Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan di sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembangunan nasional, karena pembangunan pertanian berkaitan erat dengan
pembangunan industri, kesehatan, perbaikan ekonomi dan penyediaan sandang, papan
serta lapangan kerja dan lain-lain. Pembangunan pertanian diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan titik berat kepada upaya peningkatan
kesejahteraan umum yang berusaha di bidang pertanian (Tanmella, 2001).
Perkembangan pertanian di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan upaya pemenuhan bahan pangan nasional, terutama beras. Hal ini
dikarenakan beras sebagai bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia, dengan aktivitas produksinya yang melibatkan sekitar 40 persen tenaga
kerja pertanian, merupakan komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun
politik (Taryoto & Pranadji, 1995).
Ekonomi Produksi adalah suatu kegiatan ekonomi yang berupa suatu proses
produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga
kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada
menjadi lebih tinggi nilainya (Adiningsih, 1999).
Produksi dengan satu input variabel adalah hubungan antara tingkat produksi
dengan satu macam faktor produksi yang digunakan , sedangkan faktor faktor
produksi yang lain dianggap penggunaannya tetap pada tingkat tertentu (ceteris
paribus). Atau dapat dikatakan sebagai teori produksi sederhana yang
menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan
jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tingkat produksi barang.
Dalam produksi dengan satu input variabel (jangka pendek) ini menunjukkan output
maksimum dapat dicapai dari berbagai kombinasi penggunaan faktor produksi. Pada
jangka pendek ini berlaku hukum “The Law of Diminishing Return” (Hukum hasil
lebih yang semakin berkurang).  Dalam hukum “The Law of Diminishing Return”
menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga
kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan
semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu
produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan
ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai
tingkat yang maksimum kemudian menurun (Suhartini, 2010).
Ekonomi dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, dan konsumsi. Ekonomi yang lain mengartikan bahwa ekonomi
sebagai pengukur tingkat kemajuan suatu negara. Sedangkan ekonomi secara umum
dapat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan tentang sumber daya material
seseorang, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan (Anonim,
2014).

1.2 Tujuan Praktik Lapang


Adapun tujuan praktik lapang mata kuliah ekonomi produksi pertanian yang
bertempat di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar yaitu:
a. Mengetahui penggunaan faktor produksi usahatani
b. Mengetahui biaya produksi usahatani
c. Mengetahui produksi dan pendapatan usahatani
d. Mengetahui efisiensi penggunaan faktor produksi

1.3 Kegunaan Praktik Lapang


Adapun kegunaan praktik lapang mata kuliah ekonomi produksi pertanian yang
bertempat di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar yaitu:
a. Bagi petani, sebagai bahan informasi dalam menganalisa produksi dan pendapatan
usahatani.
b. Bagi mahasiswa:
 Melihat secara langsung pelaksanaan kegiatan usahatani di pedesaan
 Mengaplikasikan materi yang diperoleh dibangku kuliah
 Sebagai bahan latihan dalam pengambilan data dan penyusunan laporan untuk
penelitian dan penulisan tugas akhir
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Produksi


Dalam pengertian sederhana, produksi berarti kegiatan menghasilkan barang
atau jasa. Produksi adalah kegiatan menciptakan atau bisa juga menambah nilai guna
suatu barang atau jasa. Sedangkan pelakukegiatan produksi disebut sebagai
produsen.Secara sempit produksi dapat diartikan sebagai kegiatan manusia untuk
membuat suata barang atau mengubah suatu barang menjadi barang yang lain.
Sedangkan secara luas, produksi dapat diartikan sebagai segala kegiatan manusia baik
yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan sebagai upaya
menambah atau mempertinggi nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Produksi meliputi semua kegiatan yang tidak hanya sebatas membuat
barang - barang saja, tetapi dapat juga termasuk pembuatan atau penciptaan dalam
bentuk pelayanan atau jasa, seperti contohnya jasa keungan, jasa kesehatan, acara
hiburan dan sebagainya.(Anonim, 2012).
a. Produksi Total
Produksi total adalah jumlah total output yang diproduksi selama waktu
tertentu. Kurva produk total adalah Kurva yang menunjukkan hubungan antara faktor
produksi yang dipergunakan dengan produk total yang dihasilkan dinamakan kurva
produk total (TP). Apabila produk total dinyatakan dalam satuan fisik, seperti
kilogram, kuintal, ton dan lain-lain maka disebut kurva produk fisik total. Apabila
produk total itu dinyatakan dalam nilai uangnya maka dinamakan kurva nilai produk
total (Hariyati Yuli, 2007). Produksi total dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:

TP : f(K,L)
Dimana:
TP : Produksi Total
K : Barang Modal (yang dianggap modal)
L : Tenaga Kerja (buruh)
b. Produksi Rata-Rata
Produksi rata-rata/average product (AP) bisa diartikan dengan produk total
(keseluruhan produk) dibagi dengan jumlah unit faktor produksi variabel yang
digunakan. Produksi rata-rataakan maksimum bila turunan pertama fungsi produksi
rata-rata adalah 0 (AP’= 0), dengan penjelasan matematis produksi rata-rata
maksimum tercapai pada saat produksi rata-rata = produksi marginal dan produksi
marginal memotong produksi rata-rata pada saat nilai produksi rata-rata maksimum.
Produksi rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
TP
AP =
L
Dimana:
TP : Produksi Total
L : Tenaga Kerja (buruh)

c. Produksi Marginal
Produk Marginal adalah marginal produk yaitu tambahan keluaran produksi
karena tambahan satu unit masukan; misalnya, produk marginal tenaga kerja adalah
tambahan keluaran produksi dengan menambah tambahan satu unit tenaga kerja
(pekerja) ke dalam proses produksi dengan modal tetap; produk marginal modal
adalah tambahan modal ke dalam proses produksi dengan biaya tenaga kerja tetap
(Kamus BI, 2015).
∆TP
MP = TP =1

∆X

Dimana :

∆TP : Selisih Total Produksi


∆X : Selisih Besarnya Input
2.2 Faktor-Faktor Produksi Usahatani
Faktor produksi Usaha Tani adalah semua masukan atau korbanan yang
diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan
dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input, production factor dan
korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya
produksi yang diperoleh.Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk,
obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang
terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya
disebut dengan fungsi produksi atau factor relationship (Suhartini, 2013).
a. Tanah
Tanah atau lahan yang bersifat langka atau terbatas (scarcity) adalah sebagai
faktor produksi. Pada era sebelum Masehi tanah ini juga belum bersifat scarcity,
sama halnya dengan udara dancahaya.  Tanah atau lahan dalam arti sesungguhnya
bukan termasuk modal, karena tanah bukan buatan  manusia atau hasil produksi.
Orang awam menganggap  tanah sebagai modal utama atau satu-satunya modal bagi
petani. Hal ini karena tanah mempunyai fungsi sosial dan fungsiekonomi (Belman
Pasaribu, 2013).
Fungsi ekonomi dari tanah adalah:
a. Dapat diperjual belikan
b. Dapat disewakan,
c. Dapat dijadikan jaminan kredit.
b. Modal
Modal dalam arti ekonomi adalah hasil produksi yang digunakan untuk
menghasilkan produksi selanjutnya. Von Bohm Bawerk menjelaskan sebagai berikut:
Segala  jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat disebut kekayaan
masyarakat. Kekayaan itu digunakan sebagian untuk konsumsi dan sebagian untuk
memproduksi barang-barang baru, inilah yang disebut modal masyarakat atau modal
sosial. Perkataan modal atau kapitaldalam arti sehari-hari digunakan dalam bermacam
arti, yaitu: 
1. Modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang.
2. Modal dapat mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal, dan ini terlepas
dari kerjanya.
Menurut Susi Susantisifatnya modal dibagi menjadi atas 2 yaitu:
1. Modal tetap adalah barang barang modal yang digunakan dalam proses produksi
yang dapat digunakan beberapa kali. Meskipun akhirnya modal itu tandas atau
habis juga, tetapi sama sekali tidak terhisap dalam hasil. (sebagai modal pertama).
Contoh modal tetap: mesin, bangunan, alat-alat pertanian.
2. Modal  bergerak  adalah  barang-barang modal yang dipakai dalam proses
produksi dan habis terpakai dalam proses produksi. (sebagai modal kedua).
Contoh modal bergerak: pupuk, bahan bakar, bahan mentah.
Perbedaan di atas sangat penting artinya karena kedua jenis modal di atas
mampu mempunyai fungsi dan meminta perhatian yang sangat berlainan.Pemanenan
harus dikembalikan secara penuh dengan modal kedua, sedangkan modal yang
pertamahanyamengembalilakn sebagian, dan bagian yang dikembalikan ialah
penyusutan tahunan dan biaya perawatan tahunan.Selanjutnya orang dapat
membedakan jenis-jenis modal yaitu sarana produksi dimana yang diproduksi, sejauh
barang itu digunakan secara langsung untuk produksi.Sarana untuk menyimpan
barang uang dihasilkan. Suatu perbedaan yang tidak secara langsung merupakan
akibat dari penyebutan jenis-jenis modal tersebut, akantetapin yang berguna ialah
perbedaan modal yang di warisi atau yang didapat denagn cara lain secara cuma-
cuma, seperti sisa-sisa pendapatan yang ditabung dari hasil kerja yang di tabung.
Modal yang di gunakan dalam usaha tani jauh lebih besar dari pada yang digunakan
dalam usaha perdagangan atau industri, yang menghasilkan pemenuhan yang sama,
karena kurang cepat beredar.
Modal petani dapat dipisahkan dalam modal usaha yang sebenar-benarnya dan
modal pribadinya.perbedaan semacam itu praktis tidak ada dalam usaha Indonesia.
Jika perbedaan ini di terapkan lebih lanjut, maka usaha itu bukan menjadi usaha tani
lagi, melainkan akan menjadi suatu badan usaha. Dibuat perbedaan modal tetap dan
modal bergerak berhubung dengan perhitungan biaya pada proses produksi, yaitu
biaya modal bergerak diperhitungkan dalam harga biaya riel (pada saat itu) dan biaya
modal tetap diperhitungkan melalui penyusutan nilai (Susi Susanti, 2013).

c. Tenaga Kerja
Dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah suatu alat
kekusaan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan
ditujukan kepada usaha produksi. Tenaga kerja yang bukan bertujuan usaha produksi
misalnya tenaga untuk sport disebut langkah bebas. Tenaga kerja adalah faktor
terpenting dalam suatu perusahaan dan modal dapat seluruhnya atau sebagian besar
habis karena memburuknya konjungtur, malapetaka, dan wabah.juga mungkin,
karena modal tidak mampu menarik tenaga kerja baru dari daerah lain, sehingga
hanya tenaga kerja keluarga atau masyarakat saja yang tetap saja tinggal. Mengapa di
katakan faktor tenaga kerja sangatlah penting dari pada yang lainnya.Tenaga kerja
merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung
menjalankan kegiatan produksi.Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan
sebagai faktor produksi asli.Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung
unsur fisik, pikiran serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja
(AndikaFirmanul, 2014).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah:
1. Tersedianya tenaga kerja
Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah
tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat
tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenagakerja yang diperlukan ini
memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenagakerja, jenis
kelamin, musim dan upah tenagakerja.
2. Kualitas tenaga kerja
Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian
atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenagakerja spesialisasi ini
diperlukan sejumlah tenagakerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan
ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas.
3. Jenis kelamin
Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses
produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang
pekerjaan tertentu seperti dalam pengolahan tanah, dan tenaga kerja wanita
mengerjakan tanam.
d. Manajemen
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian di bidang manajemen yang
mempunyai peran dalam mengkoordinasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk
mengatur kegiatan ini, perlu di buat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan (Muchlisinriadi, 2016).

2.3 Konsep Biaya Produksi


Biaya produksi juga dapat didefinisikan sebagai semua pengorbanan yang
diperlukan untuk mendukung proses produksi barang atau jasa tertentu yang
dinyatakan dengan uang. Pengorbanan yang dimaksud adalah pemakaian faktor-
faktor produksi atau smnber-sumber ekonomi seperti bahan baku yang digunakan,
waktu dan tenaga yang terpakai, teknologi yang digunakan, upah tenaga kerja yang
terlibat dalam proses produksi dan sebagainya. Pengorbanan yang digunakan untuk
mendukung proses produksi harus dikuantitatifkan dan diukur dengan uang, hal
tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan sehingga diketahui dengan pasti
nominal modal yang digunakan untuk proses produksi, harga yang layak dari produk
yang dihasilkan, mengendalikan pengggunaan dana sehingga efisiensi produksi
tercapai dan membantu perhitungan laba yang akan dihasilkan (Ardianingsih, 1999).

a. Biaya Total
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel.
Besarnya biaya variable ditentukan oleh besarnya produk yang dihasilkan sehingga
biaya totalpun akan ditentukan oleh besarnya produk yang dihasilkan. Sehingga,
biaya total merupakan fungsi dari produk atau Biaya. X = f = Y. Fungsi biaya total
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Fungsi biaya total terletak di kuadrat pertama karena jatah produksi Y dan
biayatotal X positif.
2) Penggalnya dengan sumbu X positif, karena menunjukkan biaya tetap.
3) Setiap tambahan produksi Y akan menambah biaya produksi X, sehingga
positif dan fungsi biaya total adalah menaik.
Adapun fungsi produksi linier dapat dihitung sebagai berikut:
TC = FC + VC

Dimana:
TC : Biaya Total ( Total Cost)
FC : Biaya Tetap ( Fixed Cost)
VC : Biaya Variabel ( Variable Cost)
Perilaku biaya produksi menurut teori tradisional dibedakan dalam perilakub iaya
jangka pendek (Short Run) dan biaya jangka panjang (Long Run). Pada perilakubiaya
jangka pendek dikenal pemisahan biaya tetap dan biaya variabel, sedangkanpada
perilaku biaya jangka panjang semua biaya merupakan biaya variabel (Hariyati Yuli,
2007).
b. Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata atau average cost (AC) adalah biaya produksi per unit produk
yang dihasilkan. Besarnya average cost dapat dihitung dengan cara membagi total
cost dengan jumlah kuantitas (HaiyatiYuli, 2007).
Jadi, average cost (AC) dapat dirumuskan sebagai berikut :
TC
AVC =
Q

Dimana:
AC : biaya rata-rata
TC : biaya total
Q : kuantitas barang dan jasa
c. Biaya Marginal
Biaya Marginal atau Marginal Cost (MC) adalah biaya tambahan yang
diperlukan untuk tambahan satu unit produk yang dihasilkan. Munculnya marginal
cost karena adanya perluasan produksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka
menambah jumlah produk yang dihasilkan. Marginal cost dapat dihitung dengan cara
membagi tambahan Total Cost (∆TC) dengan tambahan quantity (∆Q) (HariyatiYuli,
2007).
Jadi, marginal cost dapat dirumuskan sebagai berikut :

∆TC
MC =
∆Q
Keterangan:
MC = biaya marginal (MC)
∆TC = perubahan biaya total
∆Q = perubahan kuantitas

