Anda di halaman 1dari 2

Nasehat Kematian

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Hadirin shalat Jum’at yang semoga dalam naungan perlindungan Allah. Segala puji dan
syukur mari kita haturkan ke hadirat Allah SwT, dimana karena kemurahan rahmatnya
sehingga masih Allah limpahkan beragam nikmatnya kepada kita.

Kemudian, shalawat serta salam mari kita sanjungkan kepada Nabi agung Muhammad saw.
Sosok yang telah mengenalkan kita dengan Islam sehingga kita bisa terbebas dari bahaya
zaman jahiliyah.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Berbicara perihal kematian maka sejatinya Allah telah memperingatkan dalam firmannya
bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan yang namanya kematian.

ُّ‫كُلُُّّنَفُّسُُّّ ُّذَآئُّقَ ُّةُُّٱل َموت‬


Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (Ali-Imran: 185)

Maka tidak ada satupun makhluk hidup di alam semesta ini yang akan luput dari ancaman
kematian. Kematian adalah pemutus kenikmatan dan kesengsaraan duniawi, jembatan
menuju pertemuan mengahadap Pencipta. Kehormatan yang kita kejar, harta yang kita
usahakan dan keluarga yang kita perjuangkan semuanya akan kita tinggalakan begitu
kematian datang menjemput. Ia adalah suatu hal yang tidak dapat kita hindari ataupun kita
hindari kedatangannya, Allah telah memberikan peringatan keras terkait hal ini dalam
firmannya.

َ ‫ساعَةُُّّ َو َُّلُّ َيسُّتَقُّد ُم‬


ُّ‫ون‬ َُّ ‫َولكُلُُُّّّأ ُمُّةُُّّأَ َجلُُّّفَإذَاُّ َجا ٓ َُّءُّأَ َجلُ ُهمُُّّ َُّلُّ َيستَأخ ُر‬
َ ُّ‫ون‬
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Al-A’raf:
34)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Maka rasulullah saw menyabdakan, bahwa ketika manusia meninggal dan hendak
dihantarkan menuju peraduan terakhirnya, maka manusia akan terbagi menjadi 2 golongan
pada saat itu.

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami
Al Laits dari Sa’id AL Maqbariy dari bapaknya bahwa dia mendengar dari Abu Sa’id AL
Khudriy radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda:
“Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh para laki-laki di atas pundak mereka, maka
jika jenazah tersebut termasuk orang shalih (semasa hidupnya) maka dia (jenazah tersebut)
berkata; “Bersegeralah kalian (membawa aku). Dan jika ia bukan dari orang shalih, maka dia
akan berkata; “Celaka, kemana mereka akan membawanya?. Suara jenazah itu akan
didengar oleh setiap makhluq kecuali manusia dan seandainya manusia mendengarnya,
tentu dia jatuh pingsan”. (HR: Bukhari)

Golongan pertama, diisi oleh orang-orang yang semasa hidupnya ia isi dengan ketaatan
kepada Allah. Orang yang semasa hidupnya menjadikan dunia sebagai tempat untuk
bersinggah dan akhirat sebagai tujuan akhir. Sehingga karena ia sadar bahwa dunia ini
hanyalah sementara maka ia bekerja untuk dunia sebagaimana mestinya tanpa berlebih-
lebihan, kemudian ia menjadkan akhirat sebagai finish dari semua perjalanannya, sehingga
ia mengusakan yang terbaik supaya mendapatkan tempat terbaik juga di kehidupan akhirat.
Maka tatkala maut menjemput dan jenazah akan dihantar menuju peraduan terakhir ia
menyambutnya dengan hati yang tenang dan berbahagia. Kenapa?, karena ia sadar bahwa
kuburannya adalah baabun min riyadhil jannah atau pintu menuju taman -taman surga.
Golongan kedua, adalah golongan yang diisi oleh orang-orang semasa hidupnya dipenuhi
dengan melakukan hal-hal yang berbau kemaksiatan. Penuh dengan keingkaran akan
nikmat Allah, lalai akan perintah dan larangan Allah. Maka tatkala kematian menjemput ia
akan menghadapinya dengan dipenuhi ketakutan, kemudian ketika jenazahnya akan
diangkut menuju tanah perkuburan maka akan menjadi lebih ketakutan sampai-sampai
mengutuki keadaanya sendiri. Kenapa? Karena ia sadar bahwa liang kuburnya adalah pintu
menuju pedihnya azab neraka. Orang-orang inilah yang allah firmankan dalam qur’an bahwa
mereka akan memohon supaya dikembalikan ke duinia, digambarkan dalam surat Al-Mu’min
ayat 99 mereka mengatakan

