PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan di sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembangunan nasional, karena pembangunan pertanian berkaitan erat dengan
pembangunan industri, kesehatan, perbaikan ekonomi dan penyediaan sandang, papan
serta lapangan kerja dan lain-lain. Pembangunan pertanian diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan titik berat kepada upaya peningkatan
kesejahteraan umum yang berusaha di bidang pertanian (Tanmella, 2001).
Perkembangan pertanian di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan upaya pemenuhan bahan pangan nasional, terutama beras. Hal ini
dikarenakan beras sebagai bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia, dengan aktivitas produksinya yang melibatkan sekitar 40 persen tenaga
kerja pertanian, merupakan komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun
politik (Taryoto & Pranadji, 1995).
Ekonomi Produksi adalah suatu kegiatan ekonomi yang berupa suatu proses
produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga
kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada
menjadi lebih tinggi nilainya (Adiningsih, 1999).
Produksi dengan satu input variabel adalah hubungan antara tingkat produksi
dengan satu macam faktor produksi yang digunakan , sedangkan faktor faktor
produksi yang lain dianggap penggunaannya tetap pada tingkat tertentu (ceteris
paribus). Atau dapat dikatakan sebagai teori produksi sederhana yang
menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan
jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tingkat produksi barang.
Dalam produksi dengan satu input variabel (jangka pendek) ini menunjukkan output
maksimum dapat dicapai dari berbagai kombinasi penggunaan faktor produksi. Pada
jangka pendek ini berlaku hukum “The Law of Diminishing Return” (Hukum hasil
lebih yang semakin berkurang). Dalam hukum “The Law of Diminishing Return”
menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga
kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan
semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu
produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan
ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai
tingkat yang maksimum kemudian menurun (Suhartini, 2010).
Ekonomi dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, dan konsumsi. Ekonomi yang lain mengartikan bahwa ekonomi
sebagai pengukur tingkat kemajuan suatu negara. Sedangkan ekonomi secara umum
dapat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan tentang sumber daya material
seseorang, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan (Anonim,
2014).
TINJAUAN PUSTAKA
TP : f(K,L)
Dimana:
TP : Produksi Total
K : Barang Modal (yang dianggap modal)
L : Tenaga Kerja (buruh)
b. Produksi Rata-Rata
Produksi rata-rata/average product (AP) bisa diartikan dengan produk total
(keseluruhan produk) dibagi dengan jumlah unit faktor produksi variabel yang
digunakan. Produksi rata-rataakan maksimum bila turunan pertama fungsi produksi
rata-rata adalah 0 (AP’= 0), dengan penjelasan matematis produksi rata-rata
maksimum tercapai pada saat produksi rata-rata = produksi marginal dan produksi
marginal memotong produksi rata-rata pada saat nilai produksi rata-rata maksimum.
Produksi rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
TP
AP =
L
Dimana:
TP : Produksi Total
L : Tenaga Kerja (buruh)
c. Produksi Marginal
Produk Marginal adalah marginal produk yaitu tambahan keluaran produksi
karena tambahan satu unit masukan; misalnya, produk marginal tenaga kerja adalah
tambahan keluaran produksi dengan menambah tambahan satu unit tenaga kerja
(pekerja) ke dalam proses produksi dengan modal tetap; produk marginal modal
adalah tambahan modal ke dalam proses produksi dengan biaya tenaga kerja tetap
(Kamus BI, 2015).
∆TP
MP = TP =1
∆X
Dimana :
c. Tenaga Kerja
Dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah suatu alat
kekusaan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan
ditujukan kepada usaha produksi. Tenaga kerja yang bukan bertujuan usaha produksi
misalnya tenaga untuk sport disebut langkah bebas. Tenaga kerja adalah faktor
terpenting dalam suatu perusahaan dan modal dapat seluruhnya atau sebagian besar
habis karena memburuknya konjungtur, malapetaka, dan wabah.juga mungkin,
karena modal tidak mampu menarik tenaga kerja baru dari daerah lain, sehingga
hanya tenaga kerja keluarga atau masyarakat saja yang tetap saja tinggal. Mengapa di
katakan faktor tenaga kerja sangatlah penting dari pada yang lainnya.Tenaga kerja
merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung
menjalankan kegiatan produksi.Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan
sebagai faktor produksi asli.Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung
unsur fisik, pikiran serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja
(AndikaFirmanul, 2014).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah:
1. Tersedianya tenaga kerja
Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah
tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat
tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenagakerja yang diperlukan ini
memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenagakerja, jenis
kelamin, musim dan upah tenagakerja.
