Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai Siklus Ekonomi. Selain sebagai
tugas, makalah yang penulis buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang
kegiatan ekonomi, pelaku ekonomi dan Siklus Ekonomi.

Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu, selesainya makalah ini
bukan semata karena kemampuan penulis, banyak pihak yang mendukung dan membantu.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Hj. Yulfrita
Adamy selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro serta pihak-pihak
yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya kami mampu lebih
baik lagi.
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus-menerus bertumbuh, tanpa satu
tahun atau bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Perekonomian seperti ini dipercaya
akan memberikan kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya dari generasi ke generasi.
Sayangnya, perekonomian tersebut hanya ada di dunia khayal. Dalam dunia nyata, perekonomian
umumnya mengalami gelombang pasang-surut, setidaknya dilihat dari perkembangan tingkat
output dan harga. Gelombang naik-turun tersebut relative teratur dan terjadi berulang-ulang
dengan rentang waktu (durasi) yang bervariasi. Dalam ilmu ekonomi, gerak naik-turun tersebut
dikenal sebagai Siklus Ekonomi (Business Cycle).

Sekalipun gerak naik-turun tersebut bersifat teratur, tidak jarang terjadi penyimpangan pola
yang berdampak buruk, yaitu Depresi besar yang di alami negara-negara di dunia. Ini
menyebabkan jumlah rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan bertambah banyak,
sementara output perekonomian mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Itulah sebabnya
siklus ekonomi amat penting dan juga penting untuk dibahas secara khusus.

2. Tujuan

1) Untuk mengatahui lebih dalam mengenai teori siklus ekonomi.

2) Untuk mengetahui kegiatan ekonomi

3) Untuk mengetahui pelaku ekonomi

4) Untuk mengetahui lebih dalam tentang siklus ekonomi dua sektor

5) Untuk mengetahui siklus ekonomi di Indonesia.


BAB II

ISI

A. Teori Siklus Ekonomi


Pertengahan abad XIX, John Stuart Mill, dalam Principles of Political Economy (1848)
mengungkapkan tentang adanya krisis krisis komersial (commercial crisis) yang muncul secara
periodik. Dalam tahun yang sama, Marx dan Engels di Communist Manifesto (1848) juga
menyatakan krisis komersial yang dialami secara berulang-ulang dan periodik sebagai salah satu
ciri pokok sistem kapitalis.

Kemudian dalam bagian kedua abad XIX Clement Juglar (ilmuwan bangsa Perancis)
membeberkan secara empiris sistematis sifat dan corak krisis komersial yang berulang secara
periodik. Juglar adalah pengarang pertama kali yang menggunakan istilah siklus (cycle) dengan
menonjolkan perkiraan-perkiraan lamanya masa waktu menaik dan menurunnya kegiatan
ekonomi di antara peristiwa dua krisis. Dengan kata lain, ditunjukkannya panjang-pendeknya
gelombang suatu siklus kegiatan ekonomi: dari titik terendah sampai titik terendah berikutnya.

Clement Juglar harus dianggap pakar perintis yang meletakkan dasar pengembangan teori
siklus ekonomi selanjutnya. Kemudian lama tidak ada pemikiran baru, setelahnya akhir abad
XIX awal abad XX muncul pemikiran Tugan-Baranowski (ekonom dari Rusia) yang menyajikan
kerangka analisis dan dasar teori sebagai landasan pemikiran modern ilmu siklus ekonomi.
Juglar dan Tugan-Baranowski adalah dua pakar ekonomi yang pemikirannya mengawali
perkembangan teori siklus ekonomi, yang selama bagian pertama abad XX dikembangkan,
dipaparkan sejumlah tokoh pemikir lain diantaranya: Arthur Spiethof (Jerman), Albert Aftalion
(Perancis), Joseph Schumpeter (Austria), Wesley Mitchell (Amerika), Gottfried von Haberler
(Jerman), Friederich von Hayek (Austria).

B. Kegiatan Ekonomi
Suatu kegiatan seseorang, suatu perusahaan, atau suatu masyarakat untuk memproduksi
untuk barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Kegiatan ekonomi meliputi :

Produksi

Usaha menghasilkan atau menambah kegunaan barang dan jasa untuk kebutuhan
masyarakat.
Konsumsi

Kegiatan memakai atau menghabiskan barang dan jasa yang dihasilkan bagi
pemenuhan kebutuhan manusia.

