Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN DIABETES MELITUS


DI RUANG PRABU SILIWANGI 3 RSD GUNUNG JATI KOTA CIREBON

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Dhika Tri Ridwan, S.Kep. JNR0220021


Dicky Ramadhan, S.Kep JNR0220022
Diyah Ayu Indriyani, S.Kep. JNR0220027
Ela Nustiani, S.Kep. JNR0220030
Euis Laela Sari, S.Kep. JNR0220035
Hapera, S.Kep. JNR0220045
Ida Fatmawati, S.Kep. JNR0220046
Ima Rismayanti, S.Kep. JNR0220049
Rosanti, S.Kep. JNR0220085
Tiana Listiana, S.Kep. JNR0220097
Vevi Apiyanty, S.Kep. JNR0220103

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini,
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam
makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu
penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Insya Allah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua tentang Diabetes Melitus.

Penulis

Cirebon, November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Medis..............................................................................................................3
2.1.1 Definisi............................................................................................................................3
2.1.2 Etiologi............................................................................................................................3
2.1.3 Manifestasi Klinis............................................................................................................5
2.1.4 Pathways..........................................................................................................................6
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................7
2.1.6 Penatalkasaan Medis.......................................................................................................7
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan......................................................................................7
2.2.1 Pengkajian.......................................................................................................................7
2.2.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................................9
2.2.3 Intervensi Keperawatan..................................................................................................9
BAB III LAPORAN KASUS......................................................................................................15
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................29
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................29
4.2 Saran................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat prevalensi dari diabetes mellitus sangat tinggi, diduga terdapat sekitar 10
juta kasus diabetes di Amerika Serikat dan setiap tahunnya didiagosis 600.000 kasus
baru. Diabetes merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan merupakan
penyebab utama kebutaan akibat retinopati diabetik (Sylvia A. Price).
Tujuh puluh lima persen penderita diabetes akhirnya meninggal karena
penyakit vaskuler. Komplikasi yang paling utama adalah serangan jantung, payah
jantung, stroke dan ganggren. Selain itu, kematian neonatal intrauterine pada ibu-ibu yang
menderita diabetes meningkat (Sylvia A. Price).
Pada tahun 1995, tercatat penderita diabetes di Indonesia merupakan
urutan ke-7 di dunia dengan urutan pertama India, yang selanjutnya Cina, Amerika
Serikat, Rusia, Jepang, dan Brazil. Diperkirakan jumlah ini akan terus berkembang pada
tahun-tahun berikutnya. Usia harapan hidup rata-rata pasien diabetes berkurang sembilan
tahun bagi laki-laki dan tujuh tahun bagi perempuan bila dibandingkan dengan yang
bukan pasien diabetes. Pengurangan usia ini paling besar bila awitan penyakit terjadi
pada usia muda.
Pasien diabetes sebenarnya relatif dapat hidup normal asalkan mereka
mengetahui dengan baik keadaan dan cara penatalaksanaan penyakit yang dideritanya.
Oleh karena itu, edukasi pasien amatlah perlu. Karena kualitas hidup semua pasien
diabetes sangat terpengaruh oleh banyaknya komplikasi yang menimbulkan bahaya.
Terlebih lagi, perlunya diet ketat dan pengobatan terus-menerus menimbulkan pergulatan
emosi yang terus-menerus pula, bagi banyak pasien. Penyebab kematian pada diabetes
(urut frekuensi) adalah infark miokard, gagal ginjal, stroke infeksi ketoasidosis koma
hiperosmolar hipoglikemia (Brunner & suddart).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi diabetes melitus ?
2. Bagaimana etiologic diabetes militus ?
3. Apa faktor-faktor yang memengaruhi diabetes militus ?

1
4. Bagaimana dampak diabetes militus ?
5. Bagaimana penatalaksanaan diabetes militus ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas stase KMB 1 & 2.
2. Untuk mengetahui definisi diabetes militus
3. Untuk mengetahui gejala-gejala yang timbul akibat diabetes militus
4. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi diabetes militus
5. Untuk mengetahui dampak diabetes militus
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan diabetes militus

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Medis


2.1.1 Definisi
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit
diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak
dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai
dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik  dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya ( American Diabetes Association, 2012). Diabetes Mellitus (DM) tipe 2
adalah kelompok penyakit metabolic yang ditandai dengan karakteristik hiperglikemia dan
terjadi akibat defek sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Liwang, 2014).
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas sel
terhadap insulin. Kadar insulin Kadar insulin mungkin sedikitmenurun atau  berada  berada
dalam rentang rentang normal. Karena insulin insulin tetap dihasilkan dihasilkan oleh sel-
sel sel-sel beta  pankreas,  pankreas, maka diabetes diabetes mellitus tipe mellitus tipe II
dianggap dianggap sebagai sebagai non insulin insulin dependent dependent diabetes
mellitus (Noor, 2015).

2.1.2 Etiologi
Penyebab dari DM Tipe II antara lain (FKUI, 2011):
1. Penurunan fungsi cell β pancreas
Penurunan fungsi cell β disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a) Glukotoksisitas
Kadar glukosa darah yang berlangsung lama akan menyebabkan peningkatan stress
oksidatif, IL-1b DAN NF-kB dengan akibat peningkatan apoptosis sel β.

3
b) Lipotoksisitas
Peningkatan asam lemak bebas yang berasal dari jaringan adiposa dalam proses
lipolisis akan mengalami metabolism non oksidatif menjadi ceramide yang toksik
terhadap sel beta sehingga terjadi apoptosis.
c) Penumpukan amyloid
Pada keadaan resistensi insulin, kerja insulin dihambat sehingga kadar glukosa darah
akan meningkat, karena itu sel beta akan berusaha mengkompensasinya dengan
meningkatkan sekresi insulin hingga terjadi hiperinsulinemia. Peningkatan sekresi
insulin juga diikuti dengan sekresi amylin dari  sel beta yang akan ditumpuk disekitar
sel beta hingga menjadi jaringan amiloid dan akan mendesak sel beta itu sendiri
sehingga akirnya jumlah sel beta dalam pulau Langerhans menjadi berkurang. Pada
DM Tipe II jumlah sel beta berkurang sampai 50-60%.
d) Efek incretin
Inkretin memiliki efek langsung terhadap sel beta dengan cara meningkatkan
proliferasi sel beta, meningkatkan sekresi insulin dan mengurangi apoptosis sel beta.
e) Usia
Diabetes Tipe II biasanya terjadi setelah  usia 30 tahun dan semakin sering terjadi
setelah usia 40 tahun, selanjutnya terus meningkat pada usia lanjut. Usia lanjut yang
mengalami gangguan toleransi glukosa mencapai 50 – 92%. Proses menua yang
berlangsung setelah usia 30 tahun mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis,
dan biokimia. Perubahan dimulai dari tingkat sel, berlanjut pada tingkat jaringan dan
ahirnya pada tingkat organ yang dapat mempengaruhi fungsi homeostasis.
Komponen tubuh yang mengalami perubahan adalah sel beta pankreas yang
mengahasilkan hormon insulin, sel-sel jaringan terget yang menghasilkan glukosa,
sistem saraf, dan hormon lain yang mempengaruhi kadar glukosa.
f) Genetik

2. Retensi insulin
Penyebab retensi insulin pada DM Tipe II sebenarnya tidak begitu jelas, tapi faktor-
faktor berikut ini banyak berperan:
a) Obesitas

4
Obesitas menyebabkan respon sel beta pankreas terhadap glukosa darah berkurang,
selain itu reseptor insulin pada sel diseluruh tubuh termasuk di otot berkurang jumlah
dan keaktifannya kurang sensitif.
b) Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
c) Kurang gerak badan
d) Faktor keturunan (herediter)
e) Stress
Reaksi pertama dari respon stress adalah terjadinya sekresi sistem saraf simpatis
yang diikuti oleh sekresi simpatis adrenal medular dan bila stress menetap maka
sistem hipotalamus pituitari akan diaktifkan. Hipotalamus mensekresi corticotropin
releasing faktor yang menstimulasi pituitari anterior memproduksi kortisol, yang
akan mempengaruhi peningkatan kadar glukosa darah 

2.1.3 Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala pasien DM dibagi menjadi dua macam yaitu gejalakronik dan gejala akut
serta munculnya ulkus diabetic, yaitu :
a. Gejala akut yang timbul pada pasien DM berupa :
1) Pasien akan banyak mengkonsumsi makanan
2) Pasien akan banyak mengkonsumsi minuman
3) Pasien akan lebih sering buang air kecil
Apabila gejala tersebut tidak segera ditangani maka akan timbul gejala lain seperti
menurunnya nafsu makan pasien dan berat badan menurun, mudah merasa lelah,
pada keadaan tertentu pasien akan koma.
b. Gejala kronis yang muncul antara lain :
1) Pasien biasanya akan mengeluh kesemutan
2) Kulit pasien terasa panas
3) Mengalami keram
4) Cepat mengantuk
5) Pandangan pasien kabur
6) Gigi mudah goyang dan sering lepas
7) Pada wanita hamil kemungkinan terburuknya adalah keguguran dan prematuritas.

5
c. Luka diabetic
Luka diabetic atau seringbiasa disebut ulkus diabetic luka yang disebabkan karena
pulsasi pada bagian arteri distal.

2.1.4 Pathways

6
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk DM sebagai berikut (FKUI, 2011) :
a. Glukosa darah sewaktu
b. Kadar glukosa darah puasa
c. Tes toleransi glukosa
d. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
e. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
f. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75
gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

2.1.6 Penatalkasaan Medis


Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah
normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes (FKUI, 2011) :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan Diabetes Mellitus:
1. Aktivitas / istirahat
Gejala    :    -   Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan
- Kram otot, tonus otot menurun, gangguan tidur
Tanda    :    -   Takikardia dan takipnea pada keadaan isitrahat atau dengan aktivitas
- Letargi / disorientasi, koma

7
- Penurunan kekuatan otot
2. Sirkulasi
Gejala    :    -   Adanya riwayat hipertensi
- Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas
- Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
Tanda    :    -   Takikardia
- Perubahan tekanan darah postural, hipertensi
- Nadi yang menurun / tidak ada
- Disritmia
- Krekels
- Kulit panas, kering, kemerahan, bola mata cekung
3. Integritas Ego
Gejala    :    -   Stress, tergantung pada orang lain
- Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda    :    -   Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
Gejala    :    -   Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia
- Rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih (infeksi)
- Nyeri tekan abdomen
- Diare
Tanda    :    -   Urine encer, pucat, kuning : poliuri
5. Makanan / cairan
Gejala    :    -   Hilang nafsu makan
- Mual / muntah
- Tidak mengikuti diet : peningkatan masukan glukosa / karbohidrat.
- Penurunan BB lebih dari periode beberapa hari / minggu
- Haus
- Penggunaan diuretic (tiazid)
Tanda   : -   Disorientasi : mengantuk, letargi, stupor / koma (tahap lanjut). Ganguan
memori (baru, masa lalu) kacau mental.
6. Nyeri / kenyamanan