ُُّ ‫ىُّإذَاُّ َجا ٓ َُّءُّأَ َح َد ُه ُُّمُّٱل َمو‬


ُّ‫تُّقَا َُّلُّ َربُُّّٱرجعُون‬ ُّٓ ‫َحت‬
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). (QS. Al-
Mu’minun: 99)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Untuk apakah mereka ingin dikembalikan? Apakah untuk menemui keluarga yang dicintai?
Atau untuk perbendaharaan yang telah diusahakan? Atau jabatan yang diinginkan?. Tidak,
nyatanya mereka ingin dikembalikan ke dunia dijelaskan dalam ayat selanjutnya.

َ ُّ‫يُّأَع َم ُُّل‬
ُُّ‫صلُّحاُّفُّي َماُّتَ َركت‬ ُّٓ ‫لَعَل‬
agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. (QS. Al-Mu’minun:
100)

Mereka ingin dikembalikan hanya karena ingin memiliki kesempatan untuk melaksanakan
amal shalih supaya terbebas dari pedihnya siksa akhirat. Namun apalah daya, nasi sudah
menjadi bubur, tiada lagi kesempatan untuk mengulang ketika kehidupan sudah diputus oleh
kematian.

ُّ‫سمُّهللاُّالرحْ منُّالرحيم‬
ْ ‫ب‬
َ ‫واُّوعَملُواُّالصال َحات‬
َ ‫ُّوتَ َوا‬
ُّ‫ص ْوا‬ َ ُ‫ينُّآ َمن‬ ْ ‫انُّلَفيُّ ُخ‬
َ ‫ُّإلُّالذ‬,‫سر‬ َ ‫س‬ ُّْ ُُّّ‫ُّإُّن‬,‫َوا ْل َعصْر‬
َ ‫الُّْن‬
ُّ‫ص ْواُّبالص ْبر‬ َ ‫ُّوتَ َوا‬ َ ‫با ْل َحق‬
ُّ‫ُّوالذكْر‬ َ ‫ُّولَ ُك ْمُّفيُّا ْلقُ ْرآنُّا ْلعَظ ْيم‬
َ ‫ُّونَفَعَن ْي‬
َ ‫ُّوإيا ُك ْمُّب َماُّف ْيهُّم َنُّاْآليَات‬ َ ‫اركَ ُّهللاُُّل ْي‬َ َ‫ب‬
ُّ‫سلم ْي َنُّم ْنُّكُلُّذَ ْنب‬
ْ ‫سائرُّا ْل ُم‬ َ ‫ُّولَكُ ْم‬
َ ‫ُّول‬ ْ َ‫اُّوأ‬
َ ‫ستَ ْغف ُرُّهللاَُّل ْي‬ َ َ‫ُّأَقُ ْو ُلُّقَ ْول ْيُّ َهذ‬.‫ا ْل َحك ْيم‬
ْ ‫فَا‬
‫ستَ ْغف ُر ْوهُُّإنهُُّ ُه َوُّا ْلغَفُ ْو ُرُّالرح ْي ُُّم‬

Anda mungkin juga menyukai