2.4 Fungsi Produksi


Fungsi produksi adalah fungsi yang menentukan output dari perusahaan untuk
semua kombinasi masukan. Sebuah fungsi meta-produksi (kadang-kadang fungsi
metaproduction) membandingkan praktek entitas yang ada mengkonversi input
menjadi output untuk menentukan fungsi praktek produksi yang paling efisien dari
entitas yang ada, apakah praktik produksi yang paling efisien layak atau produksi
praktek yang paling efisien yang sebenarnya. Dalam kedua kasus, output maksimum
dari suatu proses produksi teknologi ditentukan adalah fungsi matematika dari satu
atau lebih masukan. Dengan kata lain, diberikan himpunan semua kombinasi teknis
layak output dan input, hanya mencakup kombinasi output maksimum untuk satu set
input tertentu akan merupakan fungsi produksi. Atau, fungsi produksi dapat
didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan masukan minimum yang diperlukan
untuk menghasilkan jumlah output yang ditunjuk, mengingat teknologi yang
tersedia.Hal ini biasanya dianggap bahwa fungsi produksi yang unik dapat dibangun
untuk setiap teknologi produksi (Ridwan Muslim, 2012).
a. Fungsi Produksi Linier
Rumus matematik dari fungsi produksi linier adalah sebagai berikut: Y = f X 1 ,
X 2 , ......, X i , ....., X n dimana: Y = variabel yang dijelaskan dependent variable X =
varibel yang menjelaskan independent variable Fungsi produksi linier biasanya
dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi produksi linier sederhana dan berganda.
Perbedaan ini terletak pada jumlah variabel X yang dipakai dalam model.Fungsi
produksi linier sederhana adalah bila hanya satu variabel X yang digunakan dalam
model. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Y = a + bX 3.1 dimana: a
= intersep perpotongan, dan b = koefisien regresi Bila a = 0, maka Y = bX dan garis
ini akan melewati titik pusat 0,0 dan dari persamaan tersebut juga dapat diketahui
bahwa koefisien regresi b sekaligus merupakan slope atau kemiringan dari garis Y =
a + bX atau Y = bX dan dapat ditulis sebagai berikut: b = ∆Y ∆X Di dalam praktek,
penggunaan garis linier sederhana ini banyak dipakai untuk menjelaskan fenomena
yang berkaitan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel. Apabila terdapat
lebih dari dua variabel, maka hubungan linear dapat dinyatakan dalam persamaan
regresi linear berganda sebagai berikut: Y’= bo + b 1 X 1 +b 2 X 2 + ... + b k X k
Disini ada satu variabel tidak bebas dependent variabel, yaitu Y’ dan ada k variabel
bebas Independent variabel, yaitu X 1 ,..., X k (JontorSimotorang, 2007).
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Produksi
a = Intersep (perpotongan)
bX = Koefisien regresi
Y = a +b1 X1 + b1X2 + bnXn
Keterangan :
a = Intersep (perpotongan)
bX = Koefisien regresi
b. Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Fungsi Produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang
melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan
variable dependen (yang dijelaskan atau Y), dan yang lain disebut variabel
independen (yang menjelaskan atau X). Dalam fungsi produksi, maka fungsi produksi
cobb-douglass adalah suatu fungsi produksi yang ingin memperlihatkan pengaruh
input yang digunakan dengan output yang diinginkan. Dalam dunia ekonomi,
pendekatan cobb-douglass merupakan bentuk fungsional dari fungsi produksi secara
luas digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input (Anonim, 2012)

2.5 Efisisensi Produksi


a. Efisiensi Teknis
Efisiensi teknis (Technical efficiency) merupakan syarat keharusan dan
efisiensi ekonomis merupakan syarat kecukupan dalam setiap petimbangan
pengambilan keputusan produsen, efisiensi teknis juga mengharuskan proses produksi
yang dapat memanfaatkan input yang lebih sedikit demi menghasilkan output yang
lebih banyak (Linda Agustina, 2013).
b. Efesiensi Ekonomi
Efisiensi teknis tercapai pada saat produk rata-rata berada pada maksimumnya
dan efisiensi ekonomis tercapai pada saat nilai produk marjinal (NPM) sama dengan
biaya korbanan marjinalnya (BKM). Efisiensi ekonomis merupakan kata lain dari
“keuntungan maksimum”. Secara kronologis, setiap tambahan input dari awal sampai
akhir akan didapatkan efisiensi teknis lebih dahulu dan setelah itu baru efisiensi
ekonomis. Rumusnya sebagai berikut:
NPMy1 NPMy2 NPMy3 NPMyn
= = = = = 1
BKMy1 BKMx2 BKMx3 BKMxn
keterangan:
NPM = Nilai Produk Marginal
BKM = Biaya Korbanan Marginal
Apabila sejumlah faktor produksi digunakan untuk menghasilkan satu produk,
makaefisiensi ekonomis masing-masing faktor produksi (Linda Agustina, 2013).
BAB III

METODE PRAKTEK LAPANG

1.
2.
3.
3.1 Lokasi Praktek Lapang
Kegiatan praktek lapang ini dilaksanakan di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 03 – 04 Mei
2019.

3.2 Metode Pelaksanaan Praktek Lapang


Adapun metode penentuan responden yaitu secara kelompok, teknik penentuan
responden dalam penelitian ini melalui wawancara langsung kepada responden
dengan bantuan kuesioner. Pengambilan data berlangsung sampai sore hari dan stelah
pengambilan data selesai dilanjutkan dengan asistensi kuesioner kepada asisten
dosen.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Data yang diperoleh dari praktek lapang ini terdiri dari:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari
tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan
spesifik studi (Uma Sekaran, 2011). Data primer diperoleh dari hasil wawancara
langsung dari petani responden dengan menggunakan kuesioner.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan
dari sumber yang telah ada. Data sekunder adalah catatan atau dokumentasi
perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs Web, internet
dan seterusnya (Uma Sekaran, 2011). Data sekunder dapat diperoleh dari kantor Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanro Bone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi
Selatan.
3.4
3.1 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis secara deskriptif, dimana data
yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokan lalu ditabulasi dalam bentuk tabel
analisis biaya dan pendapatan petani, meliputi:
a. Gross output
Gross output (GOP) adalah pendapatan kotor yang diterima oleh petani yang
diperoleh dari jumlah produksi yang dihasilkan lalu dikalikan dengan harga komoditi
tersebut. Harga atau nilai produksi itu dinilai berupa uang dari bagian yang telah
dijual untuk memperoleh GOP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rumus
dibawah in:

GOP = Produksi x Harga

Dimana :

GOP = Gross Output ((Rp)


Produksi = Jumlah yang dihasilkan dari suatu kegiatan usahatani (Kg)
Harga = Nilai produksi dalam setiap satuan (Rp/Kg)
b. Gross Margin
Gross Margin adalah selisih antara penerima (GOP) dengan total biaya variabel.
Angka gross margin yang merupakan konstribusi usaha terhadap biaya tetap fdan
keuntungan setiap biaya variabel dibayar adaalah diperlukan dalam perencanaan
usahatani, ini dapat dilihat pada rumus dibawah ini:

GM = GOP – BV

Dimana:
GM = Gross Margin
GOP = Gross Output
BV = Biaya Variabel
c. Net Farm Income
Net Farm Income (NFI) adalah pendapatan bersih yang diterima oleh petani,
yang diperoleh setelah Gross Margin dikurangi sengan Biaya Tetap, ini seperti pada
rumus dibawah ini:

NFI = GM - BT

Diterima :

NFI = Net Farm Income (NFI)


GM = Gross Margin
BT = Biaya Tetap
d. R/C Ratio
R/C Ratio adalah merupakan perbandingan jumlah seluruh biaya yang
dikeluarkan selama sekali proses produksi. Ada beberapa penilaian terhadap
keberhasilan pengelolaan usahatani sehingga dapat bernilai untung, rugi atau impas,
untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada rumus dibawah ini:

R/ C Ratio = Total Renevue


Total Cost
Dimana:

R/C Ratio Perbandingan antara total pendapatan dengan total biaya


Total Renevue = Total Pendapatan (RP)
Total Cost = Total biaya yang digunakan (RP)\
Kreteria pengambilan keputusan :
1) Jika R/C –Ratio ≥ 1 ,maka usahatani untung dan layak dikembangkan.
2) Jika R/C –Ratio ≤ 1 ,maka usahatani rugi dan tidak layak dikembangkan.
3) Jika R/C –Ratio = 1 ,maka usahatani impas
e. Analisis Cobb Douglas
Adapun analisis Cobb Douglas yaitu dengan cara menghitung koefesien regresi,
t- Hitung sehingga dapat diketahui significant atau tidak, cara penghitungannya dapat
di analisis dengan menggunakan software SPSS sehingga dapat diketahui hasilnya.
Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan
dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen,
yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel independent, yang menjelaskan
(x).
BAB IV