8
Gejala    :    -   Abdomen yang tegang / nyeri (sedang/berat)
Tanda    :    -   Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati
7. Pernafasan
Gejala   : -  Merasa kekurangan oksigen : batuk dengan / tanpa sputum purulen
(tergantung ada tidaknya infeksi)
Tanda    :    -   Lapar udara
- Batuk, dengan / tanpa sputum purulen (infeksi)
- Frekuensi pernafasan
8. Keamanan
Gejala    :    -   Kulit kering, gatal; ulkus kulit
Tanda    :    -   Demam, diaphoresis
- Kulit rusak, lesi / ilserasi
- Menurunnya kekuatan umum / rentang gerak
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan keseimbangan
insulin
b. Resiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebih, tidak adekuatnya
intake cairan
c. Resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan primer
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat penurunan produksi
energy
e. Gangguan integritas kulit b/d penurunan sensasi sensori, gangguan sirkulasi,
penurunan aktifitas/mobilisasi, kurangnya pengetahuan tentang perawatan kulit.
f. Gangguan citra tubuh b/d ekstremitas gangrene
g. Resiko cedera b/d penurunan fungsi penglihatan, pelisutan otot.

2.2.3 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Tujuan & Intervensi
. Keperawatan Kriteria Hasil
1. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari - Nutritional Status : food Nutrition Management

9
kebutuhan tubuh b.d and Fluid Intake - Kaji adanya alergi makanan
gangguan - Nutritional Status : - Kolaborasi dengan ahli gizi
keseimbangan insulin nutrient Intake untuk menentukan jumlah
Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang
- Adanya peningkatan berat dibutuhkan pasien.
badan sesuai dengan - Anjurkan pasien untuk
tujuan meningkatkan intake Fe
- Beratbadan ideal sesuai - Anjurkan pasien untuk
dengan tinggi badan meningkatkan protein dan
- Mampumengidentifikasi vitamin C
kebutuhan nutrisi - Yakinkan diet yang
- Tidak ada tanda tanda dimakan mengandung tinggi
malnutrisi serat untuk mencegah
- Menunjukkan konstipasi
peningkatan fungsi - Berikan makanan yang
pengecapan dari menelan terpilih (sudah
- Tidak terjadi penurunan dikonsultasikan dengan ahli
berat badan yang berarti gizi)
- Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
- Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
- Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas
normal

10
- Monitor adanya penurunan
berat badan
- Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
- Monitor lingkungan selama
makan
- Jadwalkan pengobatan  dan
tindakan tidak selama jam
makan
- Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
- Monitor makanan kesukaan
- sMonitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan intake
nuntrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
- Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

11
2. Resiko kekurangan
volume cairan b.d - Fluid balance Fluid management
kehilangan cairan - Hydration - Catat intake dan output
berlebih, tidak - Nutritional status: food - Monitor status hidrasi
adekuatnya intake and fluid intake - Monitor vital sign
cairan Kriteria Hasil: - Monitor status nutrisi
- Mempertahankan urine - Kolaborasi pemberian terapi
output sesuai dengan usia, cairan IV
BB - Dorong masukan oral
- Vital sign dalam batas Hipovolemi management:
normal - Monitor intake dan output
- Tidak ada tanda-tanda cairan
dehidrasi - Pelihara IV line
- Monitor Hb dan Ht
- Monitor berat badan
- Monitor respon klien
terhadap penambahan cairan
- Monitor adanya tanda dan
gejala kelebihan cairan
3. Resiko infeksi b.d - Immune Status Infection Control (Kontrol
tidak adekuatnya - Knowledge : Infection infeksi)
pertahanan primer control - Bersihkan lingkungan setelah
- Risk control dipakai pasien lain
Kriteria Hasil : - Pertahankan teknik isolasi
- Klien bebas dari tanda - Instruksikan pada
dan gejala infeksi pengunjung untuk mencuci
- Menunjukkan tangan saat berkunjung dan
kemampuan untuk setelah berkunjung
mencegah timbulnya meninggalkan pasien
infeksi - Gunakan sabun antimikrobia
- Jumlah leukosit dalam untuk cuci tangan

12
batas normal - Cuci tangan setiap sebelum
- Menunjukkan perilaku dan sesudah tindakan
hidup sehat kperawtan
- Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
- Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasangan
alat
- Ganti letak IV perifer dan
line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk
umum
- Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
- Tingkatkan intake nutrisi
- Berikan terapi antibiotik bila
perlu
Infection Protection (proteksi
terhadap infeksi)
- Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
- Monitor hitung granulosit,
WBC
- Monitor kerentanan
terhadap infeksi
- Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
- Berikan perawatan kulit
pada area epidema
- Inspeksi kulit dan membran

13
mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
- Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
- Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara menghindari
infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif

14
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Status Marital : Kawin
Tanggal Masuk : 27 Oktober 2022
Tanggal Pengkajian : 31 Oktober 2022
Diagnosis Medis : Diabetes Melitus
Nomer Medrec : B49725
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. W
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Anak kandung
Alamat : Kanci, Astana Japura

B. Keluhan Utama
Badan lemas
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan lemas ketika beraktivitas dan lemas berkurang saat istirahat,
penglihatan kabur, sering BAK. Klien juga mengatakan tidak nafsu makan serta ada mual
dan muntah lebih dari 2x serta klien mengatakan susah melakukan aktivitas dan semua
aktivitas dibantu oleh keluarga.
D. Riwayat Kesehatan Terdahulu

15
Klien dibawa ke RS karena badan lemas sering BAK dengan GDS 439 mg/dl pada saat
masuk RS
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan ada penyakit keturunan DM dari ibu kandungnya
Genogram

Keterangan :
: Laki-Laki : Pasien DM

: Perempuan : Garis Pernikahan


: Riwayat Penderita DM : Garis Keturunan

F. Kebutuhan Dasar
1. Oksigenasi
Klien tidak terpasang oksigen
2. Cairan dan Elektrolit
Terpasang infus NaCl di tangan kanan
3. Nutrisi
Makanan masih tersisa ½ porsi, adanya mual dan muntah >2x
4. Eliminasi

16
BAB <2x, BAK >5x, cairan urine tertampung sekitar 3 botol dalam sehari, klien
sering BAK
5. Rasa Nyaman
Klien tampak lemas
6. Keselamatan dan Keamanan
Klien terpasang gelang risiko jatuh
7. Aktivitas dan Istirahat
Klien hanya bisa berbaring dan aktivitas dibantu total oleh keluarga, istirahat <8 jam
dan tidur tidak menentu
8. Peran Seksual
Sudah menikah, mempunyai 5 anak, 2 perempuan dan 3 laki-laki
9. Psikososial
Klien mengatakan keluarganya selalu mendukung kesembuhan terhadap penyakitnya,
dan selalu disuport untuk kesembuhan klien.
G. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan Umum
Composmentis
2. Tanda-tanda vital
TD : 140/80 MmHg
Respirasi : 22x/menit
Spo2 : 96%
Nadi : 138x /menit
Suhu : 36,2 celcius
BB saat sakit 58kg
Tinggi Badan : 157cm
IMT : 23,2

3. Pemeriksaan Fisik
N Jenis Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
o
1. Kepala - Simetris - Benjolan (-)

17
- Benjolan (-) - Nyeri tekan
- Lesi (-) (-)
- Rambut
kotor +
beruban
- Nyeri tekan
(-)
2. Mata - Simetris - Nyeri tekan
- konjungtiva (-)
ananemis
- Skelera putih

3. Hidung - Simetris - Nyeri tekan


- Cuping (-)
hidung (-) - Benjolan (-)

4. Telinga - Simetris - Nyeri tekan


- Serumen (-) (-)
- Benjolan (-)
5. Mulut - Simetris - Gigi kuning
- Tonsil dan - Karies (-)
lesi (-)
- Mukosa
lembab
6. Leher - Benjolan (-) - Nyeri tekan
- KGB (-) (-)

7. Dada
a. Jantung - Ictus cordis - Nyeri tekan - Dullness - Tidak ada
(-) - Iktus kordis suara S1 &
(-) S2

18
b. Paru-paru - Resonan - Vesikular
- Simetris - Taktil seluruh
premitus lapang paru
getaran
sama
-
8. Abdomen - Tidak ada - Nyeri tekan - Timpani - BU
luka (-) 12x/menit

9. Genitalia - Tidak
terpasang
kateter

10 Ekstremitas
. a. Atas - Terpasang
infus di
tangan kanan
b. Bawah - Edema (-)

H. Pemeriksaan Penunjang
No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
1. Hemoglobin 14.4 12 – 15 g/dL
2. Leukosit 9420 4.000 – 10.000 /Ul
3. Trombosit 151 150 - 400 Ribu/Ul
4. Erirosit 4.77 3.8 – 5.4 Juta/Ul
5. Hematokrit 44.1 37 - 54 %
6. MCV 93.3 80 - 96 fL
7. MCH 30.1 28 - 33 pg
8. MCHC 33.6 33 - 36 g/dL
9. RDW - CV 14.5 11 - 16 %

19
KIMIA KLINIK
Faal Ginjal
- Ureum 35.0 15 – 45 Mg/dl

- Kreatinin 1.56 0.5 – 0.9 Mg/dl

ELEKTROLIT
- Natrium (Na) 137.5 136 - 145 Mmol/L

- Kalium (K) 3.69 3.6 – 5.0 Mmol/L

- Klorida (CI) 108.4 98 - 108 Mmol/L

- Kalsium 9.12 8 - 10 Mg/dl

Gula Darah (27-10-22)


439 <140 Mg/dl
- GDS
444 <140 Mg/dl
- GDS (28-10-22)
302 <140 Mg/dl
- GDS (29-10-22)
178 <140 Mg/dl
- GDS (30-10-22
267 <140 Mg/dl
- GDS (31-10-22)
156 <140 Mg/dl
- GDS (01-11-22)

I. Terapi dan Penatalaksanaan Medis


No Nama Obat Dosis Rute Manfaat
1. Infus NaCl 500cc/8 jam IV Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
dehidrasi
2. Omeprazole 1x1 IV Untuk menangani asam lambung
3. Paracetamol 3x1 IV Untuk meredakan sakit kepala ringan akut, nyeri
ringan hingga sedang, serta demam
4. Noporapid 4 unit SC Untuk mengurangi tingkat gula darah
5. Cefoperasone 2x1 IV Obat antibiotic yang digunakan untuk mengobati
infeksi bakteri
6. Ondancentron 2 ampul IV Mencegah mual dan muntah

20
J. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Klien mengatakan Genetik Ketidakstabilan kadar glukosa
badannya lemas penglihatan darah
kabur sering BAK. Reaksi auto imun
Do :
- TD 140/86 mmHg Sel pancreas hancur

- Nadi 138x/menit
- GDS 267 mg/dl Defisiensi insulin

Penurunan pemakaian glukosa oleh sel

Hiperglikemia

Ketidakstabilan kadar glukosa darah


2. Ds : Klien mengatakan tidak Defisiensi insulin Ketidakseimbangan nutrisi
nafsu makanserta ada mual kurang dari kebutuhan
dan muntah >2x Glucagon meningkat
Do :
- Klien tampak lemas Gluconeogenesis

- Makanan tersisa ½
porsi Lemak

Ketogenesis

Mual muntah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan

21
3. Ds : Klien mengatakan Penurunan pemakaian glukosa oleh sel Keletihan
susah dalam melakukan
aktivitas Hiperglikemia
Do :
- Klien lemas dan Lemas, BAK meningkat

berbaring di tempat
tidur Keletihan

- Aktivitas klien
dibantu oleh
keluarga

K. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d hiperglikemia
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d gangguan keseimbangan
insulin
3. Keletihan b.d hiperglikemia

L. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan Tindakan Manajemen hiperglikemia
glukosa darah b.d keperawatan selama 2x24 jam kadar Observasi
hiperglikemia glukosa dalam darah membaik dengan - Monitor kadar glukosa
kriteria hasil : darah
1. Lelah/lesu menurun - Monitor tanda dan
2. Rasa haus menurun gejala hiperglikemia
3. Gemetar menurun - Monitor TTV
4. Pusing menurun Terapeutik
- Berikan asupan cairan
oral
- Konsultasi dengan

22
medis jika tanda dan
gejala hiperglikemia
tetap ada / memburuk
Edukasi
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darah >250
mg/dl
- Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri
- Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
insulin
- Kolaborasi pemberian
cairan IV
- Kolaborasi pemberian
kalium, jika perlu
2. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Nutrisi
kurang dari kebutuhan b.d keperawatan selama 2x24 jam Observasi
gangguan keseimbangan diharapkan nutrisi pasien tercukupi - Identifikasi status
insulin dengan kriteria hasil : nutrisi
1. Intake nutrisi tercukupi - Identifikasi makanan
2. Asupan makanan dan cairan yang disukai
tercukupi - Monitor asupan
makanan
- Monitor berat badan
Terapeutik

23
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk
jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
3. Keletihan b.d hiperglikemia Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Energi
keperawatan selama 2x24 jam Observasi
diharapkan kapasitas kerja fisik - Identifikasi penurunan
meningkat dengan kriteria hasil : tingkat energi yang
1. Melakukan aktivitas rutin mengganggu
meningkat kemampuan kognitif
2. Lesu membaik - Monitor kelelahan fisik
3. Pola istirahat membaik Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman
- Lakukan gerak pasif
dan aktif

24
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

M. Implementasi
No Tanggal Diagnosa implementasi
1. 31 Okt 2022 Ketidakstabilan kadar glukosa - Mengkaji TTV
darah b.d hiperglikemia - Memonitor GDS
- Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia
- Memberikan novorafid 4 unit
- Memberikan obat sefoperazone
- Menganjurkan untuk mengecek kadar
glukosanya secara rutin

01 Nov 2022 Ketidakstabilan kadar glukosa - Mengkaji TTV


darah b.d hiperglikemia - Memonitor GDS
- Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia
- Memberikan novorafid 4 unit
- Menganjurkan untuk diet gula dan olah raga
menggunakan alas kaki

2. 31 Okt 2022 Ketidakseimbangan nutrisi - Mengkaji TTV


kurang dari kebutuhan b.d - Mengkaji makanan yang disukai
gangguan keseimbangan - Menganjurakan makan sedikit tapi sering
insulin - Menganjurkan makanan selingan
- Memberikan obat OMZ
- Memberikan obat ondan

25
- Mengkaji turgor kulit dan mukosa bibir

01 Nov 2022 Ketidakseimbangan nutrisi - Mengkaji TTV


kurang dari kebutuhan b.d - Menganjurkan makanan selingan
gangguan keseimbangan - Memberikan obat OMZ dan ondan
insulin
3. 31 Okt 2022 Keletihan b.d hiperglikemia - Mengkaji TTV
- Mengkaji pola dan jam istirahat pasien
- Menganjurkan tirah baring secara perlahan
01 Nov 2022 Keletihan b.d hiperglikemia - Mengkaji TTV
- Mengnjurkan tirah baring kanan&kiri
dengan di bantu keluarga

N. Evaluasi
No Tanggal Diagnose Evaluasi Paraf
1. 31 Okt 2022 Ketidakstabilan kadar glukosa S: Px mengatakan badannya
darah b.d hiperglikemia lemas,penglihatan kabur,sering BAK,px
mengatakan badan lemas ketika
braktivitas dan berkurang ketika
istirahat
O : TD : 140/86 mmHg
Nadi : 138x/menit
GDS 267 mg/dl
- Px tampak lemas, dan hanya
mampu berbaring di tempat tidur
A : - Lelah masih meningkat
-Px masih pusing
-Px masih gemetar
-Px masih sering merasakan haus
P : kaji Kembali px
I : - Mengkaji tanda-tanda

26
hiperglikemia
- Mengecek GDS dan TTV
E : Masalah belum teratasi
R : intervensi dilanjutkan
2. 31 Okt 2022 Ketidakseimbangan nutrisi S : px mengatakan tidak nafsu makan
kurang dari kebutuhan b.d serta ada mual dan muntah,sudah >2x
gangguan keseimbangan O : - px tampak lemas
insulin. - Makanan masih tersisa ½ porsi
- CRT <3 detik, mukosa bibir
kering
A : Asupan makanan dan minuman
belum tercukupi
P : kaji Kembali px
I : - menganjurkan makanan selingan
- Menganjurkan makan sedikit
namun sering
E : masalah belum teratasi
R : Intervensi dilanjutkan
Keletihan b.d hiperglikemia S : px mengatakan susah dalam
melakukan aktivitas dan semua aktivitas
dibantu oleh keluarga
O : - px lemas
- Terpasang gelang resiko jatuh
- Terpasang kateter
A : px tampak lesu
- Aktivitas masih dibantu oleh
keluarga
- Pola tidur tidak teratur
P : kaji Kembali px
I : - menganjurkan tirah baring secara
perlahan

27
E : masalah belum teratasi
R : intervensi dilanjutkan
01 Nov 2022 Ketidakstabilan kadar glukosa S : px mengatakan lemas berkurang,
darah b.d hiperglikemia pusing sudah tidak ada, sudah tidak
sering haus, BAK dan gemetar
berkurang
O : px tampak cerah
- GDS 156 mg/dl
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Ketidakseimbangan nutrisi S : px mengatakan makanan sudah
kurang dari kebutuhan b.d mulai habis dan tidak ada mual muntah
gangguan keseimbangan O : mukosa bibir lembab, CRT >3 detik,
insulin. makanan habis
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Keletihan b.d hiperglikemia S : px mengatakan sudah mampu
melakukan tirah baring kanan dan kiri
secara mandiri dan perlahan
O : - tidak ada udema
- Px tampak segar
- Nadi 102x/menit
A ; masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

28
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas sel
terhadap insulin. Kadar insulin Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau  berada
berada dalam rentang rentang normal
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
keseimbangan insulin
2. Resiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebih, tidak
adekuatnya intake cairan
3. Resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan primer
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat penurunan produksi
energi
5. Gangguan integritas kulit b/d penurunan sensasi sensori, gangguan sirkulasi,
penurunan aktifitas/mobilisasi, kurangnya pengetahuan tentang perawatan kulit.
6. Gangguan citra tubuh b/d ekstremitas gangrene
7. Resiko cedera b/d penurunan fungsi penglihatan, pelisutan otot.

4.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas diharapkan kita dapat lebih memahami makna
kesehatan terutama diabetes mellitus, semoga informasi ini dapat membantu menghindari
penyakit diabetes yang sekarang bukan lagi disebabkan oleh genetis. . bila gejala-gejala
tersebut pernah anda/orang terdekat anda tangani, segerakan memeriksa kadar gula dalam
darah.

29
DAFTAR PUSTAKA

Ikram, Ainal. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI

Mudjaddid, E., 2003. Depresi dan Komorbiditasnya pada Pasien Geriatri. Dalam: Supartondo,
Setiati, S., dan Soejono, C.H., (eds). 2003. Prosiding Temu Ilmiah Geriatri 2003
“Penatalaksanaan Pasien Geriatri dengan Pendekatan Interdisiplin”. Pusat Informasi
dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta: 113-121

Nursing Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.

Nursing Outcomes Classification (NOC) : Fourth Edition.Missouri : Mosby Elsevier.

Schoever, R.A., Geerlings, M.I., Beekman, A.T.F., Pennix, B.W.J.H., Deeg, D.J.H., Jonker, C.,
and Tilburg, W.V., 2000. Association of Depression and Gender with Mortality in Old
Age. Br J Psychiatry 177:336-342. Available from:
http://bjp.rcpsych.org/cgi/content/full/177/4/336. [acessed 16 April 2010]

Suddart & Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta : EGC

Suddart & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 3. Jakarta : EGC

Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom :
Markono Print Media.

30

Anda mungkin juga menyukai