Anda di halaman 1dari 12

MAKKIYAH DAN MADANIYYAH

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah : Ulum Al-Qur’an

Dosen pengampu : Dr. H. Abdul Wahib, M.Ag.

Disusun oleh :

Kelompok 5

1. Tassya Oktaviana (1807026069)


2. Raningsih Khoriqotul A. (1807026085)
3. Elviana Agustin (1807026092)

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari Al-Qur’an merupakan hal wajib bagi umat Islam. Para ulama dan ahli tafsir
terdahulu memberikan perhatian yang besar terhadap penyelidikan surat-surat  Al-Qur’an.
Mereka meneliti Al-Qur’an ayat demi ayat dan surat demi surat untuk disusun sesuai dengan
nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan
ketentuan cermat yang memberikan gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu Makki
dan Madani. Perhatian terhadap ilmu Al-Qur’an menjadi bagian terpenting para sahabat
dibanding berbagai ilmu yang lain. Termasuk di dalamnya membahas tentang nuzulnya suatu
ayat, tempat nuzulnya, urutan turunnya di Mekkah atau di Madinah.Pada intinya persoalan ini
telah menjadi perhatian urgen pada masa sahabat.

Dalam kita mempelajari tentang Al-Qur’an tentu tidak akan terlepas dari mempelajari
sejarah ilmu Al-Qur’an itu sendiri. Pengetahuan tentang sejarah ilmu Al-Qur’an tentu juga akan
mencakup pembahasan mengenai tahap-tahap Al-Qur’an itu diturunkan. Dalam kita mempelajari
tentang tahap-tahap Al-Qur’an diturunkan, tentu akan membuat kita mengenal istilah
“Makkiyah” dan “madaniyyah”. Istilah makkiyah dan Madaniyyah dalam Ulumul Qur’an
menjadi penting untuk kita pelajari. Karena dengan mengetahui tentang makkiyah dan
Madaniyyah dalam Ulumul Qur’an, maka secara tidak langsung kita dapat memperdalam ilmu
tentang Al-Qur’an khusunya pada tahapan-tahapan Al-Qur’an diturunkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Makkiyyah dan Madaniyyah ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Makkiyyah dan Madaniyyah?
3. Bagaimana cara-cara membedakan Makkiyyah dan Madaniyyah?
4. Apa saja ciri-ciri Makkiyyah dan Madaniyyah?
5. Bagaimana klasifikasi surat Makkiyyah dan Madaniyyah dalam Al-Qur’an ?
6. Apa manfaat mempelajari Makkiyyah dan Madaniyah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Makkiyyah dan Madaniyyah.
2. Untuk mengetahui sejarah Makkiyyah dan Madaniyyah.
3. Untuk mengetahui cara-cara membedakan Makkiyyah dan Madaniyyah.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri Makkiyyah dan Madaniyyah.
5. Untuk mengetahui klasifikasi surat Makkiyyah dan Madaniyyah.
6. Untuk mengetahui manfaat mempelajari Makkiyyah dan Madaniyyah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perngartian Makkiyah dan Madaniyyah

Para sarjana muslim mengemukakan empat perspektif dalam mendefinisikan


terminologi makkiyah dan Madaniyyah. Keempat perspektif itu adalah :Masa
turun (zaman an-nuzul), Tempat turun(makan an-nuzul), Objek
pembicaraan(mukhathab), dan Tema pemmbicaraan(maudu’)
1. Dari perspektif masa turun :
َ‫ َما نَ َز َل قَ ْب َل ْال ِهجْ َر ِة َواِ ْن َكانَ بِ َغي ِْر َم َكة‬: ‫اَ ْل َم ِك ُي‬.
َ‫ َما نَ َز َل بَ ْع َد الِهجْ َر ِة َواِ ْن َكانَ بِ َغي ِْر َم ِد ْينَة‬: ‫ َو الم َدنِ ُي‬.
‫فَ َما نَزَ َل بَ ْع َد ال ِهجْ َر ِة َولَوْ بِ َم َكةَ أَوْ َع َرفَةَ َم َدنِ ُي‬.
Artinya :
“Makkiyyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum rasulullah hijrah ke madinah, kendatipun
bukan turun di mekah, sedangkan madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah
rasulullah hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di madinah. Ayat-ayat yang turun
setelah peristiwa hijrah disebut madaniyyah walaupun turun di mekah atau di arafah.”
Dengan demikian, surat an-nisa’ [4]: 58 termasuk kategori madaniyyah
kendatipun diturunkan di mekah, yaitu pada peristiwa terbukanya kota mekah (fath
makkah). Begitu pula, surat al-maidah [5]: 3 termasuk kategori madaniyyah kendatipun
tidak diturunkan di madinah karena ayat itu diturunkan pada peristiwa haji wada’.
2. Dari perspektif tempat turun :
َ‫ بِ َم َكةَ َو َما َجا َو َرهَا َك ِمنَى َو َع َرفَةَ َو ُح َد ْيبِيَة‬: ‫ نَزَ َل‬ ‫ َما‬.
‫ة َو َما َجا َو َرهَا َكأ ُ ُح ٍد َوقُبَا َء َوس ُْل َع‬pِ َ‫ َما نَ َز َل بِالم ِد ْين‬: ‫ َوالم َدنِ ُي‬.
Artinya :
“Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di mekah dan sekitarnya seperti mina, arafah, dan
hudaibiyyah, sedangkan madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di madinah dan
sekitarnya, seperti Uhud, Quba’ dan Sul’a”
Terdapat celah kelemahan dari pendefnisian di atas sebab terdapat ayat-ayat
tertentu, yang tidak di turunkan di Makkah dan di Madinah dan sekitarnya.
Misalnya surat At-Taubah [9]: 42 diturunkan di Tabuk, surat Az-Zukhruf [43]: 45
diturunkan di tengah perjalanan antara Makkah dan Madinah. Kedua ayat tersebut, jika
melihat definisi kedua, tidak dapat dikategorikan ke dalam Makkiyyah dan Madaniyyah.
3. Dari objek pembicaraan :
‫ َما َكانَ ِخطَابًا أِل َ ْه ِل الم ِد ْينَ ِة‬: ‫ َوالم َدنِ ُي‬. َ‫ َما َكانَ ِخطَابًا أِل َ ْه ِل َم َكة‬: ‫اَ ْل َم ِك ُي‬.
Artinya :
“Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Makkah. Sedangkan
Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orangMadinah”
Pendefinisian diatas dirumuskan para sarjana muslim berdasarkan asumsi bahwa
kebanyakan ayat al-qur’an dimulai dengan ungkapan “ya ayyuhan naas” yang menjadi
kriteria Makkiyah, dan ungkapan “ya ayyuha al-ladziina” yang menjadi kriteria
Madaniyyah. Namun, tidak selamanya asumsi ini benar. Surat Al-Baqarah [2], misalnya,
termasuk kategori Madaniyyah, padahal di dalamnya terdapat salah satu ayat, yaitu ayat
21 dan ayat 168, yang dimulai dengan ungkapan “ya ayyuhan naas”. Lagi pula, banyak
ayat al-quran yang tidak dimulai dengan 2 ungkapan di atas.
4. Dari tema pembicaraan
Kendatipun mengunggulkan pendefinisian Makkiyyah dan Madaniyyah dari
perspektif masa turun, subhi shahih melihat komponen-komponen serupa dalam tiga
pendefinisian. Pada ketiga versi itu terkandung komponen masa tempat dan orang. Bukti
lebih lanjut dari tesis shahih di atas bisa dilihat dalam kasus surat Al-Mumtahanah [60].
Bila dilihat dari perspektif tempat turun, surat ini termasuk Madaniyyah karena
diturunkan sesudah peristiwa hijrah. Akan tetapi, dalam perspektif objek pembicaraan,
surat itu termasuk Makkiyah karena menjadi khitab bagi orang-orang mekah. Oleh karena
itu, para sarjana muslim memasukkan surat itu kedalam “ma nuzila bi al Madinah wa
hukmuhu Makki ” (ayat-ayat yang di turunkan di Madinah, sedangkan hukumnya
termasuk ayat-ayat yang diturunkan di Mekah).
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Makkiyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Rasulullah SWT sebelum hijrah ke Madinah, walaupun ayat tersebut
turun di sekitar / bukan di kota Makkah, yang pembicaraannya lebih ditujukan untuk
penduduk Makkah.
Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan
sekitarnya walaupun turunnya di Makkah, dan pembicaraannya lebih ditujukan untuk
penduduk Madinah.

B.   Sejarah Perkembangan Maakkiyah dan Madaniyyah


Dikalangan ulama terdapat beberapa pendapat tentang dasar atau kriteria yang dipakai
untuk menentukan Makkiyyah dan Madaniyyah suatu surat atau ayat.Sebagian ulama
menetapkan lokasi turunnya ayat-ayat atau surat sebagai dasar penentuan Makkiyyah dan
Madaniyyah, sehingga mereka membuat definisi Makkiyyah dan Madaniyyah diartikan
sebagi berikut: “Makkiyah ialah yang diturunkan dimakkah sekalipun turunnya sesudah
hijrah, Madaniyyah ialah yang diturunkan di madinah”
Sulit untuk melacak dan mengidentifikasi secara pasti ayat-ayat Makkiyyah dan
Madaniyyah karena urutan tata tertib ayat tidak mengikuti kronologi waktu turunnya ayat
tetapi berdasarkan petunjuk nabi. Lagi pula pada mushaf usmani yang menjadi acuan sejak
semula disusun mengikuti petunjuk nabi.
Koleksi mushaf para sahabat yang diantaranya ada yang ditulis berdasarkan turunnya ayat,
semuanya sudah dibakar setelah tim penyusun al-Quran yang dibentuk Usman bin Affan
menyelesaikan tugasnya. Jadi pembakaran mushaf tersebut bisa juga berarti sebagai
kerugian intelektual, karena dengan demikian menjadi sulit melacak kronologi ayat
berdasarkan waktu turunnya.

C. Cara-Cara Mengetahui Makkiyyah dan Madaniyyah


Dalam menetapkan ayat-ayat Al-Qur’an Makkiyah dan Madaniyyah, para sarjana muslim
berpegang teguh pada kedua peangkat pendekatan berikut :
- Periwayatan (pendekatan transmisi)
Para sarjana muslim merujuk pada riwayat-riwayat valid yang berasal dari para
sahabat, yaitu orang-orang besar kemungkinannya menyaksikan turunnya wahyu,
generasi tabi’in yang saling berjumpa dan mendengar langsung dari sahabat aspek-
aspek yang berkaitan dengan proses kewahyuan Al-Qur’an, termasuk didalamnya
adalah informasi kronologi Al-Qur’an
Dalam kitab Al-Intishar, Abu Bakar bin Al-Baqilani menjelaskan :
“pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyyah hanya dapat dilacak pada otoritas
sahabat dan tabi’in saja. (As-Suyuthi).
Otoritas para sahabat dan tani’in dalam memahami informasi kronologi Al-Qur’an
dapat dilihat dari pernyataan mereka, dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Ibnu
Abbas berkata, ketika ditanya oleh Ubay bin Ka’ab mengenai ayat yang diturunkan di
Madinah, ia menjawab “ terdapat dua puluh surat yang diturunkan di Madinah,
sedangkan surat sisanya diturunkan di Mekkah.”(As-Suyuti).
- Pendekatan analogi (qiyas)
Ketika melakukan kategorisasi Makkiyah dan Madaniyyah, para sarjana
muslim menggunakan pendekatan analogi bertolak dari ciri-ciri spesifik kedua
klasifikasi tersebut. Dengan demikian, bila dalam surat Makkiyyah terdapat
sebuah ayat yang memiliki ciri-ciri khusus Madaniyyah, maka ayat ini termasuk
kategori ayat Madaniyyah. Dan tentunya para ualam telah menetukan tema-tema
sentral yang nantinya ditetapkan sebgai ciri khusus Makkiyah atau Madaniyyah,
misalnya penetapan tema kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai
ciri khusus Makkiyyah, dan tema menatapkan fara’idh dan ketentuan had sebagai
ciri khusus Madaniyyah.(Al-Qaththan)
D. Ciri-Ciri Spesifik Makkiyah dan Madaniyyah
1. Ciri-ciri khusus surat Makkiyah
a. Mengandung ayat sajdah (Al-A’raf : 206, A-Nahl : 149, An-Nahl : 50, Al-Isra’ :
107, Al-Isra’ : 108, Al-isra’ : 109, Maryam : 85, Al-Furqan : 60.)
b. Terdapat lafal kalla sebagian besar ayatnya (Al-Humazah : 4 ) (‫ فى الحطمة‬p‫)كال لينبذن‬
c. Terdapat seruan dengan ya ayyuhannasu contonhya dalam surat Yunus : 57,
‫)) يايهاالناس قدجاءتكم موعظة من ربكم وشفاءلما فى الصدور وهدى ورحمة للمؤمنين‬
d. Mengandung kisah nabi-nabi dan umat-umat yang telah lalu, kecuali surat Al-
Baqarah (surat Al-A’raaf : kisah Nabi Adam dengan iblis, kisah Nabi Nuh dan
kaumnya, kisah Nabi Shalih dan kaumnya, kisah Nabi Syu’aib dan kaumnya,
kisah Nabi Musa dan Firaun).
e.  Terdapat kisah adam dan iblis.
Contohnya dalam surat Al-A’raf : 11 yang artinya : “sesungguhnya kami
telah menciptakan kamu (adam), lalu kami bentuk tubuhmu, kemudian kami
katakana kepada malaikat : bersujudlah kamu kepada adam. Maka merekapun
bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.”
f. Setiap suratnya terdapat Sujud Tilawah, sebagian ayat-ayatnya.
g. Semua atau sebagian suratnya diawali huruf tahajji seperti Qaf(‫( ق‬, Nun ( ‫ن‬ ),
Kha Mim ( ‫حم‬ ) contonya (‫ )ص‬dalam surat Shaad : 1
h.  Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf terpotong-potong (al-ahraf al-
muqatha’ah ataufawaatihussuwar), seperti “‫الم‬ (surat Ar-Rum :1), ‫الر‬ (surat Hud :
1),‫هم‬ “, kecuali Q.S Al-Baqoroh dan Ali ‘Imron.
2. Ciri-ciri surat Makkiyah yang aghlaniyah (umum)
a. Ayat-ayatnya pendek, surat-suratnya pendek (An-Nass 6 ayat, Al-Ikhlas 4 ayat,
Al-Falaq 5 ayat, Al-Lahab 5 ayat), nada perkataannya keras dan agak
bersajak (surat Al-Ashr).
‫والعصر‬.
‫ان االنسن لفى خسر‬.
‫اال الذين ءامنوا وعملواالصلحت وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر‬.
b. Mengandung seruan pokok-pokok iman kepada Allah, hari akhir dan
menggambarkan keadaan surga dan neraka.
c. Menyeru manusia berperagai mulia dan berjalan lempang di atas jalan
kebajikan(An-Nahl, = akhlak-akhlak baik)
d. Mendebat orang-orang musyrik dan menerangkan kesalahan-kesalahan pendirian
mereka (surat Al-Kahfi ayat 102-108)
e. Banyak terdapat lafadz sumpah. (surat Al-Anbiyaa’ : 57)
‫))وتا هللا الكيدن اصتمكم بعد ان تولوا مدبرين‬

3. Ciri-ciri khusus surat Madaniyyah


a. Di dalamnya ada izin berperang atau ada penerangan tentang hal perang dan
penjelasan tentang hukum-hukumnya. (QS. Al-Ahzab = tentang perang ahzab /
khandaq).
b. Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana, fara’id,
hak-hak perdata, peraturan-peraturan yang bersangkut paut dengan bidang
keperdataan, kemasyarakatan dan kenegaraan. (QS. An-Nur = tentang hukum-
hukum sekitar masalah zina, li’an, adab-adab pergaulan di luar dan di dalam
rumah tangga. QS. Al-Ahzab = tentang hukum zihar, faraid)
c. Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik (surat An-Nur ayat 47-53
tentang perbedaan sikap orang-orang munafik dengan sikap orang-orang muslim
dalam bertakhim kepada Rasul)
d. Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak berlebih-lebihan
dalam beragama, seperti terdapat dalam surat Al-Baqarah, An-Nisa’, Ali Imran,
At-Taubah dan lain-lain.
4. Ciri-ciri surat Madaniyyah yang aghlaniyah (umum)
a. Suratnya panjang-panjang, sebagian ayatnya pun panjang serta jelas
menerangkan hukum (QS. Al-Baqarah surat dan ayatnya panjang, dan
didalamnya terdapat hukum haji dan umrah, hukum qishas, hukum merubah
kitab-kitab Allah, hukum haid, iddah, hukum bersumpah, hukum arak dan judi)
b. Menjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukkan kepada
hakikat-hakikat keagamaan.
E.  Beberapa Contoh Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Tempat Tempat
No. Nama Urutan No. Nama Urutan
Turun Turun
Surah Al-
1 5 Mekkah 58 Surah Al-Mujadilah  105 Madinah
Fatihah (Pembukaan)
Surah Ali Surah Al-
3 89 Madinah 59 101 Madinah
Imran (Keluarga Imran) Hasyr (Pengusiran)
Surah Al-
4 Surah Al-Nisa (Wanita) 92 Madinah 60 Mumtahanah (Wanita 91 Madinah
yang diuji)
Surah Al- Surah Al-Shaff (Satu
5 112 Madinah 61 109 Madinah
Maidah (Jamuan) barisan)
6 Surah Al- 55 Mekkah 62 Surah Al-Jumu'ah 110 Madinah
An'am (Binatang
Ternak)
Surah Al-
Surah Al-A'raf (Tempat
7 39 Mekkah 63 Munafiqun (Orang- 104 Madinah
yang tertinggi)
orang yang munafik)
Surah Al-Taghabun 
Surah Al-Anfal (Harta
8 88 Madinah 64 (Hari dinampakkan 108 Madinah
rampasan perang)
kesalahan-kesalahan)
Surah Al-
9 113 Madinah 65 Surah Al-Thalaq (Talak) 99 Madinah
Taubah (Pengampunan)
Surah Al-
10 Surah Yunus 51 Mekkah 66 Tahrim (Mengharamkan 107 Madinah
)
Surah Al-
11 Surah Hud 52 Mekkah 67 77 Mekkah
Mulk (Kerajaan)
12 Surah Yusuf 53 Mekkah 68 Surah Al-Qalam (Pena) 2 Mekkah
Surah Al-Haqqah (Hari
13 Surah Al-Ra'd (Guruh) 96 Madinah 69 78 Mekkah
kiamat)
Surah Al-
14 Surah Ibrahim 72 Mekkah 70 79 Mekkah
Ma'arij (Tempat naik)
15 Surah Al-Hijr 54 Mekkah 71 Surah Nuh 71 Mekkah

16 Surah Al-Nahl (Lebah) 70 Mekkah 72 Surah Al-Jin 40 Mekkah


Surah Al-
73 Muzammil (Orang yang 3 Mekkah
Surah Al-Isra' 
berselimut)
17 (Memperjalankan di 50 Mekkah
Surah Al-
waktu malam)
74 Muddatsir (Orang yang 4 Mekkah
berkemul)
Surah Al-
18 Kahf (Penghuni- 69 Mekkah 75 Surah Al-Qiyamah 31 Mekkah
penghuni gua)
Surah Al-
19 Surah Maryam 44 Mekkah 76 98 Madinah
Insan (Manusia)
Surah Al-Mursalat
Surah Al-Anbiya (Nabi-
21 73 Mekkah 77 (Malaikat-Malaikat 33 Mekkah
Nabi)
Yang Diutus)
Surah Al-Naba (Berita
22 Surah Al-Hajj (Haji) 103 Madinah 78 80 Mekkah
besar)
Surah Al- Surah Al-Nazi'at
23 Mukminun (Orang- 74 Mekkah 79 (Malaikat-Malaikat 81 Mekkah
orang mukmin) Yang Mencabut)
Surah 'Abasa (Ia
24 Surah Al-Nur (Cahaya) 102 Madinah 80 24 Mekkah
Bermuka masam)
25 Surah Al- 42 Madinah 81 Surah Al- 7 Mekkah
Furqan (Pembeda) Takwir (Menggulung)
Surah Al- Surah Al-
26 47 Mekkah 82 82 Mekkah
Syu'ara (Penyair) Infithar (Terbelah)
Surah Al-
27 Surah Al-Naml (Semut) 48 Mekkah 83 Muthaffifin (Orang- 86 Mekkah
orang yang curang)
Surah Al- Surah Al-
28 49 Mekkah 84 83 Mekkah
Qashash Cerita Insyiqaq (Terbelah)
Surah Al- Surah Al-
29 85 Mekkah 85 27 Mekkah
Ankabut (Laba-laba) Buruj (Gugusan bintang)
Surah Al-Rum (Bangsa Surah Al-Thariq (Yang
30 84 Mekkah 86 36 Mekkah
Romawi) datang di malam hari)
Surah Al-A'la (Yang
31 Surah Lukman 57 Mekkah 87 8 Mekkah
paling tinggi)
Surah Al-
32 Surah Al-Sajdah 75 Mekkah 88 Ghasyiyah (Hari 68 Mekkah
Pembalasan)
Surah Al-Ahzab  89 Surah Al-Fajr (Fajar) 10 Mekkah
33 (Golongan-Golongan 90 Madinah
yang bersekutu) 90 Surah Al-Balad (Negeri) 35 Mekkah
Surah Saba' (Kaum Surah Al-
34 58 Mekkah 91 26 Mekkah
Saba') Syams (Matahari)
35 Surah Fathir (Pencipta) 43 Mekkah 92 Surah Al-Lail (Malam) 9 Mekkah
Surah Al-Dhuha  (Waktu
36 Surah Yasin 41 Mekkah 93 matahari sepenggalahan 11 Mekkah
naik)
Surah Al-
Surah Al-
37 Shaffat (Barisan- 56 Mekkah 94 12 Mekkah
Insyirah (Melapangkan)
barisan)
38 Surah Shad 38 Mekkah 95 Surah Al-Tin (Buah Tin) 28 Mekkah
Surah Al- Surah
39 Zumar (Rombongan- 59 Mekkah 96 Al-'Alaq (Segumpal 1 Mekkah
rombongan) Darah)
Surah Ghafir (Sang Surah Al-
40 60 Mekkah 97 25 Mekkah
Pengampun dosa) Qadr (Kemuliaan)
Surah Fusshilat (Yang Surah Al-
41 61 Mekkah 98 100 Madinah
dijelaskan) Bayyinah (Pembuktian)
Surah Al- Surah Al-
42 62 Mekkah 99 93 Madinah
Syura (Musyawarah) Zalzalah (Kegoncangan)
Surah
Surah Al-
43 63 Mekkah 100 Al-'Adiyat (Berlari 14 Mekkah
Zukhruf (Perhiasan)
kencang)
44 Surah Al- 64 Mekkah 101 Surah Al- 30 Mekkah
Qari'ah (Peristiwa
Dukhan (Kabut)
Menggetarkan)
Surah Al- Surah Al-
45 Jatsiyah (Yang bertekuk 65 Mekkah 102 Takatsur (Bermegah- 16 Mekkah
lutut) megahan)
Surah Al-Ahqaf (Bukit- Surah
46 66 Mekkah 103 13 Mekkah
bukit pasir) Al-'Ashr (Masa/Waktu)
Surah Al-
47 Surah Muhammad 95 Madinah 104 32 Mekkah
Humazah (Pengumpat)
Surah Al-
48 111 Madinah 105 Surah Al-Fil (Gajah) 19 Mekkah
Fath (Kemenangan)
Surah Al-
49 106 Madinah 106 Surah Quraisy 29 Mekkah
Hujurat (Kamar-kamar)
Surah Al-Ma'un 
50 Surah Qaf 34 Mekkah 107 (Barang-barang yang 17 Mekkah
berguna)
Surah Al- Surah Al-
51 Dzariyat (Angin yang 67 Mekkah 108 Kautsar (Nikmat yang 15 Mekkah
menerbangkan) berlimpah)
Surah Al-
52 Surah Al-Thur (Bukit) 76 Mekkah 109 Kafirun (Orang-orang 18 Mekkah
kafir)
Surah Al- Surah Al-
53 23 Mekkah 110 114 Madinah
Najm (Bintang) Nashr (Pertolongan)
Surah Al-
Surah Al-
54 37 Mekkah 111 Masad (Gejolak Api/ 6 Mekkah
Qamar (Bulan)
Sabut)
Surah Al-
55 Rahman (Yang Maha 97 Madinah 112 Surah Al-Ikhlash 22 Mekkah
Pemurah)
Surah Al-Waqi'ah (Hari Surah Al-Falaq (Waktu
56 46 Mekkah 113 20 Mekkah
Kiamat) Subuh)
57 Surah Al-Hadid (Besi) 94 Madinah 114 Surah Al-Nas (Manusia) 21 Mekkah

F. Manfaat Mengenal Makkiyah dan Madaniyyah

1. Membantu dalam menafsirkan Al-Quran. Untuk memahami ketelitian ayat-ayat dan


isyarat-isyaratnya memiliki hubungan yang erat dengan tempat, maka penting untuk
mengenal ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyyah bagi para mufassir;
2. Pembedakan antara ayat-ayat nasikh dan mansukh. Makiyyah dan Madaniyyah
merupakan sebuah mukadimah yang sangat penting dalam membedakan antara ayat-
ayat nasikh dan mansukh. Untuk membedakan antara ayat-ayat yang nasikh (yang
menghapus hukum) dan mansukh (yang dihapus hukumnya) yang merupakan hal-hal
yang menjadi perbedaan pendapat, dalam Ulumul Quran memerlukan pengenalan
terhadap ayat-ayat sebelumnya dan ayat-ayat setelahnya.
3. Pedoman bagi langkah-langkah dakwah. Setiap kondisi tentu membutuhkan ungkapan
yang relevan, uangkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat Makkiyah dan
Madaniyyah memberikan informasi metodeologi cara-cara menyampaikan dakwah agar
relevan dengan orang yang diserunya.
4. Mengenal tahapan penyempurnaan penetapan hukum.
5. Mengetahui bagaimana turunnya Al-Quran dan membantu mengetahui Asbabun
Nuzul yang juga merupakan bagian
6. Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan sirah perjalanan Nabi Muhammad
SAW
7. Dapat mengenal ayat-ayat yang turun di Mekah namun hukumnya baru dilaksanakan
di Madinahatau sebaliknya. Juga mengenal ayat-ayat yang turun ketika Nabi dalam
perjalanan, ayat-ayat yang turun pada musim dingin atau musim panas, ayat-ayat yang
turun pada malam hari atau siang hari dan ayat-ayat Makkiyah yang mirip dengan ayat-
ayat Madaniyyah juga termasuk tema-tema yang ada dalam pembahasan Makkiyah dan
Madaniyyah. 

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Makkiyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SWT


sebelum hijrah ke Madinah, walaupun ayat tersebut turun di sekitar atau bukan di kota
Makkah, yang pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Makkah. Sedangkan
Madaniyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya
walaupun turunnya di Makkah, dan pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk
Madinah.

Dalam sejarah mengidentifikasi secara pasti ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah


sulit karena urutan tata tertib ayat tidak mengikuti kronologi waktu turunnya ayat tetapi
berdasarkan petunjuk Nabi, begitu pula pada mushaf usmani yang menjadi acuan sejak
semula disusun mengikuti petunjuk Nabi. Ayat Makkiyyah dan ayat Madaniyyah memiliki
ciri-ciri umum dan khusus untuk membedakan antara keduanya, contohnya dalam ayat
Makkiyyah terkandung ayat-ayat Sajadah. Sedangkan dalam ayat Madaniyyah ayatnya
relatif panjang-panjang. Begitupun juga dengan contoh suratnya, diantaranya: surat
Makkiyyah (Al-Alaq, At-Tin, Al-Balad, Al-Qoriah, Al-Adiyat, dan lain sebagainya),
sedangkan surat Madaniyyah (An-Nash, Al-Baqoroh, Al-Anfal, Ali-Imron, dan lain
sebagainya).
Manfaat mengetahui Makkiyyah dan Madaniyyah adalah untuk Membantu dalam
menafsirkan Al-qur’an, Pedoman bagi langkah-langkah dakwah, Memberi informasi tentang
sirah kenabian, Mudah diketahui mana ayat-ayat yang turun lebih dahulu dan mana ayat
yang turun belakangan dari kitab suci Al-Quran dan Mudah diketahui mana ayat-ayat Al-
Quran yang hukum bacaannya telah dinaskh (dihapus dan diganti) dan mana ayat-ayat yang
menasakhkannya, khususnya bila ada dua ayat yang menerangkan hukum sesuatu masalah,
tetapi ketetapan hukumnya bertentangan yang satu dari yang lain.

Daftar Pustaka

1. Anwar, Drs. Rosibon.2000.Ulumul Qur’an.Bandung:Pustaka Setia.


2. Shihab, Quraish.1997.Sejarah & Ulum Al-Quran.Bandung:Pustaka Firdaus.
3. Fahd Bin Abdurrahman.1999.Ulumul Quran: Studi Kompleksitas Al-Qur’an.Yogyakarta:
Titian Ilahi.
4. http://www.academia.edu/attachments/55400725/download_file?
st=MTU0MTA1Njg1MSwxMDMuMTkuMzcuMg%3D%3D&s=swp-splash-paper-cover
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Makkiyah
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Madaniyah

Anda mungkin juga menyukai