Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PEMBERIAN MOBILISASI DINI

TERHADAP PENURUNAN NYERI POST OP DI


RUANG NYI MAS GANDASARI 1
RSUD GUNUNG JATI CIREBON
TAHUN 2023

PROYEK INOVASI
KELOMPOK 9
LATAR BELAKANG

Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan


cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan
membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan,
selanjutnya dilakukan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka (Fadilah & Mia, 2022).
Pasien dengan tindakan post op akan mengalami nyeri,Nyeri pascaoperasi
terjadi karena adanya proses inflamasi yang dapat merangsang reseptor
nyeri, yang melepaskan zat kimia berupa histamin, bradikimin,
prostaglandin, yang menimbulkan nyeri pada pasien.Pemulihan pasien post
operasi membutuhkan waktu rata-rata 72,45 menit sehingga pasien akan
merasa nyeri yang hebat rata-rata pada dua jam pertama setelah operasi
karena pengaruh obat anestesi sudah hilang.(Mulyono dalam Appolonaris,
2020).
Tujuan Proyek Inovasi

1.TUJUAN UMUM 2.Tujuan Khusus


Untuk mengetahui 1.Mengidentifikasi intensitas nyeri sebelum dilakukan
Pengaruh Hipnosis terhadap mobilisasi dini pada pasien di ruang Nyi Mas Gandasari 1
Penurunan Skala Nyeri pada RSUD Gunung Jati Cirebon Tahun 2023.
pasien di ruang Prabu 2.Mengidentifikasi intensitas nyeri sesudah dilakukan
Siliwangi 3 RSUD Gunung mobilisasi dini pada pasien di ruang Nyi Mas Gandasari 1
Jati Cirebon Tahun 2023. RSUD Gunung Jati Cirebon Tahun 2023.
3.Menganalisis pengaruh mobilisasi diniterhadap
penurunan skala nyeri pada pasien di ruang Nyi Mas
Gandasari 1 RSUD Gunung Jati Cirebon Tahun 2023.
Manfaat Proyek Inovasi

1. Manfaat Teoritis 2.Manfaat Praktis


Hasil proyek inovasi ini untuk pengembangan ilmu 1.Bagi Pasien
pengetahuan keperawatan medikal bedah terutama Dengan memberikan implementasi terapi mobilisasi dinidapat
dalam terapi non farmakologis untuk menurunkan nyeri, menurunkan nyeri sehingga pasien dapat mengurangi skala nyeri
proyek inovasi ini diharapkan dapat menambah serta mempercepat pemulihan pasien dan bisa mengurangi biaya
pengetahuan dalam alternatif pengobatan non pengobatan.
farmakologis dalam pelaksanaan pengurangan skala 2.Bagi Rumah Sakit Khususnya Ruang Nyi Mas Gandasari 1
nyeri. Dengan dilaksanakannya proyek inovasi ini dapat menambah
pengetahuan pada tenaga kesehatan mengenai intervensi non
farmakologis mobilisasi diniyang dapat dilakukan untuk mengatasi
nyeri.
3.Bagi Mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pemberian terapi non
farmakologis dalam menurunkan nyeri dengan mobilisasi dini.
TINJAUAN TEORITIS

1.Definisi Nyeri

Nyeri adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh manusia


yang menunjukkan adanya pengalaman masalah. Nyeri
merupakan keyakinan individu dan bagaimana respon individu
tersebut terhadap sakit yang dialaminya (Yunitha, 2019)

2.Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

 Budaya
 Jenis kelamin
 Usia
 Makna nyeri
 Kepercayaan spiritual
 Perhatian
 Ansietas
 Lingkungan dan dukungan keluarga
3.Tanda dan
Gejala Nyeri 4. Proses atau Mekanisme Nyeri

 Tranduksi
Secara umum orang yang mengalami nyeri
 Transimisi
akan didapatkan respon psikologis berupa :
 Persepsi
 Modulasi
a.Suara : Menangis, merintih,
menarik/menghembuskan nafas

b.Ekspresi wajah : Meringi mulut 5.Pengukuran Skala Nyeri


Menggigit lidah, mengatupkan gigi, dahi
berkerut, tertutup rapat/membuka mata atau Pengukuran skala nyeri dalam penelitian
mulut, menggigit bibir ini menggunakan Numeric Rating Scale
(NRS). Skala penilaian numerik lebih
c.Pergerakan tubuh : Kegelisahan, mondar- digunakan sebagai pengganti alat deskripsi
mandir, gerakan menggosok atau berirama, kita. Klien menilai nyeri dengan
bergerak melindungi bagian tubuh, menggunakan skala 0 – 10 skala paling
immobilisasi, otot tegang. efektif digunakan saat mengkaji

d.Interaksi sosial : Menghindari percakapan


dan kontak sosial, berfokus aktivitas untuk
mengurangi nyeri, disorientasi waktu.
1.Definisi Mobilisasi Dini 2.Tujuan Mobilisasi

Mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu


untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur Beberapa tujuan dari mobilisasi, antara lain:
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
guna mempertahankan kesehatannya. Mobilisasi 1.Mempertahankan fungsi tubuh
dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin 2.Memperlancar peredaran darah
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya 3.Membantu pernafasan menjadi lebih baik
dan membimbingnya selekas mungkin untuk 4.Mempertahankan tonus otot
berjalan (Yunitha, 2019). 5.Memperlancar eliminasi alvi dan urine
6.Mempercepat proses penutupan jahitan operasi
7.Mengembalikan aktivitas seperti semula
3.Manfaat Mobilisasi Dini

Manfaat mobilisasi bagi post operasi adalah :

