Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH HASIL PERTANIAN

“ ARTIKEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI


MAKANAN BERBAHAN BAKU BUAH DAN SAYUR ”

Disusun Oleh :
Nama : Bagas Andika Pratama
NIM : 361641311123
Kelas : 3D/Agribisnis

PROGRAM STUDI D-IV AGRIBISNIS


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2019
BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU MENGGUNAKAN
EFEKTIF MIKROORGANISME (EM4)

Bagas Andika Pratama


Program Studi Agribisnis Politeknik Negeri Banyuwangi
Jl.Raya Jember KM 13 Labanasem Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi
E-mail : bagasanpra@gmail.com

ABSTRAK

Di Indonesia, sumber penghasil limbah cair terbesar berasal dari aktivitas


industri. Limbah cair industri pangan dapat menimbulkan masalah pencemaran air
dan lingkungan karena mengandung kontaminasi organik. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui pengolahan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair dengan
penambahan efektifitas mikroorganisme- 4 (EM-4). Teknik pengolahan limbah cair
yang tepat dapat mengurangi kandungan pencemaran dalam limbah cair secara
efektif dan efisien. Tujuan utama pengolahan limbah cair ialah untuk mengurai
kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan
tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang terdapat di alam. Hasil pemeriksaan kualitas limbah cair tahu
yaitu BOD, COD dan TSS yang diperoleh dari hasil pengolahan menjadi pupuk
organik cair pada pengomposan hari ke-10 dan hari ke-14 belum memenuhi standar
baku mutu buangan limbah industri kedelai (tahu).

PENDAHULUAN Indonesia. Industri tersebut


berkembang pesat sejalan dengan
Industri Tahu merupakan
peningkatan jumlah penduduk.
salah satu industri pangan dengan
Namun disisi lain industri ini
menghasilkan sumber protein dengan
menghasilkan limbah cair yang
bahan dasar dari kacang kedelai yang
berpotensi mencemari lingkungan
sangat digemari oleh masyarakat
dan merupakan salah satu industri Zat organik yang terdapat
yang menghasilkan limbah organik. pada limbah Industri tahu juga
memiliki kandungan buangan limbah
Proses pengolahan tahu dapat
yang melebihi baku mutu yang di
menghasilkan dua jenis limbah yaitu
tetapkan, hal ini di buktikan oleh
limbah padat dan limbah cair. Limbah
penelitian yang dilakukan oleh
padat berupa ampas tahu telah dapat
Haerun pada Industri tahu yang
ditanggulangi dengan
berada di Kelurahan Bara-Barayya
memanfaatkannya sebagai bahan
kota Makassar yaitu kandungan BOD
pembuatan oncom atau bahan
sebesar 4.856 mg/l dan COD sebesar
makanan ternak. Sedangkan limbah
9.729 mg/l (1). Limbah buangan yang
cair pada proses produksi tahu berasal
melebihi baku mutu selain berdampak
dari proses pencucian kedelai,
pada manusia juga berdampak pada
perendaman, perebusan, penyaringan,
lingkungan yaitu pencemaran limbah
pengepresan, dan pencetakan tahu
bagi biota di perairan, berbagai jenis
serta pencucian alat dan lantai masih
ekosistem mengalami keracunan,
mengalami potensi pada pencemaran
setiap ekosistem selalu beradaptasi
lingkungan.
dengan tempatnya, walaupun begitu
Limbah cair tahu ini dapat tingkat adaptasinya terbatas, bila
menimbulkan pencemaran yang batas tersebut melampaui batas, maka
cukup berat jika tidak dilakukan ikan tersebut akan mati. Punahnya
pengolahan sebelum dibuang, karena spesies tertentu akan berakibat pada
mengandung polutan organik yang kehidupan manusia dan juga makhluk
cukup tinggi, polutan organik yang hidup lainnya.
dibuang jika di biarkan akan
Salah satu metode yang dapat
menimbulkan bau busuk, bau tersebut
diaplikasikan adalah mengolah
berasal dari bau hidrogen sulfida dan
limbah cair dengan memanfaatkan
amonia yang berasal dari proses
mikroorganisme(bioremediasi).
pembusukan protein serta bahan
Pengolahan limbah menggunakan
organik lainya, dan dapat
mikroorganisme ini sudah banyak
mengganggu kesehatan terutama pada
dilakukan, dan proses pengolahan
organ penciuman.
limbah dengan menggunakan
mikroorganisme ini juga termasuk TINJAUAN PUSTAKA
pengolahan limbah sangat sederhana
Limbah pabrik tahu
serta mudah dilakukan. Disamping
mempunyai kandungan Biochemical
peralatan yang dipakai dalam proses
Oxygen Demand (BOD), Chemical
pengolahan limbah relatif murah serta
Oxygen Demand (COD), dan Total
bahan baku mikroorganisme yang
Suspended Solid (TSS) yang tinggi,
digunakan juga mudah diperoleh di
serta pH yang relatif rendah. Untuk
tempattempat penjualan yang
menurunkan kandungan limbah yang
berhubungan dengan bahan pertanian.
polutif tersebut digunakan metode
Pengolahan limbah memang sudah
aerasi bertingkat dengan mempelajari
banyak dilakukan dengan
lama waktu aerasi terhadap
menggunakan mikroorganisme,
penurunan kadar BOD, COD, TSS
termasuk mungkin terhadap limbah
dan pH limbah. Prinsip kerjanya
tahu. Namun demikian pengolahan
adalah memperbanyak oksigen
limbah tahu dengan menggunakan
terlarut dalam air agar kondisi air
Efektif Mikroorganisme (EM4) di
limbahnya aman untuk dibuang ke
Pekanbaru belum penulis temukan.
lingkungan. Kondisi air limbah pabrik
Penelitian ini bertujuan untuk
tahu yang digunakan sebagai sampel
mengetahui efektifitas
dilakukan pengujian untuk
mikroorganisme (EM4). dalam
mengetahui kadar awal BOD, COD,
mengurai limbah organik industri
TSS dan pH. Selanjutnya sampel air
pembuatan tahu, dengan harapan hasil
limbahnya dimasukkan ke dalam
yang diperoleh akan dapat
kolom yang terdiri dari 5 bagian atau
dipergunakan industri tahu ukuran
kompartemen. Setiap kompertemen
usaha rumah tangga dapat mengolah
dialirkan udara menggunakan aerator
limbahnya sehingga keberlanjutan
dengan variasi lama waktu sebesar
usaha tahu ukuran rumah tangga
40, 50, 60, dan 120 menit. Setelah
dapat berpartisipasi dalam
proses aerasi berakhir dilakukan
memelihara lingkungan perairan
kembali pengujian dengan parameter
dimana beroperasi.
yang sama.

Air limbah tahu yang dibuang


langsung tanpa pengolahan dapat
mencemari badan air. Sesuai dengan limbah dengan menggunakan
hasil laboratorium, air limbah tahu mikroorganisme ini juga termasuk
yang dibuang memiliki kandungan pengolahan limbah sangat sederhana
nutrien yang tinggi dan tidak serta mudah dilakukan. Di samping
memenuhi baku mutu. Dengan peralatan yang dipakai dalam proses
adanya permasalahan tersebut maka pengolahan limbah relatif murah serta
diperlukan adanya pengolahan air bahan baku mikroorganisme yang
limbah tahu. Salah satu alternatif digunakan juga mudah diperoleh di
pengolahan adalah menggunakan tempat-tempat penjualan yang
arang tempurung kelapa dan eceng berhubungan dengan bahan pertanian.
gondok. Kontaminan pada air limbah Pengolahan limbah tahu dengan
tahu diharapkan dapat berkurang menggunakan Efektif
dengan adanya proses adsorpsi yang Mikroorganisme (EM4) bertujuan
dilakukan arang tempurung kelapa untuk mengetahui efektifitas
dan fitoremediasi yang dilakukan mikroorganisme (EM4) dalam
oleh eceng gondok. Identifikasi mengurai limbah organik industri
pengaruh konsentrasi air limbah tahu pembuatan tahu (Hendrasari, R., S.
terhadap penurunan NH4, TSS, dan 2016).
COD yang dilakukan dengan arang
tempurung kelapa dan tumbuhan
eceng gondok. Variabel yang PEMBAHASAN

digunakan pada penelitian ini adalah Pengukuran nilai pH sampel


konsentrasi air limbah 60% dan 50% limbah cair industri tahu secara insitu
serta Parameter yang digunakan adalah 4,6. Kenaikan pH dari 4,6
adalah NH4, TSS, dan COD. hingga 7,51 pada hari pertama,

Salah satu metode yang dapat diperkirakan disebabkan oleh

diaplikasikan adalah mengolah mikroorganisme yang ada di dalam

limbah cair dengan memanfaatkan EM4 merombak sisa bahan organik

mikroorganisme (bioremediasi). dari limbah cair tahu dengan reaksi

Pengolahan limbah menggunakan sebagai berikut: CxHyOzN2S + O2

mikroorganisme ini sudah banyak CO2 + H2O + NH4 + + SO4 2- +

dilakukan, dan proses pengolahan energi


Dari reaksi penguraian menggunakan mikroorganisme alami
senyawa organik tersebut dapat yang terdapat dalam limbah tersebut,
menghasilkan amoniak dan hal ini dapat dilihat dari grafik limbah
karbondioksida yang secara otomatis cair tahu yang juga diberi perlakuan
meningkatkan nilai pH. Bahan-bahan aerasi sebagai kontrol, tidak
organik dari limbah tahu, dengan menunjukkan penurunan konsentrasi
tersedianya oksigen maka limbah BOD yang signifkan. Tingginya
tersebut akan terurai menjadi gas persentase penurunan konsentrasi
CO2, NH4 pada kondisi pH larutan COD dapat diartikan mikroorganisme
basa, sehingga mengurangi kadar (EM4) bekerja dengan optimal.
bahan organik di dalam limbah. Mikroorganisme (EM4 ) mampu
mendegradasi limbah dengan cepat.
Derajat keasaman pH air limbah
Mikroorganisme dalam limbah terus
akan sangat menentukan aktivitas
menerus melakukan proses
mikroorganisme, pH optimum adalah
metabolisme sepanjang kebutuhan
berkisar antara 6,5 – 8,3.
energinya terpenuhi dan akan
Mikroorganisme, tidak tahan
menghasilkan senyawa-senyawa
terhadap kondisi lingkungan dengan
yang dapat memberikan dampak
pH > 9,5 dan < 4, karena pada pH
terhadap turunnya nilai COD.
yang sangat kecil atau sangat besar,
mikroorganisme tidak aktif, atau Uji Chemical Oxygen Demand
bahkan akan mati. (COD) menghasilkan nilai kebutuhan
oksigen yang lebih tinggi dari pada uji
Berdasarkan KEP51/ MENLH/
BOD karena bahan-bahan yang stabil
10/ 1995 baku mutu limbah cair
terhadap reaksi biologi dan
golongan II untuk kegiatan industri,
mikroorganisme dapat ikut
pH berkisar antara 6,9-9,0. pemberian
teroksidasi dalam uji COD. Sebagai
EM4 pada limbah cair tahu mampu
pembanding konsentrasi COD pada
menurunkan konsentrasi BOD pada
kontrol yang tidak mengalami
limbah cair tahu tersebut. Disamping
penurunan yang berarti, meskipun
itu mikroorganisme (EM4) lebih
dilakukan aerasi secara terus-menerus
mampu mendegradasi senyawa-
selama 15 hari. Untuk kontrol
senyawa organik dalam limbah cair
penurunan konsentrasi COD hanya
tahu lebih cepat dari pada hanya
bergantung pada mikroorganisme mikroorganisme menguraikan bahan
yang ada pada limbah cair tahu saja organik didalam limbah cair.
tanpa penambahan EM4.
Secara umum pengolahan aerob
Syarat limbah cair industri tahu dengan bioremediasi menggunakan
boleh dibuang ke lingkungan adalah mikroorganisme EM4 mampu
harus memenuhi standar baku mutu menurunkan konsentrasi BOD dan
yang telah ditetapkan yaitu stándar COD limbah cair tahu, dimana
baku mutu limbah cair golongan II, persentase penurunan konsentrasi
KEP51/MENLH/10/1995. Bila mencapai 93,61-97,87%. Dari data
limbah cair industri tahu tidak diolah yang diperoleh konsentrasi penurunan
akan menimbulkan masalah bagi BOD dan COD dengan proses aerob
lingkungan sekitarnya. Didalam air lebih tinggi dari pada konsentrasi
limbah juga mengandung penurunan BOD dan COD dengan
mikroorganisme patogenik yang proses anaerob. Proses aerob ini lebih
berbahaya bagi kesehatan dan dapat baik dari pada proses anaerob untuk
mengganggu proses penguraian menurunkan konsentrasi BOD dan
limbah, mikroorganisme (EM4) COD limbah cair tahu. Sebagai
mampu menghambat pertumbuhan perbandingan hasil penelitian.
dan perkembangan mikroorganisme
patogen dengan mengeluarkan
senyawa-senyawa anti biotik yang KESIMPULAN

juga terkandung di dalamnya. Limbah Pemberia isolator berupa


cair tahu sebelum dilakukan Efektif mikroorganisme (EM4) pada
bioremediasi dengan penambahan limbah cair tahu dapat menurunkan
EM4 konsentrasi BOD dan COD konsentrasi BOD dan COD.
yang tinggi yaitu lebih dari 6.000 ppm Pemberian Efektif mikroorganisme
dan 18.000 ppm. Dengan dilakukan (EM4) pada limbah cair tahu 1:20,
bioremediasi penambahan EM4 dan BOD dan COD nya dapat memenuhi
aerasi konsentrasi BOD dan COD standar baku mutu yang telah
terus turun. Aerasi berfungsi untuk ditetapkan bagi kegiatan industri
menambahkann oksigen yang akan golongan II, KEP-
membantu mempercepat 51/MENLH/10/1995, limbah tersebut
dibolehkan di buang ke lingkungan. Aliran. Jurnal Ilmu Semesta
Pemberian Efektif mikroorganisme Teknika. 19(1):26-36
(EM4) pada limbah cair tahu 1:10,
BOD dan COD nya tidak memenuhi
standar baku mutu yang telah
ditetapkan bagi kegiatan industri
golongan II, KEP51/ MENLH/ 10/
1995, sehingga limbah tersebut tidak
boleh dibuang langsung ke
lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Samsudin, W., Selomo, M., dan


Natsir, M. F. 2018. Pengolahan
Limbah Cair Industri Tahu
Menjadi Pupuk Organik Cair
Dengan Penambahan Efektivite
Mikroorganisme (EM4). Jurnal
Nasional Ilmu Kesehatan. 1(2):1-
14

Jasmiyati, J., Anita, S., dan Tamrin,


T. 2010. Bioremediasi Limbah
Cair Industri Tahu Menggunakan
Efektif Mikroorganisme (EM4).
Jurnal Ilmu Lingkungan.
2(4):148-158

Hendrasari. R., S. 2016. Kajian


Penurunan Kadar BOD Limbah
Cair Tahu Pada Berbagai Variasi

Anda mungkin juga menyukai