2. Kualitas tenaga kerja
Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian
atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenagakerja spesialisasi ini
diperlukan sejumlah tenagakerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan
ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas.
3. Jenis kelamin
Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses
produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang
pekerjaan tertentu seperti dalam pengolahan tanah, dan tenaga kerja wanita
mengerjakan tanam.
d. Manajemen
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian di bidang manajemen yang
mempunyai peran dalam mengkoordinasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk
mengatur kegiatan ini, perlu di buat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan (Muchlisinriadi, 2016).
a. Biaya Total
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel.
Besarnya biaya variable ditentukan oleh besarnya produk yang dihasilkan sehingga
biaya totalpun akan ditentukan oleh besarnya produk yang dihasilkan. Sehingga,
biaya total merupakan fungsi dari produk atau Biaya. X = f = Y. Fungsi biaya total
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Fungsi biaya total terletak di kuadrat pertama karena jatah produksi Y dan
biayatotal X positif.
2) Penggalnya dengan sumbu X positif, karena menunjukkan biaya tetap.
3) Setiap tambahan produksi Y akan menambah biaya produksi X, sehingga
positif dan fungsi biaya total adalah menaik.
Adapun fungsi produksi linier dapat dihitung sebagai berikut:
TC = FC + VC
Dimana:
TC : Biaya Total ( Total Cost)
FC : Biaya Tetap ( Fixed Cost)
VC : Biaya Variabel ( Variable Cost)
Perilaku biaya produksi menurut teori tradisional dibedakan dalam perilakub iaya
jangka pendek (Short Run) dan biaya jangka panjang (Long Run). Pada perilakubiaya
jangka pendek dikenal pemisahan biaya tetap dan biaya variabel, sedangkanpada
perilaku biaya jangka panjang semua biaya merupakan biaya variabel (Hariyati Yuli,
2007).
b. Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata atau average cost (AC) adalah biaya produksi per unit produk
yang dihasilkan. Besarnya average cost dapat dihitung dengan cara membagi total
cost dengan jumlah kuantitas (HaiyatiYuli, 2007).
Jadi, average cost (AC) dapat dirumuskan sebagai berikut :
TC
AVC =
Q
Dimana:
AC : biaya rata-rata
TC : biaya total
Q : kuantitas barang dan jasa
c. Biaya Marginal
Biaya Marginal atau Marginal Cost (MC) adalah biaya tambahan yang
diperlukan untuk tambahan satu unit produk yang dihasilkan. Munculnya marginal
cost karena adanya perluasan produksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka
menambah jumlah produk yang dihasilkan. Marginal cost dapat dihitung dengan cara
membagi tambahan Total Cost (∆TC) dengan tambahan quantity (∆Q) (HariyatiYuli,
2007).
Jadi, marginal cost dapat dirumuskan sebagai berikut :
∆TC
MC =
∆Q
Keterangan:
MC = biaya marginal (MC)
∆TC = perubahan biaya total
∆Q = perubahan kuantitas
1.
2.
3.
3.1 Lokasi Praktek Lapang
Kegiatan praktek lapang ini dilaksanakan di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 03 – 04 Mei
2019.
Dimana :
GM = GOP – BV
Dimana:
GM = Gross Margin
GOP = Gross Output
BV = Biaya Variabel
c. Net Farm Income
Net Farm Income (NFI) adalah pendapatan bersih yang diterima oleh petani,
yang diperoleh setelah Gross Margin dikurangi sengan Biaya Tetap, ini seperti pada
rumus dibawah ini:
NFI = GM - BT
Diterima :
b. Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan petani dan keterbatasan teknologi modern
merupakan dua faktor penyebab utama yang menyebabkan kemiskinan di sektor
pertanian di Indonesia. Keterbatasan dua faktor produksi tersebut yang sifatnya
komplementer satu sama lain mengakibatkan rendahnya tingkat produktivitas yang
pada akhirnya membuat rendahnya tingkat pendapatan riil petani sesuai mekanisme
pasar yang sempurna.
Tabel 10. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan terakhir di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan, 2019.
Persentase
No. Pendidikan Jumlah (Orang)
(%)
1. SD 1 5
2. SMP 4 20
3. SMA 15 75
Total 20 100
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 10, Tingkat pendidikan terakhir di Desa Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
bahwa dari 20 responden tingkat pendidikan dari 3 pendidikan yang terendah SD 1
orang pesentase 5% dan SMP 3 orang dengan persentase 20% dan tingkat pendidikan
tertinggi adalah SMA sebanyak 15 orang dengan persentase 75% dan total persentase
100%
c. Pengalaman Berusahatani
Belajar dengan mengamati pengalaman petani lain sangat penting, karena
merupakan cara yang lebih baik untuk mengambil keputusan dari pada dengan cara
mengolah sendiri informasi yang ada. Misalnya seorang petani dapat mengamati
dengsan seksama dari petani lain yang lebih mencoba sebuah inovasi baru dan ini
menjadi proses belajar secara sadar. Mempelajari pola perilaku baru, bisa juga tanpa
disadari.
Tabel 11. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman berusahatani di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan, 2019.
Pengalaman Jumlah Persentase
No.
Berusahatani (Tahun) (Orang) (%)
1. 5 – 18 10 50
2. 19 – 32 8 40
3. 33 – 44 2 10
Total 20 100
Minimum : 5
Maksimum : 44
Rata-Rata : 20,05
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 11, Pengalaman berusahatani di Desa Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan
bahwa dari 20 responden ada 10 orang yang memiliki pengalaman berusahatani dari
5 - 18 tahun dengan persentase 50% masuk dalam kategori baru, di kelompok 19 – 32
tahun memiliki jumlah 8 orang dengan persentase yang sama 40% berkategori
sedang, pada kelompok 33 – 44 tahun hanya memiliki jumlah 2 orang dengan
persentase 10% masuk dalam kategori lama. pengalaman minimum 5 tahun,
pengalaman maksimum 44 tahun dengan rata – rata 20,05 dan jumlah persentase
100%.
d. Tanggungan Keluarga
Ada hubungan yang nyata yang dapat dilihat melalui keengganan petani terhadap
resiko dengan jumlah anggota keluarga. Kegagalan petani dalam berusahatani akan
sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Jumlah anggota
keluarga yang besar seharusnya memberikan dorongan yang kuat untuk berusahatani
secara intensif.
Tabel 12. Identitas Responden Berdasarkan Tanggungan keluarga di Desa
Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan, 2019.
Tanggungan Jumlah Persentase
No.
Keluarga (Orang) (Orang) (%)
1. 2–3 9 45%
2. 4 11 55%
Total 20 100
Minimum : 2
Maksimum : 4
Rata-Rata : 3, 5
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 12, Tanggungan keluarga di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa dari
20 responden tanggungan keluarga kelompok 2-3 orang memiliki jumlah 9 orang
dengan persentase 45% dan tanggungan keluarga kelompok 4 orang memiliki jumlah
yaitu 11 orang dan persentase 55%. Dengan jumlah minimum 2 orang, jumlah
maksimum 4 orang, rata – rata 3,5 dan persentase 100%.
b. Benih
Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman. Benih merupakan hasil dari perkembangbiakkan
secara vegetatif maupun generatif.
Tabel 14. Penggunaan Benih Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Benih Jumlah Persentase
No.
(Kg) (Orang) (%)
1. 20 - 46 8 40
2. 47 – 73 7 35
3. 74 - 100 5 25
Total 20 100
Minimum : 20
Maksimum : 100
Rata-rata : 49
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 14, Penggunaan Benih Responden di Desa Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
dari 20 responden penggunaan benih 20 - 46 kg berjumlah 8 orang persentase 40 %
kategori sedikit. Pada penggunaan benih 47 – 73 kg berjumlah 7 orang persentase
35% kategori sedang. Pada penggunaan benih 74 – 100 kg berjumlah 5 orang
persentase 25% kategori banyak. Maksimum penggunaan 100 kg, minimum
penggunaah 20 kg, rata – rata 49, dengan jumlah persentase 100%.
c. Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik
(mineral).
Tabel 15. Penggunaan Pupuk Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Pupuk (Kg)
No. Responden
Urea TSP KCL
1. Responden 1 200 100 300
2. Responden 2 300 - -
3. Responden 3 100 100 50
4. Responden 4 300 40 40
5. Responden 5 100 50 50
6. Responden 6 300 - 100
7. Responden 7 150 100 -
8. Responden 8 100 50 -
9. Responden 9 150 50 -
10. Responden 10 100 50 -
11. Responden 11 100 50 -
12. Responden 12 150 100 -
13. Responden 13 50 - -
14. Responden 14 20 - -
15. Responden 15 120 80 -
16. Responden 16 100 70 -
17. Responden 17 150 100 -
18. Responden 18 300 200 200
19. Responden 19 200 200 -
20. Responden 20 50 200 -
Total 3.040 1.540 740
Rata-rata urea : 152
Rata-rata Tsp : 77
Rata-rata KCL : 37
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 15, Penggunaan Pupuk Responden di Desa Banyuanyara,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
bahwa dari 20 responden penggunaan pupuk urea berjumlah 3.040 kg rata-rata
penggunaan pupuk urea adalah 152 kg, penggunaan pupuk TSP berjumlah 1.540 kg
rata-rata penggunaan 77 dan penggunaan pupuk KCL berjumlah 740 kg rata-rata
penggunaan 37.
d. Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak,
memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Sasarannya bermacam-macam,
seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan atau mikrobia yang dianggap
mengganggu.
Tabel 16. Penggunaan Pestisida Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Pestisida Jumlah Persentase
No.
(Liter) (Orang) (%)
1. 1 - 4,5 18 90
2. 4,6 - 8 2 10
Total 20 100
Minimum : 1
Maksimum : 8
Rata-rata : 2,5
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 16, Penggunaan Pestisida Responden di Desa Banyuanyara,
Kecamata Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
bahwa dari 20 responden penggunaan pestisida pada kelompok 1 – 4,5 liter berjumlah
18 orang dengan persentase 90%, penggunaan pestisida pada kelompok 4,6 – 8
berjumlah hanya 2 orang dengan persentase 10%. Jumlah maksimum penggunaan 8
liter, jumlah minimum penggunaan 1 liter rata – penggunaan 2,5 dengan jumlah
persentase 100%.
e. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah energi yang di curahkan dalam suatu proses kegiatan untuk
menghasilkan suatu produk. Untuk tenaga kerja, fakta yang terjadi di lapangan,
pertanian organik menggunakan tenaga kerja lebih intensif dibanding pertanian
konvensional terutama pada masa peralihan.
Tabel 17. Penggunaan Tenaga Kerja Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Tenaga Kerja Jumlah Persentase
No.
(HKP) (Orang) (%)
1. 33,98 – 72,67 9 45
2. 72,68 – 111,37 9 45
3. 111,38 – 150,06 2 10
Total 20 100
Minimum : 33,98
Maksimum : 150,06
Rata-rata : 80,821
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 17, Penggunaan Tenaga Kerja Responden di Desa Banyuanyara,
Kecamata Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
bahwa, dari 20 responden penggunaan tenaga kerja kelompok 33,98 – 72,67 HKP
berjumlah 9 orang, persentase 45% kategori rendah. Penggunaan tenaga kerja
kelompok 72,68 – 111,37 HKP berjumlah 9 orang, persentase 45% kategori sedang.
Penggunaan tenaga kerja pada kelompok 111,38 – 150,06 HKP berjumlah 2 orang
persentase 10% kategori tinggi. Penggunaan maksimum tenaga kerja 150,06,
penggunaan minimum tenaga kerja 33,98, rata-rata penggunaan tenaga kerja 80,821
HKP dengan jumlah persentase 100%.
f. Peralatan
Alsintan atau alat dan mesin pertanian adalah sebutan yang digunakan untuk
menyebut alat-alat atau mesin yang digunakan dalam bidang pertanian. Alat pertanian
mempunyai bentuk dan mekanisme yang sederhana, dijalankan secara manual dan
proses yang dilakukan sedikit. Sedangkan mesin pertanian bentuk dan mekanismenya
sangat kompleks, bekerja secara otomatis dan hasil proses yang di kerjakan sangat
banyak.
Tabel 18. Penggunaan Peralatan Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
ALSINTAN (Buah)
No. Responden Parang Sabit Cangkul Traktor Pompa Mesin Hand
semprot air player
1. Responden 1 2 1 1 - 1 4 -
2. Responden 2 2 - 1 - 1 6 -
3. Responden 3 - - 1 1 - - -
4. Responden 4 1 - 1 - - 1 1
5. Responden 5 - 2 2 - 1 1 -
6. Responden 6 1 1 1 - 1 1 -
7. Responden 7 2 2 - 1 - - 1
8. Responden 8 2 - 1 1 - - 1
9. Responden 9 4 - 2 1 1 - -
10. Responden 10 5 - 2 1 - - -
11. Responden 11 1 - 1 1 - - 1
12. Responden 12 1 1 - 1 - - 1
13. Responden 13 - - 1 1 - - -
14. Responden 14 1 - 1 1 - - -
15. Responden 15 1 1 1 - 1 1 -
16. Responden 16 1 1 1 - - 1 -
17. Responden 17 - - 1 - 1 1 -
18. Responden 18 1 - 1 - 1 1 -
19. Responden 19 - - 1 - 1 1 -
20. Responden 20 2 - 1 - 1 1 -
Total 27 9 21 9 10 19 5
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 18, Penggunaan Peralatan Responden di Desa Banyuanyara,
Kecamata Sanrobone Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan
bahwa total penggunaan peralatan dari 20 responden adalah 27 unit parang, 9 unit
sabit, 21 unit cangkul, 9 unit traktor, 10 unit pompa semprot, 19 unit mesin air dan 5
unit handplayer.
Tabel 22. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 150 3.400 510.000
2. Pupuk Urea Kg 250 1.800 450.000
3. Pupuk TSP Kg 150 1.400 210.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 30.000 60.000
6. Tenaga kerja HKP 105,1 70.000 7.357.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 75.000 75.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 6 196.000 259.998
Biaya Total Rp 8.921.998
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 22, menunjukan bahwa total biaya responden 5 sebesar Rp
8.921.998 terdiri dari biaya variabel Rp 8.587.000 dan biaya tetap Rp 334.998.
f. Responden 6
Tabel 23. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 100 3.400 340.000
2. Pupuk Urea Kg 300 1.800 540.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 1 200.000 200.000
6. Tenaga kerja HKP 125,5 70.000 8.785.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 5 278.142 278.142
Biaya Total Rp 10.293.142
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 23, menunjukan bahwa total biaya responden 6 sebesar Rp
10.293.142 terdiri dari biaya variabel Rp 9.865.000 dan biaya tetap Rp 428.142.
g. Responden 7
Tabel 24. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 50 9.000 450.000
2. Pupuk Urea Kg 150 1.800 270.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 3 45.000 135.000
6. Tenaga kerja HKP 71 70.000 4.970.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 75.000 75.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 6 1.372.000 1.372.000
Biaya Total Rp 7.272.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 24, menunjukan bahwa total biaya responden 7 sebesar Rp
7.272.000 terdiri dari biaya variabel Rp 5.900.000 dan biaya tetap Rp 1.372.000.
h. Responden 8
Tabel 25. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 40 9.000 360.000
2. Pupuk Urea Kg 100 2.000 200.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 1 65.000 65.000
6. Tenaga kerja HKP 55 70.000 3.850.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 50.000 50.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 5 1.315.000 1.315.000
Biaya Total Rp 5.840.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 25, menunjukan bahwa total biaya responden 8 sebesar Rp
5.840.000 terdiri dari biaya variabel Rp 4.475.000 dan biaya tetap Rp 1.365.000.
i. Responden 9
Tabel 26. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 60 15.000 900.000
2. Pupuk Urea Kg 150 12.000 1.800.000
3. Pupuk TSP Kg 50 4.500 225.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 1 115.000 115.000
6. Tenaga kerja HKP 77,02 70.000 5.391.400
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 8 1.209.000 1.209.000
Biaya Total Rp 9.790.400
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 26, menunjukan bahwa total biaya responden 9 sebesar Rp.
9.790.400 terdiri dari biaya variabel Rp 8.431.400 dan biaya tetap Rp. 1.359.000.
j. Responden 10
Tabel 27. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 75 70.000 515.000
2. Pupuk Urea Kg 100 12.000 1.200.000
3. Pupuk TSP Kg 50 4.500 225.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 115.000 115.000
6. Tenaga kerja HKP 67,2 70.000 4.704.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 8 397.000 397.000
Biaya Total Rp 7.306.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 27, menunjukan bahwa total biaya responden 10 sebesar Rp
7.306.000 terdiri dari biaya variabel Rp 6.759.000 dan biaya tetap Rp 547.000.
k. Responden 11
Tabel 28. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 50 9.000 360.000
2. Pupuk Urea Kg 100 2.000 200.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 1 65.000 65.000
6. Tenaga kerja HKP 58,9 70.000 4.123.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 50.000 50.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 1.315.000 1.315.000
Biaya Total Rp 1.990.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 28, menunjukan bahwa total biaya responden 11 sebesar Rp
6.113.000 terdiri dari biaya variabel Rp 4.748.000 dan biaya tetap Rp 1.365.000.
l. Responden 12
Tabel 29. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 50 9.000 450.000
2. Pupuk Urea Kg 150 1.800 270.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 3 45.000 135.000
6. Tenaga kerja HKP 75,28 70.000 5.269.600
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 75.000 75.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 1.479.999 1.479.999
Biaya Total Rp 7.679.599
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 29, menunjukan bahwa total biaya responden 12 sebesar Rp
7.679.599 terdiri dari biaya variabel Rp 6.124.600 dan biaya tetap Rp 1.554.999
m. Responden 13
Tabel 30. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 50 45.000 2.250.000
2. Pupuk Urea Kg 50 95.000 4.750.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 8 62.000 496.000
6. Tenaga kerja HKP 107,26 70.000 7.508.200
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 162.500 162.500
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 2 3.354.666 3.354.666
Biaya Total Rp 18.521.366
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 30, menunjukan bahwa total biaya responden 13 sebesar Rp
18.521.366 terdiri dari biaya variabel Rp 15.004.200 dan biaya tetap Rp 3.517.166.
n. Responden 14
Tabel 31. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 25 45.000 1.125.000
2. Pupuk Urea Kg 20 95.000 1.900.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 8 60.000 480.000
6. Tenaga kerja HKP 109,38 70.000 7.656.600
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 97.500 97.500
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 3 3.354.666 3.354.666
Biaya Total Rp 14.613.766
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 31, menunjukan bahwa total biaya responden 14 sebesar Rp
14.613.766 terdiri dari biaya variabel Rp 11.161.600 dan biaya tetap Rp 3.452.166.
o. Responden 15
Tabel 32. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 25 15.000 375.000
2. Pupuk Urea Kg 120 2.000 160.000
3. Pupuk TSP Kg 80 2.500 100.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 120.000 240.000
6. Tenaga kerja HKP 64,06 70.000 4.489.200
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 5 438.300 438.300
Biaya Total Rp 5.925.500
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 32, menunjukan bahwa total biaya responden 15 sebesar Rp
5.952.500 terdiri dari biaya variabel Rp 5.364.200 dan biaya tetap Rp 588.300.