KEADAAN UMUM WILAYAH PRAKTEK LAPANG

4.1 Letak Geografis


Secara geografis Desa Banyuanyara terletak pada 5o25”-5o27” Lintang Selatan
dan 119o24”-119o25” Bujur Timur. Desa ini bagian dari 4 desa di Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar.
Secara geografis wilayah Desa Banyuanyara merupakan salah satu desa yang
berada di Kecamata Sanrobone yang terdiri dari 6 dusun yang berjarak kurang lebih
2,5 km dari Ibukota Kecamatan, sekitar 7 km dari pusat ibukota Kabupaten Takalar
dan sekitar 45 km dari pusat ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Kawasan ini dapat
dicapai dengan menggunakan roda dua maupun roda empat.
Tabel 1. Letak Batas Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Letak Batas Desa/Kelurahan
Sebelah Utara Paddingin
Sebelah Selatan Pabbatangan
Sebelah Barat Sanrobone
Sebelah Timur Jipang
Sumber: Data Sekunder, 2019.
Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan letak batas Desa Banyuanyara yang dibatasi
oleh beberapa desa yaitu disebelah utara berbatasan dengan Desa Paddingin, sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Pabbatangan Kecamatan Mappakasungu, sebelah
barat berbatasan dengan Desa Sanrobone kecamatan Sanrobone dan di sebalah timur
berbatasan dengan Desa Jipang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Luas wilayah Desa Banyuanyara secara keseluruhan kurang lebih 793 Ha
persegi atau 7,93 km2 yang terbagi atas tanah sawah dan ladang, pemukiman dan
perumahan, tanah empang dll. Desa Banyuanyara termasuk yang sebagian besar
penduduknya bergerak dibidang Pertanian dan Peternakan, Wilayah Desa
Banyuanyara terdapat 6 Dusun.
Jenis tanah wilayah Desa Banyuanyara merupakan struktur dataran rendah.
Pada dasarnya jalanan Desa Bangun Jaya merupakan dataran rendah dengan
kemiringan dan permukaan laut 1 meter.

4.2 Keadaan Penduduk


Penduduk Desa Banyuanyara berjumlah kurang lebih 2.916 jumlah kepala
rumah tangga sebanyak 723 kepala rumah tangga, struktur penduduk umur di Desa
Banyuanyara sebagian besar tergolong dalam kelompok usia produktif (15-64 tahun)
sedangkan untuk jumlah penduduk yang tergolong yang tidak produktif (0 – 15
tahun). Rumah penduduk kebanyakan rumah berlantai dua. Berdasarkan agama,
penduduk Desa Banyuanyara 100% menganut agama islam. Kerapatan rumah
penduduk dengan penduduk lain agak renggang dengan penduduk lain. Struktur
penduduk berdasarkan mata pencaharian sangat bervariasi terdiri atas pertanian,
ternak, petambak, pedagang dan pegawai. Sumberdaya manusia yang dimiliki di Desa
Banyuanyara yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang)
1. Laki-laki 1.486
2. Perempuan 1.430
Total 2.916
Sumber: Data Sekunder, 2019.
Berdasarkan Tabel 2, menujukkan bahwa jumlah keseluruhan penduduk di
Desa Banyuanyara yaitu 2.916 orang. Dimana jumlah laki-laki yaitu 1.430 orang dan
jumlah perempuan yaitu 1.486 orang, perbedaan antara penduduk laki-laki dengan
perempuan yaitu selisih 56 orang.
Adapun penduduk menurut strata pendidikan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. Penduduk Berdasarkan Strata Pendidikan di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan..
No. Strata Pendidikan Jumlah (Orang)
1. Sarjana (S1, S2, S3) 52
2. Diploma (D1, D2, D3) -
3. SMA/ Sederajat 27
4. SMP/ Sederajat 32
5. SD/ Sederajat 34
6. TK (Taman kanak-kanak) -
7. Tidak sekolah 50
Total 195
Sumber: Data Sekunder, 2019.
Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan strata
pendidikan yang berada di Desa Banyuanyara yaitu 1.95 orang dimana jumlah
tertinggi berada pada strata pendidikan Sarjana yaitu 52 orang, jumlah terendah
berada pada strata pendidikan SMA/Sederajat yaitu 27 orang.
4.1 Keadaan Pertani
Sebagian besar lahan yang ada, di pergunakan untuk lahan pertanian (sawah)
dan lahan perkebunan. Hasil dari sumberdaya alam subsektor pertanian meliputi padi,
jagung, kacang-kacangan, cabai, semangka, melon dan tanaman hortikultura lainnya.
Sedangkan sistem pengelolaannya meliputi pemilik tanah pertanian, penyewa
penggarap dan buruh tani. Secara garis besar sektor peternakan di Desa Banyuanyara
meliputi peternakan ayam, itik, kambing, kerbau kuda dan sapi. Prasarana pertanian
yang terdapat di Desa Banyuanyara yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. Prasarana Pertanian di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone,
Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan
No. Prasarana Pertanian Jumlah (Unit)
1. Hand traktor 60
2. Penggilingan padi 4
3. Pompa air 116
4. Hans payer 90
Total 270
Sumber: Data Sekunder, 2019.
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa prasarana pertanian yang terdapat di
Desa Banyuanyara sudah banyak seperti pompa air. Penggilingan padi merupakan
yang paling sedikit terdapat di Kelurahan Malewang.
Potensi sumberdaya alam di Desa Banyuanyara meliputi sumberdaya alam non
hayati yaitu air, lahan dan udara, sedangkan sumberdaya alam hayati yaitu
perkebunan, flora dan fauna. Khususnya tataguna dan intesifikasi lahan yang yaitu
sebagai berikut :
Tabel 5. Luas Area di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan
No. Area Jumlah (Ha)
1. Pemukiman 522
2. Persawahan 214,15
3. Perkebunan 0,80
4. Pekarangan 237
5. Tambak/Empang 389
6. Tegala/Ladang 0,30
Total 1.363,25
Sumber: Data Sekunder, 2019.
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa luas wilayah desa yang digunakan
untuk persawahan dengan luas kurang lebih 214,15 Ha, perkebunan dengan luas
kurang lebih 0,80 Ha, luas area pemukiman 522 Ha, luas areal pekarangan 237 Ha,
luas areal tambak/empang 389 Ha dan luas areal tegala/ladang kurang lebih 0,30 Ha.
4.2 Keadaan Sarana dan Prasaran
Adapun sarana dan prasarana di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone,
Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebagai berikut:
a) Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan meliputi prasarana dan jumlah prasarana yang ada di
Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi
Selatan.
Tabel 6. Prasarana Pendidikan di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone,
Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
No. Prasarana Pendidikan Jumlah (Unit)
1. Gedung TK 1
2. Gedung SD 3
4. Gedung Madrasah -
5. Gedung SMP 1
6. Gedung SMA/SMK -
7. Gedung PerguruanTinggi -
8. Gedung Puskesmas -
9. Gedung Posyandu 6
10. Gedung Apotek -
Total 11
Sumber: Data Sekunder, 2019.
Berdasarkan Tabel 6, menunujukkan bahwa di Desa Banyuanyara terdapat
beberapa prasaranan pendidikan. Di desa tersebut juga terdapat pos kesehatan desa
untuk melayani warga dalam konsultasi kesehatan tetapi tidak terdapat gedung
perguruan tinggi.
Prasarana transportasi meliputi prasarana dan jumlah prasarana transportasi
yang ada di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan.
Tabel 7. Prasarana Transportasi di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone,
Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan
No. Prasarana Transportasi Status Jalan
1. Jalan Kecamatan Aspal
2. Jalan Desa Aspal
3. Jalan Dusun Aspal
4. Jalan Usahatani Aspal
Sumber: Data Sekunder, 2019.
Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa prasarana transportasi di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar memilki jalan yang
sebagian besar sudah melalui pengaspalan.
b). Sarana Ibadah
Sarana Ibadah meliputi jenis sarana dan jumlah sarana yang ada di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 8. Sarana Ibadah di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan
No. Sarana Ibadah Jumlah (Unit)
1. Masjid 5
2. Mushollah 2
3. Gereja -
Total 7
Sumber: Data Sekunder, 2019.
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa sarana ibadah yang terdapat di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan
terdapat masjid dan mushollah yang digunakan warga untuk kegiatan ibadah. Sarana
ibadah dapat dijangkau oleh semua warga sekitar.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTEK LAPANG

5.1 Identitas Responden


Responden pada praktek lapang ini adalah para petani di Desa Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar yang berjumlah 20 orang, untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai responden, berikut dideskripsikan
identitas responden menurut kelompok umur, pendidikan terakhir dan lama dalam
berusahatani.
a. Umur
Umur seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan kerjanya, karena
pekerajaan sebagai petani membutuhkan fisik/tenaga yang kuat, cara berfikir
sehingga dapat menggambarkan pengalamannya dalam berusaha. Pada umunya
petani di pedesaan yang berumur muda dan sehat mempunyai fisik yang lebih kuat
daripada petani yang lebih tua. Bagi petani yang lebih tua bisa jadi mempunyai
kemampuan berusahatani yang konservatif dan lebih mudah lelah (Tanmella, 2001).
Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan,
2019.
Kelompok Umur Jumlah Persentase
No.
(Tahun) (Orang) (%)
1. 30 - 40 6 30
2. 41 - 51 10 50
3. 52 – 62 4 20
Total 20 100
Minimum : 30
Maksimum : 62
Rata-rata : 44,35
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 9, Tingkat Umur di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa
kelompok umur 30 - 40 tahun merupakan kelompok umur berkategori muda dengan
berjumlah 6 orang dan persentase 30 %, kelompok umur 41 - 51 tahun berkategori
sedang berjumlah 20 orang dan persentase 50% dan kelompok umur 52 – 62 tahun
berkategori tua dengan jumlah sebanyak 4 orang dan persentasenya 20 %. Umur
minimum ialah umur 30 tahun, umur maksimum ialah umur 62 tahun dan rata-rata
umur nya ialah 44,35 tahun dengan persentase 100%.

b. Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan petani dan keterbatasan teknologi modern
merupakan dua faktor penyebab utama yang menyebabkan kemiskinan di sektor
pertanian di Indonesia. Keterbatasan dua faktor produksi tersebut yang sifatnya
komplementer satu sama lain mengakibatkan rendahnya tingkat produktivitas yang
pada akhirnya membuat rendahnya tingkat pendapatan riil petani sesuai mekanisme
pasar yang sempurna.
Tabel 10. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan terakhir di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan, 2019.
Persentase
No. Pendidikan Jumlah (Orang)
(%)
1. SD 1 5
2. SMP 4 20
3. SMA 15 75

Total 20 100
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 10, Tingkat pendidikan terakhir di Desa Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
bahwa dari 20 responden tingkat pendidikan dari 3 pendidikan yang terendah SD 1
orang pesentase 5% dan SMP 3 orang dengan persentase 20% dan tingkat pendidikan
tertinggi adalah SMA sebanyak 15 orang dengan persentase 75% dan total persentase
100%

c. Pengalaman Berusahatani
Belajar dengan mengamati pengalaman petani lain sangat penting, karena
merupakan cara yang lebih baik untuk mengambil keputusan dari pada dengan cara
mengolah sendiri informasi yang ada. Misalnya seorang petani dapat mengamati
dengsan seksama dari petani lain yang lebih mencoba sebuah inovasi baru dan ini
menjadi proses belajar secara sadar. Mempelajari pola perilaku baru, bisa juga tanpa
disadari.
Tabel 11. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman berusahatani di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan, 2019.
Pengalaman Jumlah Persentase
No.
Berusahatani (Tahun) (Orang) (%)
1. 5 – 18 10 50
2. 19 – 32 8 40
3. 33 – 44 2 10
Total 20 100
Minimum : 5
Maksimum : 44
Rata-Rata : 20,05
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 11, Pengalaman berusahatani di Desa Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan
bahwa dari 20 responden ada 10 orang yang memiliki pengalaman berusahatani dari
5 - 18 tahun dengan persentase 50% masuk dalam kategori baru, di kelompok 19 – 32
tahun memiliki jumlah 8 orang dengan persentase yang sama 40% berkategori
sedang, pada kelompok 33 – 44 tahun hanya memiliki jumlah 2 orang dengan
persentase 10% masuk dalam kategori lama. pengalaman minimum 5 tahun,
pengalaman maksimum 44 tahun dengan rata – rata 20,05 dan jumlah persentase
100%.

d. Tanggungan Keluarga
Ada hubungan yang nyata yang dapat dilihat melalui keengganan petani terhadap
resiko dengan jumlah anggota keluarga. Kegagalan petani dalam berusahatani akan
sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Jumlah anggota
keluarga yang besar seharusnya memberikan dorongan yang kuat untuk berusahatani
secara intensif.
Tabel 12. Identitas Responden Berdasarkan Tanggungan keluarga di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan, 2019.
Tanggungan Jumlah Persentase
No.
Keluarga (Orang) (Orang) (%)
1. 2–3 9 45%
2. 4 11 55%
Total 20 100
Minimum : 2
Maksimum : 4
Rata-Rata : 3, 5
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 12, Tanggungan keluarga di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa dari
20 responden tanggungan keluarga kelompok 2-3 orang memiliki jumlah 9 orang
dengan persentase 45% dan tanggungan keluarga kelompok 4 orang memiliki jumlah
yaitu 11 orang dan persentase 55%. Dengan jumlah minimum 2 orang, jumlah
maksimum 4 orang, rata – rata 3,5 dan persentase 100%.

5.2 Penggunaan Faktor Produksi


a. Lahan
Luas lahan yang selalu digunakan dalam skala usaha pertanian tradisional karena
komunitas yang ditanam oleh petani tradisional selalu seragam. Dengan demikian
pedoman luas lahan juga secara otomatis mengaju pada nilai modal, aset dan tenaga
kerja .
Tabel 13. Luas Lahan Responden di Desa  Banyuanyara, Kecamatan Sanro Bone,
Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Luas Lahan Jumlah Persentase
No.
(Ha) (Orang) (%)
1. <1 6 30
2. 1-2 14 70
3.  2 0 0
Total 20 100
Minimum : 0,2
Maksimum : 2
Rata-rata : 1,0145
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 13, Luas Lahan Responden di Desa  Banyuanyara,
Kecamatan Sanro Bone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
dari 20 responden kelompok luas lahan kurang dari 1 hektar terdapat 6 orang yang
memilikinya dengan persentase 30 % kategori kurang luas. Kelompok dengan luas
lahan 1 – 2 hektar terdapat 14 orang persentase 70% kategori sedang dan kelompok
luas lahan lebih dari 2 belum ada petani yang memilikinya. Jumlah maksimum luas
lahan 2 ha jumlah minimum luas lahan 0,2 ha rata – rata luas ialah 1,0145 dengan
jumlah persentase 100%.

b. Benih
Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman. Benih merupakan hasil dari perkembangbiakkan
secara vegetatif maupun generatif.
Tabel 14. Penggunaan Benih Responden di Desa  Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Benih Jumlah Persentase
No.
(Kg) (Orang) (%)
1. 20 - 46 8 40
2. 47 – 73 7 35
3. 74 - 100 5 25
Total 20 100
Minimum : 20
Maksimum : 100
Rata-rata : 49
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 14, Penggunaan Benih Responden di Desa  Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
dari 20 responden penggunaan benih 20 - 46 kg berjumlah 8 orang persentase 40 %
kategori sedikit. Pada penggunaan benih 47 – 73 kg berjumlah 7 orang persentase
35% kategori sedang. Pada penggunaan benih 74 – 100 kg berjumlah 5 orang
persentase 25% kategori banyak. Maksimum penggunaan 100 kg, minimum
penggunaah 20 kg, rata – rata 49, dengan jumlah persentase 100%.
c. Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik
(mineral).
Tabel 15. Penggunaan Pupuk Responden di Desa  Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Pupuk (Kg)
No. Responden
Urea TSP KCL
1. Responden 1 200 100 300
2. Responden 2 300 - -
3. Responden 3 100 100 50
4. Responden 4 300 40 40
5. Responden 5 100 50 50
6. Responden 6 300 - 100
7. Responden 7 150 100 -
8. Responden 8 100 50 -
9. Responden 9 150 50 -
10. Responden 10 100 50 -
11. Responden 11 100 50 -
12. Responden 12 150 100 -
13. Responden 13 50 - -
14. Responden 14 20 - -
15. Responden 15 120 80 -
16. Responden 16 100 70 -
17. Responden 17 150 100 -
18. Responden 18 300 200 200
19. Responden 19 200 200 -
20. Responden 20 50 200 -
Total 3.040 1.540 740
Rata-rata urea : 152
Rata-rata Tsp : 77
Rata-rata KCL : 37
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 15, Penggunaan Pupuk Responden di Desa  Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
bahwa dari 20 responden penggunaan pupuk urea berjumlah 3.040 kg rata-rata
penggunaan pupuk urea adalah 152 kg, penggunaan pupuk TSP berjumlah 1.540 kg
rata-rata penggunaan 77 dan penggunaan pupuk KCL berjumlah 740 kg rata-rata
penggunaan 37.

d. Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak,
memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Sasarannya bermacam-macam,
seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan atau mikrobia yang dianggap
mengganggu.
Tabel 16. Penggunaan Pestisida Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Pestisida Jumlah Persentase
No.
(Liter) (Orang) (%)
1. 1 - 4,5 18 90
2. 4,6 - 8 2 10
Total 20 100
Minimum : 1
Maksimum : 8
Rata-rata : 2,5
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 16, Penggunaan Pestisida Responden di Desa Banyuanyara,
Kecamata Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
bahwa dari 20 responden penggunaan pestisida pada kelompok 1 – 4,5 liter berjumlah
18 orang dengan persentase 90%, penggunaan pestisida pada kelompok 4,6 – 8
berjumlah hanya 2 orang dengan persentase 10%. Jumlah maksimum penggunaan 8
liter, jumlah minimum penggunaan 1 liter rata – penggunaan 2,5 dengan jumlah
persentase 100%.

e. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah energi yang di curahkan dalam suatu proses kegiatan untuk
menghasilkan suatu produk. Untuk tenaga kerja, fakta yang terjadi di lapangan,
pertanian organik menggunakan tenaga kerja lebih intensif dibanding pertanian
konvensional terutama pada masa peralihan.
Tabel 17. Penggunaan Tenaga Kerja Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Tenaga Kerja Jumlah Persentase
No.
(HKP) (Orang) (%)
1. 33,98 – 72,67 9 45
2. 72,68 – 111,37 9 45
3. 111,38 – 150,06 2 10
Total 20 100
Minimum : 33,98
Maksimum : 150,06
Rata-rata : 80,821
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 17, Penggunaan Tenaga Kerja Responden di Desa Banyuanyara,
Kecamata Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
bahwa, dari 20 responden penggunaan tenaga kerja kelompok 33,98 – 72,67 HKP
berjumlah 9 orang, persentase 45% kategori rendah. Penggunaan tenaga kerja
kelompok 72,68 – 111,37 HKP berjumlah 9 orang, persentase 45% kategori sedang.
Penggunaan tenaga kerja pada kelompok 111,38 – 150,06 HKP berjumlah 2 orang
persentase 10% kategori tinggi. Penggunaan maksimum tenaga kerja 150,06,
penggunaan minimum tenaga kerja 33,98, rata-rata penggunaan tenaga kerja 80,821
HKP dengan jumlah persentase 100%.

f. Peralatan
Alsintan atau alat dan mesin pertanian adalah sebutan yang digunakan untuk
menyebut alat-alat atau mesin yang digunakan dalam bidang pertanian. Alat pertanian
mempunyai bentuk dan mekanisme yang sederhana, dijalankan secara manual dan
proses yang dilakukan sedikit. Sedangkan mesin pertanian bentuk dan mekanismenya
sangat kompleks, bekerja secara otomatis dan hasil proses yang di kerjakan sangat
banyak.
Tabel 18. Penggunaan Peralatan Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
ALSINTAN (Buah)
No. Responden Parang Sabit Cangkul Traktor Pompa Mesin Hand
semprot air player
1. Responden 1 2 1 1 - 1 4 -
2. Responden 2 2 - 1 - 1 6 -
3. Responden 3 - - 1 1 - - -
4. Responden 4 1 - 1 - - 1 1
5. Responden 5 - 2 2 - 1 1 -
6. Responden 6 1 1 1 - 1 1 -
7. Responden 7 2 2 - 1 - - 1
8. Responden 8 2 - 1 1 - - 1
9. Responden 9 4 - 2 1 1 - -
10. Responden 10 5 - 2 1 - - -
11. Responden 11 1 - 1 1 - - 1
12. Responden 12 1 1 - 1 - - 1
13. Responden 13 - - 1 1 - - -
14. Responden 14 1 - 1 1 - - -
15. Responden 15 1 1 1 - 1 1 -
16. Responden 16 1 1 1 - - 1 -
17. Responden 17 - - 1 - 1 1 -
18. Responden 18 1 - 1 - 1 1 -
19. Responden 19 - - 1 - 1 1 -
20. Responden 20 2 - 1 - 1 1 -
Total 27 9 21 9 10 19 5
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 18, Penggunaan Peralatan Responden di Desa Banyuanyara,
Kecamata Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
bahwa total penggunaan peralatan dari 20 responden adalah 27 unit parang, 9 unit
sabit, 21 unit cangkul, 9 unit traktor, 10 unit pompa semprot, 19 unit mesin air dan 5
unit handplayer.

5.3 Biaya Produksi


Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya - biaya yang dibutuhkan
dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang.
Biaya – biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja/pabrik dan lain
sebagainya. Biaya produksi ini harus diakumulasi secara cermat untuk kemudian
dihitung dan dibandingkan dengan labah kotor. Selisih pendapatan dikurangi dengan
akan menjadi labah bersih atau total keuntungan yang diperoleh.
a. Responden 1
Tabel 19. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 35 15.000 525.000
2. Pupuk Urea Kg 200 1.800 360.000
3. Pupuk TSP Kg 100 4.500 450.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 200.000 400.000
6. Tenaga kerja HKP 99,97 70.000 6.997.900
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 100.000 100.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 9 180.666 180.666
Biaya Total Rp 9.013.566
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 19, menunjukan bahwa total biaya responden 1 sebesar Rp
9.013.566 terdiri dari biaya variabel Rp 8.732.900 dan biaya tetap Rp 280.666.
b. Responden 2
Tabel 20. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 150 60.000 900.000
2. Pupuk Urea Kg 100 2.000 200.000
3. Pupuk TSP Kg 100 1.800 180.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 1 35.000 35.000
6. Tenaga kerja HKP 102,45 70.000 7.171.500
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - -
3. Penyusutan alat Unit 10 940.000 940.000
Biaya Total Rp 8.856.500
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 20, menunjukan bahwa total biaya responden 2 sebesar Rp
8.856.500 terdiri dari biaya variabel Rp 7.766.500 dan biaya tetap Rp 1.090.000.
c. Responden 3
Tabel 20. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 70 15.000 1.050.000
2. Pupuk Urea Kg 300 1.800 540.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 150.000 400.000
6. Tenaga kerja HKP 33,98 70.000 2.378.600
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 30.000 30.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 2 196.000 196.000
Biaya Total Rp 4.594.600
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 20, menunjukan bahwa total biaya responden 3 sebesar Rp
4.5954.600 terdiri dari biaya variabel Rp 4.368.600 dan biaya tetap Rp 226.000.
d. Responden 4
Tabel 21. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 40 15.000 1.200.000
2. Pupuk Urea Kg 300 3.500 1.050.000
3. Pupuk TSP Kg 40 3.500 120.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 35.000 70.000
6. Tenaga kerja HKP 83,55 70.000 5.848.500
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 300.000 300.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 347.000 347.000
Biaya Total Rp 8.935.500
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 21, menunjukkan bahwa total biaya responden 4 sebesar Rp
8.935.500 terdiri dari biaya variabel Rp 8.288.500 dan biaya tetap Rp 647.000.
e. Responden 5

