Anda di halaman 1dari 12

1.

( Fail)
Pengertian fail
Dalam kitab Jurumiyyah karya Muhammad bin Muhammad bin Dawud Ash-Shinhaji /
Ibnu Ajurum, fail adalah / Isim marfu yang terletak setelah fiil.
Yakni fail merupakan sebuah kata benda / pelaku suat pekerjaan (subjek) yang
kedudukannya selalu bergandengan dengan kata kerja (predikat). Sebagaimana yang telah
diketahui dan disadari oleh setiap manusia yang berakal, apabila adanya suatu pekerjaan,
maka pasti ada pekerjanya / yang melakukan pekerjaan tersebut.
Pembagian fail
Fail terbagi menjadi dua macam, yaitu fail yang menggunakan isim dzahir, dan fail
yang menggunakan isim dhamir.
Fail yang menggunakan isim dzahir
Dzahir secara bahasa artinya nampak / jelas / terang, yakni fail yang menggunakan
isim dzahir adalah fail / subjek yang diungkapkan secara jelas identitasnya, seperti
namanya ( / Ahmad) atau profesinya ( / seorang mahasiswa).
Contoh:
- Dalam Al-Quran surat Ash-Shaff ayat kelima, yaitu:

. ...
Dan ketika Musa berkata kepada kaumnya, Wahai kaumku! Mengapa kalian
menyakitiku, padahal sungguh kalian mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah
bagi kalian.
Fail pada ayat yang mulia ini adalah kata / (Nabi) Musa ,
dan fail pada ayat ini termasuk isim dzahir. Sedangkan fiilnya adalah kata /
berkata.

- Dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat tiga belas, yaitu:




. ...
Pada hari (ketika) orang-orang munafik laki-laki dan orang-orang munafik
perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, Tunggulah kami! Kami
ingin mengambil cahayamu.
Fail pada ayat yang mulia ini adalah kata / orang-orang
munafik laki-laki dan orang-orang munafik perempuan, dan fail pada ayat ini
termasuk isim dzahir. Sedangkan fiilnya adalah kata / berkata.
Fail yang menggunakan isim dhamir
Dhamir artinya kata ganti, yakni fail yang menggunakan isim dhamir adalah fail /
subjek yang tidak diungkapkan identitasnya secara jelas. Dan penyebutan failnya diganti
dengan penyebutan lain yang disebut kata ganti (yang menunjukkan fail tersebut), dan itu
sesuai dengan budaya bahasa masing-masing. Dan didalam bahasa arab ada empat belas kata
ganti fail, yaitu:

.
Contoh:
- Dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyat ayat ke limapuluh tujuh:
.

Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepadaku.
Fail pada ayat yang mulia ini adalah / Aku yang terletak pada kata
/ Aku ciptakan. pada kata tersebut bermakna Aku (Allah ) yang
termasuk isim dhamir pengganti dhamir " ". Dan fiil pada kalimat tersebut adalah
/ menciptakan, yang pada asalnya adalah kata - / menciptakan,
kemudian dhamirnya dirubah menjadi dhamir , sehingga berubah menjadi kata
.

- Dalam Al-Quran surat Al-Kafirun ayat


.
Dan tidak pula aku menyembah apa yang kalian sembah.
Fail dhamir yang terletak pada kata apa yang kalian sembah, yaitu /
kalian, yang pada asalnya adalah / kalian. Sedangkan fiilnya adalah kata /
sembah yang pada asalnya adalah kata - / menyembah.

Hukum-hukum mentanitskan fiil untuk fail


Hukum-hukum mentanitskan fiil untuk fail ada dua macam, yaitu pertama hukumnya
wajib (harus) untuk ditanitskan dan kedua hukumnya jaiz (boleh ditanitskan atau tidak
ditanitskan) untuk ditanitskan.
Wajib mentanitskan fiil untuk fail
Di dalam kitab An-Nahwu Al-Kaafi, hukum wajibnya mentanitskan fiil untuk fail
ada tiga tempat, yaitu:
` a. Ketika failnya muannats hakiki yang bersambung dengan fiilnya
Dan hal ini berlaku juga apabila failnya mufrad, mutsanna, maupun jama.
Contoh:
- / Aisyah telah datang, contoh ini menggunakan fail muannats

mufrad, yaitu pada kata / Aisyah.
- / Seorang anak (prp) telah datang, contoh ini menggunakan fail

muannats mufrad, yaitu pada kata / Seorang anak (prp).
-
/ Dua orang anak (prp) telah datang, contoh ini menggunakan fail
/ Dua orang anak (prp).
muannats mutsanna, yaitu pada kata
- / Anak-anak (prp) telah datang, contoh ini menggunakan fail
muannats jama, yaitu pada kata / Anak-anak (prp).

b. Apabila failnya dhamir mustatir (yang disembunyikan) yang menunjukkan


kepada muannats hakiki (asli) atau muannats majazi (bukan asli / di
sandarkan kepada muannats).
Contoh:
-
/ Aisyah telah sukses, pada contoh ini terdapat dmamir mustatir
/ telah sukses yang menunjukkan dhamir
pada kata / dia (prp),
sehingga pada kata tersebut menunjukkan muannats hakiki, yaitu kata /
Aisyah.
-
/ Matahari telah terbit, pada contoh ini terdapat dhamir mustatir pada


kata / telah terbit yang menunjukkan dhamir
/ dia (prp), sehingga
pada kata tersebut menunjukkan muannats majazi, yaitu / Matahari.

c. Apabila failnya menunjukkan dhamir jama muannats salim atau jama
taksir ghair aqil (sesuatu yang tidak berakal).
yang menunjukkan
Tanda muannats tersebut boleh dengan ta tanits
dhamir / dia (prp) atau nun niswah yang menunjukkan dhamir / mereka
(prp). Contoh:
-
= / Anak-anak (prp) telah bepergian, contoh ini
menggunakan fiil madhi, dan fail pada contoh ini menunjukkan jama muannats
salim, yaitu pada kata / Anak-anak (prp). Sedangkan fiilnya boleh

menggunakan fiil untuk muannats mufrad / dia (prp) telah bepergian
yang menunjukkan dhamir / dia (prp) atau menggunakan fiil untuk jama
muannats salim
/ mereka (prp) telah bepergian, yang menunjukkan dhamir
/ mereka (prp).
- / Anak-anak (prp) sedang bepergian, contoh ini
=
menggunakan fiil mudhari, dan fail pada contoh ini menunjukkan jama
muannats salim, yaitu pada kata / Anak-anak (prp). Sedangkan fiilnya
/ dia (prp) sedang
boleh menggunakan fiil untuk muannats mufrad
bepergian yang menunjukkan dhamir / dia (prp) atau menggunakan fiil
untuk jama muanats salim
/ mereka (prp) sedang bepergian, yang
menunjukkan dhamir / mereka (prp).
-
=
/ Unta-unta itu telah berjalan (pergi), contoh ini
menggunakan fiil madhi, dan fail pada contoh ini menunjukkan jama taksir
ghair aqil, yaitu pada kata
/ unta-unta. Sedangkan fiilnya boleh

menggunakan fiil muannats mufrad / dia (prp) telah berjalan yang
menunjukkan dhamir / dia (prp) atau menggunakan fiil untuk jama
muannats salim / mereka (prp) telah berjalan, yang menunjukkan dhamir
/ mereka (prp).
- =
/ Unta-unta itu sedang berjalan, contoh ini menggunakan
fiil mudhari, dan fail pada contoh ini menunjukkan jama taksir ghair aqil, yaitu
pada kata
/ unta-unta. Sedangkan fiilnya boleh menggunakan fiil
muannats mufrad / dia (prp) sedang berjalan yang menunjukkan dhamir

/ dia (prp) atau menggunakan fiil untuk jama muannats salim / mereka
(prp) sedang berjalan, yang menunjukkan dhamir / mereka (prp).

Jaiz mentanitskan fiil untuk fail

Di dalam kitab An-Nahwu Al-Kaafi, hukum jaiznya mentanitskan fiil untuk fail ada
tujuh tempat, yaitu:

a. Apabila failnya menunjukkan muannats majazi yang dzahir


Pada masalah ini berlaku hukum jaiznya mentanitskan fiil untuk fail.
Contoh:
-
/

\ Matahari telah terbit, contoh ini menggunakan fiil
madhi, dan fail pada contoh ini menunjukkan mufrad muannats majazi, yaitu
pada kata / matahari. Sedangkan fiilnya boleh menggunakan fiil mufrad


muannats / telah terbit yang menunjukkan dhamir / dia (prp) atau
menggunakan fiil mufrad mudzakar / telah terbit, yang menunjukkan
dhamir / dia (lk). Sehingga apabila menulis kata seperti ini boleh memilih
salah satunya, yaitu antara mentanitskannya atau tidak mentanitskannya.
-
/
\ Matahari sedang terbit, contoh ini menggunakan fiil

mudhari, dan fail pada contoh ini menunjukkan mufrad muannats majazi, yaitu
pada kata / matahari. Sedangkan fiilnya boleh menggunakan fiil mufrad

muannats / sedang terbit yang menunjukkan dhamir / dia (prp) atau
menggunakan fiil mufrad mudzakar / sedang terbit, yang menunjukkan
dhamir / dia (lk). Sehingga apabila menulis kata seperti ini boleh memilih
salah satunya, yaitu antara mentanitskannya atau tidak mentanitskannya.

b. Apabila failnya adalah muannats hakiki tetapi terpisahkan dengan fiilnya


oleh maful.
Maful yang memisahkan antara fiil dengan failnya pada masalah ini yakni
maful tersebut di letakkan sebelum failnya. Contoh:
-
/

\ Perempuan telah hadir (di) sebuah
konfrensi, contoh ini menggunakan fiil madhi, dan fail pada contoh ini adalah
fail mufrad muannats yang terpisahkan dengan fiilnya oleh maful. Sehingga
pada masalah ini hukum mentanitskannya adalah jaiz (boleh mentanitskan fiil
atau tidak mentanitskan fiilnya).
- / \ Perempuan akan hadir (di) sebuah
konfrensi, contoh ini menggunakan fiil mudhari, dan fail pada contoh ini adalah
fail mufrad muannats yang terpisahkan dengan fiilnya oleh maful. Sehingga
pada masalah ini hukum mentanitskannya adalah jaiz (boleh mentanitskan fiil
atau tidak mentanitskan fiilnya).
- Dalam Al-Quran Surat Al-Mumtahanah ayat kesepuluh, yaitu:

...

Wahai orang-orang yang beriman, apabila perempuan-perempuan mukmin
datang berhijrah kepada kalian, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka!
Fail pada contoh ini adalah kata / perempuan-perempuan mukmin
dan pada contoh ini failnya terpisahkan dengan fiilnya oleh maful, yaitu kata
/ kepada kalian. Dan kalimat yang setara dengan contoh tersebut adalah
/ Apabila perempuan-perempuan muslim telah datang kepada
kalian.
c. Apabila failnya jama mudzakar dengan menambahkan ta dan alif
Maksudnya adalah kata tersebut adalah mudzakar, hanya saja kata tersebut
terdapat ta marbuthah , sehingga bentuk jamanya seperti jama muannats salim.
Contoh:
-

/
/ Para Thalhah telah hadir, contoh ini menggunakan
fiil madhi, dan fail pada contoh ini termasuk suatu nama dari nama-nama laki-
laki yang terdapat tanda muannats padanya, yaitu ta marbuthah , dan bentuk
jamanya dengan menambahkan alif dan merubah ta marbuthah tadi menjadi
huruf ta sebagaimana yang terjadi pada jama muannats salim.
-
/ Para Thalhah telah hadir, contoh ini
/
menggunakan fiil madhi, dan fail pada contoh ini termasuk suatu nama dari
nama-nama laki-laki yang terdapat tanda muannats padanya, yaitu ta marbuthah
, dan bentuk jamanya dengan menambahkan alif dan merubah ta marbuthah
tadi menjadi huruf ta sebagaimana yang terjadi pada jama muannats salim.
Dan hal ini berlaku pula kepada jama mudzakar lainnya, diantaranya nama-nama
laki-laki lainnya yang terdapat ta marbuthah yaitu ( Hamzah,
Maisarah,
dan sebagainya).

d. Apabila failnya muannats dzahir dan fiilnya adalah kata / sebaik-

/ sejelek-jelek, dan
baik, / jelek
Contoh:
-
\ Sebaik-baik pemudi adalah fathimah, contoh ini
/
menggunakan kata yang failnya adalah mufrad muannats / pemudi.
Dan pada masalah ini hukum mentanitskan fiil untuk failnya adalah jaiz.
- /
\ Sejelek-jelek perempuan adalah Dadu, contoh ini
menggunakan kata
/ sejelek-jelek yang failnya adalah mufrad muannats
/ perempuan. Dan pada masalah ini hukum mentanitskan fiil untuk
failnya adalah jaiz.

e. Apabila failnya jama taksir muannats atau jama taksir mudzakar


Contoh:
-
/
\ Para laki-laki telah datang, contoh ini menggunakan fiil
madhi / telah datang, dan fail pada contoh ini adalah jama taksir untuk
mudzakar
/ para laki-laki. Dan pada masalah ini hukum mentanitskan
fiil untuk failnya adalah jaiz.
-

/ \ Fatimah-fatimah telah hadir, contoh ini
menggunakan fiil madhi

/ telah hadir, dan fail pada contoh ini adalah
/ Perempuan-perempuan yang bernama
jama taksir untuk muannats
Fatimah. Dan pada masalah ini hukum mentanitskan fiil untuk failnya adalah
jaiz.
Akan tetapi yang utama dalam masah ini apabila failnya jama taksir untuk
mudzakar, maka hendaknya fiilnya tidak ditanitskan
/ Para laki-laki
telah datang,, dan apabila failnya jama taksir untuk muannats, maka hendaknya

ditanitska
/ Fatimah-fatimah telah hadir

f. Apabila failnya dhamir yang kembali kepada jama taksir untuk mudzakar
aqil .
Contoh:
- /
\ Para laki-laki telah datang, contoh ini menggunakan
fiil madhi yang menunjukkan kesetaraan dengan failnya (failnya jama taksir
untuk mudzakar, dan fiilnya menunjukkan dhamir jama untuk mudzakar

yang menunjukkan dhamir ) , dan dan yang satunya lagi fiil yang
mengiringi fail jama taksir untuk mudzakar ini adalah fiil mufrad untuk

muannats yang menunjukkan dhamir
, karena ada suatu kaidah
dalam bahasa arab yaitu apabila sesuatu yang menunjukkan jumlah banyak, hal
itu menunjukkan ciri-ciri muannats.

g. Apabila failnya dhamir yang digabungkan dengan jama mudzakar salim


atau dengan jama muannats salim
Contoh:
- / \ Anak-anak laki-laki telah datang, contoh ini

menggunakan fiil madhi / telah datang, dan fail pada contoh ini adalah
jama mudzakar salim / anak-anak laki-laki.
-
/

\ Para mahasiswi telah bersafar, contoh ini

menggunakan fiil madhi / telah bepergian, dan fail pada contoh ini
/ para mahasiswi. Dan mentanitskan fiil
adalah jama muannats salim
untuk fail pada masalah ini hukumnya adalah jaiz.
2.
( Naibul Fail)
Pengertian Naibul Fail
Di dalam kitab Al-Jurumiyyah karya Ibnu Ajurum, Naibul Fail adalah

/ Maful yang tidak disebutkan failnya. Sedangkan didalam kitab An-Nahwu
Al-Kafi naibul fail adalah Isim Marfu yang bergandengan dengan fiil majhul (kata kerja
pasif).
Macam-macam Naibul Fail
Naibul Fail ada tiga macam, yaitu naibul fail yang menggunakan isim dzahir, naibul
fail dengan mentawil, dan naibul fail dengan isim dhamir.
Naibul Fail yang menggunakan isim dzahir
Contoh:
- Dalam Al-Quran Surat An-Nisa ayat ke duapuluh delapan, yaitu:
.


Dan manusia itu telah diciptakan dalam keadaan lemah

Contoh diatas menggunakan fiil madhi majhul / telah diciptakan, dan


/ manusia. Adapun kalimat aktif yang setara maknanya

naibul failnya adalah
dengan contoh tersebut adalah / Dan Allah telah menciptakan


manusia dalam keadaan lemah. Hal yang membedakan secara menonjol antara
contoh dari Surat An-Nisa diatas dengan contoh kalimat aktif diatas terletak pada
fiilnya, yaitu apabila naibul fail, mesti bergandengan dengan fiil majhul / pasif
/ telah diciptakan, sedangkan fail itu mesti bergandengan dengan fiil malum / aktif
/ telah menciptakan. Jadi apabila fiilnya malum maka bergandengan dengan
fail, sedangkan fiil majhul maka bergandengannya bukan dengan fail, tetapi naibul
fail.

Naibul Fail dari hasil mentawil


Contoh:
-
/ Orang yang menolong orang-orang fakir telah dipuji, contoh ini
tidak menampakkan naibul failnya secara jelas, tetapi di tawilkan dari kata yang
/ orang yang menolong
terletak setelah fiil majhul / dipuji, yaitu kata
dan contoh tersebut bisa ditawilkan menjadi
/ Orang yang
menolong orang-orang fakir telah dipuji.
Naibul Fail yang menggunakan isim dhamir
Naibul fail ini terbagi dua, yaitu naibul fail yang menggunakan dhamir muttashil
(yang bersambung dengan fiilnya), dan naibul fail yang menggunakan dhamir munfashil.
a. Naibul Fail yang menggunakan dhamir muttashil
Contoh:
- / Saya telah dimulyakan, naibul fail pada contoh ini adalah / saya,
pengganti dhamir / saya.

b. Naibul fail yang menggunakan dhamir munfashil


Contoh:
- / Tidak ada yang dimaulyakan kecuali dia, naibul fail pada contoh
ini adalah / dia (lk)

3. ( Mubtada)
Pengertian Mubtada
Di dalam kitab Al-Jurumiyyah karya Ibnu Ajurum, mubtada adalah


/ Isim marfu yang kosong dari amil-amil lafdziyyah.
Macam-macam Mubtada
Mubtada ada dua macam, yaitu mubtada sharih (yang jelas), dan mubtada yang di
tawil / hasil mentawil.
Mubtada sharih
Mubtada sharih adalah mubtada yang jelas secara lafadz.
Contoh:
- Dari hadits Nabi ,

/ Sabar itu adalah cahaya, mubtada
pada contoh ini adalah kata
/ Sabar dan contoh mubtada ini termasuk
mubtada sharih (diungkapkan lafadznya secara jelas).
Mubtada dari hasil mentawil
Contoh:
- Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 184, yaitu:

...
Dan sesungguhnya shaum (berpuasa)kalian itu baik bagi kalian
Mubtada pada contoh ini tidak diungkapkan secara jelas, seolah-olah sepintas
tidak terdapat mubtada, akan tetapi mubtada pada contoh ini makna dari kata
/ Shaum kalian, yaitu
/ shaum-shaum kalian. Dan apabila
digabungkan dengan khabarnya menjadi
/ dan shaum-shaum kalian itu
baik bagi kalian.

4. ( Khabar)
Pengertian khabar
Dalam kitab Al-Jurumiyyah karya Ibnu Ajurum, khabar adalah
/ Isim
marfu yang disandarkan kepadanya (amil-amil lafdziyyah).
Macam-macam khabar
Dalam kitab An-Nahwu Al-Kafi, khabar terbagi menjadi tiga, yaitu khabar mufrad (tidak
terdiri dari penggabungan kata / jumlah), khabar jumlah (terdiri dari penggabungan kata), dan
khabar syibh jumlah (menyerupai jumlah).
Khabar mufrad
Contoh:
- Dari hadits Nabi ,

/ Sabar itu adalah cahaya, khabar pada
contoh ini adalah kata
/ Cahaya dan contoh khabar ini termasuk khabar
mufrad.

Khabar jumlah
Khabar jumlah ini terbagi dua, yaitu jumlah filiyyah (kata kerja) dan jumlah
ismiyyah (bukan kata kerja).
a. Khabar Jumlah filiyyah
Contoh:
-
/ warga negara yang baik itu adalah yang ikhlas
dalam pekerjaannya, khabar pada contoh ini terletak pada kalimat
/
/ ikhlas dalam pekerjaannya, yang terdiri dari jumlah fiil fail
mereka ikhlas, dan jar majrur / dalam pekerjaannya.

b. Khabar jumlah ismiyyah


Contoh:
-
/ Temanku tulisannya bagua, khabar pada contoh ini terdapat
pada kata / tulisannya bagus, yang terdiri dari jumlah ismiyyah (

manut) yang menjadi khabar.
naat dan
- Dari hadits Nabi / Doa itu adalah ibadah, khabar
pada contoh ini terdapat pada kata / adalah ibadah, yang terdiri dari
jumlah ismiyyah ( mudhaf dan mudhafun ilaih / idhafat) yang menjadi
khabar.

Khabar syibh jumlah


Khabar syibh jumlah terbagi dua, yaitu khabar yang terdiri dari jar wal majrur,
dan khabar yang terdiri dari dzaraf (keterangan).
a. Khabar yang terdiri dari jar wal majrur
Contoh:
- Dalam Al-Quran Surat Al-Anfal ayat satu, yaitu:



.
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad ) tentang harta
rampasan perang, katakanlah harta rampasan perang itu milik Allah dan rasul-
Nya. Maka bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan diantara
sesamamu, dan taatilah Allah dan rasul-Nya jika kamu benar-benar termasuk
orang-orang yang beriman.

Khabar pada contoh ini terletak pada kalimat



/ milik Allah dan
rasul-Nya , yang terdiri dari sebagai (harf) jar dan sebagai
majrur; jumlah jar majrur menjadi khabar untuk mubtada dan


sebagai
majrur kedua yang diathafkan oleh / wau.

b. Khabar yang terdiri dari kata keterangan


Contoh:
-
/ Bersafar di hari jumat, khabar pada contoh ini terdapat pada
kalimat / hari jumat, yang menunjukkan keterangan waktu (dzarf
zaman), yang terdiri dari sebagai mudhaf, dan sebagai mudhafun
ilaih (idhafat).

/ Bersafar ke Makkah, khabar pada contoh ini terdapat pada kalimat / ke
Makkah yang menunjukkan keterangan tempat (dzarf makan), yang terdiri dari sebagai
(harf) jar dan sebagai majrur.

Anda mungkin juga menyukai