Teori Makki-Madani Abul Qasim al-Hasan bin Muhammad bin Habib an-Naisabuuri dalam
bukunya at-Tanbih al fadli Ulumil Qur‘an bahwa “Diantara ilmu-ilmu yang paling mulia adalah
ilmu tentang nuzulul qur‘an dan daerahnya, urutan turunnya di Mekkah dan di Madinah, tentang
yang diturunkan di Mekkah tetapi hukumnya madani dan sebaliknya, dan tentang yang
diturunkan di Juhfah, di Baitul Makdis, Taif, atau Hudaibiyah, di waktu siang, diturunkan secara
bersama-sama, atau diturunkan secara sendiri-sendiri, ayat-ayat madaniah dari surah-surah al-
Makkiah, ayat-ayat Makkiah dalam surah Madaniah; yang dibawa dari Mekkah ke Madinah dan
yang dibawa dari Madinah ke Mekkah; yang dibawa dari Madinah ke Abesinia, yang diturunkan
secara global dan yang telah dijelaskan, serta yang diperselisihkan sehingga sebagian orang
mengatakan Madani dan sebagian mengatakan Makki. Itu semua ada duapuluh lima macam.
Orang yang tidak mengetahuinya dan tak dapat membeda-bedakannya, ia tidak berhak berbicara
tentang Qur‘an”
Statement di atas menunjukkan pentingnya mengetahui ayat Makki dan Madani sebagai salah
satu alat yang membantu dalam memahami maksud ayat tertentu. Tidak mengherankan
kemudian jika pembahasan tersebut menjadi pembahasan yang didahulukan daripada
pembahasan ilmu-ilmu al-Qur’an yang lain. Dengan demikian, AnNaisaburi di atas secara tegas
mengatakan bahwa seseorang tidak berhak berbicara al-Qur‘an kecuali telah mengetahui
persoalan MakkiMadani. Kemudian Manna Al-Kattan merinci poin per poin pembahasan
tersebut sebagai berikut:
3) yang diperselisihkan;
8) yang serupa dengan yang diturunkan di Mekkah (makki) dalam kelompok madani;
Di tinjau dari kata al-Makki dari kata Makkah dan al-Madani dari kata Madinah, secara harfiah
Makkiyah berarti “yang berasal dari Mekkah” atau “yang bersifat Mekkah” sedangkan
Madaniyah berarti “yang berasal dari Madinah” atau “yang bersifat Madinah”
Pengertian selanjutnya ialah Al-Makki adalah ayat atau surah yang turun di Mekkah dengan ciri
nya terdapatkisah-kisah Nabi dan bangsa yang sudah tiada maka ayat atau surah ini dinamakan
Makiyyah, lalu Al-Madani ialah ayat atau surah dengan cirinya berisi kewajiban atau hukum,
maka ayat atau surah ini dinamakan Madaniyah.
Makkiyah ialah ayat Alquran yang diturunkan sebelum hijrahnya Nabi Muhammad Saw. ke
Madinah sekalipun ayat tersebut turun di luar kota Mekkah, sedangkan Madaniyah adalah ayat
Alquan yang turun setelah Nabi hijrah ke Madinah meskipun ayat tersebut turun bukan di kota
Madinah.
2. Surah yang mengandung lafal kalla, berarti Makki. Terdapat separuh terakhir dari al-Qur’an.
Dan disebutkan sebanyak 33 kali dalam 15 surah.
4. Surah yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu, adalah Makki, kecuali surah al-
Baqarah.
5. Setiap Surah yang menceritakan kisah Adam dan Iblis, adalah Makki kecuali surah al-
Baqarah.
6. Setiap Surah yang yang dibuka dengan huruf singkatan seperti: Alif Lam Mim, Alif Lam Ra,
Ha Mim dan lain-lain adalah Makki kecuali Surah Baqarah dan Ali ‘Imran. Sedang Surah Ra’d
masih diperselisihkan.
sedang dari segi tema dan gaya bahasa dapat diringkas sebagai berikut:
1. Ajakan kepada ketauhidan dan ibadah hanya kepada Allah, pembuktian risalah, kebangkitan
dan pembalasan, neraka, surga.
2. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak mulia dan terbentuknya
suatu masyarakat.
1. Setiap surah yang berisi kewajiban atau had (sanksi) adalah Madani.
2. Setiap surah yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik adalah Madani, kecuali surah
al-Angkabut adalah Makki.
3. Setiap surah yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli Kitab adalah madani.
sedang dari segi tema dan gaya bahasa dapat disingkat sebagai berikut:
2. Seruan terhadap Ahli Kitab, dari kalangan Yahudi dan Nasrani, ajakan masuk Islam,
penjelasan terhadap penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah.
4. Suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat
serta menjelaskan tujuan dan sasarannya .
Mempelajari dan mengetahui ilmu mengenai Makki dan Madani dapat memberi faedah yang
besar, antaranya:
1. Sebagai alat bantu penafsiran al-Qur’an, sebab pengetahuan tentang tempat turunnya ayat
dapat membantu memahami ayat tersebut dan penafsirannya yang benar, sekalipun yang menjadi
pegangan adalah pengertian umum lafaz, bukan sebab yang khusus. Dan dengan itu pula para
penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dan mansukh bila ada ayat yang
kontradiktif. dengan pastinya, bahwa ayat Makkiah dihapus oleh ayat Madaniah yang turun
belakangan.
2. Dengan gaya bahasa Qur’an yang memiliki karakteristik gaya bahasa Makki dan Madani
sangat tepat memanfaatkannya untuk menyeru menuju jalan Allah.
3. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Qur’an, sebab turunnya wahyu kepada
Rasulullah sejalan dengan sejarah da’wah, baik priode Mekah maupun priode Medinah
Kesimpulan
Dari kajian yang sederhana kiranya kita bisa mengambil beberapa intisari atau beberapa
kesimpulan. Kesimpulan ini sesungguhnya hanya sebagai hasil pembacaan penulis dalam kajian
sederhana. Diantara kesimpulan itu adalah konsep makki dan madani adalah sebuah kajian yang
masih perlu dikaji dan didiskusikan di zaman sekarang bagaimana pun juga dia ini adalah bagian
dari prasyarat pembelajaran atau studi tafsir dan kajian hukum Islam. Betapa tidak ketika seorang
mujtahid atau mufasir ketika menetapkan suatu ijtihad maka telaah akan konsep makki dan
madani adalah sebuah pertimbangan yang signifikan. Disamping itu pula diskusi tentang
perbedaan perspektif para ulama tentang makki dan madani suatu hal yang sangat wajar dalam
dunia akademik dan intelektual, pandangan para orinetalis tentang maki dan madani tentang
keterpengaruhan budaya Arab memang secara metodologi sangat akurat untuk dipertimbangkan,
tapi lagi-lagi dalam kajian seperti ini memang perlu adanya usaha yang besar dalam mengungkap
kembali validitas data
Daftar Pustaka
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/48872127/JurnalUnsiq-with-cover-page-v2.pdf?
Expires=1667566681&Signature=YwpaFjWmH2XK4GsCAjTNx3gJyWEaEbTyGs8zmIcQc8OtLN58OMWH9B
m68hhOcFhjel~oDiL4WEm~A5yfPFMY5WJCLe8plyvdxS1KgHKH6da68RWYONwme~ruDdRAqnAcS7MKn
MT6Zs~SMTOfZuxxpnwic0V3WL0lGCI42FXa3LQWl~Kr2Xve2b-
N2RtOJOnEtZoYe~1pj0pD1XFv7rUWmPaDbuvVFjiUB5VYPduJUmxUy7szd1cZCzEEvqvCJtENSTwmsukdvDS
ZhK8dAhyZ0Fw05BmMaxb5MlZvkxLAGaCfebvmtF43T2jY283wpmARXiqMUfeUAmolx8S-QRc1Ig__&Key-
Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA#page=7