p. Responden 16
Tabel 33. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 20 15.000 300.000
2. Pupuk Urea Kg 100 2.000 200.000
3. Pupuk TSP Kg 70 2.500 175.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5 Pestisida Liter 1 115.000 115.000
6. Tenaga kerja HKP 27,96 70.000 1.957.200
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 489.133 489.133
Biaya Total Rp 3.386.333
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 33, menunjukan bahwa total biaya responden 16 sebesar Rp
3.368.333 terdiri dari biaya variabel Rp 2.747.200 dan biaya tetap Rp 639.133.
q. Responden 17
Tabel 34. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 50 9.000 450.000
2. Pupuk Urea Kg 150 1.800 270.000
3. Pupuk TSP Kg - - -
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 3 45.000 135.000
6. Tenaga kerja HKP 126,4 70.000 8.848.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 3 188.000 188.000
Biaya Total Rp 10.041.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 34, menunjukan bahwa total biaya responden 17 sebesar Rp
10.041.000 terdiri dari biaya variabel Rp 9.653.000 dan biaya tetap Rp 338.000.
r. Responden 18
Tabel 35. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 200 15.000 1.050.000
2. Pupuk Urea Kg 300 2.500 750.000
3. Pupuk TSP Kg 200 3.500 700.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 150.000 300.000
6. Tenaga kerja HKP 89,8 70.000 6.286.000
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 150.000 150.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 282.000 282.000
Biaya Total Rp 9.518.000
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 35, menunjukan bahwa total biaya responden 18 sebesar Rp
9.518.000 terdiri dari biaya variabel. Rp 9.086.000 dan biaya tetap Rp 432.000.
s. Responden 19
Tabel 36. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 70 15.000 1.050.000
2. Pupuk Urea Kg 200 2.500 500.000
3. Pupuk TSP Kg 200 3.500 700.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 100.000 200.000
6. Tenaga kerja HKP 150,06 70.000 10.504.200
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 75.000 75.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 3 43.400 43.400
Biaya Total Rp 13.072.600
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 36, menunjukan bahwa total biaya responden 19 sebesar Rp
13.072.600 terdiri dari biaya variabel Rp 12.954.200 dan biaya tetap Rp 118.400.
t. Responden 20
Tabel 37. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah
Responden di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, 2019.
Harga Nilai
No. Biaya Produksi Satuan Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Biaya Variabel
1. Benih Kg 10 9.000 900.000
2. Pupuk Urea Kg 50 4.400 220.000
3. Pupuk TSP Kg 200 3.500 700.000
4. Pupuk ZA Kg - - -
5. Pestisida Liter 2 80.000 160.000
6. Tenaga kerja HKP 55,52 70.000 3.886.400
Biaya Tetap
1. Pajak Lahan Ha 1 100.000 100.000
2. Sewa pompa Unit - - -
3. Penyusutan alat Unit 4 351.500 351.500
Biaya Total Rp 6.317.900
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 37, menunjukan bahwa total biaya responden 20 sebesar Rp
6.317.600 terdiri dari biaya variabel Rp 5.866.400 dan biaya tetap Rp 451.500.
6.2 Saran
Saran dari hasil praktek lapang di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone,
Kebupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan adalah :
1. Bagi petani diharapkan agar dalam melakukan usahatani sebaiknya lebih
memperhatikan semua aspek produksi agar mempertahanka keefisiensinya dan
keefektifan dalam mengeluarkan biaya produksi agar mendapatkan pendapatan
yang cukup baik
2. Bagi mahasiswa agar mendalami Mata Kuliah Ekonomi Produksi Pertanian.
3. Bagi Pemerintah diharapkan agar dapat lebih intensif dalam memperhatikan
kebutuhan petani,khusunya petani yang berada di desa terpencil atau daerah yang
tidak sulit terjangkau oleh masyarakat.