DI SUSUN
OLEH :
KELOMPOK
NOVITA SARI ANUM
NURUL ALIYAH
FITRI WAHYUNI
MURNIATI
SENI RUPA MODERN
Eropa dan Amerika adalah pelopor lahirnya seni modern. Hal
ini ditegaskan oleh Rosenberf, dalam Dharsono (2004:222)
bahwa:
Pengertian modern dalam terminologi seni rupa tidak bisa
dilepaskan dari prinsip modernisme atau paham yang mendasari
perkembangan seni rupa modern dunia sampai pertengahan abad
ke-20. Seni rupa modern dunia memiliki nilai-nilai yang bersifat
universal. Dari penafsiran seorang pelukis Jerman yang pindah ke
Amerika Serikat sesudah Perang Dunia ke II, Hans Hofmann
menyatakan hanya seniman dan gerakan di Eropa dan Amerika
yang mampu melahirkan seni rupa modern, konsepsi poros Paris-
New-York sebagai pusat perkembangan seni rupa modern.
Seni rupa kontemporen
Istilah seni kontemporer pada hemat saya justru banyak
menimbulkan kebingungan. Istilah seni kontemporer dalam arti seni masa
kini sepanjang yang telah saya selusuri, sudah muncul sejak tahun 50-an.
Pada waktu itu, karya seni masa kini hanya menyangkut nama-nama
Picasso, Matisse, Braque dan lain-lain yang tidak bisa disebut satu persatu
apakah tidak mengherankan jika pada tahun 1996 kita harapkan kepada
bentuk seni yang sama sekali berbeda dengan tokoh-tokoh yang berbeda
pula, namanya masih tetap sama yaitu seni kontemporer apa sebenarnya
yang mempertautkan seni kontemporer tahun 50-an yang diwakili Picasso
dan kawan-kawannya dengan seni kontemporer di tahun 1996 yang
diwakili Pop art, Happening artdan seni instalasi, dan sebagainya saya rasa,
inilah yang membingungkan dengan memakai istilah seni kontemporer
karena setiap ungkapan seni 10, 20, 50, seratus tahun yang lalu atau yang
akan datang, pada zamannya yang bersangkutan tetap merupakan seni
kontemporer..
Aliran Seni Rupa
Mancanegara
1. Realisme (1800-an)
Aliran ini dianggap bagian dari realisme yang memilih objek yang indah dan membuai
saja, secara visual persis seperti objek aslinya (fotografis).
Dalam perkembangannya cenderung memperindah objek secara berlebihan.
Tokohnya : Rembradt, George Cole, john Constable, Luis Alvares Catalia, William
Callow
3. Romantisme (1818)
Aliran ini mengembalikan seni pada emosi yang lebih bersifat imajiner.
Awalnya melukiskan kisah atau kejadian yang dramatis ataupun dhasyat. dalam
melukiskannya, baik dari pengaturan estetika maupun aktualitas piktorialnya selalu
melebihi kenyataan.
Warna lebih meriah, gerakan lebih lincah, emosi lebih tegas.
Tokohnya : Theodore Gericault, Eugene Delacroix
Aliran Seni Rupa
Mancanegara
4. Impresionisme/Realisme Cahaya/Light Painting (1874)
Dikenal dengan paham lukisan cepat.
Karena aliran ini menangkap keindahan yang ada pada saat tertentu yang harus segera
dipindahkan menjadi karya seni.
Setiap waktu berubah, maka keadaan ikut berubah dan keindahan yang tertangkap oleh
penglihatan ikut berubah juga. Sehingga paham ini tidak mementingkan detil melainkan kesan
sesaat. Tokohnya : Monet dan Pissaro
5. Ekspresionisme (1900-an)
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan
efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film,
arsitektur, dan musik.
Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada
emosi bahagia. Ekspressionisme = Ungkapan kebebasan dan keberanian berekspresi terhadap
bentuk, warna sangat kuat dalam aliran ini. Tokohnya : Affandi (Indonesia), Vincent Van Gogh
Aliran Seni Rupa Mancanegara
6. Fauvisme (1900-an)
Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang
dimulainya era seni rupa modern.
Nama fauvisme berasal dari kata sindiran "fauve" (binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat
mengomentari pameran Salon d'Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil Blas edisi 17
Oktober 1905,
Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris, hingga Bordeaux. Kematangan konsepnya
dicapai pada tahun 1906.
Fauvisme merupakan aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak
dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna
yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi
seniman dengan alam tersebut.
Tokohnya : Henri Matisse, Andr Derain, Georges Braque, Albert Marquet, Henri Manguin,
Charles Camoin, Henri Evenepoel, Jean Puy, Maurice de Vlaminck, Raoul Dufy, Othon Friesz,
Georges Roua
Aliran Seni Rupa Mancanegara
7. Kubisme (1907)
Kubisme adalah sebuah gerakan seni avant-garde abad ke-20 yang dirintis oleh Pablo
Picasso dan Georges Braque.
Gerkaan seni ini membuat revolusi dalam lukisan dan pahatan Eropa, dan menginspirasi
gerakan sejenis dalam musik dan sastra..
Dalam karya seni kubisme, benda dipecahkan, dianalisis, dan diatur kembali dalam
bentuk abstrakdaripada menampilkan obyek dari satu sudut pandang, seniman
menampilkan subyek dari berbagai sudut pandang untuk menjelaskan subyek dalam
konteks yang lebih besar. Kadang permukaan bersilangan dalam sudut acak, sehingga
menghapus kedalaman lukisan yang jelas. Latar dan obyek menembus satu sama lain
untuk membentuk ruang ambigu dangkal yang menjadi salah satu karakteristik khusus
dari kubisme.
Benda-benda yang menjadi obyek karyanya dibuat menjadi bentuk sederhana mirip
bentuk-bentuk kubus.
Kubisme dapat dibedakan menjadi kubisme analisis (obyek dipecah-pecah menjadi
bentuk geometris) dan kubisme sintetik (bentuk geometris disusun menjadi obyek).
Tokohnya : Pablo Picasso.
Aliran Seni Rupa
Mancanegara
8. Futurisme
Futurisme dari bahasa Perancis, futur atau bahasa Inggris, future yang
keduanya berarti "masa depan" adalah sebuah ilmu yang mempelajari
masa depan.
Selain itu aliran ini juga merupakan sebuah aliran seni yang avant-
garde atau sebelum masanya, terutama pada tahun 1909.
Aliran ini terutama paling kuat muncul di Italia, meskipun ada juga
pengikut-pengikutnya di Britania Raya dan Rusia.
Tokohnya : Antonio Sant'elia
Aliran Seni Rupa
Mancanegara
9. Dadaisme (1916)
Dada atau Dadaisme merupakan gerakan budaya yang lahir di wilayah
netral, yaitu Zrich, Switzerland,
Gerakan ini meliputi seni visual, sastra (puisi, pertunjukan seni, teori
seni), teater dan desain grafis.
Gerakan ini berfokus pada politik anti perangnya melalui penolakan pada
aturan seni yang berlaku melalui karya budaya anti seni.
Kegiatan gerakan ini antara lain pertemuan umum, demonstrasi dan
publikasi jurnal seni/sastra. Seni, politik, dan budaya menjadi topik
utama dalam publikasi mereka.
Gerakan ini mengilhami kemunculan gerakan-gerakan sesudahnya:
Avant-garde, gerakan musik kota, serta kelompok lain seperti
Surrealisme, Nouveau Ralisme, Pop Art dan Fluxus.
Tokohnya : salah satunya Guillaume Apollinaire, dan masih banyak
tokoh lain juga.
Aliran Seni Rupa Mancanegara
10. Surealisme (1937)