansyah 2014730074
Andi Bagus Prayogo 2014730008
M. Aufaiq Akmal Noor 2014730051
Angia Puspita Dewi 2014730009
Neng Angie Rivera 2014730073
Harniza Mauludi 2014730039
Khaerunnisa M.M 2014730046
SKRENARIO

Seorang anak Laki-laki usia 2 tahun diantar kedua orang


tuanya ke rumah sakit dengan keluhan menangis setiap
saat buang air kecil. Kencing menetes dan kadang-
kadang disertai demam yang sudah dirasakan sejak 5
hari yang lalu. Hari ini anak tersebut tidak bisa kencing.
Tidak ada riwayat anggota keluarga mengalami keluhan
seperti ini.
MIND MAP

Sulit
Berke ANAMNES
muh

Laki-laki Klasi Diferent Pemerik Workin Prognos


etiolo ial saan g Penatala is dan
gi umur 2 fikas
Diagnosi Penunja Diagoosi ksanaan Pencega
tahun i s ng s han

Patomekan
isme
P. FISIK
PERTANYAAN

1. Apasaja kelainan anatomis yang dapat ditemukan pada skrenario?


2. Apasaja gejala klinis dari penyakit sulit berkemih?
3. Apasaja penyakit-penyakit dengan gejala sulit berkemih pada
skrenario?
4. Faktor apasaja yang menyebabkan sulit berkemih?
5. Bagaimana patomekanisme sulit berkemih?
6. Apakah ada hubungan demam dengan sulit berkemih?
7. Apa differential diagnosis pada penyakit di skrenario?
8. Bagaimana penegakan diagnosis berdasarkan skrenario?
9. Apa penatalaksanaan pada skrenario?
10. Bagaimana prevalensi dan epidemiologi pada penyakit di skrenario?
11. Bagaimana komplikasi dan prognosis pada skrenario?
ANATOMI GENITALIA PRIA

Noer M Riansyah (2014730074) B.Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Hlm. 238-241
KELAINAN YANG MUNGKIN TIMBUL

• Balanitis adalah
inflamasi superfisial
glans penis yang
disebabkan karena
infeksi bakteria ataupun
kandida dan iritasi dan
iritan eksterna. Biasa
dikeluhkan adanya
iritasi, kemerahan,
eksudat dan edema glans
penis.

Noer M Riansyah (2014730074) B.Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Hlm. 238-241
KELAINAN YANG MUNGKIN TIMBUL

Phimosis adalah preputium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke


proksimal sampai ke korona glandis karena debris yang dihasilkan oleh epitel
preputium (smegma) mengumpul di dalam preputium dan perlahan-lahan
memisahkan preputium dari glans penis.
Noer M Riansyah (2014730074) B.Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Hlm. 238-241
PENYAKIT-PENYAKIT DENGAN
GEJALA SULIT BERKEMIH
Infeksi Saluran
Phimosis Balanopostitis
Kemih

Prostatitis
Pielonefritis Akut Prostatitis Bakterial Urosepsis
Akut (I)

Batu Buli-Buli

Angia P D (2014730009) B.Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Hlm. 238-241
FAKTOR PENYEBAB SULIT BERKEMIH

1. INFEKSI

2. OBSTRUKSI

3. KELAINAN KONGINETAL

Referensi: Sylvia A. P. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC


Ilmu Penyakit Dalam Jilid II ed. VI. Internal Publishing
Khilda Z. S. (2014730047) B.Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Hlm. 238-241
MEKANISME SULIT BERKEMIH DAN
DEMAM

Sisa Urin terjebak


dalam prepusium
Phimosis Balloning Sulit Berkemih + Higienitas yang
kurang baik waktu
BAK

Penumpukan
Infeksi Demam
kotoran-kotoran

Purnomo, Basuki B. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ketiga. Malang : Fakultas Brawijaya, 2011 : 14, 236-237
Khaerunnisa (2014730046) Robbins dkk. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Hariawati Hartono. Jakarta : EGC
Sherwood. Fisiologi Manusia Dari sel ke system. Jakarta EGC hal 692-693
MEKANISME DEMAM

Infeksi atau
Makrofag Pirogen endogen Prostagladin
peradangan

Meningkatkan
Meningkatkan Suhu tubuh
Inisiasi “respons produksi panas
patokan meningkat =
dingin” dan penurunan
hipotalamus Demam
panas

Purnomo, Basuki B. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ketiga. Malang : Fakultas Brawijaya, 2011 : 14, 236-237
Khaerunnisa (2014730046) Robbins dkk. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Hariawati Hartono. Jakarta : EGC
Sherwood. Fisiologi Manusia Dari sel ke system. Jakarta EGC hal 692-693
PHIMOSIS

M. Aufaiq (2014730051) B.Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Hlm. 238-241
M. Aufaiq (2014730051) B.Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Hlm. 238-241
BALANITIS

M. Aufaiq (2014730051) B.Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Hlm. 238-241
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Ditemukan gambaran klinik sebagai berikut:

 Eritema dan edema dari glans penis atau kulup


 Discharge
 Ulserasi dan / atau plak
 Phimosis (jarang)
 Tanda-tanda obstruksi kemih (jarang)
 stenosis meatus
 distensi kandung kemih
 balooning ketika berkemih
 Limfadenopati
Prof. Dr. R. S. Siregar, Sp.KK(K). 2002. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta: EGC
Tiara A (2014730090) http://www.doctorsopposingcircumcision.org
http://emedicine.medscape.com
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN LANGSUNG PEMERIKSAAN BIAKAN PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI

• Diambil dari kerokan kulit atau


• Kerokan kulit atau swab • Pemeriksaan dengan pewarnaan
usapan mukokutan secara steril.
mukokutan ditetesi dengan KOH • Bahan yang diperiksa ditanam di haematoksilin eosin (HE) di
dalam media sabouroud dextrose
10% atau dapat diwarnai dengan yang telah dibubuhi antibiotic dalam sediaan akan dapat
pewarnaan gram dan selanjutnya (kloramfenikol). terlihat sel-sel reaksi radang
• Pembenihan disimpan didalam
dilihat dibawah mikroskop dan suhu kamar atau suhu 37◦C dan berupa sel-sel neutrophil, sarang-
yang dapat dilihat adalah sel-sel • Setelah 24-48 jam dilihat adanya sarang abses, sel datia yang
koloni-koloni dalam perbenihan.
ragi, blastospora dan hifa semu Koloni yang tumbuh ialah koloni dikelilingi oleh sel histiosit. Sel-
ragi.
(pseudohifa). sel ragi tampak seperti
• Untuk menentukan spesies,
koloni yang tumbuh dibiakkan blastospora dan dapat juga
kembali dalam media agar
tepung murni (cormeal agar). ditemukan pseudohifa.
Setelah 24 jam akan terlihat
adanya klamidiospora.

Prof. Dr. R. S. Siregar, Sp.KK(K). 2002. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta: EGC
Tiara A (2014730090) http://www.doctorsopposingcircumcision.org
http://emedicine.medscape.com
PENATALAKSANAAN

PHIMOSIS

Phimosis dgn balanitis Phimosis


xerotika obliterans  (ketidaknyamanan) 
betamethasone selama Sirkumsisi
salep deksametason 0,1%
yang dioleskan 3-4kali 4-6 minggu

Harniza M (2014730039) B.Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Hlm. 238-241
PREVALENSI DAN EPIDEMIOLOGI

Phimosis banyak terjadi pada bayi atau anak hingga


mencapai usia 3 – 4 tahun. Sedangkan sekitar 1-5% kasus terjadi
sampai pada usia 16 tahun. Biasanya terjadi pada laki-laki yang
tidak di sirkumsisi.

Neng angie R 2014730073


KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

Komplikasi
1. Benjolan lunak pada ujung penis (korpus smegma)
2. Infeksi pada pretutium (postitis)
3. Infeksi pada glans penis (balanitis)
4. Infeksi pada pretutium dan glans penis (balanopostitis)
5. Kanker penis

Prognosis
Prognosis baik apabila ditangani dengan cepat

Andi B P (2014730008) B.Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Hlm. 238-241
SIMPULAN

Dari hasil analisis kasus pada skrenario dengan keluhan menangis


setiap saat buang air kecil. Kencing menetes dan kadang-kadang
disertai demam selama 5 hari kami menyimpulkan anak tersebut
terdiagnosis phimosis.

Anda mungkin juga menyukai