Disusun Oleh :
RIRI HANIFAH WILDANI
2120080010
Dosen Pengampu :
Dr. Faizin, MA
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR IQT B
digunakan dalam penelitian makna kata dari ayat- ayat yang ada dalam Al-Quran
pengkaji Al-Quran dan tafsir. Sebagian menganggap bahwa upaya ini akan
mengakibatkan penafsiran yang rasional dan mudah jatuh pada pemaknaan kata
Sebagian lain justru menunjukan bahwa ini adalah salah satu ikhtiar yang baik
demi masa depan ilmu tafsir yang dianggap ilmu yang belum matang.1
sejak zaman Yunani. Tepatnya pada 384 sampai dengan 322 SM, Aristoteles
dikenal sebagai orang yang pertama-tama disebut sebagai pemikir pertama yang
mengandung makna. Aristoteles sudah menjelaskan, makna dari sebuah kata itu
memiliki perbedaan antara makna otonom yang hadir dari kata itu sendiri, dan
makna kata lain yang dihasilkan dari hubungan kata secara gramatikal. Lebih
jelas lagi Plato (429- 347SM) dalam Cratylus mengatakan bahwa beberapa
bunyi-bunyian dari bahasa itu secara lebih implisit memiliki beberapa makna
yang bersifat khusus dan tertentu. Sayangnya pada kurun waktu tersebut belum
1
Eni Zulaiha dan Aan Radiana, Kontribusi Pendekatan Semantik pada Perkembangan Penelitian Al-
Quran (Al-Bayan, 2019), h. 58
ada batasan yang jelas antara kajian etimologi, kajian tentang studi makna,
dalam arti tekstual (leksikal atau gramatikal) maupun dalam arti kontekstual
(konteks teks dan konteks sosial). Oleh karena itu, kajian makna menjadi bagian
dari kajian bahasa. Berdasarkan hal ini, semantik pun dianggap sebagai salah satu
Semantik berasal dari bahasa Yunani yang asal katanya adalah semainen
yang artinya to sygnify atau menandakan. Sedangkan secara benda berasal dari
kata “sema” yang artinya sign (tanda). Dan dalam bahasa arab, terambil dari kata
istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan suatu pandangan yang akhirnya sampai
2
Ibid, h.59
3
Dra. Hj. Yayan Rahtikawati, M.Ag dan Dadan Rusmana, M.Ag. Metodologi tafsir Al-Quran
(Bandung: Pustaka Setia), 2013.
pada weltanscauung (pandangan dunia) masyarakat yang menggunakan suatu
bahasa.
tertentu sesuai dengan konteks masyarakat. namun setelah Islam datang, makna
Al-Quran.
terfokus pada kata-kata tertentu yang memiliki makna dan konsep yang
ditawarkan Al-Quran kepada para pembacanya. Oleh karena itu, metode tafsir
ini jarang sekali dipakai dalam penyusunan sebuah kitab tafsir kontemporer.”4
Metode ini diawali dengan penjelasan definisi kata, mengungkapkan asal mula
kata tersebut digunakan oleh masyarakat Arab, hingga digunakan dalam al-
Quran, hubungan antara kata tersebut dengan kata yang lain di dalam ayat
Quran
4
Fauzan Azima, Semantik Al-Quran, sebuah Metode Penafsiran, (Jurnal Tajdid, 2017), h. 45
Dalam Sejarah, Amin Khuli dalam kitab Manahij Tajdid fi an-Nahw wal
balaghah wa At-Tafsir wa al-Adab (1965) dan Bintu Syati’ dalam At-Tafsir al-
dengan mengumpulkan semua surat dan ayat mengenai topik yang ingin
dipahami
3. Untuk memahami bahasa Al-Quran, kita harus mengetahui asal katanya dalam
bahasa Arab. Seperti kata zakat yang artinya suci, tumbuh dan berkembang
secara bahasa. Maka dapat dipahami tujuan pensyariatan zakat adalah untuk
mensucikan harta.
4. Bentuk zhahir dari teks harus diperhatikan, agar mendapatkan makna yang
penafsiran Al-Quran.
yang dikenal secara konsisten menerapkan analisis semantik dalam kajian Al-
Quran melalui beberapa karangannya, diantaranya adalah : God and Man in
Izutsu ialah :
tentang dunia. Kata-kata tersebut tidak berubah makna dasar aslinya. Adapun
yang secara aktual berubah adalah rancangan umumnya, sistem umumnya, dan
dalam sistem baru ini. Setiap kata menemukan kedudukan barunya. Kata malak
biasanya, tetap bertahan pada makna lamanya “malaikat”, tetapi dalam sistem
konsepsi dunia Islam, kata malak mengalami transformasi semantik bathin (tidak
5
Dindin Moh Saepudin, M.Solahudin, Izzah Faizah Siti Rusydati Khairani, Iman dan Amal Shaleh
dalam Al-Quran (kajian Semantik), (Jurnal Al-Bayan: 2017), Vol.2, No.1, h. 12
terlihat) sebagai akibat penempatannya di tempat baru dalam sistem yang baru
pula.”
Hal ini agaknya sejalan dengan apa yang dirumuskan oleh ulama-
mana orang arab tercengang dengan keindahan bahasa Al-Quran dan sebagian
hal yang terkadang membuat mereka heran seolah belum pernah mendengar
bahasa yang digunakan dalam Al-Quran. Salah satunya adalah ketika Utbah bin
membacakan surat Fussilat 1-4, maka Utbah kembali kepada kaumnya dan
aku dengar sebelumnya, Demi Allah bukanlah (perkataan itu) sebuah sihir,
Contohnya adalah pada kata taqwa. Pada zaman jahiliyah inti semantik
dari kata dasar takwa adalah “sikap membela diri sendiri” kemudian berubah
makna menjadi “takut pada ancaman hukuman Allah pada hari kiamat” atau
“menjaga diri dari larangan Allah”. Begitu pula dengan istilah-istilah lainnya
Sehingga dapat kita ambil kesimpulan bahwa antara makna dan lafaz
yang akan ditafsirkan memiliki hubungan yang sangat erat. Yang mana biasanya
6
Nuruddin Itr, Ulumul Quran al-Karim, (Damaskus: Maktabah as-Shabah, 1993), h.198
istilah yang dibakukan setelah kedatangan Islam, berhubungan pula dengan
hubungan itu.7
ketaatan manusia, dan terdapat dalamnya konsep huda, ihtida dan rasyad.
berkaitan dengan konsep shirath adalah terma kufr. Oleh karena itu Semantik
berusaha memahami makna kata kuci Al-Quran, dan saling berhubungan dengan
kata-kata kunci lainnya, sehingga pembahasan ini menjadi luas dan kompleks.
D. Tipe-tipe semantik
1. Tipe Sinkronis-Diakronis
pandang waktu. Jika kurun waktunya hanya satu zaman (horizontal), maka
7
Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, terjemah Dr. Machasin, (Yogyakarta: PT. Tiara
Wacana Jogja), h. 4
disebut semantik sinkronis. Namun bila kurun waktunya tidak terbatas
2. Tipe Leksikal
Yaitu penitik beratan kajian analisis kepada leksikal atau makna berdasarkan
komponen dari kata tersebut yang terdapat pada makna yang ada dalam
corak kebahasaan.8
2. Semantik sebagai bagian dari tafsir tematik (tafsir maudhu‟i). apabila dalam
8
Op.cit , Dra. Hj. Yayan Rahtikawati, M.Ag dan Dadan Rusmana, M.Ag. h.265
(jumlah) dan analisis kolerasional (munasabah), hal ini dapat disejajarkan
utuh dan Al-Quran diperlakukan sebagai sisi materiel (objek) yang akan
pendekatan bahasa, yaitu pada saat menceritakan tanya jawab Allah swt.
terhadap Nabi Musa dan kaumnya tentang tablig al-risalah, kemudian Nabi
membaca ayat: وكذلك جعلناكم أمة وسطا لتكىنىا شهداء على الناسlalu Nabi menafsirkan
lafaz وسطاdengan adil ( ) العدلdi mana makna etimologi dari lafaz وسطاadalah
adil dan pertengahan.9 Berdasarkan hal ini maka penggunaan pendekatan makna
dari sebuah lafaz bukan merupakan hal yang baru. Hal ini sejalan dengan
9
Amir Hamzah, Kaidah Tafsir Pada Masa Nabi dan Sahabat, (Al-Qolam: 2014) Al-Qolam: 2014) ,
h.7
dan retorikal.10 Pernyataan ini menunjukkan adanya hubungan erat antara kajian
Pengertian “Tafsir” itu sendiri itu menurut Abu Hayyan adalah Ilmu
maknanya, dan hukum-hukumnya (lafaz) secara tunggal atau dari segi tarkib
(susunan), dan makna-makna yang dibawa oleh keadaan susunan (lafaz tersebut)
Nahwu mengatakan bahwa Lughah adalah suara atau vokal yang disampaikan
Dari sinilah kita bisa melihat hubungan antara tafsir Lughawi dengan
terkandung dalam sebuah lafaz, dan ini adalah bagian pembahasan lughah yang
10
Syafrijal, Tafsir Lughawi, (At-Ta’lim: 2013), h. 422
11
Manna’ al-Qattan, Mabahists fi „ulumil Quran, (Kairo, Maktabah Wahbah: 2000) h. 324
12
Dr. Musa’id bin Sulaiman bin Nashir Thayyar, Tafsir al-Lughawi li al-Quran al-Karim, (Riyadh,
Dar Ibnu Jauzi) h. 38
Bahasa adalah media terbaik untuk menyampaikan Al-Quran, hal ini
wahyu. Wahyu Al-Quran berada pada wilayah yang tidak dapat dipahami
Saw pernah meminta kepada Jibril agar Allah menurunkan Al-Quran dalam tujuh
dialek.
Jadi dapat diambil kesimpulan, oleh karena Bahasa adalah media yang
penting dalam transfer wahyu, maka kajian semantik ini menjadi urgen untuk
F. Kesimpulan
Al-Quran adalah Mukjizat yang datang pada masa kenabian Nabi Muhammad
Saw. Mukjizat Al-Quran terdapat dalam berbagai aspek: I’jaz dalam bahasa,
aspek sejarah, aspek pemberitaan ghaib, aspek ilmu pengetahuan, dan aspek
isyarat syar’i. Selain itu dari segi kebahasaan (linguistik), ada empat unsur yang
13
Op.cit, Fauzan Azima, h. 49
2. Tatanan Morfologi, merupakan satuan gramatikal terkecil yang mengandung
makna.
lain.
Diantara keempat hal tersebut, semantik menjadi bidang yang sangat luas karena
berkaitan erat dengan aspek psikologis, filosofis, antropologis dan sosiologis suatu
yang kaya akan pemahaman dan penjelasan mengenai ayat yang bersangkuta.
Hamzah, Amir. Kaidah Tafsir Pada Masa Nabi dan Sahabat. 2014. Jurnal Al-Qolam
Saepudin, Dindin Moh, dkk. Iman dan Amal Shaleh dalam Al-Quran (Kajian
Thayyar, Musa’id bin Sulaiman bin Nashir, Tafsir al-Lughawi li al-Quran al-Karim.
Pustaka Setia