Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Fi’il

Fi’il secara bahasa adalah kejadian atau pekerjaan. Kata yang bukan huruf dan
tidak memiliki tanda isim adalah kata kerja .Dalam bahasa Indonesia adalah kata kerja
atau verbal. Sedangkan dalam istilah nahwu, adalah kata yang menunjukkan atas suatu
makna tersendiri dan terikat dengan salah satu dari tiga bentuk waktu masa lampau,
masa sekarang, dan masa yang akan datang.
Perubahan bentuk dari setiap kata dalam bahasa Arab merupakan pembahasan
ilmu shorof. Sedangkan dalam ilmu nahwu, unsur utama yang diperhatikan adalah
kebubukan kata tersebut dalam struktur kalimat. Meski setiap kata dasar bahasa Arab
banyak mempunyai varian bentuk kata sesuai dengan kegunaan dari maknanya masing-
masing, yang paling penting dalam ilmu nahwu adalah jenis-jenis semua kata
dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu isim, fi’il dan huruf.1
Tata cara pembentukan fi’il (verba) adalah akar kata yang terdiri dari huruf-huruf
asli tersebut diikutkan dengan bentuk paten (wazan) fi’il sehingga dengan serta-merta
mengikuti ketentuannya. Apabila akar katanya terdiri dari tiga huruf diikutkan dengan
wazan tsulasi (wazan bagi akar tiga huruf0, sedangakan apabila akar katanya terdiri dari
empat huruf diikutkan dengan wazan ruba’i (wazan bagi akar empat huruf).2
Fi’il memili tanda-tanda sebagai berikut:
a. Bersambung dengan ‫ُ !ِﻞ ﻋَﺎﻔﻟ‬
b. ‫( ﺎﺗ‬tâ fâ’il).
Contoh:
ُ
= Saya telah menulis- ُ •ْ ‫ = ) • ُ ( َﺮ ﻜَ ﺷ‬Saya telah berterima kasih b. Bersambung dengan tâ’
muannats. Contoh:- ْ ‫ = )• ْ ( َﺖ َﺒ ﺘَ ﻛ‬Dia (Perempuan) telah menulis (pada f i’il mâdhi ).- ُ ‫ُﺐ ﺘْ َﻜﺗ‬
( َ •) = Dia (Perempuan) sedang menulis (pada f i’il mudhâri’)

1
Saidna Zulfiqar bin Tahir, Cara Praktis Belajar Bahasa Arab, (Cet.2, Jakarta, Qalam Media Pustaka, 2000)
2
Nurul Huda, Mudah Belajar Bahasa Arab, (Cet.1, Jakarta, Amzah, 2011), hlm.35-36
a. Dapat bersambung dengan ta’ fa’il.
b. Diakhiri (fi’il madhi) atau diawali (fi’il mudhorik) dengan ta’ta’nist.
c. Dapat bersambung dengan ya’ mukhothobah.
d. Dapat bersambung dengan nun taukid.
e. Didshului huruf “ ‫”َقْد‬
f. Didahului huruf “ ‫”َس‬
g. Didahului huruf “ ‫”َس وَف‬
h. Didahului huruf “ ‫”ْت‬3

B. Macam-Macam Fi’il
Fi’il menurut macamnya dibagi menjadi empat yaitu: fi’il madhi, fi’l mudhorik.
Fi’il amar, dan fi’il nahi.
1. Fi’il (Madhi
Fi’il madhi yaitu kata kerja yang menunjukkan kegiatan dimasa lampau, biasamya
ditandai dengan harokat fathah di akhir huruf. 4
Tanda-tanda fi’il madhi yaitu:
a. Diakhiri oleh huruf ta’tanits
b. Bisa diakhiri oleh dhomir rofa; mutaharrik (hidup), yang sekaligus menjadi
fa’ilnya.
5
c. Dapat dimasuki ‫لقد‬
Fi’il madhi terbagi kepada dua bagian
a. Madhi ma’lum, adalah fi’il yang berawalan fathah. Fi’il madhi ma’lum hendaklah
di terjemahkan “telah me….”.

3
Muhammad Haris Zubaidillah, Pengertian dan Pembagian Kalam, 2018, osf.io, schooler.google.co.id
4
Efranjy Agratama, Express Mudah Belajar Bahasa Arab,( Wonosobo, PT Grasindo, 2016), hlm. 13
5
Batartama, ‫ للعلوم المفتاح‬Mudah Belajar Membaca Kitab, (Jilid 3, Sidogiri, Pustka Sidogiri, 2016), hlm. 7
b. Madhi majhul, adalah fi’il yang berawalan dhommah sedang huruf sebelum
akhirnya berharokat kasroh. Fi’il madhi majhul hendaklah diterjemahkan “telah
6
di……”
2. Fi’il Mudhorik
Fi’il mudhorik yaitu kata kerja yang menunjukkan kegiatan dimasa sekarang atau
masa akan dating. Biasanya ditandai dengan harokat dhommah di akhir huruf.
Tanda-tanda fi’il mudhorik7
a. Didahului oleh salah satu dari empat huruf mudhoro’ah. Yaitu alif, nun, ya’, dan
ta’
8
b. Dapat dimasuki huruf ‫لن‬, ‫ لم‬,‫ سوف‬,‫س‬
Fi’il terbagi kepada dua bagian:
a. Fi’il mudhorik ma’lum (kata aktif). Huruf mudhoro’ah dalam mudhorik ma’lum
berharokat fathah. Fi’il mudhorik ma’lum hendaknya diterjemahkan “ akan /
sedang me….”
b. Fi’il mudhorik majhul. Huruf mudhoro’ah dalam mudhorik majhul berharokat
dhommah, sementara huruf sebelum akhirnya berharokat fathah. Fi’il mudhorik
majhul hendaknya diterjemahkan “akan / sedang di….”9
Fi’il Mudhorik dari bentuk akhinya dibagi menjadi tiga bagian:
a. Fi’il Mudhorik Shohih Akhir
Fi’il mudhorik shohih akhir adalah fi’il mudhorik yang akhirnya tidak berupa
huruf i’lat (alif, wawu, atau ya’) dan bukan af’alul khomsah.
b. Fi’il Mudhorik Mu’tal Akhir
Fi’il mudhorik mu’tal akhir adalah fi’il mudhorik yang huruf akhirnya berupa
huruf ilat wawu, alif, atau ya’ dan bukan af’alul khomsah.
c. Af’alul Khomsah
Af’alul khomsah adalah fi’il mudhorok (baik yang shohih atau yang mu’tal) ysng
berakhiran alif tasniyah, wawu jamak, dan ya’ muannast mukhotobah.10
3. Fi’il Amar
6
Aceng Zakaria, Op.Cit., hlm 49
7
Efranjy Agratama, Op.Cit.,
8
Batartama, Op.Cit., hlm.18
9
Aceng Zakaria, Op.Cit., hlm.52-53
10
Batartama, Op.Cit, hlm 19
Fi’il amar yaitu fi’il yang menujukkan kata kerja yang bermakna memerintah.
Contohnya ‫ احسن‬،‫ اكرم‬،‫اضرب‬
4. Fi’il Nahi
Fi’il nahi adalah fi’il yang menunjukkan kata kerja yang bermakna melarang.
Sebenarnya fi’il nahi ini termasuk ke dalam jenis fi;il amar, yaitu memerintah namun
dapat bentuk melarang. Contohnya ‫ ال‬،‫ ال تكرم‬،‫ تضرب‬11
C. Mabni dan Mu’rob
Dari sudut barubah atau tidaknya syakl akhir, msks fi’il terbagi menjadi dua.
1. Mabni
Mabni adalah fi’il syakl pada huruf akhirnya tidak berubah-ubah meskipun dimasuki /
didahului penyebab / amil. Akan tetapi tetap dalam satu keadaan. Keadaan akhir suatu
fi;il yang selalu tetao itu disebut Bina. 12
fi’il yang termasuk mabni yaitu fi’il amr, fi’il madhi dan fi’il mudhorik yang
bersambung dengan nun inats atau nun taukid.13
2. Mu’rob
Mu’rob adalah fi’il yang syaklnya pada huruf akhirnya berubah-ubah karena
didahului penyebab / amil. Keadaan akhir suatu fi’il yang berubah-ubah itu disebut
I’rob.14
Fi’il yang tergolong mu’rob adalah fi’il mudhorik kecuali; pertama; yang bersambung
dengan nun inast (nun yang menunjukkan arti perempuan). Kedua; yang bersambung
dengan nun taukid (nun pengeras arti).15
D. Mujarrod dan Mazid
1. Mujarrod
Mujarrod yaitu fi’il yang semua hurufnya asli. Maksudnya asli yaitu terdiri dari huruf
itu sendiri dan tidak mendapat tambahan huruf lain. Fi’il mujarrod ada dua macam
yaitu fi;il mujarrod tsulasi adalah fi;il yang huruf aslinya tiga huruf. Adapun
wazannya ada enam.
Fi’il mujarrod ruba’I adalah fi;il yang hurufnya terdiri dari empat.
11
Efranjy Agratama, Op.Cit., hlm.14
12
Ahmad Syatibi, Mengenal Kata dalam Al-qur’an, (Cet.3, Jakarta, Adabiyah Press, 2017), hlm. 133
13
Aceng Zakaria, Op.Cit., hlm 60
14
Ahmad Syatibi, Op.Cit,
15
Aceng Zakaria, Op.Cit., hlm 59
2. Mazid
Mazid berasal dari fi’il mujarrod yang mendapat tambahan huruf. Fi’il mazid ada
yang mendapat tambahan satu huruf, dua huruf, dan ada yang tiga huruf. Huruf
zaidah ada 10 huruf dan terkumpul dalam lafadz
a. Fi’il mazid dengan tambahan satu huruf terdiri dari beberapa wazan.
b. Fi’il mazid dengan tambahan dua huruf terdiri beberapa wazan. 16
E. Muta’addi dan Lazim
1. Muta’adi secara harfiah artinya melampaui. Yakni melampau fa’il untuk, menuju
maf’ul . maksudnya membutuhkan maf’ul. Dengan demikian fi’il mutaaddi adalah
fi’il yang maknanya membutuhkan objek. Contoh ‫قرا‬ artinya membaca. Pekerjaan
membaca, membutuhkan sesuatu yang dibaca sebagai objek. dengan demikian ‫قرا‬
Disebut fi’il muta’adi
2. Lazim secara harfiah artinya tetap atau selalu. Yakni selalu tetap bersama fa’il dan
tidak melampauinya menuju objek (maf’ul). Dengan demikian fi’il lazim adalah fi’il,
yang tidak membutuhkan objek. Contoh ‫ رخع‬Artinya pulang. Pekerjaan pulang tidak
membutuhkan sesuatu sebagai objek. dengan demikian ‫ رخع‬disebut fi’il lazim.17
F. Shohih dan Mu’tal
Fi’il ditinjau dari hurufnya terbagi menjadi dua:
1. Shohih
Shohih adalah fi’il yang semua huruf aslinya tidak berupa huruf ilat
Kelompok shohih ada tiga yaitu:
a. Fi’il salim adalah fi’il shohih yang huruf aslinya tidak berupa huruf hamzah dan
bukan mudho’af. Seperti ‫ضرب‬
b. Fi’il mahmuz adalah fi’il yang salah satu hurufnya berupa huruf hamzah.
Berdasarkan letak hamzahnya, terdiri atas:
1) Mahmuz fa’ adalah fa’ fi’ilnya berupa hamzah seperti ‫اكل‬
2) Mahmuz ‘ain adalah ‘ain fi’ilnya berupa hamzah seperti ‫سال‬
3) Mahmuz lam adalah lam fi’ilnya berupa huruf hamzah seperti ‫نشا‬
c. Fi’il mudho’af adalah fi’il yang ‘ain fi’il dan lam fi’il berupa huruf yang sama,
kemudian diidghomkan, seperti ‫مدد‬- ‫مد‬
16
Efranjy Agratama, Op.Cit., hlm 15-19
17
Ahmad Syatibi, Op.Cit, hlm.165
2. Mu’tal
Mu’tal adalah fi’il yang salah satu huruf aslinya berupa huruf ilat.
Kelompok mu’tal ada empat yaitu:
a. Mitsal adalah fi’il yang fa’ fi’ilnya terdiri dari huruf ‘ ilat. Mitsal atau biasa
disebut dengan bina’ mitsal ini terbagi menjadi dua yaitu
1) Mitsal wawu, yaitu yang fa’ fai’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu wawu.
Contonya ‫ يفع‬- ‫وقع‬
2) Mitsal yai, yaitu yang fa’ fi’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu ya’.
b. Ajwaf adalah fi’il yang ‘ain fi’ilnya terdiri dari huruf ‘ilat. Bina’ ajwaf dalam fi’il
madhi huruf ‘ilatnya diganti dengan alif. Sedangkan dalam fi’il amar huruf
‘ilatnya dibuang. Ajwaf terbagi menjadi dua yaitu:
1) Ajwaf wawi, yaitu yang ‘ain fi’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu wawu. Contonya
‫ قال اصله قول‬-
2) Ajwaf yai, yaitu yang ‘ain fi’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu ya’. Contohnya
‫ باع اصله بيع‬-
c. Naqish adalah fi’il yang lam fi’ilnya berupa huruf’ilatt. Naqish terbagi menjadi
dua yaitu:
1) Naqish wawi adalah yang lam fi’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu wawu.
Conronya ‫غزا اصله غزو‬
2) Naqish yai adalah yang lam fi’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu ya’. Contohnya
‫ كفى اصله كفي‬-
d. Latif adalah fi’il yang terdapat dua huruf ‘ilat dalam satu kalimat. Latif terbagi
dua yaitu:
1) Lafif mafruq yaitu fi’il yang terdiri dari dua huruf ‘ilat yang terpisah, pada fa’
dan lam fi’ilnya. Contohnya ‫وقى‬
2) Lafif maqrun adalah fi’il yang terdiri dari dua huruf ‘ilat yang bersamaan,
18
pada ‘ain dan lam fi’ilnya. Conrohnya ‫شوى‬

18
Batartama, Op.Cit., hlm 53-59

Anda mungkin juga menyukai