Distribusi

Usaha menyalurkan atau mengirimkan hasil produksi kepada masyarakat.

C. Pelaku Ekonomi
Para pelaku kegiatan ekonomi meliputi :

1). Rumah Tangga Konsumen (RTK)

Peranannya :

Sebagai Konsumen: mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh rumah tangga produksi

Sebagai Pemasok dan Pemilik Faktor Produksi : menawarkan faktor produksi kepada
rumah tangga produksi untuk di proses produksi. Faktor produksi yang ditawarkan
antara lain : tanah, tenaga kerja, modal, keahlian atau skill.

2. Rumah Tangga Produksi/Perusahaan (RTPr)

Peranannya :

Sebagai Produsen : memproduksi serta menghasilkan barang produksi termasuk yang


dijual ke luar negeri.

Sebagai pengguna faktor produksi : agar mampu menghasilkan produk yang baik, maka
membutuhkan faktor produksi untuk dikelola proses produksi.

Sebagai Agen Pembangunan : membantu pemerintah dalam kegiatan pembangunan,


seperti membuka vacancy kerja, membangun infrastruktur, menyejahterakan karyawan,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

3. Rumah Tangga Pemerintah (RTPm)

Peranannya :

Sebagai Pengatur : mengatur lalu lintas perekonomian dalam negeri guna menjaga
stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya kekacauan dan kerugian bagi rakyat banyak.
Hal yang dilakukan antara lain : membuat UU dan peraturan, inspeksi, menetapkan
kebijakan Fiskal dan moneter.
Sebagai Konsumen : mengkonsumsi barang dan jasa antara lain pembelian peralatan
dan perlengkapan kantor untuk kepentingan tugas-tugas kepemerintahan.

Sebagai Produsen : bertindak sebagai produsen dengan menjalankan berbagai


perusahaan milik negara, khususnya produksi barang dan jasa yang vital bagi
kepentingan negara dan kesejahteraan masyarakat.

4. Masyarakat Ekonomi Luar Negeri

Peranannya :

Sebagai Modal Kerjasama dan penghasil devisa dalam bidang; Perdagangan, Pertukaran
tenaga kerja, Penanaman modal, Pinjaman, Bantuan yang sifatnya independen.

D. Perekonomian Dua Sektor


Perekonomian dua sektor terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Dimana dalam
perekonomian ini tidak terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah baik dalam negri maupun luar
negeri. Sektor rumah tangga dan sektor perusahaan ini saling berhubungan sama lain unuk
membentuk aliran pendapatan atau yang disebut dengan Siklus Aliran Pendapatan dalam
Ekonomi yang Sederhana.

Pelaku Ekonomi 2 Sektor, yaitu Rumah Tangga dan Perusahaan.

1. Rumah Tangga
Konsumen atau rumah tangga konsumsi adalah rumah tangga yang melakukan
kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan.Rumah tangga keluarga termasuk
kelompok pelaku konomi yang cakupannya paling kecil. Rumah tangga adalah penyedia
berbagai faktor produksi. Faktor-faktor produksi yang terdapat pada rumah tangga
keluarga antara lain tenaga kerja, tenaga usahawan, barang-barang modal, kekayaan
alam, dan harta tetap (seperti tanah dan bangunan). Faktor-faktor produksi yang
disediakan oleh rumah tangga keluarga akan ditawarkan kepada sektor perusahaan
Karena mereka telah memberikan tenaga mereka untuk membantu menghasilkan barang
atau jasa. Pada saat rumah tangga keluarga bekerja, mereka akan memperoleh
penghasilan.Rumah tangga juga dapat berperan sebagai distributor dalam hal penyaluran
barang kepada konsumen akhir, dalam hal ini rumah tangga akan mendapatkan
penghasilan.

A. Rumah Tangga Keluarga sebagai Produsen

Rumah tangga keluarga dalam kegiatan ekonomi merupakan pemilik faktor


produksi yang meliputi tanah, tenaga kerja, keahlian dan modal. Kegiatan produksi yang
dilakukan dalam rumah tangga keluarga adalah menyediakan faktor produksi yang
dibutuhkan pelaku ekonomi lainnya. Dalam kegiatan ini rumah tangga keluarga
memperoleh penghasilan/pendapatan dalam bentuk uang.

Penghasilan yang diperoleh rumah tangga keluarga dapat berasal dari usaha-usaha
berikut ini:

Berwirausaha, misalnya membuka toko kelontong, kegiatan ini akan


menghasilkan apa yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga itu sendiri yaitu
laba dari usahanya.
Bekerja pada pihak lain, misalnya dengan menjadi karyawan perusahaan atau
pabrik, pegawai negeri sipil, dan sebagainya. Orang yang bekerja pada orang
lain akan memperoleh upah atau gaji.
Menyewakan faktor-faktor produksi, seperti menyewakan rumah, tanah, dan
sebagainya. Penghasilan yang diperoleh dari menyewakan faktor-faktor
produksi adalah uang sewa. Penghasilan-penghasilan yang diperoleh rumah
tangga keluarga tersebut dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu membeli
barang atau jasa dan ditabung.

B. Rumah Tangga Keluarga sebagai Konsumen


Rumah tangga keluarga merupakan kelompok yang paling sering melakukan
kegiatan konsumsi. Faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi rumah tangga
adalah:
Jumlah pendapatan keluarga
Jumlah anggota keluarga
Tingkat harga barang atau jasa
Status sosial ekonomi keluarga

a. Membeli berbagai Barang atau Jasa (Konsumsi)

Pada rumaha tangga yang minim dalam hal perkembagan, sebagian besar
penghasilannya digunakan untuk kegiatan konsumsi. Tetap lain halnya jika rumah
tangga tersebut memppunyai orientai kedepan, penghasilannya dialokasikan utuk
konsumsi yang tarafnya lebih tinggi dan hasil yang dapat akan lebih menjamin,
seperti pendidikan dan perumahan.

b . Disimpan/Ditabung

Rumah tangga akan menyimpan sisa dari hasil konsumsi untuk ditabung. Rumah
tangga berharap akan mendapatkan bunga dari kegiatan menabung tersebut. Selain
itu, tabungan juga dapat menjadi cadangan dalam hal kemungkinan terburuk di
masa yang akan datang.

C. Rumah Tangga Keluarga Sebagai Distributor


Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh rumah tangga bertujuan untuk mendapatkan
penghasilan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan membuka toko atau warung,
menjadi pedagang keliling.

2. Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang ataupun sekelompok
dengan tujuan untuk menghasilkan laba dalam hal memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan cara memproduksi barang atau jasa. Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah
tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
A. Perusahaan Sebagai Produsen
Kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi
(menghasilkan barang). Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan
adalah pelaku ekonomi yang berperan sebagai produsen. Berdasarkan lapangan
usahanya, perusahaan yang ada dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu industri primer, industri sekunder, dan industri tersier.
Industri Primer
Industri primer adalah perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan
memanfaatkan faktor-faktor produksi yang disediakan oleh alam. Contohnya,
pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan, peternakan.
Industri Sekunder
Industri sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang
industri atau perusahaan-perusahaan yang mengolah barang setengah jadi
menjadi barang jadi dan siap untuk dikonsumsi masyarakat. Contohnya:
perusahaan mobil, sepatu, pakaian, dan lain- lain.
Industri Tersier
Industri tersier adalah industri yang menghasilkan jasa-jasa perusahaan yang
menyediakan pengangkutan (transportasi), menjalankan perdagangan,
memberi pinjaman, dan menyewakan bangunan. Selain berperan sebagai
produsen, perusahaan juga sebagai pelaku konsumsi. Perusahaan akan
membutuhkan berbagai bentuk faktor produksi seperti bahan baku, bahan
penolong, tenaga kerja, mesin, dan lain sebagainya. Semua itu dapat
diperoleh dengan cara membeli dari rumah tangga keluarga atau rumah
tangga pemerintah (negara). Misalnya, perusahaan roti, akan membutuhkan
telur, tepung terigu, gula pasir, bahan pengembang, tenaga kerja, oven, dan
sebagainya. Barang-barang tersebut dikonsumsi perusahaan untuk
memperlancar proses produksi.
Sesuai dengan fungsinya, perusahaan dalam aktivitasnya selalu menghasilkan
barang atau jasa.
Beberapa hal yang harus dilakukan perusahaan sebelum menjalankan
aktivitasnya adalah:
- Menentukan barang/jasa yanga akan diproduksi
- Menentukan bagaimana pengeolaaan barang/jasa
- Memastikan barang/jasa yang akan diproduksi dibutuhkan oleh
masyarakat

B. Perusahaan Sebagai Distributor


Perusahaan juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada
aktivitas perusahaan dalam menyalurkan hasil produksinya ke konsumen. Setelah
proses produksi berakhir, perusahaan akan menghasilkan barang. Barang-barang
tersebut dapat sampai ke konsumen dengan melakukan penyaluran (distribusi)
barang ke toko-toko atau agen-agen penyalur, sehingga konsumen lebih mudah
mendapatkan barang tersebut.
Hal-hal yang dilakukan perusahaan sebagai distributor :
- Mengadakan kegiatan promosi
- Mengadakan kegiatan perdagangan
- Mebuka agen atau cabangm
- Memiliki armada angkutan

C. Perusahaan sebagai Konsumen


Perusahaan juga mengkonsumsi barang atau jasa dari pihak lain, jika perusahaan
tersebut memerlukan bahan baku, maka perusahaan menjadi konsumen dari barang
bahan baku.

Peran perusahaan atau rumah tangga produksi dalam perekonomian yaitu:


-Produsen
-Pengguna faktor produksi
-Agen pembangunan
-Penyedia dan penyalur barang dan jasa
Gambar Siklus Kegiatan Ekonomi Dua Sektor

Sektor Rumah Tangga (RT)

Sektor RT memiliki faktor produksi yang dibutuhkna oleh sektor perusahaan. Sektor ini
menyediakan tenaga kerja, modal, tanah, kewirausahaan. Sektor ini akan menawarkan faktor-
faktor produksinya kepada sektor perusahaan. Sebagai balas jasa sektor perusahaan memberikan
berbagai jenis pendapatan rumah tangga seperti gaji/upah untuk tenaga kerja, bunga untuk
pemilik para modal, sewa untuk pemilik tanah dan harta tetap, dan deviden (untung) untuk
pemilik keahlian kewirausahaan. Berbagai jenis pendapatan tersebut akan digunakan lagi untuk
membeli barang atau jasa yang diperlukan.

Sektor Perusahaan

Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang
dengan tujuan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat (sektor rumah
tangga) dengan tujan mendapatkan keuntungan. Sektor rumah tangga menggunakan pendapatan
mereka untuk membeli (pengeluaran) barang dan jasa yang di tawrkan oleh sektor perusahaan ,
pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga menjadi pendapatan perusahaan.

Hal ini kan menyebabkan dua aliran dalam perekonomian. Aliran yang pertama adalah
pengeluaran konsumsi yaitu perbelanjaan masyarakat dari sektor rumah tangga ke sektor
perusahaan. Aliran yang kedua adalah aliran barang yaitu barang-barang sektor perushaan ke
sektor rumah tangga. Maka akan terjadi aliran pendapatan dan ekonomi pasar yang akan
menimbulkan interkasi permintaan dan penawaran faktor di dalam pasar faktor.

E.Siklus Ekonomi Indonesia

1. Periode 1969-1995
a. Indikator PDB Riil
Bila menggunakan data PDB riil bertahun dasar 1990, perekonomian Indonesia
selama 1969-1994 terus mengalami pertumbuhan, dalam arti selama PJP I
perekonomian Indonesia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif). Selama PJP I
pemerintah dapat mempertahankan pertumbuhan jangka panjang. Hal ini yang
menyebabkan selama PJP I, PDB riil menjadi sekitar 6 kali lipat.
b. Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan indikator pertumbuhan ekonomi dapat disimpulkan bahwa selama PJP I
mengalami fluktuatif tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi
yang sangat fluktuatif disebabkan perekonomian Indonesia sangat tergantung kepada
kondisi eksternal. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama periode 1970-
an, khususnya 1971-1973 disebabkan naiknya harga minyak bumi, yang
meningkatkan penerimaan ekspor migas (oil boom). Sedangkan pertumbuhan
ekonomi yang rendah terutama pada periode 1982, disebabkan perekonomian
mengalami resesi.
2. Periode 1990-an
Memasuki tahun 1990-an perekonomian Indonesia kembali menikmati pertumbuhan
tinggi. Tingkat pertumbuhan yang tinggi ini menyebabkan selama 7 tahun pertama
periode 1990-an, PDB riil hamper menjadi dua kali lipat yaitu dari RP 263 triliun di
tahun 1990 menjadi RP 434 triliun di tahun 1997.
3. Krisis Ekonomi 1998
Selama periode 1990an, resesi terjadi pada triwulan pertama dan kedua 1998. Resesi ini
menandai dimulainya krisis ekonomi Indonesia, setelah diawali krisis nilai tukar rupiah
pertengahan tahun 1997. Memasuki tahun 1999 perekonomian tidak mengalami
penurunan output lagi, sedangkan tahun 2000 output sudah mulai tumbuh kembali.
Namun tingkat pertumbuhan masih di bawah rata-rata 1990-1999.
Krisis ekonomi Indonesia merupakan konsekuensi dari mekanisme pasar yang ditempuh
pemerintah. Risiko dari mekanisme pasar adalah kegagalan pasar (market failure), yang
disebebkan ketidaksempurnaan informasi (imperfect information) dan penyimpangan
moral (moral hazard) para pelaku ekonomi.
4. Contoh Kasus : Siklus Ekonomi Indonesia Periode 2005-2012
Krisis dunia yang terjadi tahun 2008/2009 turut melanda perekonomian Indonesia. Ini
disebabkan karena Indonesia memiliki sistem perekonomi yang terbuka. Namun krisis
utang Eropa masih menjadi isu yang penting yang mempengaruhi ekonomi dunia telah
mempengaruhi perekonomian Indonesia, melalui dua jalur yaitu jalur perdagangan dan
keuangan internasional.
Kondisi ini tercermin dari sulitnya mencapai pertumbuhan ekonomi yang telah
ditargetkan pemerintah, dimana pada kuartal III tahun 2012 pertumbuhan ekonomi
Indonesia hanya mencapai 6,17% secara year on year (yoy). Angka ini menurun
dibanding kuartal II 2012 yang mampu mencapai 6,37%. Penurunan pertumbuhan
ekonomi di kuartal III ini merupakan dampak dari krisis Eropa yang semakin dalam.
Perlambatan perekonomian Indonesia sepertinya masih akan berlangsung sebagaimana
diumumkan IMF bahwa PDB Indonesia diproyeksi hanya tumbuh sebesar 6% untuk 2012
dan 6,3% di tahun 2013.
BAB III
PENUTUP
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas ekonomi,
yang terdiri atas empat elemen yaitu ; gerakan menaik (upturn), titik kulminasi (peak), gerak
menurun (downturn) dan titk nadir (trough). Setiap siklus ekonomi terdapat gerakan satu siklus
serta pada periode tertentu akan terjadi boom atau depresi. Durasi siklus ekonomi terdiri dari
siklus jangka pendek, siklus jangka menengah dan siklus jangka panjang.

Setiap siklus ekonomi tidak akan pernah mengalami kondisi yang terus-menerus tumbuh
sehingga siklus ekonomi akan mengalami kondisi fluktuatif. Oleh sebab itu perlu pengelolaan
terhadapt siklus ekonomi agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara
pola siklus diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan naik-turun output diusahakan
tidak terlalu lebar, sementara kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro; Suatu Pengantar, Edisi
Ketiga. Jakarta: UI, 2006.

Sukirno, Sardono., Mikroekonomi teori pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada, 2008.

http://www.slideshare.net/BungaIndahKusumaWardani/konsep-dasar-ekonomi

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/05/perekonomian-dua-sektor-tiga-empat-1-2-3.html

http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Pelaku-Pelaku_Ekonomi_8.1_%28BAB_8%29

http://hmjakuntansiunswagati.blogspot.com/2011/01/arus-perputaran-siklus-ekonomi-
circular.html

Anda mungkin juga menyukai