Modal merupakan sejumlah tertentu faktor produksi yang dapat berupa benda yang diciptakan sendiri oleh
manusia dan bisa dipergunakan untuk memproduksi barang dan -jasa yang dibutuhkan. Misalnya: mesin dan juga
peralatan pabrik, bahan baku produksi, tempat (pabrik) untuk memproduksi dan sebagainya.
Dapat dikatakan bahwa semua bahan mentah dan barang selesai yang sudah ada dalam persediaan tersebut
disebut sebagaii stock (inventory).
d. Keahlian (pengelolaan usaha)
Pada faktor produksi ini dapat berbentuk sebagai keahlian dan juga kemampuan baik usaha untuk mendirikan dan
juga dalam mengembangkan keterampilan berupa benda yang diciptakan manusia dan digunakan untuk
memproduksi barang-barang dan jasa yang nantinya mereka butuhkan.
Dalam hal ini keahlian atau pengelolaan usaha dapat meliputi kemahiran seseorang dalam melakukan koordinasi
terhadap berbagai faktor produksi atau sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.
Hal ini bertujuan supaya usaha mereka minimal bisa berhasil dan juga berkembang serta bisa menyediakan
barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas seorang
pengelolaan ialah mengatur supaya tiga faktor produksi yang disebutkan di atas bisa bekerjasama dalam proses
produksi. Dengan demikian peranan pengelolaan (skills), yakni memimpin usaha yang bersangkutan, mengatur
organisasi yang dimilikinya, menaikkan mutu dari tenaga manusia, sehingga nantinya bisa dipergunakan sebagai
unsur modal dan alam dengan sebaik mungkin.
Adapun pengertian skills meliputi di sini meliputi beberapa pengertian, antara lain sebagai
berikut.
1) Managerial skills atau entrepreneurial skills.
Merupakan kemampuan seseorang dalam mempergunakan kesempatan yang ada dengan
sebaik mungkin.
2) Technological skills.
Kemampuan yang berkaitan dengan keahlian seseorang yang secara khusus bersifat ekonomis
teknis dan dibutuhkan atau diperlukan dalam kegiatan ekonomi dan produksi tertentu.
Kemampuan seseorang yang terkait dengan kecerdasannya dalam mengatur berbagai usaha
yang ditekuni. Dalam hal ini berkaitan dengan berbagai hal dalam lingkungan sebuah
perusahaan (hal intern perusahaan). Ataupun juga disebut sebagai kegiatan untuk kepentingan
masyarakat. Misalnya: usaha dalam membentuk sebuah koperasi, bank-bank dan lainnnya.
3. FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi, adalah bentuk hubungan mathematis yang dapat menggambarkan
tentang cara di mana jumlah hasil produksi tertentu sangat bergantung pada jumlah
dari input yang dipergunakan oleh seorang produsen.
Fungsi produksi dapat memberikan sebuah keterangan tentang jumlah output yang
diharapkan apabila input tersebut dikombinasikan dalam suatu cara khusus.
Berbagai macam kombinasi tersebut banyak jenisnya. Berdasarkan hasil produksi
dan juga banyaknya hasil produksi yang nantinya akan diperoleh sangat tergantung
pada (fungsi dari pada) macam dan jumlah input yang nantinya dipergunakan.
Pada umumnya fungsi produksi dituliskan sebagai Y = f (X), dimana Y
menggambarkan hasil produksi; f sebelum tanda kurung menyatakan "tergantung"
yakni "suatu fungsi dari"; dan huruf X menuggambarkan tentang suatu input yang
dipergunakan. Apabila jumlah input yang digunakan lebih dari 1 jenis, maka fungsi
produksi dapat dituliskan sebagai: Y = f (X1, X2, ...., Xn); dimana X1, X2, ..., Xn
merupakan jenis input yang digunakan dalam kegiatan produksi.
Adapun asumsi dari fungsi produksi tersebut di atas antara lain sebagai
berikut.
a. Fungsi produksi sifatnya kontinyu.
b. Fungsi produksi bernilai tunggal dari masing-masing variabel yang
ada di dalamnya.
c. Derivasi I dan II fungsi ini tetap kontinyu.
d. Fungsi produksi harus relevan (bernilai positif) baik untuk input X
maupun output Y.
e. Penggunaan teknologi maksimal pada tingkatnya.
4. JENIS-JENIS FUNGSI PRODUKSI
a. Constant return.
Merupakan hubungan yang menunjukkan jumlah hasil produksi yang meningkat dengan jumlah yang
sama pada setiap satuan tambahan input yang digunakan. Gambar 10.1 Kurva Constant Returns
b. Increasing return.
Merupakan hubungan dimana satu satuan tambahan input yang dipergunakan dalam proses
produksi dapat menghasilkan suatu tambahan hasil produksi yang lebih besar dibandingkan dengan
kesatuan sebelumnya. Gambar 10.2 Kurva Increasing Returns
c. Decreasing return.
Merupakan suatu hubungan di mana satu kesatuan tambahan faktor produksi atau input yang
dipergunakan dalam proses produksi bisa menghasilkan suatu kenaikan hasil produksi yang lebih
kecil dari satu kesatuan sebelumnya.