BAHASA ARAB I
OLEH
DOSEN PENGAMPU
2020
1
KATA PENGANTAR
Puja Dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Hanya kepada-
Nya lah saya memuji dan hanya kepada-Nya lah saya memohon pertolongan.
Tidak lupa shalawat serta salam saya haturkan pada junjungan nabi agung kita,
Nabi Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua
sebagai petunjuk menjalani kehidupan.
saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan ulasan demi memberbaiki makalah yang telah saya buat di masa
yang akan datang.
MUH HAMSAH BR
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI ...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusa Masalah...................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Fi’il Shahih / الفعل الصحيح.......................................................................5,6,7
B. Fi’il Mu’tal / الفعل المعتل.........................................................................8
C. Fi’il Lazim............................................................................................9
D. Fi’il Muta’addi......................................................................................10,11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN...............................................................................12
B. SARAN...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fi’il adalah kelas kata yang berfungsi sebagai kata kerja atau predikat.
Sebagian besar, fi’il mewakili unsur semantis perbuatan atau proses. Fi’il
dibagi menjadi tiga:
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. Untuk mengatahui apa itu fi’il shahih
B. Untuk mengetahui apa itu fi’il mu’tal’
4
C. Untuk mengetahui apa itu Fi’il Lazim
D. Untuk mengetahui apa itu Fi’il Muta’addi
BAB II
PEMBAHASAN
َكت ََب menulis
َ َذه pergi
َب
سلِ َم
َ selamat
ض َر َب memukul
َ
ش َك َر
َ bersyukur
ح ِم َد memuji
َ
َع ِم َل beramal
َعلِ َم berilmu/mengetahui
5
ص َرَ َن menolong
فَت ََح membuka
َ َجل duduk
س َ
6
Yaitu fi'il yang lam fi'ilnya berupa hamzah, contoh:
َقَ َرأ ---> lam fi'ilnya berupa hamzah
Sama halnya dengan contoh sebelumnya, contoh ketiga ini adalah
mahmuz lam, karena lam fi'il pada contoh di atas berupa hamzah.
3. Mudho'af ( ُضاعَف
َ )ال ُم
Fi'il Mudho'af adalah fi'il yang salah satu huruf aslinya diulang dua
kali atau sama, yang diulang hanyalah huruf asli, bukan huruf
tambahan, contoh:
َمد
contoh di atas bentuk aslinya adalah َم َد َدmengikuti wazan فَ َع َل, karena
huruf dal َدnya ada dua, kemudian, dal yang pertama disukun, maka
menjadi َم ْد َ[دkarena terdapat dua huruf dal yang sama bersandingan,
maka menurut kaidah i'lal harus dijadikan satu dengan cara ditasydid
maka jadilah َم َّد.
Fi'il Mudho'af dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Mudho'af Tsulasi (ضاعَفُ الثُاَل ثِي
َ )ال ُم : Fi'il Mudho'af yang terdiri
dari tiga huruf asli, contoh: َم َّر
kaidahnya sama dengan '' َم َّد, asal katanya adalah َم َر َرmengikuti
wazan فَ َع َل, karena huruf dal ر nya
َ ada dua, kemudian, dal yang
pertama disukun, maka menjadi َمرْ َر karena terdapat dua huruf dal
yang sama bersandingan, maka menurut kaidah i'lal harus dijadikan
satu dengan cara ditasydid maka jadilah َم َّر.
jika lihat maka ketiga huruf di atas َم َر َرadalah huruf asli dan bukan
huruf tambahan, maka bentuk َم َّرdinamakan juga dengan Mudlo'af
Tsulasi.
b. Mudho'af Ruba'i (ضاعَفُ ال ُربَا ِعي
َ )ال ُم: Fi'il yang huruf fa' fi'il nya
sama dengan lam fi'il pertama, sedangkan 'ain fi'ilnya sama dengan
lam fi'il kedua, contoh:
قَ ْلقَ َل---> mengikuti wazan فَ ْعلَ َل
fa' fi'il di atas adalah huruf ق
َ , sama dengan lam fi'il pertama yaitu ق
َ
7
juga, sedangkan 'ain fi'ilnya huruf ْ لsama dengan lam fi'il yang
kedua ل.
َ itulah yang disebut dengan mudho'af ruba'i, fi'il mudho'af
yang terdiri dari empat huruf asli.
adapun jika ada fi'il ""فَ َّر َح, maka bukan dinamakan mudho'af
sekalipun terdapat dua huruf yang sama bersandingan, karena
sesungguhnya salah satu dari huruf َرtersebut adalah huruf
tambahan, bukan semuanya huruf asli. Berbeda dengan fi'il َم َّدyang
semua hurufnya adalah huruf asli.
8
fi'il yang DUA huruf aslinya berupa huruf illah, contoh:
طَ َوى---> 'ain fi'il dan lam fi'il berupa huruf illah, yaitu َوdan
ى.
C . Fi’il Lazim
D. Fiil Muta’addi
Fiil muta’addi yaitu fi’il yang memerlukan maf’ul bih. Fiil muta’addi itu ada 4
bagian, yaitu:
9
a. Menashabkan satu maf’ul bih. Contoh:
(Dia telah menulis pelajaran) كتب الدرس
b. Menashabkan dua maf’ul bih, yang kedua-duanya bukan berasal dari
mubtada’ dan khabar.[1] Seperti: سال, منح, منع, كسا, البس,اعطى. Contohnya
dalam jumlah:
(saya telah memberi murid itu sebuah buku) اعطيت المتعلم كتابا
c. Menashabkan dua maf’ul bih yang asalnya mubtada’ dan khabar, yaitu fiil-
fiil:
عد, حجا,هب, خال,حسب, زعم,جعل.
Memberi arti : mengira/ perkiraan /menduga.
Begitu juga تعلم, درى, القى, وجد, علم,راى ,memberi arti: berkeyakinan/yakin.
Demikian pula وهب, جعل, ترك,رد,صير memberi arti perubahan.
Seperti lafal : ظننت المخبر صادقا (saya kira pemberi berita itu jujur). Yang
menjadi contoh adalah ظن dalam ظننت. Kadang-kadang انserta isim dan
khabarnya menempati tampat dua maf’ul. Seperti lafal:
يحسبون انهم يحسنون صنعا
(Mereka mengira, bahwa mereka ahli dalam membuat)
Jumlah يحسنون صنعا انهم adalah menempati dua maf’ul dari fiil يحسبون .
Jika fi’il terletak setelah kedua ma’mulnya, atau di antara keduanya,
maka boleh i’mal dan ilgha’. Ilgha’ ialah membatalkan amalnya pada lafal
dan tempat I’rab. Seperti lafal محمد عالم اظن lafal اظن dalam contoh ini tidak
beramal.
Apabila fiil itu diiringi oleh استفهام (kata tanya), lam ibtida’, lam qasam,
atau ما, ان,ال nafiyah( yang berarti tidak), maka wajib menta’liq fiil itu dari
amalnya.
Ta’liq, yaitu membetulkan amal fiil pada lafalnya, tetapi tidak pada
tempat I’rabnya. Contoh: ولقد علموا لمن اشتراه ماله فى االخيرة من خالق (Demi,
sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yamg menukarnya
(Kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat). Yang
menjadi contoh adalah lafal (علموا لمنlam ibtida’ mengiringi (علموا.
10
ولقد علمت ما هؤالء ينطقون (Seungguhnya kamu (hai, Ibrahim) telah mengetahui,
bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara). Yang jadi contoh adalah
lafal علمت ما هؤالء (ما nafiyah mengiringi )علمت. Ilgha’ dan ta’liq tidak terjadi
pada fiil-fiil tahwil ( yang mengandung arti perubahan ), dan tidak pula pada
fi’il-fi’il هب dan تعلم.
d. Menashabkan tiga maf’ul, yaitu fiil-fiil حدث, خبر, اخبر, نبا, انبا, اعلم,اري
Contohnya:
يريهم هللا اعمالهم حسرات عليهم
Allah memperlihatkan kepada mereka perbuatannya menjadi sesalan bagi
mereka. Yang menjadi contoh tiga maf’ul bih, yaitu dhamir هم pada ,يريهم
حسرات,اعمل
Fiil itu menjadi muta’addi, apabila:
a. Di masuki hamzah ta’diyah.[3]
Contohnya seperti lafal:
هللا ال اله اال هو الحي القيوم نزل عليك الكتاب باحق مصدقا لما بين يديه وانزل التوراة واالنجيل
من قبل هدى للناس وانزل الفرقان.
“Allah, tidak Tuhan melainkan Dia, Yang hidup kekal lagi senantiasa
berdiri sendiri. Dia menurunkan Alkitab ( Alquran) kepadamu dengan
sebenarnya; membe narkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan
menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Alquran), menjadi petunjuk bagi
manusia, dan Dia menurunkan Alfurqan.”
b. Dengan Tadh’if pada huruf keduanya. Contohnya:
)Dia menurunkan Alkitab (Al-quran) kepadamu( .نزل عليك الكتاب
c. Menunjukkan arti: sama-sama berbuat. Seperti lafal:
)Saya bergaul, sama-sama duduk berdampingan dengan ulama( جلست العلماء
d. Berwazan استفعل dan menunjukkan arti: menuntut /hubungan atau
pandangan. Seperti lafal :
( saya berusaha mengeluarkan harta) استخرجت المال
(Saya memandang buruk penganiayaan) استقبحت الظلم
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fi’il lazim adalah isim yang cukup dengan fa’ilnya dan tidak butuh maf’ul
bih, fi’il mutaadi adalah fi’il yang tidak cukup dengan fa’ilnya tetapi butuh
maf’ul bih atau lebih. Terdapat tiga cara merubah fi’il lazim menjadi
muta’adi, yakni dengan ziyadah hamzah, tadl’if, dan huruf jer.
Fiil shohih adalah fiil yang terbebas dari huruf illat dalam huruf
penyusunya.Adapun huruf illat terdiri dari tiga huruf yaitu alif ,wawu,dan
ya. Fi’il shahih terbagi menjadi 3 yaitu : Fi’il Salim, Fi’il Mahmuj dan
Fi’il Mudho’af.
Fi’il Mut’al adalah kebalikan dari fi’il shahih, yang mengandung satu atau
dua hurup illat dalam penyusunannya.
Demikialah makalah yang kami susun, kurang lebihnya kami minta maaf,
kami merasa bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, maka kami pemakalah berharap kritik dan saran yang
membangun dan bermanfaat, agar mewujudkan makalah yang lebih baik
12
dan sempurna. Besar harapan kami semoga makalah yang singkat ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah sendiri.
B. SARAN
Pembelajaran fi’il ladzim, fi’il muta’adi, fi’il shohih dan fi’il muta’al harus
kita pelajari untuk lebih memahami makna-makna yang tersirat dalam
kitabullah ( Al-Qur’an ). Karena, bahasa arab memiliki kata yang sesuai
kaidah aslinya dan tidak sesuai dengan aslinya, maka dari itu penting
sekali mempelajari ilmu tersebut. Sebagai mana kita ketahui bahwa satu
harakat saja salah membaca Al-Qur’an mempengaruhi makna itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
13
14