 Penderita merasa lebih sehat dan kuat


5.Kerugian Tidak Melakukan Mobilisasi
 Meningkatkan sirkulasi darah
 Penyembuhan luka menjadi lama
 Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli
 Menambah rasa sakit karena dapatn
menimbulkan komplikasi
4.Faktor-faktor yang  Badan menjadi pegal dan kaku
Mempengaruhi Mobilisasi  Kulit menjadi lecet dan luka

 Gaya hidup
 Proses penyakit/ injury
 Kebudayaan
 Tingkat energi seseorang
 Usia dan Status Perkembangan
RENCANA KEGIATAN DAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Analisis Masalah

1.Ruangan : Ruang Nyi Mas Gandasari 1 RSD Gunung Jati


Cirebon
2.Masalah yang ditemukan : Sebagian besar pasien yang
dirawat di Ruang Nyi Mas Gandasari1 mengeluh nyeri
post operasi, sehingga kelompok 9 mencari literatur
intervensi non farmakologis kepada 5 responden yang
mengeluh nyeri post operasi, berdasarkan evidence based
sehingga diputuskan untuk memberikan terapi mobilisasi
dini untuk mengurangi skala nyeri pada pasien.
3.Tanggal pengkajian : 14 – 16 Maret 2023
Rencana Kegiatan

Waktu
No. Masalah Kegiatan Sasaran Media Pelaksanaa
n
1. Nyeri Mobilisasi Pasien Post SOP 14-16 Maret
Dini operasi dengan mobilitas 2023
rentang 6-8 jam dini
setelah operasi,
pengambilan
sampel
menggunakan
teknik accidental
sampling
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MOBILISASI DINI
Hasil Proyek Inovasi

Pelaksanaan ini menggunakan metode pra-eksperimental dengan pendekatan t-


test independent design dan teknik pengambilan sampel menggunakan
accidental sampling. Data diperoleh langsung dengan jumlah 5 orang pasien
nyeri di ruang Nyimas Gandasari 1 RSD Gunung Jati Cirebon, dengan masing-
masing pasien diberikan terapi mobilisasi dini.

Gambaran Intensitas Nyeri Sebelum Diberikan Terapi Mobilisasi Dini di Ruang Nyimas Gandasari 1
RSD Gunung Jati Cirebon
Intensitas Nyeri Frekuensi (n) Persentase (%)
Nyeri Ringan (1-3) 0 0
Nyeri Sedang (4-6) 5 100,0
Total 5 100

Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa hampir seluruh


pasien mengalami nyeri sedang (100,%).
Intensitas Nyeri Sesudah Diberikan Terapi Mobilisasi Dini di Ruang Nyimas
Gandasari 1 RSD Gunung Jati Cirebon

Intensitas Nyeri Frekuensi (n) Persentase (%)


Nyeri Ringan (1-3) 3 60
Nyeri Sedang (4-6) 2 40
Total 5 100

Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri ringan 3 responden
(60%) dan mengalami nyeri sedang 2 responden (40%).
Gambaran Nyeri Sebelum dan Sesudah Implementasi pemberian Terapi Mobilisasi
Dini
di RuangNyimas Gandasari 1 RSD Gunung Jati Cirebon
Skala Nyeri
No Responden
Sebelum Sesudah
1 6 4
2 5 4
3 5 3
4 4 2
5 6 5
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden sebelum implementasi
mengalami skala nyeri 5 & 6, sedangkan setelah implementasi menunjukan bahwa sebagian besar
responden mengalami penurunan skala nyeri menjadi 4.
Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Mobilisasi Dini di Ruang Nyimas
Gandasari RSD Gunung Jati Cirebon

Pemberian Terapi Slow


N Mean SD SE P Value
Deep Breathing
Pre Test 5 5,20 0,837 0,374
0,003
Post Test 5 3,60 1,140 0,510

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada kelompok sebelum


pemberian terapi mobilisasi dini diperoleh nilai Mean = 5,20, pada kelompok setelah
pemberian terapi mobilisasi dini diperoleh nilai Mean = 3,60 dan diperoleh hasil p value
= 0,003 (< 0,05) yang artinya terdapat pengaruh pemberian terapi mobilisasi dini untuk
mengurangi skala nyeri di Ruang Nyimas Gandasari 1 RSUD Gunung Jati Cirebon
tahun 2023.
Pembahasan

Berdasarkan hasil implementasi proyek inovasi yang dilakukan kelompok 9 di Ruang Nyimas
Gandasari 1 RSUD Gunung Jati Cirebon dan berdasarkan hasil analisis statistic di dapatkan p value
0,003< 0,05 artinya terdapat pengaruh pemberian terapi mobilisasi dini terhadap penurunan skala nyeri.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmawidyawati., dkk (2022) hasil
penelitian diperoleh bahwa skala nyeri kelompok pre intervensi berada di antara 5-8 dengan rata-rata
6.67 dengan nilai min 5 dan nilai max 8 tingkat nyeri berat dan skala nyeri kelompok post intervensi
berada di antara 1-4 dengan rata-rata 2.60 dengan nilai min 3 tingkat nyeri ringan dan nilai max 4 tingkat
nyeri sedang, hasil Uji Mann-Whitney U diperoleh nilai p-value 0.000 < 0.005 maka dapat disimpulkan
adanya pengaruh dari mobilisasi dini terhadap penurunan skala nyeri. Sejalan juga dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sumberjaya & Mertha (2020), hasil penelitiannya dengan uji statistik dependent t-
test, diperoleh nilai p value = 0,000 < 0.005 yang artinya terdapat perbedaan bermakna antara skala nyeri
sebelum dilakukan mobilisasi dini dengan skala nyeri setelah dilakukan mobilisasi dini.
Thanks

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai