Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN (AIK )

Manusia dan kehidupan


Dosen Pengampu : Iswati M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelompok 3 :
➢ Ahmad Fauzan Al Zaqy (20510013)
➢ Iqbal Harun Al Rasyid (20510018)
➢ Sandy Octa Nugraha (20510016)
➢ Joenza Elsen Annes Pratama (20510014)
➢ Fetra Rianur (20510017)
➢ Annisa Aprialitha (20510015)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS TEKNIK
PRODI AL ISLAM dan KEMUHAMMADIYAHAN
TAHUN 2020/2021
A. Pendahuluan
Pada makalah ini akan dibahas “Manusia dan Kehidupan” , materi ini lebih
menitiktekankan pada kemampuan manusia untuk mempertanyakan keberadaan
dirinya dengan segala potensi yang dimiliki, sehingga ia disebut sebagai makhluk
yang mulia dibanding dengan makhluk lainnya. Hanya dengan rahman dan rahim-
Nya manusia dianugerahi potensi yang luar biasa dahsyatnya dan tidak dimiliki
oleh makhluk lain, meski makhluk yang bernama malaikat. Oleh karena itu.
Pantaslah jika manusia diberi amanat sebagai khalifa (pemimpin, penguasa) Allah
di muka bumi.
Untuk itu, maka ada beberapa hal yang akan dibahas dalam bab ini, antara lain:
(1) Perjalanan hidup manusia dari alam ruh hingga hari akhirat.
(2)Tujuan dan fungsi penciptaan manusia;
(3) Ragam orientasi hidup manusia;
(4) Hidup sukses dalam pandangan Al-Qur’an.

1. Alam Arwah
Persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon
manusia, yaitu ruh-ruh manusia yang berada di alam arwah. Allah
mengambil sumpah kepada mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-
Qur’an: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka.
Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke dunia
sudah memiliki nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada Allah dan agama
yang lurus. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Ar-Ruum: 30).
Rasulullah saw. bersabda: “Setiap anak dilahirkan secara fitrah. Maka
kedua orang tuannya yang menjadikan Yahudi atau Nashrani atau
Majusi.” (HR Bukhari)
2. Alam Rahim
Perjalanan pertama yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim:
40 hari berupa nutfah, 40 hari berupa ‘alaqah (gumpalan darah), dan 40 hari
berupa mudghah (gumpalan daging), kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin
yang sempurna. Setelah kurang lebih sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke
dunia.

3. Alam Dunia
Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang
hanya minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh.
Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini
tidak berjalan sama antara satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan
datang kapan saja menjemput manusia dan tidak mengenal usia. Sebagian
meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat masa anak-anak, sebagian yang
lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian lainnya ketika sudah tua bahkan
pikun. Perjalanan hidup manusia di dunia akan berakhir dengan kematian.
Semuanya akan mati, apakah itu pahlawan ataukah selebriti, orang beriman
atau kafir, pemimpin atau rakyat, kaya atau miskin, tua atau muda, lelaki atau
perempuan. Mereka akan meninggalkan segala sesuatu yang telah
dikumpulkannya. Semua yang dikumpulkan oleh manusia tidak akan berguna,
kecuali amal shalihnya berupa sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat,
dan anak yang shalih. Kematian adalah penghancur kelezatan dan gemerlapnya
kehidupan dunia. Kematian bukanlah akhir kesudahan manusia, bukan pula
tempat istirahat yang panjang. Tetapi, kematian adalah akhir dari kehidupannya
di dunia dengan segala yang telah dipersembahkannya dari amal perbuatan
untuk kemudian melakukan rihlah atau perjalanan hidup berikutnya.
4. Alam Barzakh
Fase berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di
sana mereka tinggal sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka
sendiri. Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-
lembah neraka. Manusia sudah akan mengetahui nasibnya ketika mereka
berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli surga atau ahli neraka. Jika
seseorang menjadi penghuni surga, maka dibukakan baginya pintu surga setiap
pagi dan sore. Hawa surga akan mereka rasakan. Sebaliknya jika menjadi
penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya setiap pagi dan
sore dan dia akan merasakan hawa panasnya neraka.

5. Alam Akhirat (Hari Akhir)


Dan perjalanan berikutnya adalah kehidupan di hari akhir dengan segala
rinciannya. Kehidupan hari akhir didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa
kerusakan total seluruh alam semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah mahsyar,
yaitu seluruh manusia dari mulai nabi Adam as. sampai manusia terakhir
dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia dikumpulkan dalam keadaan
tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu matahari sangat dekat
jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh manusia
sesuai dengan amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai
lutut, ada yang sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang
tenggelam dengan keringatnya.
Peristiwa berikutnya adalah hisab (perhitungan amal) dan mizan (timbangan
amal) bagi manusia. Ada yang mendapatkan proses hisab dengan cara susah-
payah karena dilakukan dengan sangat teliti dan rinci. Sebagian yang lain
mendapatkan hisab yang mudah dan hanya sekadar formalitas. Bahkan
sebagian kecil dari orang beriman bebas hisab.
Di antara pertanyaan yang akan diberikan pada manusia di hari Hisab terkait
dengan masalah prinsip dalam hidupnya. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak
akan melangkah kaki anak Adam di hari kiamat sehingga ditanya 5 hal di sisi
Allah: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk
apa digunakan, tentang hartanya dari mana mencarinya, dan ke mana
menginfakkannya, dan apa yang diamalkan dari ilmunya.” (HR At-Tirmidzi).
Di masa ini juga dilakukan proses qishash, orang yang dizhalimi meng-qishash
orang yang menzhalimi.
Kejadian selanjutnya manusia harus melalui shirath, yaitu sebuah jembatan
yang sangat tipis dan mengerikan karena di bawahnya neraka jahanam. Semua
manusia akan melewati jembatan ini dari mulai yang awal sampai yang akhir.
Shirath ini lebih tipis dari rambut, lebih tajam dari pedang, dan terdapat banyak
kalajengking. Kemampuan manusia melewati jembatan itu sesuai dengan
amalnya di dunia. Ada yang lewat dengan cepat seperti kecepatan kilat, ada
yang lewat seperti kecepatan angin, ada yang lewat seperti kecepatan burung,
tetapi banyak juga yang berjalan merangkak, bahkan mayoritas manusia jatuh
ke neraka jahanam.
Bagi orang-orang yang beriman, akan minum telaga Rasulullah saw. yang
disebut Al-Kautsar. Rasulullah saw. bersabda: “Telagaku seluas perjalanan
sebulan, airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih wangi dari misik, dan
gayungnya sebanyak bintang di langit. Siapa yang meminumnya, maka tidak
akan pernah haus selamanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

6. Surga dan Neraka


Pada fase yang terakhir dari rihlah manusia di hari akhir adalah sebagian
mereka masuk surga dan sebagian masuk neraka. Surga tempat orang-orang
bertakwa dan neraka tempat orang-orang kafir. Kedua tempat tersebut sekarang
sudah ada dan disediakan. Bahkan, surga sudah rindu pada penghuninya untuk
siap menyambut dengan sebaik-baiknya sambutan. Neraka pun sudah rindu
dengan penghuninya dan siap menyambut dengan hidangan neraka. Al-Qur’an
dan Sunnah telah menceritakan surga dan neraka secara detail. Penyebutan ini
agar menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia tentang persinggahan akhir
yang akan mereka diami.
2. Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia
1. Tujuan Penciptaan Manusia
Keberadaan manusia di bumi sebagai pemegang Khalifah, dengan
misi memimpin, mengelola, memaakmurkan dan memelihara
keselamatan alam semesta. Untuk itu, Allah menurunkan agama yang
terakhir (islam) untuk dijadikan pegangan hidup untuk menjalankan
tugas kekhalifahan.
Secara normatif, tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah
kepada Allah, sebagaimana firman Allah dalam QS.Adz-Dzaariyaat ;
56

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia ,elainkan supaya


mereka menyembahku”
2. Fungsi Penciptaan Manusia
Merujuk pada tujuan Allah menciptakan manusia untuk beribadah
kepada-Nya, maka fungsi penciptaan manusia, sebagai khalifah-Nya
Sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-Baqarah ; 30 dan QS. Al- An’am ;
165

“Inga tlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Pa ra


Mala ika t”sesungguhnya a ku henda k menjad ikan seor ang kha lifah
dimuka bumi”

“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa dibumi dan


Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian(yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”

Kedua ayat tersebut tegas sekali Allah menyatakan bahwa fungsi manusia
di bumi ialah sebagai Khalifatullah. Oleh karena itu mereka bertugas untuk
menciptakan kemakmuran di dunia dan membangun berbagai segi kehidupan.
Adapun tugas yang dibebankan kepada manusia, yaitu:

a. Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, seperti menuntut ilmu


pengetahuan yang berguna bagi dirinya atau orang lain atau
masyarakat umum dan menghiasi diri dengan akhlak mulia merupakan
kewajiban yang harus disadari dan dilakukan oleh setiap orang.
b. Tugas kekhalifahan didalam keluarga atau rumah tangga. Hal ini
sangat erat sekali hubungannya dengan penyaluran nafsu seksual yang
ada dalam diri setiap manusia yang bermoral.
c. Tugas kekhalifahan di dalam masyarakat.Setiap manusia didunia tidak
bisa lepas dengan bantuan orang lain, karena itu antara satu dan
lainnya saling membutuhkan, sehingga perlu mengadakan hubungan
yang positif dan bermanfaat bagi semuanya.

3. Ragam Orientasi Hidup Manusia


Manusia sebagai khalifatullah menempati dua posisi ganda (double
position) diruang publik (public sphere) yang sangat luas. Di satu sisi
merupakan agen pencerahan, namun pada saat bersamaan manusia justru
menjadi agen kerusakan (al-fasid).
Ada 2 hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang dalam menyikapi orientasi
hidup, yaitu:
1. Orientasi Hidup yang salah
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 200,
bahwa ada di antara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya mengejar
kenikmatan duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib
hidupnya di akhirat kelak.
Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah ; 200 sebagai berikut:

Potongan ayat ini menjelaskan bahwa ada sebagian di antara manusia yang
berdo’a kepada Allah “ya Tuhan kam i, b erilah kam i kebahag iaan d i dun ia” .
Maksudnya seseorang yang memohon kepada Allah apa yang diharapkan
didunia ini untuk menyenangkan hatinya , namun di sisi lain si pemohon (orang
yang berdo’a) tidak bermohon untuk kehidupan di dunia yang kha sanah , dan
juga tidak berdo’a sesuatu apapun yang menyangkut akhirat . Oleh karena itu ,
Allah mungkin akan mengabulkan permohonan mereka , tetapi tidak ada
baginya sedikitpun bagian yang menyenangkan di akhirat , karena dia tidak
mengharapkannya apalagi berusaha meraihnya .

Bertolak pada orientasi hidup semacam ini , maka karakteristik yang


dimiliki orang tersebut hanyalah; Obsesi mengejar kenikmatan dunia ,
Bertambahnya ambisi untuk memperbanyak kesenangan hidup diduniawi ,
merasa senang atas apa yang diperoleh dari kesenangan duniawi , merasa berat
untuk berjuang dijalan Allah , dan memandang kehidupan didunia sebagai
satusatunya kehidupan dan dunia segala-galanya .

2. Orientasi Hidup yang Benar

Allah tidak menghendaki kehidupan manusia yang memberatkan , justru


sebaliknya yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang mudah .
Sebagaimana firman Allah dalam QS . Al-Baqarah ; 256:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam); Sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu Barangsiapa yang
ingkar kepada Thaghut (syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah) dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui”

Adapun jaminan Allah yang diberikan kepada orang-orang yang


mengikuti jalan yang benar maka ia akan dipermudah ketika menghadapi
kesulitan, urusannya dijadikan mudah oleh Allah, dihapus kesalahannya,
disediakan surga yang luas seluas langut dan bumi, Allah senantiasa bersama
orang-orang yang taqwa, akan mendapat berkah dari langit dan dari bumi,
hidupnya tidak akan merasa takut dan sedih, hidupnya tidak akan celaka dan
tersesat, Allah akan menjadikan hidupnya di dunia dengan kebaikan dan
memberinya pahalayang besar di akhirat.

4. Hidup Sukses dalam Pandangan Al-Qur’an

Uraian diatas telah menggambarkan jalan kehidupan di dunia yang harus dipilih
oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia, yaitu jalan yang benar
dan jalan yang salah. Untuk itu, maka Al-Qur’an menjelaskan tentang
kehidupan di dunia yang harus dilalui oleh setiap manusia, sehingga dia dapat
meraih kesuksesan hidup didunia dan akhirat sebagai berikut:

1. Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi

Manusia dituntut untuk melakukan pengembangan diri secara seimbang,


antara aspek spritualitas yang lebih mengarah untuk menjalin hubungan
harmonis kepada Allah Yang Maha Agung, juga pengembangan fungsi ilmu
dan akal dalam rangkah untuk memahamititah Allah dimuka bumi secara
praktis. Dari kedua hal terebut akan membawa manusia pada pola hidup yang
seimbang, dan akan nampak sempurna diperkuat do’a yang setiap saat selalu
dibaca dalam QS.Al-Baqarah ; 201
“Dan di antara mereka ada orang yang berdo’a: “Ya Tuhan Kami, berilah
kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan pelihara lah kami dari siksa
neraka”

Untuk itu, maka beberapa cara yang dapat dapat dilakukan oleh seseorang untuk
meraih keseimbangan duniawi dan ukhrowi, yaitu dengan memahami makna
hidup, dan memahami Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia, mengasah
kepekaan hati masing-masing, menghindari perbuatan yang mengarah pada
kemaksiatan atau dosa.

2. Memiliki Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kepekaan


Emosional

Setiap manusia berhak dan layak untuk menggapai ketiga-tiganya dengan


berbagai cara. Maka dari itu, seseorang dapat memanfaatkan dan
memaksimalkan potensi pemberian Allah yang lainnya, seperti akal fikiran
maupun panca inderanya.
Adapun cara yang dapat ditempuh dalam mencari, menggali, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan melalui:

a. Panca Indera, seperti sama’ (pendengaran) yang biasanya bersifat verba, dan
bashar (penglihatan) yang biasanya menghasilkan ilmu pengetahuan.

b. Observasional-eksperimental, seperti Allah mengajarkan Qabil cara


mengubur mayat saudaranya (Habil) melalui perantara burung menggali tanah.

c. Pengamatan Eksperimental, seperti Allah mengajarkan kebangkitan melalui


suatu desa atau wilayah yang dinding-dinding rumahnya roboh lalu menutupi
atap rumahnya, sedangkan penduduk wilayah tersebut tidak ada sama sekali.

d. Eksperimen, seperti Allah menunjukkan kepada Nabi Ibrahim a.s bagaimana


menghidupkan yang mati menjadi hidup kembali.

e. Akal, kalbu atau fuad, seperti menangkap ayat-ayat Allah pada kejadian alam
semesta. Perhatikan firman Allah pada QS.Al-Baqarah ; 164 tentang penciptaan
langit dan bumi, yang didalamnya terdapat bergantinya malam dan siang, lautan
yang dapat digunakan untuk berlayar dan pemanfaat sumber daya alamnya,
Allah menurunkan air dari langit untuk menghidupkan manusia, hewan dan
tanaman agar tidak mati, dan lain sebagainya.
Disisi lain, apabila diperhatikan dampak negatifnya memisahkan antara
iman, ilmu pengetahuan dan kepekaan emosional terhadapa pribadi seseorang,
maka akan melahirkan pribadi-pribadi:

a. seseorang yang mengandalkan ilmu pengetahuan yang luas, tetapi lemah


iman dan kepekaan emosionalnya, maka akan terjadi ketimpangan dan membuat
hidupnya dalam keadaan frustasi.

b.Seseorang yang memiliki iman dengan keyakinan yang kukuh, sedangkan


ilmunya tidak berkembang dan kepekaan emosional yang sangat rendah, maka
akan membuat seseorang mengalami kehidupan yang tidak mampu berbuat
sesuatu.

c. Seseorang yang kepekaan emosionalnya kuat, namun tidak didasari dengan


iman dan ilmu.

Kesimpulan: Dari serangkaian penjelasan tentang “Manusia dan Kehidupan”


ini dapat disimpulkan bahwa Allah menjadikan manusia dari beberapa unsur
penting seperti air dan tanah, yang diberi bentuk. Dan terdapat beberapa potensi
yang dimiliki manusia dan kelebihannya atas makhluk lain diantaranya ialah,
instink atau naluri, indera dan perasaan, akal, agama, ilmu, bakat dan
kecerdasan, nafsu dan berbagai dorongan, dan karakter.
Adapun Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia melainkan untuk
menyembah Allah/beribadah sesuai jalan Allah, dan fungsinya ialah sebagai
khalifatullah . Manusia sebagai khalifatullah menempati posisi ganda (double
position) diruang publik (public sphere) yang sangat luas. Di satu sisi
merupakan agen pencerahan, namun pada saat bersamaan manusia justru
menjadi agen kerusakan (al-fasid). Maka jalan kehidupan didunia yang harus
dipilih oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia yaitu jalan yang
benar atau jalan yang salah.

Anda mungkin juga menyukai