Tabel 22. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 150 3.400 510.000
2. Pupuk Urea Kg 250 1.800 450.000
3. Pupuk TSP Kg 150 1.400 210.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 30.000 60.000
6. Tenaga kerja HKP 105,1 70.000 7.357.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 75.000 75.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 6 196.000 259.998
Biaya Total Rp 8.921.998
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 22, menunjukan bahwa total biaya responden 5 sebesar Rp
8.921.998 terdiri dari biaya variabel Rp 8.587.000 dan biaya tetap Rp 334.998.
f. Responden 6
Tabel 23. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 100 3.400 340.000
2. Pupuk Urea Kg 300 1.800 540.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 1 200.000 200.000
6. Tenaga kerja HKP 125,5 70.000 8.785.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 5 278.142 278.142
Biaya Total Rp 10.293.142
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 23, menunjukan bahwa total biaya responden 6 sebesar Rp
10.293.142 terdiri dari biaya variabel Rp 9.865.000 dan biaya tetap Rp 428.142.
g. Responden 7
Tabel 24. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 50 9.000 450.000
2. Pupuk Urea Kg 150 1.800 270.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 3 45.000 135.000
6. Tenaga kerja HKP 71 70.000 4.970.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 75.000 75.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 6 1.372.000 1.372.000
Biaya Total Rp 7.272.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 24, menunjukan bahwa total biaya responden 7 sebesar Rp
7.272.000 terdiri dari biaya variabel Rp 5.900.000 dan biaya tetap Rp 1.372.000.
h. Responden 8
Tabel 25. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 40 9.000 360.000
2. Pupuk Urea Kg 100 2.000 200.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 1 65.000 65.000
6. Tenaga kerja HKP 55 70.000 3.850.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 50.000 50.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 5 1.315.000 1.315.000
Biaya Total Rp 5.840.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 25, menunjukan bahwa total biaya responden 8 sebesar Rp
5.840.000 terdiri dari biaya variabel Rp 4.475.000 dan biaya tetap Rp 1.365.000.
i. Responden 9
Tabel 26. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 60 15.000 900.000
2. Pupuk Urea Kg 150 12.000 1.800.000
3. Pupuk TSP Kg 50 4.500 225.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 1 115.000 115.000
6. Tenaga kerja HKP 77,02 70.000 5.391.400
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 8 1.209.000 1.209.000
Biaya Total Rp 9.790.400
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 26, menunjukan bahwa total biaya responden 9 sebesar Rp.
9.790.400 terdiri dari biaya variabel Rp 8.431.400 dan biaya tetap Rp. 1.359.000.
j. Responden 10
Tabel 27. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 75 70.000 515.000
2. Pupuk Urea Kg 100 12.000 1.200.000
3. Pupuk TSP Kg 50 4.500 225.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 115.000 115.000
6. Tenaga kerja HKP 67,2 70.000 4.704.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 8 397.000 397.000
Biaya Total Rp 7.306.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 27, menunjukan bahwa total biaya responden 10 sebesar Rp
7.306.000 terdiri dari biaya variabel Rp 6.759.000 dan biaya tetap Rp 547.000.
k. Responden 11
Tabel 28. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 50 9.000 360.000
2. Pupuk Urea Kg 100 2.000 200.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 1 65.000 65.000
6. Tenaga kerja HKP 58,9 70.000 4.123.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 50.000 50.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 1.315.000 1.315.000
Biaya Total Rp 1.990.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 28, menunjukan bahwa total biaya responden 11 sebesar Rp
6.113.000 terdiri dari biaya variabel Rp 4.748.000 dan biaya tetap Rp 1.365.000.
l. Responden 12
Tabel 29. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 50 9.000 450.000
2. Pupuk Urea Kg 150 1.800 270.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 3 45.000 135.000
6. Tenaga kerja HKP 75,28 70.000 5.269.600
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 75.000 75.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 1.479.999 1.479.999
Biaya Total Rp 7.679.599
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 29, menunjukan bahwa total biaya responden 12 sebesar Rp
7.679.599 terdiri dari biaya variabel Rp 6.124.600 dan biaya tetap Rp 1.554.999
m. Responden 13
Tabel 30. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 50 45.000 2.250.000
2. Pupuk Urea Kg 50 95.000 4.750.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 8 62.000 496.000
6. Tenaga kerja HKP 107,26 70.000 7.508.200
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 162.500 162.500
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 2 3.354.666 3.354.666
Biaya Total Rp 18.521.366
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 30, menunjukan bahwa total biaya responden 13 sebesar Rp
18.521.366 terdiri dari biaya variabel Rp 15.004.200 dan biaya tetap Rp 3.517.166.
n. Responden 14
Tabel 31. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 25 45.000 1.125.000
2. Pupuk Urea Kg 20 95.000 1.900.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 8 60.000 480.000
6. Tenaga kerja HKP 109,38 70.000 7.656.600
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 97.500 97.500
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 3 3.354.666 3.354.666
Biaya Total Rp 14.613.766
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 31, menunjukan bahwa total biaya responden 14 sebesar Rp
14.613.766 terdiri dari biaya variabel Rp 11.161.600 dan biaya tetap Rp 3.452.166.
o. Responden 15
Tabel 32. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 25 15.000 375.000
2. Pupuk Urea Kg 120 2.000 160.000
3. Pupuk TSP Kg 80 2.500 100.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 120.000 240.000
6. Tenaga kerja HKP 64,06 70.000 4.489.200
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 5 438.300 438.300
Biaya Total Rp 5.925.500
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 32, menunjukan bahwa total biaya responden 15 sebesar Rp
5.952.500 terdiri dari biaya variabel Rp 5.364.200 dan biaya tetap Rp 588.300.
p. Responden 16
Tabel 33. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 20 15.000 300.000
2. Pupuk Urea Kg 100 2.000 200.000
3. Pupuk TSP Kg 70 2.500 175.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5 Pestisida Liter 1 115.000 115.000
6. Tenaga kerja HKP 27,96 70.000 1.957.200
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 489.133 489.133
Biaya Total Rp 3.386.333
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 33, menunjukan bahwa total biaya responden 16 sebesar Rp
3.368.333 terdiri dari biaya variabel Rp 2.747.200 dan biaya tetap Rp 639.133.
q. Responden 17
Tabel 34. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 50 9.000 450.000
2. Pupuk Urea Kg 150 1.800 270.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 3 45.000 135.000
6. Tenaga kerja HKP 126,4 70.000 8.848.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 3 188.000 188.000
Biaya Total Rp 10.041.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 34, menunjukan bahwa total biaya responden 17 sebesar Rp
10.041.000 terdiri dari biaya variabel Rp 9.653.000 dan biaya tetap Rp 338.000.
r. Responden 18
Tabel 35. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 200 15.000 1.050.000
2. Pupuk Urea Kg 300 2.500 750.000
3. Pupuk TSP Kg 200 3.500 700.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 150.000 300.000
6. Tenaga kerja HKP 89,8 70.000 6.286.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 282.000 282.000
Biaya Total Rp 9.518.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 35, menunjukan bahwa total biaya responden 18 sebesar Rp
9.518.000 terdiri dari biaya variabel. Rp 9.086.000 dan biaya tetap Rp 432.000.
s. Responden 19
Tabel 36. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 70 15.000 1.050.000
2. Pupuk Urea Kg 200 2.500 500.000
3. Pupuk TSP Kg 200 3.500 700.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 100.000 200.000
6. Tenaga kerja HKP 150,06 70.000 10.504.200
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 75.000 75.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 3 43.400 43.400
Biaya Total Rp 13.072.600
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 36, menunjukan bahwa total biaya responden 19 sebesar Rp
13.072.600 terdiri dari biaya variabel Rp 12.954.200 dan biaya tetap Rp 118.400.
t. Responden 20
Tabel 37. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 10 9.000 900.000
2. Pupuk Urea Kg 50 4.400 220.000
3. Pupuk TSP Kg 200 3.500 700.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 80.000 160.000
6. Tenaga kerja HKP 55,52 70.000 3.886.400
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 100.000 100.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 351.500 351.500
Biaya Total Rp 6.317.900
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 37, menunjukan bahwa total biaya responden 20 sebesar Rp
6.317.600 terdiri dari biaya variabel Rp 5.866.400 dan biaya tetap Rp 451.500.

5.1 Produksi Total dan Produksi Rata-rata


Produksi total adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total
faktor produksi. Produksi rata-rata adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit
faktor produksi.
Tabel 38. Produksi Total dan Produksi Rata-rata Usahatani Responden di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan, 2019.
Luas Lahan Produksi Total
No. Responden
(Ha) (kg)
1. Responden 1 1 5.500
2. Responden 2 1,25 6.000
3. Responden 3 0,2 2.000
4. Responden 4 2 6.000
5. Responden 5 1,50 6.000
6. Responden 6 1,25 5.000
7. Responden 7 1,5 6.000
8. Responden 8 1 3.500
9. Responden 9 1 3.000
10. Responden 10 1,25 4.000
11. Responden 11 1 3.500
12. Responden 12 1,5 6.000
13. Responden 13 1,25 3.750
14. Responden 14 0,75 2.250
15. Responden 15 0,35 2.500
16. Responden 16 0,24 2.000
17. Responden 17 1,5 6.000
18. Responden 18 1,5 5.000
19. Responden 19 1 6.000
20. Responden 20 1 3.000
Total 24,05 87.000
Produksi Rata2/Petani (Rp/petani) 4.350
Produksi Rata2/hektar (Rp/hektar) 3.617
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 38, menunjukkan bahwa ternyata produksi total tertinggi dari
20 responden yaitu 6.000 kg dengan produksi rata-rata/petani 4.350 kg dan produksi
rata-rata/ha 3.617 kg

5.2 Analisis Pendapatan Usahatani


Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang
dikeluarkan. Besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usahatani
tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti luas lahan, tingkat
produksi, identitas pengusaha, pertanaman dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
Tabel 39. Rata-rata Produksi, Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Uraian Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
1. Produksi 4.725 4.000 18.900.000
2. Harga 4.000 4.000
3. Gross Output 390.250.000
4 Biaya Variabel 37.876.000
5. Biaya Tetap 20.106.470
6. Biaya Total 57.982.470
7. Gross Margin 352.374.000
8. Net Farm Income 332.267.530
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 39, menunjukan bahwa ternyata rata-rata produksi dari 20
responden yaitu 4.725 kg dengan nilai Gross Output Rp 390.250.000, Biaya Variabel
Rp 37.876.000 Biaya Tetap Rp 20.106.470, Biaya Total Rp 57.982.470, Gross
Margin Rp 352.374.000 dan Net Farm Income Rp 332.267.530.
5.3 Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglass
Tabel 40. Hasil Analisis Cobb Douglass Analisis Usahatani Padi Sawah di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan, 2019.
Koefisien
No. Variabel Independent t-Hitung Significant
Regresi (β)
1. Lahan 0,195 1,355 0,200
2. Benih 0,411 2,497 0,028
3. Pestisida 0,274 1,324 0,210
4. Hkp 0,207 1,077 0,303
5. Urea 0,506 2,744 0,018
6. Tsp 0,113 0,722 0,484
7. Kcl 0,155 1,085 0,299
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarakan Tabel 40, menunjukkan bahwa Analisis Cobb Douglass
petani di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar yaitu
Koefisien β lahan 0,195, t-Hitung, Significant 0,200. Benih Koefisien β 0,411 t-
Hitung 2,497 significant 0,028, Pestisida Koefisien β 0,274 t-Hitung 1,234,
significant 0,210, HKP Koefisien β 0,207, t-Hitung 1,077, Significant 0,303, Urea
Koefisien β 0,506 t-Hitung 2,744 Significant 0,018. TSp Koefisien β 0,113 t-Hitung
0,722 Significant 0,484 dan sedangkan untuk penggunaan Kcl Koefisien β 0,152 t-
Hitung 1,085 Significant 0,299.
Tabel 41. Tingkat Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi
Sawah di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar,
Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Penggunaan Rata-rata
No. Input Input/petan PMx Px NPMx NPMx
Produksi i (PRx) Px
1 Lahan 1,0145 0,197 1,0145 792,9 781,56
2 Benih 49 20,139 49 81.059,4 1.654,27
3 Pestisida 2,5 0,685 2,5 2.757,1 1.102,84
4 Hkp 80,821 16,729 80,821 67.334,2 833,12
5 Urea 152 76,912 152 309.570,8 2.036,65
6 tsp 77 8,701 77 35.021,5 454,82
7 Kcl 37 5,735 37 23.083,3 623,87
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 41, menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan input dari
20 responden yaitu lahan efisiensi dikarenakan NPMx/Px <1 kerena itu efisiensinya
sudah efisien, Benih sudah efisien karena NPMx/Px < 1 karena itu efisensinya sudah
efisien, Pestisida sudah efisien karena NPMx/Px < 1 karena itu efisensinya sudah
efisien, Hkp sudah efisien karena NPMx/Px < 1 karena itu efisensinya sudah efisien,
Urea sudah efisien karena NPMx/Px < 1 karena itu efisensinya sudah efisien, Tsp
sudah efisien karena NPMx/Px < 1 karena itu efisensinya sudah efisien, dan
penggunaan Kcl sudah efisien karena NPMx/Px < 1 karena itu efisensinya sudah
efisien.

KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktek Lapang di Desa Bayuanyara, Kecamatan
Sanrobone,Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan adalah :
1. Faktor produksi Usaha Tani adalah semua masukan atau korbanan yang diberikan
pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan
baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input, production factor dan
korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya
produksi yang diperoleh.Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit,
pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi
yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output)
biasanya disebut dengan fungsi produksi atau factor relationship.
2. Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya - biaya yang dibutuhkan dalam
proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang.
Biaya – biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja/pabrik dan lain
sebagainya. Biaya produksi ini harus diakumulasi secara cermat untuk kemudian
dihitung dan dibandingkan dengan labah kotor. Selisih pendapatan dikurangi
dengan akan menjadi labah bersih atau total keuntungan yang diperoleh.
3. Berdasarkan data primer yang telah diolah, total biaya produksi yang dikeluarkan
dari 20 responden adalah Rp. 58.057.470 dengan rata-rata biaya produksi sebesar
Rp. 2.902.873.
4. Berdasarkan hasil analisis Cobb Douglass, efisiensi penggunaan faktor produksi
dari 20 responden sudah efisien dalam penggunaannya.

6.2 Saran
Saran dari hasil praktek lapang di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone,
Kebupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan adalah :
1. Bagi petani diharapkan agar dalam melakukan usahatani sebaiknya lebih
memperhatikan semua aspek produksi agar mempertahanka keefisiensinya dan
keefektifan dalam mengeluarkan biaya produksi agar mendapatkan pendapatan
yang cukup baik
2. Bagi mahasiswa agar mendalami Mata Kuliah Ekonomi Produksi Pertanian.
3. Bagi Pemerintah diharapkan agar dapat lebih intensif dalam memperhatikan
kebutuhan petani,khusunya petani yang berada di desa terpencil atau daerah yang
tidak sulit terjangkau oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai