Anda di halaman 1dari 6

.

Pengertian Makkiyah dan Madaniyah

Secara umum, ilmu Makiyah[1] dan Madaniyah adalah suatu ilmu yang membahas tentang ayat-
ayat dan surat- surat yang diturukan di Makkah dan Madinah. Namun dikalangan para Ulama terjadi
perbedaan pendapat mengenai ilmu ini. Perbedaan tersebut muncul dikarenakan berbedanya kriteria
yang dipakai dalam menentukan definisi Makkiyah dan Madany.

1. Sebagian Ulama menentukan definisi berdasarkan lokasi tempat turunnya ayat atau surat dan ini
dijadikan patokan dasar dalam menentukan definisi makiyah dan madaniyah: Makkiyah ialah suatu surat
atau ayat yang diturunkan di Mekah walaupun turunya setelah Nabi SAW melakukan hijrah, dan
Madaniyah ialah suatu surat atau ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba, dan
Sil.

2. Sebagian Ulama menentukan definisi berdasarkan orang- orang atau golongan yang yang menjadi
sasaran (khitab) ayat atau surat, dan ini di jadikan dasar dalam menentukan definisi Makiyah dan
Madaniyah. Sehingga merka mendefinisikan: Makkiyah ialah suatu surat atau ayat yang turun yang
khitabnya (sasarannya) ditujukan kepada penduduk Mekah, dan Madaniyah ialah khitabnya
(sasarannya) ditujukan kepada penduduk Madinah.

3. Sebagian Ulama lain menentukan definisi berdasarkan masa turunnya suatu surat atau ayat, sehingga
mereka mendefinisikan: Makiyah ialah suatu surat atau ayat yang diturukan sebelum Nabi SAW
melakukan hijrah ke Madinah meskipun turunya di luar daerah Mekah, dan Madaniyah ialah suatu surat
atau ayat yang turunnya setelah Nabi melakukan hijrah meskipun turun di luar Madinah.

Selain enam ciri- ciri yang qath’i di atas, surat makiyah[4] juga memeliki ciri- ciri yang bersifat aglaby
(bersifat kebiasaannya). Adapun ciri- ciri yang bersifat aglaby bagi surat makiyah adalah; pada
umumnya,surat dan ayat- ayatnya pendek- pendek, mengajak manusia untuk melakukan perbuatan
yang baik- baik, di dalamnya banyak terdapat lafadz- lafadz sumpah dan mengandung seruan untuk
beriman kepada Allah dan hari akhirat serta menggambarkanB. Ciri- Ciri Makiyah dan Madaniyah

1. Ciri- Ciri Surat Makiyah

Ada enam hal yang menjadi khusus yang qath’i bagi surat makiyah, yaitu:

a. Setiap surat yang di dalamnya terdapat ayat sajadah adalah surat makiyah[2]. Sebagian para Ulama
berpendapat, bahwa jumlah ayat sajadah dalam Al- Quran ada 16 ayat yang terdapat pada surat- surat
tertentu. Diantarnya dalam surat Al-‘araf 206:

‫ويسبحونه وله يسجدون‬

Artinya: “ dan mereka bertasbih memujinya dan hannya kepada Nya lah mereka bersujud.

b. Setiap surat yang di dalamnya terdapat lafaz ]3[‫ كال‬adalah surat makiyah. Misalnya: ‫كال سوف تعلمون‬

yang terdapat dalam surat al- takatsur.


c. Setiap surat yang terdapat di dalamnya terdapat kalimat seruan ‫ يأ يها الناس‬adalah surat makiyah,
kecuali surat al- Hajj, dimana dalam surat tersebut pada ayat 77 terdapat ‫ يأيها الزين أمنوأ‬namun ia tetap di
pandang makiyah.

d. Seiap surat yang di dalamnya mengandung kisah- kisah para Nabi dan umat- umat terdahulu adalah
surat makiyah, kecuali surat al- Baqarah.

e. Setiap surat yang terdapat di dalamnya kisah- kisah Nabi Adam as dan Iblis adalah makiyah, kecuali
surat al- Baqarah.

f. Setiap surat yang di mulai dengan huruf hijaiyah adalah surat makiyah kecuali al- Baqarah dan Ali
imran.

Selain enam ciri- ciri yang qath’i di atas, surat makiyah[4] juga memeliki ciri- ciri yang bersifat aglaby
(bersifat kebiasaannya). Adapun ciri- ciri yang bersifat aglaby bagi surat makiyah adalah; pada
umumnya,surat dan ayat- ayatnya pendek- pendek, mengajak manusia untuk melakukan perbuatan
yang baik- baik, di dalamnya banyak terdapat lafadz- lafadz sumpah dan mengandung seruan untuk
beriman kepada Allah dan hari akhirat serta menggambarkan tentang keadaan surga dan neraka.

2. Ciri- Ciri Surat Madaniyah

a. Setiap surat[5] yang di dalamnya terdapat ayat- ayat tentang ijin berjihad (berperang) atau berisi
tentang masalah hhukum berperang adalah surat madaniyah.

b. Setiap surat yang menjelaskan tentang hukum pidana, hukum faraidh atau warisan dan menjelaskan
mengenai hukum perdata, kemasyarakatan dan kenegaraan adalah Madaniyah.

c. Setiap surat yang di dalamnya menjelaskan mengenai keadaan kaum munafik adalah Madaniyah,
kecuali surat al-ankabut yang turun di Mekah. Hannya sebelas ayat pertama dari surat al- ankabut yang
Madaniyah[6].

d. Setiap surat yang membantah keparcayaan atau ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) yang di pandaang
keliru, serta mengajak mereka agar tidak berlebih- lebihan dalam mengamalkan ajaran agamanya adalah
Madaniyah.

e. Setiaap surat yang di mulai dengan ‫ يأيها الزين أمنو‬, kecuali surat al- Baqarah 21, dan 168, An- Nisa’ 170
dan 175, Al- Hajj 1, dan Al- Hujarat 13.

BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Makki dan MadaniSecara bahasa Makki adalah Mekkah dan Madani
adalahMadinah. "Menurut Syaih Sayyid Alawi Bin Sayyid Abbas Al-Maliki dalambukunya Faidzul Khobir
Wa Kholasotu At-taqrin".Makkiyah adalah ayat atau surat yang diturunkan sebelum hijrah,sekalipun
turun diselain kota Makkah. Dan Madaniyah adalah ayat atausurat yang turun setelah hijrah, sekalipun
turun dikota Madinah.2 “Menurut Syaih Hisam Bin Uruwah”Setiap surat yang menyebutkan
ummat-ummat terdahulu itudisebut makkiyah. Dan Setiap surat yang menyebut batasan-batasan
atauundang-undang dan kewajiban-kewajiban itu disebut surat madaniyah.“Menurut
Amiruddin”Makkiyah ialah masa-masa ayat yang turun ketika NabiMuhammad SAW masih
bermukim di Makkah selama 12 tahun 5 bulan 13hari, persisnya sejak 17 Ramadhan tahun 41
dari kelahiran NabiMuhammad SAW sampai permulaan Rabi’ul Awal 54 dari kelahiran
NabiMuhammad. Dan Madaniyah adalah masa ayat-ayat yang turun setelahNabi Muhammad hijrah ke
madinah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari,persisnya dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54
dari kelahiran Nabisampai 9 dzulhijjah tahun 63 dari kelahiran Nabi Muhammad atau
10hijriyah.Para ulama berbeda pendapat tentang makkiyah dan madaniyyah,dan dalam hal ini terbagi
atas tiga pendapat, sebagai berikut :1. Pertama, pendapat paling mashur, surah makkiyah yaitu
wahyuyang turun sebelum nabi Muhammad saw hijrah, sedangkansurah madaniyah yaitu
wahyu yang turun setelah hijrah nabi2. Syaikh Sayyid Alawi Bin Sayyid Abbas Al-Maliki, Faidzul
Khabir

Muhammad saw. Pada tahun fathul makkah atau tahun “hajiwada”, ketika Nabi sedang berada
dikediaman atau sedangbepergian. Ini adalah pendapat paling shahih dalam pengertiankeduanya.2.
Kedua, Makkiyah yaitu wahyu yang turun di makkah almukarromah walaupun setelah hijrah,
sedangkan madaniyyahyaitu wahyu yang turun di madinah al-munawaroh.3. Ketiga, Makkiyah yaitu
wahyu yang turun karena obyekpembicaraan yang dituju untuk penduduk makkah
almukaromah, sedangkan madaniyyah yaitu wahyu yang turunkarena obyek pembicaraan
yang dituju untuk penduduk madinah almunawarohContoh Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Dijelaskan dalam buku ‘Ulumul Qur’an: Prinsip-Prinsip dalam Pengkajian Ilmu Tafsir Al-Qur’an oleh
Badrudin, sebenarnya tidak mudah mengidentifikasikan ayat makkiyah dan madaniyyah dalam Alquran.
Namun, para ulama tafsir berusaha mengidentifikasinya menjadi dua acara, yaitu:

Berikut ini beberapa contoh ayat makkiyah dan madaniyyah dalam Alquran seperti yang dinukil dari
buku Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an oleh Syaikh Manna Al-Qaththan.

Ayat Makkiyah

‫اْقَتَر َبِت الَّساَع ُة َو اْنَشَّق اْلَقَم ُر‬

Artinya: “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” (QS. Al Qamar: 1).
‫ٰٓيَاُّيَها اْلُم َّد ِّثُۙر‬

Artinya: "Wahai orang yang berkemul (berselimut)." (QS. Al Mudassir: 1).

Ayat Madaniyyah

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َأْو ُفوا ِباْلُع ُقوِد ۚ ُأِح َّلْت َلُك ْم َبِهيَم ُة اَأْلْنَع اِم ِإاَّل َم ا ُيْتَلٰى َع َلْيُك ْم َغْيَر ُمِح ِّلي الَّصْيِد َو َأْنُتْم ُحُر ٌم ۗ ِإَّن َهَّللا َيْح ُك ُم َم ا ُيِريُد‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagi kalian binatang
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepada kalian. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kalian sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al Maidah: 1).

۞ ‫ُقْل َتَع اَلْو ا َاْتُل َم ا َح َّر َم َر ُّبُك ْم َع َلْيُك ْم َااَّل ُتْش ِرُك ْو ا ِبٖه َش ْئًـا َّو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِاْح َس اًنۚا َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْو اَل َد ُك ْم ِّم ْن ِاْم اَل ٍۗق َنْح ُن َنْر ُزُقُك ْم َو ِاَّياُهْم ۚ َو اَل َتْقَر ُبوا‬
‫اْلَفَو اِح َش َم ا َظَهَر ِم ْنَها َوَم ا َبَطَۚن َو اَل َتْقُتُلوا الَّنْفَس اَّلِتْي َح َّر َم ُهّٰللا ِااَّل ِباْلَح ِّۗق ٰذ ِلُك ْم َو ّٰص ىُك ْم ِبٖه َلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلْو َن‬

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu.
Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh
anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah
kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu
membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia
memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.” (QS. Al An’am: 151).

Perbedaan Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Merujuk buku Ulumul Quran: Telaah tekstualitas dan Kontekstualitas Alquran oleh Drs. Ahmad Izzan,
ayat yang turun di Makkah sebelum hijrah (Makkiyah) dan yang turun di Madinah sesudah hijrah
(Madaniyyah) mempunyai konteks, baik dari sisi psikososial maupun sosiantropologis, yang berbeda-
beda
Tidak seperti masyarakat Makkah yang sangat menolak, masyarakat Madinah justru menerima risalah
dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Karena itu, kedua kelompok ayat tersebut mempunyai beberapa
perbedaan yang sangat khusus, yaitu sebagai berikut:

Ayat dan surat Makkiyah umumnya pendek-pendek, sedangkan ayat dan surat Madaniyah umumnya
panjang-panjang.

Ayat dan surat Makkiyah umumnya dimulai dengan sapaan ya ayyuhannas (hai sekalian manusia),
sedangkan ayat dan surat Madaniyyah dimulai oleh ungkapan ya ayyuha al-aladzina amanii (hai orang-
orang yang beriman).

Ayat dan surat Makkiyah umumnya berbicara tentang ketauhidan (iman), sedangkan ayat dan surat
Madaniyyah umumnya berbicara tentang sosial-kemasyarakatan dan hukum.

Setiap surat yang di dalamnya mengandung ayat sajdah berarti termasuk Makkiyah, sedangkan setiap
surat yang mengandung kata kalla (jangan begitu) adalah Makkiyah.

Surat-surat yang mengandung kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah,
adalah Makkiyah.

Setiap surat yang didahului oleh huruf-huruf muqaththa'ah, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran,
adalah Makkiyah; sedangkan surat Ar-Ra'd masih diperselisihkan oleh ulama tafsir.

Tidak seperti masyarakat Makkah yang sangat menolak, masyarakat Madinah justru menerima risalah
dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Karena itu, kedua kelompok ayat tersebut mempunyai beberapa
perbedaan yang sangat khusus, yaitu sebagai berikut:

Ayat dan surat Makkiyah umumnya pendek-pendek, sedangkan ayat dan surat Madaniyah umumnya
panjang-panjang.
Ayat dan surat Makkiyah umumnya dimulai dengan sapaan ya ayyuhannas (hai sekalian manusia),
sedangkan ayat dan surat Madaniyyah dimulai oleh ungkapan ya ayyuha al-aladzina amanii (hai orang-
orang yang beriman).

Ayat dan surat Makkiyah umumnya berbicara tentang ketauhidan (iman), sedangkan ayat dan surat
Madaniyyah umumnya berbicara tentang sosial-kemasyarakatan dan hukum.

Setiap surat yang di dalamnya mengandung ayat sajdah berarti termasuk Makkiyah, sedangkan setiap
surat yang mengandung kata kalla (jangan begitu) adalah Makkiyah.

Surat-surat yang mengandung kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah,
adalah Makkiyah.

Setiap surat yang didahului oleh huruf-huruf muqaththa'ah, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran,
adalah Makkiyah; sedangkan surat Ar-Ra'd masih diperselisihkan oleh ulama tafsir.

Anda mungkin juga menyukai