Anda di halaman 1dari 3

Nama:Wirman Saheirun Pratama

Nim:2111440024
Prodi: Aqidah dan Filsafat Islam
Soal :

1. Jelaskan definisi Makkiyah dan Madaniyyah beserta ciri-cirinya menurut para Ahli,
berikan contohnya!
2. Jelaskan tentang istilah-istilah di bawah ini dan berikan contohnya!
a. Muhkam dan Mutasyabih
b. Nasikh Mansukh
c. Amsal al-Qur’ an
3. Jelaskan tentang hikmah-hikmah mengetahui Qasas al-Qur’ an!, berikan contohnya 1
saja dan jelaskan apa hikmah yang dapat diambil dari kisah tersebut!
Jawaban:
1. Makki dan Madani atau yang umum disebut dengan Makkiyah dan Madaniyah adalah
salah satu dari keterangan ayat atau surat yang ada di dalam Al-Qur’an. Makki dan Madani
atau Makkiyah dan Madaniyah adalah salah satunya disiplin Ilmu Al-Quran yang
membicarakan dua masa penting mengenai turunnya ayat atau surat dalam Al-Qur’an dan
dalam menetapkan ayat-ayat atau surat mana yang terhitung Makkiyah dan mana yang
termasuk Madaniyah terhadap sejumlah teori yang sudah di kemukakan oleh para ulama.
Para ulama menyampaikan beberapa sudut pandang dalam mendefinisikan terminologi
Makkiyah dan Madaniyah. Beberapa sudut pandang tersebut adalah masa turun (an-nuzul),
tempat turun (makan an-nuzul), dan objek pembicaraan (maudlu’).
Menurut para ahli: Makkiyah adalah ayatayat yang turun sebelum Nabi hijrah, sedangkan
Madaniyah adalah ayat-ayat yang Turun setelah hijrah (al-Qattan, 2001, hal. 69). Kedua,
Makkiyah adalah ayat-ayat Yang turunnya di Makkah dan sekitarnya meskipun setelah
hijrahnya Nabi, dan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah. Ketiga, Makkiyah
adalah ayat Yang khitabnya (tuntunan) ditunjukan kepada penduduk Makkah, dan Madaniyah
Adalah adalah ayat yang khitabnya kepada penduduk Madinah (Al-Syuyuti, 1979).
Sedangkan ayat makkiyah berjumlah delapan puluh lima dan ayat madaniyah Dua puluh
sembilan (AAl-Zarkaz). Mencermati definisi tersebut, dapat Dikatan bahwa ayat makkiyah
adalah ayat yang turun di kawasan Makkah dan Sekitarnya, sebelum ataupun setelah nabi
hijrah yang mempunyai hukum (ajaran) Mengikat atas orang Makkah.
Ciri-ciri:
Surat dengan sebutan Makiyyah sebagai berikut:
 Ayat yang jika dibaca, maka disunnahkan kepada pembaca dan pendengarnya untuk
melakukan sujud (ayat Sajdah)
 Kata kallaa (disebut 33 kali)
 Frasa yaa ayyuha an-naas dan sebaliknya, tidak ada yaa ayyuha alladziina aamanu
(kecuali surah al-Haj)
 Kisah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu (kecuali surah al-Baqarah)
 Kisah Nabi Adam AS dan Iblis (kecuali surah al-Baqarah)
 Pembukaan surah berupa huruf-huruf lepas, seperti qaf, shad, alif-lam-mim-ra, alif-
lam-mim (kecuali surah al-Baqarah dan surah Ali Imran)
Adapun ciri-ciri surat madaniyah adalah sebagai berikut ini:
 Izin untuk perang dan hukum-hukumnya
 Rincian hukum tentang hudud, ibadah, undang-undang sipil, sosial, dan hubungan
antar-negara
 Penyebutan tentang kaum munafik (kecuali surah al-Ankabut)
Contohnya:
Ayat Makiyyah
Metode penyampaian pada mayoritas ayat-ayat makkiyyah itu tegas, dan seruannya juga
kuat, karena kebanyakan orang-orang yang diseru dengan ayat-ayat makkiyyah ini adalah tipe
orang-orang yang berpaling dari kebenaran dan sombong, maka tentunya tidak layak bagi
mereka melainkan dengan metode penyampaian dan seruannya yang kuat.
Contoh: QS AL-QAMAR
Ayat Madaniyah
Sedangkan ayat-ayat madaniyyah, maka kebanyakan metode penyampaian di dalam ayat-ayat
tersebut adalah lembut dan seruannya mudah, karena kebanyakan orang-orang yang diseru
dengan ayat-ayat madaniyyah adalah tipe orang-orang yang tunduk dan menerima kebenaran.
Silakan baca surat Al-Maidah.
Contoh: QS AL MAIDAH
2.
A.Secara istilah Dalam mengkategorikan ayat muhkamat dan ayat mutasyabihat, ditemukan
Perbedaan yang cukup banyak di kalangan ulama. Perbedaan ini tak lepas dari Perbedaan
dalam mendefinisikan ayat muhkamat dan mutasyabihat. Di antara
Perbedaan-perbedaan itu antara lain:
 Ayat muhkamat adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui baik melalui Takwil
atau tidak. Sedangkan mutasyabihat adalah ayat yang maskudnya Hanya diketahui
oleh Allah, seperti tentang terjadinya hari kiamat, Keluarnya Dajjal dan potongan-
potongan huruf pada awal surat (fawatih alsuwar).
 Ayat mutasyabihat hanya menyangkut huruf-furuf pembuka surat (fawatih Al-suwar)
saja, selebihnya merupakan ayat muhkamat.
 Ayat muhkamat adalah ayat yang dapat dipahami tanpa memerlukan Adanya takwil,
sedangkan ayat mutasyabihat sebaliknya, membutuhkan Takwil agar dapat diketahui
maksudnya
B .Kata nasikh dan mansukh merupakan bentuk ubahan dari kata naskh, kata Tersebut adalah
berbentuk masdar, dari kata kerja masa lampau (fi’il madli) Nasakha, dari sisi bahasa kata
nasakh sendiri memiliki banyak makna, yaitu:
a. Menghilangkan (al-Izalah), sebagaimana firman Allah swt.
b. Menggantikan ( at-Tabdil) sebagaimana dijelaskan oleh firman Allah swt
c. Peralihan (at-Tahwil) sebagaimana yang berlaku peristilahan ilmu Fara’id
d. Pemindahan (al-naql) dari satu tempat ketempat yang lain
C . Istilah Amsal dalam Al-Qur’an mengandung makna tasybih, yaitu penyerupaan sesuatu
dengan sesuatu yang serupa lainnya, dan membuat setara antara keduanya dalam hukum.1
Dari segi bahasa amsal yaitu bentuk jamak dari masal. Kata masal, missal, dan masil yaitu
sama dengan kata syabah, syibh, dan syabih, baik lafal dan juga maknanya yang berarti
perumpamaan, ibarat, tamsil, contoh, ibrah, dan lain sebagainya.
3 . Allah telah menetapkan bahwasanya dalam kisah kaum-kaum terdahulu terdapat hikmah
dan pelajaran bagi orang-orang yang berakal, serta yang mampu merenungi kisah-kisah
tersebut, menemukan hikmah dan nasihat yang tersurat maupun yang tersirat di dalamnya,
serta menggali pelajaran dan petunjuk hidup dari kisah-kisah tersebut. Allah juga
memerintahkan agar kita bertadabur terhadapnya, menyuruh untuk meneladani kisah orang-
orang yang sholih lagi muslih, serta mengambil metode mereka untuk menyebarkan rahmat
allah ke seluruh alam semesta.Diantara faedah yang dapat kita ambil dari kajian kisah-kisah
dalam al-quran seperti yang disebutkan oleh Syech Manna’ Al Qattan dalam kitabnya yang
fenomenal dengan adalah Menjelaskan asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-
pokok syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad.Menguatkan hati rosulallah (Nabi
Muhammad SAW) dan hati umat muhammad atas agama Allah dan juga memperkuat
keyakinan orang-orang yang beriman tentang pertolongan al-haq dan bala tentaranya serta
kehancuran kaum yang menyimpang. Seperti firman Allah (QS; Hud; 120). Membenarkan
para nabi terdahulu dan mengabadikan jejak dan peninggalannya.Kisah-kisah tentang adzab,
maupun kisah tentang surga harus kita jadikan pelajaran untuk memperbaiki diri sendiri
terlebih mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan. Seperti dalam firman Allah (QS;
Yusuf: 111)Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad dalam misi dakwahnya dengan
mengkabarkan kisah-kisah umat terdahulu. Pengulangan kisah dan hikmanya. Pengulangan
kisah-kisah dalam Al-Quran tidak semata-mata yang maha agung (Allah SWT) kehabisan
tema untuk dibahas dalam Al-Quran, akan tetapi Allah menitipkan pesan tersirat dalam setiap
pengulangan kisah-kisahnya, dan dengan  pengulangan kisah tersebut membuat Al-Quran
dari sudut pandang balaghah menjadi sangat mempesona untuk dikaji lebih dalam. 

Anda mungkin juga menyukai