Anda di halaman 1dari 19

AYAT-AYAT

MAKKIYAH
DAN
MADANIYAH
A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
"Menurut Syaikh Sayyid Alawi Bin Sayyid Abbas Al-Maliki dalam bukunya Faidzul Khobir
Wa Kholasotu At-taqrin".

َ‫ُو ِإ ْنُنَزَُ َلُ ِبغَي ِْرُ َم َّك ُة‬


َ ‫ َمانَزَ َلُقَ ْب َلُال ِه ْج َر ِة‬: ُ‫َم ِكيَّة‬
‫ُو ِإ ْنُنَزَُ َلُ ِبغَي ِْرال َم ِد ْينَ ُِة‬ َ ‫ َمانَزَ َلُبَ ْع َدُال ِه ْج َر ِة‬: ُ‫َم َد ِنيًّة‬
Makkiyah adalah ayat atau surat yang diturunkan sebelum hijrah,
sekalipun turun diselain kota Makkah.
Madaniyah adalah ayat atau surat yang turun setelah hijrah,
sekalipun turun dikota Madinah.[1]
[1] Syaikh Sayyid Alawi Bin Sayyid Abbas Al-Maliki, Faidzul Khabir Waholasotu At-taqrin.
Para ulama berbeda pendapat
tentang makkiyah dan
madaniyyah, dan dalam hal ini
terbagi atas tiga pendapat,
sebagai berikut :
Pertama, pendapat paling mashur, surah makkiyah
yaitu wahyu yang turun sebelum nabi Muhammad
Saw hijrah, sedangkan surah madaniyah yaitu
wahyu yang turun setelah hijrah nabi Muhammad
Saw. Pada tahun fathul makkah atau tahun “haji
wada”, ketika Nabi sedang berada dikediaman atau
sedang bepergian. Ini adalah pendapat paling
shahih dalam pengertian keduanya.
Kedua, Makkiyah yaitu wahyu
yang turun di makkah al-
mukarromah walaupun setelah
hijrah, sedangkan madaniyyah
yaitu wahyu yang turun di
madinah al-munawaroh.
Ketiga, Makkiyah yaitu wahyu yang turun
karena obyek pembicaraan yang dituju
untuk penduduk makkah al-mukaromah,
sedangkan madaniyyah yaitu wahyu yang
turun karena obyek pembicaraan yang
dituju untuk penduduk madinah al-
munawwaroh.
Ciri-ciri
Makkiyah
dan
Madaniyah
1. Ciri-ciri Makkiyah
Ada beberapa ciri khas yang bersifat qath’i (analogi)
bagi surat Makkiyah, antara lain sebagai berikut :
1. Didalamnya terdapat ayat sajdah,tetapi versi
lain menyebutkan bahwa ada perkecualian,
yakni untuk surat Maryam ; 98, Ar-Ra’d : 15,
dan Al-Hajj : 18 dan 77.
2. Ayat-ayatnya dimulai dengan kata “Kalla”,
Kalimat “kalla” disebut 33 kali dalam 15 surat,
semuanya dalam separuh terakhir al-Qur’an.
3. Dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha an-nas” dan
tidak ada ayat yang dimulai dengan ungkapan “ya
ayyuha Al-ladzina”, kecuali dalam surat Aal-Hajj : 22,
karena di penghujung surat itu terdapat sebuah ayat
yang dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha Al-
ladzina”.
4. Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para Nabi dan
umat-umat terdahulu
5. Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah Nabi Adam dan
Iblis, kecuali surat Al-Baqarah : 2
6. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf
terpotong (huruf at-tahajji) seperti alif lam
mim dan sebagainya, kecuali surat Al-
Baqarah : 2 dan Ali ‘Imran : 3
7. Mayoritas mengandung seruan tauhid,
pokok-pokok keimanan kepada Allah Swt.
Hari kiamat, penggambaran keadaan
surga dan neraka, soal adzab, pahala dan
nikmat, kebaikan dan kejahatan
Ada 5 ciri khas lagi bagi surat Makkiyah, tetapi hanya
bersifat aghlabi ( tematis ), artinya pada umumnya ciri
tersebut menunjukkan Makkiyah, yaitu :
1. Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah
semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari
kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang hari kiamat
dan perihalnya, neraka dan siksanya, surga dan
kenikmatannya, dan mendebat kelompok-kelompok
musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasional dan
naqli.
2. Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi
pembentukan hukum syara’ dan keutamaan-
keutamaan akhlak yang harus dimiliki
anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-
celaan terhadap krimininalitas-kriminalitas
yang dilakukan oleh kelompok musyrikin,
mengonsumsi harta anak yatim secara
dzalim serta uraian tentang hak-hak.
3. Menuturkan kisah para
Nabi umat-umat terdahulu
serta perjuangan Muhammad
dalam menghadapi
tantangan-tantangan
kelompok musyrikin
4. Ayat dan suratnya pendek-
pendek dan nada serta
perkataannya agak keras
5. Banyak mengandung kata-kata
sumpah[10].
[10] Prof. Dr. Rosihon Anwar, M. Ag. Ulum Al-Qur’an, CV.
Pustaka Setia, Bandung. 2012. Hlm. 107
Ciri-ciri Madaniyah
Ada beberapa ciri khas yang bersifat qath’i (analogi) bagi surat
Madaniyah, antara lain sebagai berikut :
1. Mengandung ketentuan-ketentuan faraid (Contohnya :
Surah Al-Baqarah, An-Nisa’ dan Al-Maidah) dan hudud
pidana (contohnya : Surah Al-Baqarah, An-Nisa’, Al-
Maidah dsb).
2. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik,
kecuali surat Al-Ankabut : 29
3. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan ahli
Dan beberapa ciri khas yang bersifat Aghlabi ( tematis ), antara
lain sebagai berikut :
1. Menjelaskan permasalahan ibadah, mu’amalah, hudud, bangunan
rumah tangga, warisan, keutamaan jihad, kehidupan sosial, aturan-
aturan pemerintah menangani perdamaian dan peperangan, serta
persoalan-persoalan pembentukan hukum syara’.
2. Mengkhitabi ahli kitab Yahudi dan Nashrani dan
mengajaknya masuk islam, juga menguraikan
perbuatan mereka yang telah menyimpangkan
Kitab Allah dan menjauhi kebenaran, serta
perselisihannya setelah datang kebenaran.
3. Mengungkap langkah-langkah orang
munafik
4. Surat dan sebagian ayat-ayatnya
panjang-panjang serta menjelaskan
hukum dengan terang dan menggunakan
ushlub yang terang pula
5. Diawali dengan “ya ayyuhal ladziina
amanuu”
Dan dibawah ini ada dua metode
atau cara untuk mengetahui
apakah ayat atau surat itu
makkiyah atau madaniyah, antara
lain sebagai berikut :
1. Pendekatan Transmisi (Periwayatan) / Sima’i Naqli
Disini para sarjana muslim merujuk kepada riwayat-
riwayat valid yang berasal para sahabat, yaitu orang-
orang yang besar kemungkinan menyaksikan turunnya
wahyu, atau para generasi tabi’in yang saling berjumpa
dan mendengar langsung dari para sahabat tentang
aspek-aspek yang berkaitan dengan proses kewahyuan
Al-Qur’an, termasuk didalamnya adalah informasi
kronologis Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai