AL ISLAM KEMUHAMMADIYAH 1
DOSEN PEMBIMBING
MILA KHAERUNISA, MA
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD ILHAM
2126201055
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
“Tauhid”, secara bahasa, adalah kata benda (nomina) yang berasal dari
perubahan kata kerja wahhada–yuwahhidu, yang bermakna ‘menunggalkan
sesuatu’. Sedangkan berdasarkan pengertian syariat, “Tauhid” bermakna
mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya.
Kekhususan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat.
(Al-Qaul Al-Mufid, 1:5). Pengertian kata tauhid berasal dari bahasa arab,
bentuk masdar dari kata wahnada yuwahhidu yang secara etimologi berarti
keesaan, yakni percaya bahwa Allah SWT itu satu. Tidak lain adalah
Lauhidullah (mengesakan Allah Swt). Jadi pernyataan/pengakuan. Bahwa
Allah Swt itu esa/satu. LaailahaillAllah (tiada Tuhan selain Allah)
Ilmu tauhid merupakan ilmu pengetahuan yang paling tinggi derajatnya
dalam agam Islam. Karena ilmu tauhid merupakan induk (pokok) bagi semua ilmu
pengetahuan dalam agama Islam. Bahwa para ulama menyebutkan bahwa
agama Islam adalah agama tauhid. Ilmu ini menerangkan serta membahas
masalah keesaan Dzat Allah Swt hokum yang mempelajari ilmu tauhid adalah
Fardhu’ain.
Ilmu tauhid di sebut juga ilmu Usuluddin, ilmu kalam, ilmu akidah, ilmu
ma·rifat, ada pula yang menyebutnya ilmu sifat 20 karena di dalamnya
dibicarakan 20 sifat yang wajib bagi Allah Swt.
Pembagian Tauhid
1. Tauhid Rububiyah
adalah keyakinan yang pasti bahwa hanya Allah semata Rabb dan
Pemilik segala sesuatu, tidak ada sekutu bagi-Nya, Dia-lah Yang
Mahapencipta, Dia-lah yang mengatur alam dan yang menjalankannya.
Dia-lah yang menciptakan para hamba, yang memberi rizki kepada
mereka, menghidupkan dan mematikannya. Dan beriman kepada qada'
dan qadar-Nya serta ke-Esaan-Nya dalam Dzat-Nya. Ringkasnya bahwa
tauhid Rububiyah Allah Ta'ala dalam segala perbuatan-Nya:
Allah Ta'ala berfirman, "Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun
sebelummu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak
ada ilah (yang hak) melainkan Aku, maka beribadah kamu hanya
kepada-Ku." (Al- Anbiyaa': 25)
Kalimat Laa ilaah illa-Allah mengandung dua makna, yaitu makna penolakan
segala bentuk sesembahan selain Allah SWT, dan makna menetapkan bahwa
satu- satunya sesembahan yang benar hanyalah Dia semata. Berkaitan
dengan kalimat ini Allah SWT berfirman :
Artinya : “ Dan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang
dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang kokoh” .( QS. Luqman: 22)
Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih
sedangkan ahli syirik mencintai Allah dan mencintai yang lainnya. Hal ini
sangat bertentangan dengan isi kandungan laa ilaaha illa-Allah.
Konsekuensi Laa ilaaha illa-Allah
Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang
dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan laa ilaaha illa-Allah. Dan
beribadah kepada Allah semata tanpa unsur kesyirikan sedikit pun , sebagai
keharusan dari penetapan illa-Allah.
Banyak orang yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya.
Sehingga mereka menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan , baik berupa
makluk, kuburan , pepohonan , bebatuan serta para thaghut lainnya. Dengan
kata lain, orang tersebut mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah dan
menjauhi segala yang dilarang-Nya.
C. TAUHID SEBAGAI LANDASAN BAGI SEMUA ASPEK KEHIDUPAN
Tauhid memiliki kedudukan yang sangat agung dalam islam. Oleh karena itu,
bagi siapa yang mampu merealisasikan tauhid dengan benar akan mendapat
beberapa keistimewaan. Bagi orang-orang yang termasuk ahli tauhid, Allah
menjanjikan banyak kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa
diantaranya ialah:
1 Ahli Tauhid Mendapatkan Keamanan dan
Petunjuk Allah SWT berfirman dalam QS. Al-
An’am ayat 82: Artinya:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Kezhaliman meliputi tiga perkara, yaitu kezhaliman terhadaphak Allah
yaitu dengan berbuat syirik, kezhalman seseorang terhadap diri sendiri yaitu
dengan berbuat maksiat, dan kezhaliman terhadap orang lain yaitu dengan
menganiaya orang lain.
Yang dimaksud kezhaliman pada ayat di atas adalah syirik, sebagaimana
dijelaskan oleh Rasulullah SAW ketika menafsirkan ayat tersebut. Ibnu
Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan, “Ketika ayat ini turun,tersa beratlah di
hati para sahabat, mereka mengatakan siapakah diantara kita yang tidak
pernah mendzalimi dirinya sendiri (berbuat maksiat), maka Rasulullah SAW
bersabda: ‘Tidak demikian, akan tetapi yang dimaksud kzhaliman pada ayat
tersebut adalahkesyirikan. Tidakkah kalian pernah mendengar ucapan
Luqman kepada anaknya, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “ Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) benar-benar kezhaliman yang besar.”(QS.Lukman: 13)
Artinya:
“Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaKu dengan membawa
kesalahan kepenuh bumi kemudian engkau menemuiKu dengan tidak
mensekutukan sesuatu denganKu niscaya aku akan datang kepadamu
dengan ampunan sepenuh bumi.”(Tirmidzi no.3463)
Dalam hadits tersebut, Rasulullah mengabarkan tentang luasnya keutamaan
dan rahmat Allah. Allah akan menghapus dosa-dosa yang besar sekalipun
selama itu bukan dosa syirik.
Jaminan Bagi Masyarakat yang
Bertauhid Allah SWT berfirman :
Artinya:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa
yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik.”
Dalam ayat di atas, Allah SWT memberikan beberapa jaminan bagi suatu
masyarakat yang mau mengimplementasikan nilai-nilai ketuhidan dalam
kehidupan, yaitu mendapat kekuasaan di muka bumi, mendapat
kemantapan dan keteguhan dalam beragama, serta mendapat keamanan
dan dijauhkan dari rasa takut.
Mentauhidkan Allah SWT dengan sepenuh hati memiliki keutamaan yang
luar biasa. Al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas menjelaskan beberapa
keutamaan tauhid. Dan dalam tulisan ini akan dibahas lima diantaranya.
Pertama, akan dihapus dosa-dosanya. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi
SAW yang artinya, “…Wahai bani Adam, seandainya engkau datang
kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati
tidak menyekutukan Aku sedikit pun juga, pasti Aku akan berikan
kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.’”
Kelima, diberi kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Firman Allah SWT,
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).