PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui kegiatan ekonomi.
2. Untuk mengetahui kegiatan produksi.
3. Untuk mengetahui kegiatan distribusi.
4. Untuk mengetahui kegiatan konsumsi.
1.4. Manfaat
1. Kami bisa mengetahui kegiatan ekonomi.
2. Kami bisa mengetahui kegiatan produksi.
3. Kami bisa mengetahui kegiatan distribusi.
4. Kami bisa mengetahui kegiatan konsumsi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2) The Law of Diminishing Returns (Hukum Hasil Pertambahan Produksi yang
Semakin Menurun)
Pada teori ekonomi, sifat fungsi produksi diasumsikan dengan hukum hasil
tambahan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Returns). Hukum ini
dikemukakan oleh David Ricardo seorang ekonom dari Inggris. Menurut David
Ricardo, apabila faktor produksi yang diubah jumlahnya(tenaga kerja) terus-
menerus sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya, tetapi sesudah mencari suatu tingkat tertentu produksi tambahan
akan menjadi berkurang dan akhirnya mecapai nilai negatif
Input Tanah Input Tenaga Kerja Produk Total Produk Marginal
1 0 0 -
1 1 4 4
1 2 10 6
1 3 25 15
1 4 36 11
1 5 45 9
1 6 44 -1
Tabel 2.1 Produk Marginal dan Produk Rata-Rata
d. Konsep Biaya Produksi
Suatu perusahaan akan mengeluarkan biaya tertentu untuk memproduksi barang/jasa.
Biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk tersebut akan dipertimbangkan
oleh setiap perusahaan atau produsen untuk menentukan harga jual produk dalam rangka
memperoleh keuntungan. Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
menghasilkan output. Ada lima konsep dasar biaya produksi yaitu
1) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost)
Biaya tetap total (total fixed cost) merupakan biaya yangtetap meskipun jumlah
output/produk yang dihasilkan berubah. Contohnya biaya sewa tempat usaha, gaji
bagi karyawan tetap, dan biaya peralatan yang dipakai.
2) Biaya Variabel Total (Total Variable Cost)
Biaya variabel total (total variable cost) merupakan biaya yang jumlahnya berubah
jika jumlah barang/jasa yang diproduksi berubah. Contohnya biaya bahan baku
yang digunakan dalam produksi.
3) Biaya Total (Total Cost)
Biaya total (total cost) merupakan seluruh biaya atau pengeluaran perusahaan yang
dikeluarkan untuk memproduksi barang/jasa. Rumusan menghitung biaya total
sebagai berikut
TC = TFC + TVC
Keterangan
TC = Biaya total (total cost)
TFC = Biaya tetap total (total fixed cost)
TVC = Biaya variabel total (total variable cost)
4) Biaya Rata-rata (Average Cost)
Biaya rata-rata (average cost) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan satu unit produk. Biaya rata-rata dapat dirumuskan sebagai berikut
𝑻𝑪
AC = 𝑸
3
Selain biaya rata-rata, terdapat biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata
a) Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost)
𝑻𝑭𝑪 Keterangan : AFC = Biaya tetap rata-rata
AFC = 𝑸 TFC = Biaya total tetap (total fixed cost)
Q = Kuantitas (jumlah produk
Keterangan
MC = Biaya maginal (marginal cost)
TC = Biaya total (total cost)
Q = Kuantitas (jumlah barang)
∆ = Perubahan
Contoh :
Agus mempunyai usaha produksi kain batik. Agus mengeluarkan Rp20.000.000,00
untuk memebayar pegawai dan sewa tempat usaha. Agus mengeluarkan bahan baku
sebesar Rp26.000,00 untuk setiap kain batik yang diproduksi. Berapa biaya total
yang dikeluarkan Agus jika memproduksi 500 kain batik? Berapa biaya rata-rata
yang dikeluarkan agus?
Jawab :
Dik. : TFC = Rp20.000.000,00
: VC = Rp26.000,00
:Q = 500
: TVC = VC × Q
= Rp26.000,00 × 500
= Rp13.000.000,00
Dit. : TC = ???
: AC = ???
Penyelesaian :
a) TC = TFC + TVC
= Rp20.000.000,00 + Rp13.000.000,00
= Rp33.000.000,00
TC
b) AC = Q
Rp33.000.000,00
= 500
= Rp66.000,00
e. Konsep Penerimaan
Perusahaan akan menerima pendapatan atas barang yang dijual. Penerimaan atau
revenue adalah sejumlah uang yang diterima produsen atas penjualan barang/jasa hasil
produksinya. Besar penerimaan perusahaan akan menentukan laba/rugi yang dihasilkan
perusahaan tersebut.
4
1) Penerimaan Total (Total Revenue)
Penerimaan total (total revenue) adalah seluruh penerimaan atas barang yang dijual.
Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima produsen atas penjualan
barang/jasa hasil produksinya. Rumus penerimaan total sebagai berikut.
TR = P × Q Keterangan : TR = Penerimaan total (total revenue)
:P = Harga barang (price)
:Q = Kuantital (jumlah barang)
Contoh :
Agus menetapkan harga kain batik sebesar Rp75.000,00 per unit. Dengan harga
tersebut Agus mampu menjual kain batik sebanyak 700 unit. Berapa penerimaan
total yang didapat Agus?
Jawab :
Dik. : P = Rp75.000,00
:Q = 700
Dit. : TR = ???
Penyelesaian :
TR =P×Q
= Rp75.000,00 × 700
= Rp52.500.000,00
2) Penerimaan Rata-rata (Average Revenue)
Penerimaan rata-rata (average revenue) adalah penerimaan rata-rata yang diperoleh
produsen dari tiap satu unit hasil produksi yang terjual. Rumus menghitung
penerimaan rata-rata sebagai berikut.
𝑻𝑹 (𝑷 ×𝑸)
AR = = =𝑷
𝑸 𝑸
TC = TFC + TVC
L/R = TR - TC
Contoh :
Perusahaan milik Agus memproduksi kain batik sebanyak 500 unit. Dalam proses
produksi, perusahaan batik tersebut mengeluarkan biaya tetap sebesar
Rp20.000.000,00 dan biaya variabel sebesar Rp26.000,00 per-kain batik.
Perusahaan tersebut mampu menjual kain batik sebanyak 475 unit dengan harga
Rp75.000,00 per unit. Bedasarkan keterangan tersebut berapa laba/rugi yang
diperoleh perusahaan Agus?
Dik. : TFC =
: TVC = VC × Q
= Rp26.000,00 × 500
= Rp13.000.000,00
Dit. : TR = ???
: TC = ???
: L/R = ???
6
Penyelesaian :
TR =P×Q
= Rp75.000,00 × 475
= Rp35.625.000,00
TC = TFC + TVC
= Rp20.000.000,00 + Rp13.000.000,00
= Rp33.000.000,00
L/R = Rp35.625.000,00 > Rp33.000.000,00
Laba = Rp35.625.000,00 – Rp33.000.000,00
= Rp2.625.000,00
2) Laga Maksimum
Penerimaan laba belum menjadi akhir dari rangkaian analisis produsen untuk
mengembangkan perusahaan. Produsen harus mencari strategi agar dapat mencapai
laba maksimum. Bagaimana caranya mencari laba maksimum? Laba maksimum
dapat dicapai apabila biaya marginal (MC) sama dengan penerimaan marginal
(MR). Artinya, laba maksimum terjadi pada saat kurva MC berpotongan Dengan
kurva MR.
Harga (juta)
14
12
10
8 Laba Maksimum
MC = MR
6
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12 14
Mc MR
Jumlah
Pada grafik diatas dapat dilihat kurva MC memotong kurva MR. Pada saat harga
Rp6.000.000,00 per unit dan jumlah produk mencapai 7 unit. Artinya, laba
maksimum diperoleh saat produsen memproduksi sejumlah 7 unit dengan harga
Rp6.000.000,00 per unit. Apabila produsen meningkatkan jumlah produksi diatas
7 unit, keuntungan akan menurun dan lama-kelamaan akan mengalami kerugian
karena nilai MC lebih besar daripada nilai MR.
2.3. Distribusi
Setelah melakukan produksi, produsen juga perlu mencari cara untuk menyalurkan
barang/jasa yang diproduksi kepada konsumen. Proses tersebut disebut dengan distribusi,
sedangkan yang melakukan kegiatan distribusi disebut dengan distributor.
a. Pengertian Distribusi
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan hasil barang/jasa yang dihasilkan produse
kepada konsumen. Tujuan kegiatan ini antara lain mempercepat penyaluran
barang/jasa hasil produksi dari produse kepada konsumen, menyalurkan hasil produksi
7
secara merata kepada konsumen, menjaga kesinambungan kegiatan produksi, dan
memperoleh keuntungan.
b. Faktorfaktor yang mempengaruhi Distribusi
1) Faktor Pasar
Faktor pasar berkaitan dengan sasaran konsumen atau pembeli dari barang/jasa
yang diproduksi. Oleh karena itu, kegiatan distribusi yang dipengaruhi faktor
pasar berhubungan dengan jenis produk yang diinginkan konsumen, letak
geografis konsumen, jumlah konsumen, jumlah pesanan dan kebiasaan konsumen.
2) Faktor Barang
Faktor barang berhubungan dengan nilai barang yang didistribusikan, besar dan
berat barang, mudah rusak atau tidaknya suatu barang, kualitas barang, dan
pengemasan barang.
3) Faktor Perusahaan
Perusahaan yang memiliki banyak sumber dana, pengalaman, dan pengawasan
yang baik dalam proses distribusi dapat menyalurkan barang/jasa secara lebih
cepat dan merata kepada konsumen.
c. Mata Rantai Distribusi
Mata rantai distribusi adalah jalur distribusi yang dilalui barang/jasa dari produsen
hingga sampai kepada konsumen. Penyaluran barang/jasa dari produsen kepada
konsumen dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti distribusi langsung, distribusi
semilangsung dan distribusi tidak langsung. KONDEN SUUD NE!!!
d. Pelaku Distribusi
Pihak atau perantara yang berperan dalam kegiatan distribusi adalah pedagang
(pedagang besar, pedagang kecil, pedagang jasa seperti agen, mekaler, komisioner,
eskportir dan importir.
2.4. Konsumsi
Setiap pelaku ekonomi baik rumah tangga konsumen, rumah tangga
produsen/perusahaan dan rumah tangga pemerintah melakukan kegiatan konsumsi. Bagi
rumah tangga konsumen kegiatan konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan. Bagi
rumah tangga perusahaan kegiatan konsumsi dilakukan untu membeli bahan baku. Bagi
rumah tangga pemerintah konsumsi dilakukan untuk membeli barang/jasa yang menunjang
kegiatan pemerintah.
a. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan mengurangi atau mengahabiskan nilai serta manfaat suatu
barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan. Pihak yang melakukan konsumsi disebut
konsumen. Tujuan manusia melakukan konsumsi antara lain memenuhi kebutuhan
rohani dan jasmani, memperoleh kepuasan optimal, serta memperoleh penghargaan dari
orang lain.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Kegiatan konsumsi yang dilakuakan manusia dipengaruhi faktor-faktor tertentu. Faktor-
faktor tersebut antara lain.
1) Pendapatan
2) Tingkat harga barang/jasa
3) Prakiraan harga pada masa depan
4) Selera
5) Mode
6) Iklan
7) Lingkungan sosial, budaya dan agama
c. Teori Perilaku Konsumen
Konsumen memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam mengkonsumsi suatu barang.
Oleh karena itu, kepuasan dan kegunaan yang diperoleh pun berbeda-beda. Ada yang
merasa puas sata mengkonsumsi suata barang bersamaan dengan barang lain. Dengan
8
demikian, pola konsumsi setiap orang bergantung pada jenis kebutuhan hidup dan
kepuasan yang diperoleh
Perilaku konsumen (consumer behavior) menjelaskan tentang carakonsumen
mengalokasikan pendapatannya untuk mengkonsumsi barang dan jasa guna
mndapatkan kepuasan optimal. Perilaku konsumsi individu dapat dianalilis melalui
pendekatan kardinal dan ordinal.
1) Pendekatan Kardinal
Pada pendekatan kardinal tingkat kepuasan konsumen diukur secara kuantitatif
menggunakan angka. Ukuran nilai guna suatu barang sangat bergantung pada
penilaian seseorang. Dengan demikian, pendekatan kardinal bersifat subjektif.
Pengukuran yang digunakan disebut util (utility). Asumsi yang digunakan dalam
pendekatan kardinal sebagai berikut.
a) Utility dapat diukur dengan uang
b) Hukum Gossen 1 tetap berlaku (The Law of Diminishing Marginal Utulity)
c) Konsumen berusaha mencapai kepuasan total yang optimum
2) Pendekatan Ordinal
Berbeda dengan pendekatan kardinal, nilai kepuasan konsumsi menurut pendekatan
ordinal tidak dapat diukur dengan angka. Pengukuran tingkat kepuasan
menggunakan peringkat seperti tidak puas, cukup puas, puas dan sangat puas.
Pendekatan ordinal sering desebut pendekatan indeferen dan disertai kurva
indeferen (indeferencecurse).
Kurva indeferen pada perilaku konsumsi diartikan sebagai kurva yang
menggambarkan berbagai kombinasi konsumsi atas dua jenis barang/jasa yang
memiliki nilai kepuasan sama. Karakteristik kurva indiferen antara lain grafik
berbentuk cembung dang menurun dari kiri atas ke kanan bawah, tidak saling
memotong, serta titik yang berada di sisi kanan atas menggambarkan tingkat
kepuasan lebih tinggi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
10