Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU AL-QUR’AN

“AL MAKKI WAL MADANI”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. Wahyudi Akbar
2. Nur Fadillah Siam
3. Siti Dahniar

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. Definisi al Makki wal Madani

Secara etimologis

Kata al-Makky berasal dari kata “Makkah” dan al-Madany berasal dari kata “Madinah”.

Secara harfiah, al-Makky atau al-Makkiah berarti yang bersifat Makkah atau yang

berasal dari Makkah, sedangkan al-Madany atau al-Madaniah berarti yang bersifat

Madinah atau yang berasal dari Madinah. Maka ayat atau surah yang turun di Makkah

disebut dengan ayat-ayat al-Makkiah sedangkan yang diturunkan di Madinah disebut

dengan ayat-ayat al-Madaniah.

Secara terminologi

Sedangkan menurut istilah, al-Makki wal-Madani berarti suatu ilmu yang secara khusus

membahas tentang tempat, waktu dan periode turunnya surah atau ayat al-Quran, baik

di Makkah ataupun di Madinah. Ayat atau surah yang turun pada periode Makkah

disebut dengan al-Makkiah dan ayat/surah yang turun pada periode Madinah disebut

dengan al-Madaniyah.

Secara sederhana dapat dipetakan perbedaan pendapat para pakar ulumul Qur’an dalam

mendefinisikan al-Makkiah dan al-Madaniyah tersebut, sebagai berikut:

1. Al-Makki adalah surah atau ayat yang diturunkan di Makkah dan sekitarnya,

walaupun setelah hijrah. Sedangkan al-Madani adalah surah atau ayat yang turun di

Madinah dan sekitarnya.

2. Al-Makki adalah ayat-ayat yang lebih khusus menyeru kepada penduduk Makkah

sedangkan al-Madani adalah ayat-ayat yang menyeru kepada penduduk Madinah.

3. Al-Makki adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi sebelum hijrah,

sedangkan al-Madani adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi setelah hijrah.

Berdasarkan definisi ini, maka ayat yang turun di Makkah setelah Nabi hijrah ke

Madinah termasuk dalam kategori ayat al-Madaniyah.


Perbedaan pendapat di atas terjadi disebabkan oleh berbedanya standar atau cara

pandang para ulama dalam menentukan definisi.

Ada tiga standar yang dijadikan sebagai dasar:

pertama, tempat turun ayat (makan an-nuzul);

kedua, person atau masyarakat yang menjadi objek pembicaraan;

ketiga, waktu turunnya ayat (zaman an-nuzul).

Di antara ketiga definisi di atas dan dari standar yang dipakai masing-masing, nampak

jelas yang paling masyhur adalah definisi terakhir, yaitu menentukan al-Makki dan al-

Madani berdasarkan waktu sebelum dan sesudah hijrah nabi, maka yang turun sebelum

hijrah adalah al-Makkiah, adapun sesudahnya maka al-Madaniah.

B. Klasifikasi Surah-Surah Makki dan Madani

Menurut Manna al-Qaththan dalam kitabnya berjudul "Mabahits fi Ulum al-Quran"

mengatakan bahwa surat Madaniyah ada 20 surat, sebagai berikut ini :

1. al-Baqarah

2. Ali Imran

3. an-Nisa

4. al-Ma`idah

5. al-Anfal

6. at-Taubah

7. an-Nur

8. al-Ahzab

9. Muhammad

10. al-Fath

11. al-Hujurat

12. al-Hadid
13. al-Mujadalah

14. al-Hasyr

15. al-Mumtahanah

16. al-Jumu'ah

17. al-Munafiqun

18. at-Thalaq

19. at-Tahrim

20. an-Nashr

Sedangkan surat-surat Makkiyah terdapat 82 surat dan yang diperselisihkan Makkiyah

atau Madaniyah nya terdapat 12 surat. Berikut 12 surat yang diperselisihkan Makkiyah

atau Madaniyah nya :

1. al-Fatihah

2. ar-Ra'd

3. ar-Rahman

4. as-Shaff

5. at-Taghabun

6. al-Muthaffifin

7. al-Qadr

8. al-Bayyinah

9. az-Zalzalah

10. al-Ikhlash

11. al-Falaq

12. an-Nas
Klasifikasi surat-surat Makkiyah atau Madaniyah di atas adalah menurut Abu al-Hasan

al-Hashshar dalam kitab nya berjudul "an-Nasikh wa al-Mansukh". Adapun 12 surat

yang diperselisihkan, diuraikan oleh As-Suyuthi dalam al-Itqan nya sebagai berikut :

1. al-Fatihah

Kebanyakan Ulama mengatakan bahwa surat Al-Fatihah masuk dalam kategori

Makkiyah. Diperkuat dalam kitab Shahih al-Bukhari. Sementara menurut Mujahid,

surat al-Fatihah masuk dalam kategori Madaniyah.

2. ar-Ra'd

Dari Mujahid dari Ibn Abbas dari Ali, dikatakan bahwa surat Ar-Ra'd ini masuk dalam

kategori Makkiyah. Sedangkan dalam at-Thabari mengatakan bahwa surat Ar-Ra'd ini

masuk dalam kategori Madaniyah.

3. ar-Rahman

Jumhur Ulama berpendapat surat Ar-Rahman merupakan surat Makkiyah dengan

disandarkan pada riwayat at-Tirmidzi dan al-Hakim.

4. as-Shaff

Yang dipilih adalah surat As-Shaff merupakan surat Madaniyah. Dengan dinisbahkan

oleh Ibn al-Faras kepada Jumhur berlandaskan riwayat al-Hakim.

5. at-Taghabun

Dikatakan bahwa surat At-Taghabun merupakan surat Madaniyyah. Dikatakan pula

bahwa surat at-Taghabun merupakan surat Makkiyah kecuali akhir ayat nya.

6. al-Muthaffifin

Ibn al-Faras berkata bahwa surat al-Muthaffifin dikatakan surat Makkiyah karena

penyebutan kata "Asathir" dan surat al-Muthaffifin dikatakan surat Madaniyah karena

penduduk Madinah dikenal sebagai yang curang dalam takaran

7. al-Qadr
Terdapat dua pendapat. Yang paling banyak mengatakan bahwa surat al-Qadr ini

merupakan surat Makkiyah. Sementara yang mengatakan surat al-Qadr merupakan

surat Madaniyah berlandaskan pada riwayat at-Tirmidzi.

8. al-Bayyinah

Ibn al-Faras mengatakan yang paling masyhur bahwa surat al-Bayyinah ini merupakan

surat Makkiyah. Namun as-Suyuthi berpendapat bahwa surat al-Bayyinah ini

merupakan surat Madaniyah dengan landasan riwayat Ahmad.

9. az-Zalzalah

Terdapat dua pendapat. Dalam kitab al-Itqan disebutkan pendapat yang mengatakan

surat as-Zalzalah adalah surat Madaniyah berlandaskan dengan hadits riwayat Ibn Abi

Hatim dari Sa'ad al-Khudri.

10. al-Ikhlash

Terdapat dua pendapat yang sama-sama kuat dan bertentangan. Namun as-Suyuthi lebih

memilih surat al-Ikhlas merupakan surat Madaniyah setelah mentarjih nya dan

pendapat ini juga ia jelaskan dalam kitab Asbabun Nuzul.

11. al-Falaq

12. an-Nas

Yang dipilih adalah keduanya surat al-Mu'awwidzatain (al-Falaq dan an-Nas)

merupakan surat Madaniyah karena kedua surat ini diturunkan berkenaan dengan kisah

sihir Labid ibn al-A'sham.

C. Ciri-ciri Ayat Makki dan Madani

Pertama, ciri-ciri yang pasti dari surah Makkiyah, yakni jika di dalamnya terdapat ini:

• Ayat yang jika dibaca, maka disunnahkan kepada pembaca dan pendengarnya untuk

melakukan sujud (ayat Sajdah)

• Kata kallaa (disebut 33 kali)


• Frasa yaa ayyuha an-naas dan sebaliknya, tidak ada yaa ayyuha alladziina

aamanu (kecuali surah al-Haj)

• Kisah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu (kecuali surah al-Baqarah)

• Kisah Nabi Adam AS dan Iblis (kecuali surah al-Baqarah)

• Pembukaan surah berupa huruf-huruf lepas, seperti qaf, shad, alif-lam-mim-ra, alif-

lam-mim (kecuali surah al-Baqarah dan surah Ali Imran)

Kedua, ciri-ciri yang dominan masih dari surah atau ayat Makkiyah, yakni jika di

dalamnya terdapat hal berikut.

• Ayat dan surahnya pendek-pendek

• Ungkapannya keras, cenderung puitis, menyentuh hati

• Banyak terdapat kesamaan bunyi

• Banyak menggunakan huruf qasam (sumpah)

• Banyak kecaman kepada kaum musyrik

• Penekanan pada dasar-dasar keimanan kepada Allah dan Hari Akhir, serta

penggambaran surga dan neraka

• Banyak tuntunan mengenai akhlaq al-karimah (akhlak yang baik)

Adapun karakteristik yang pasti dari surah Madaniyah, yakni jika di dalamnya terdapat

hal berikut.

• Izin untuk perang dan hukum-hukumnya

• Rincian hukum tentang hudud, ibadah, undang-undang sipil, sosial, dan hubungan

antar-negara

• Penyebutan tentang kaum munafik (kecuali surah al-Ankabut)

• Penyebutan tentang ahli kitab

Sementara itu, ciri-ciri yang tampak dominan dari surah atau ayat Madaniyah adalah

berikut.
• Ayat dan surahnya panjang-panjang.

• Ungkapannya tenang, cenderung prosais, yang ditujunya adalah akal pikiran

• Banyak mengemukakan bukti dan argumentasi mengenai kebenaran-kebenaran

agama.

D. Kegunaan Mempelajari al Makki wal Madani

Al-Zarqani di dalam kitabnya Manahilul ‘Irfan menerangkan bahwa faedah

mempelajari ilmul Makki wal Madani adalah sebagai berikut:

1. Agar dapat membedakan dan mengetahui ayat yang mana yang mansukh dan nasikh.

Yakni apabila terdapat dua ayat atau lebih mengenai suatu masalah, sedang hukum yang

terkandung di dalam ayat-ayat itu bertentangan. Kemudian dapat diketahui bahwa ayat

yang satu Makkiyah, sedang yang lainnya madaniyah; maka sudah tentu ayat yang

Makkiyah inilah yang dinasakh oleh ayat yang Madaniyah, karena ayat yang

Madaniyah adalah yang terakhir turunnya.

2. Agar dapat mengetahui sejarah hukum Islam dan perkembangannya, serta dapat

meningkatkan keyakinan terhadap ketinggian kebijaksanaan Islam di dalam mendidik

manusia baik secara personal maupun kolektif.

3. Agar dapat meningkatkan keyakinan terhadap kebenaran, kesucian dan keaslian al-

Qur’an.

Selain itu Dr. Subhi Shalih dalam bukunya Mabahits fi Ulumil Qur’an mengatakan

bahwa faedah dari ilmu ini adalah:

1. Dapat mengetahui fase-fase dari da’wah islamiyah yang ditempuh oleh Al-Qur’an

secara berangsur-angsur dan sangat bijaksana.

2. Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu turunnya

ayat-ayat Al-Qur’an, khususnya masyarakat Mekkah dan Madinah.


3. Dapat mengetahui Uslub-uslub bahasanya yang berbeda, karena ditujukan kepada

golongan-golongan yang berbeda.

Mempelajari dan mengetahui ilmu mengenai Makki dan Madani

dapat memberi faedah yang besar, antaranya:

1. Sebagai alat bantu penafsiran al-Qur’an, sebab pengetahuan tentang

tempat turunnya ayat dapat membantu memahami ayat

tersebut dan penafsirannya yang benar, sekalipun yang menjadi

pegangan adalah pengertian umum lafaz, bukan sebab yang khusus.

Dan dengan itu pula para penafsir dapat membedakan antara ayat

yang nasikh dan mansukh bila ada ayat yang kontradiktif. dengan

pastinya, bahwa ayat Makkiah dihapus oleh ayat Madaniah yang

turun belakangan.

2. Dengan gaya bahasa Qur’an yang memiliki karakteristik gaya

bahasa Makki dan Madani sangat tepat memanfaatkannya untuk

menyeru menuju jalan Allah.

3. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Qur’an, sebab

turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah da’wah,

baik periode Mekkah maupun periode Madinah

Anda mungkin juga menyukai