Anda di halaman 1dari 12

MAKIYYAHAH DAN MADANIYYAH

MAKALAH
Di susun sebagai salah satu tugas mata kuliah ULUMUL QUR’AN

DOSEN PENGAMPU :

Januri, S.Th.I, M.A

Disusun Oleh :

1. Iis Siti Aisyah

2. Syifa Ulqolbi Abdullah

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI) INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI

BUNGO

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN MUARA BUNGO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AJARAN 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya,penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ MAKKIYAH DAN
MADANIYAH” ini tepat pada waktunya yang mana makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qurán.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Januri, S.Th.I, M.A selaku dosen pengampu mata
kuliah Ulumul Qurán. Yang telah memberikan arahan dalam proses pembuatan
makalah.

Sebagai manusia biasa, penulis tentunya menyadari bahwa dalam penyusunan


makalah ini masih banyak hal yang merupakan suatu kekurangan yang mungkin
saat ini belum dapat penulis sempurnakan, maka dari itu dengan penuh keikhlasan
penulis mengharapkan kritik dan saran dimana bertujuan untuk menjadi suatu
pelengkap makalah ini dimasa yang akan dating.

Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya. Karena
dengan membaca saja itu merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi penulis. Dan
semoga dengan adanya makalah ini para pembaca lebih terpacu untuk
mengembangkan potensi diri yang ada.

Bungo, 10 Maret 2024

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

COVER……………...…………………………………………………………..

KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iii

BAB I PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyyah dan Madaniyyah…………………………..........1


B. Ciri Khas Makkiyyah dan Madaniyyah…………………………………2
C. Teori Penentuan Makkiyyah dan Madaniyyah………………………….3
D. Manfaat mengetahui Makkiyyah dan Madaniyyah……………………..5

BAB II PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………7
B. SARAN……………………………………………………………….....8
C. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...9

iii
BAB 1
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAKIYAH DAN MADANIYAH

Pembahasan terkait surah dan ayat Makkiyah dan Madaniyyah sangatlah penting
karena dengan mempelajarinya kita akan mengetahui apakah ayat ini sebagai
nasikh ( yang menghapus) atau sudah di Mansukh ( dihapus), atau juga sebagai
mukhasis untuk ayat yang sebelumnya bersifat ám (umum). Para sahabat menaruh
perhatrian besar tentang pembahasan ini , bahkan salah seorang sahabat mulia yang
bernama ‘Abdullah bin Mas;ud mengatakan: ‘’ Demi Allah yang tiada tuhan
selainnya , tidaklah turun ayat dari kitabullah kecuali aku mengetahui dimana ayat
ini diturunkan, tidaklah ayat dari kitabullah diturunkan kecuali aku mengetahui
terkait apa dan untuk apa ayat tersebut diturunkan. Dan jika ada seseorang yang
lebih tahu tentang kitabullah selain aku dalam jarak perjalanan yang hanya bias
ditempuh oleh unta niscaya aku akan menungganginya.”

Para ulama memberikan definisi terkait ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyyah,


setidaknya ada tiga pandangan:
1. Makkiyah adalah sesuatu (ayat atau surat) yang ditrunkan sebelum terjadinya
hijrah Nabi Muhammad S.A.W sedangkan Madaniyyah adalah yang
diturunkan setelah hijrahnya Nabi Muhammad S.A.W baik yang turun di
Makkah atau Madinah ataupun yang turun buksn pada keduanya.
2. Makkiyah adalah ayat atau surat yang dirunkan di Makkahwalaupun turunnya
setelah terjadinya hijrah, dan Madaniyyah adalah ayat atau surat yang turun di
Madinah.
3. Makkiyah adalah ayat atau surat yang ditujukan untuk ahli Makkah dan
Madaniyyah adalah ayat atau surat yang ditujukan untuk penduduk Madinah.

Pertama, ditinjau berdasarkan waktu turunnya seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang berbunyi:

‫ّٰللا‬ ِ َّ‫ت ا ٰ ِٰٓلى اَ ْه ِل َه ۙا َو ِاذَا َحك َْمت ُ ْم َبيْنَ الن‬


َ ‫اس اَ ْن تَحْ ُك ُم ْوا ِبا ْل َعدْ ِۗ ِل ا َِّن ه‬ َ ْ ‫ّٰللا َيأْ ُم ُر ُك ْم اَ ْن ت ُ َؤدُّوا‬
ِ ‫اْلمٰ ٰن‬ َ ‫ِا َّن ه‬
‫۝‬ ٥٨ ‫صي ًْرا‬ ِ ‫س ِم ْي ًعا ۢ َب‬ َ ‫ظ ُك ْم ِب ِۗه ِا َّن ه‬
َ َ‫ّٰللا َكان‬ ُ ‫نِ ِع َّما َي ِع‬

1
2

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya.


Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan
secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S An-Nisa[4]: 58)
Ayat ini turun di kota Makkah Al-Mukarromah tepatnya di dalam Ka’bah pada
peristiwa Fathu Makkah. Oleh karena itu walaupun turunnya di kota Makkah tapi
karena diturunkan setelah terjadinya hijrah maka masuk ke dalam kategori
Makkiyah, pendapat inilah yang paling kuat dan di pegang oleh mayoritas ulama.1

Kedua, ditinjau berdasarkan tempat turunnya jika diturunkan di kota Makkah dan
sekitarnya seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah maka masuk kategori Makkiyah.
Sedangkan Madaniyyah adalah yang dirunkan di kota Madinahdan sekitarnya
seperti Uhud dan masjid Quba. Akan tetapi konsekuensi dari pendapat ini adalah
ketika ada ayat atau surat yang diturunkan selain dari keduanya seperti di Tabruk,
Baitul Maqdis dan yang lainnya, maka akan sulitmenentukan antara Makkiyyah dan
Madaniyyah.2
Ketiga, ditinjau berdasarkan khitob atau lawan bicara, ketika ayat atau surat yang
diturunkan ditunjukkan kepada penduduk Makkah maka masuk kategori
Makkiyyah . Sedangkan jika ditunjukkan kepada pendudukMadinah, maka masuk
kategori Madaniyyah. Akan tetapi konsekuensinya adalah ada ayat yang tidak
ditunjukkan kepada kedua penduduk.
B. CIRI KHAS MAKKIYYAH DAN MADANIYYAH

Setelah para ulama meneliti surat-surat Makkiyyah dan Madaniyyah, mereka


membuat kesimpulan analogis bagi keduanya, yang dapat menjelaskan ciri
khas gaya Bahasa dan persoalan-persoaloan yang dibicarakan oleh masing-
masing ayat yang Makkiyyah dan Madaniyyah. Kemudian, lahirlah kaidah-
kaidah kunci untuk mendapatkan ciri-ciri tersebut.3
Penetapan Makkiyah dan ciri khas temanya

1 Manna Al-Qaththan Mabdhits, Fi U’lum Al-Qur’an, hlm. 51.


2 Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi, Al-Itqan Fi Ulumil Qur’an, hlm. 35-36
3 Manna Al-Qaththan Mabdhits, Fi U’lum Al-Qur’an, hlm. 75-76
3

1. Setiap surat yang di dalamnya mengandung “ayat-ayat sajdah” adalah


Makkiyah.
2. Setiap surat yang mengandung lafazh kalla, adalah Makkiyyah. Lafazh
ini hanya terdapat dalam separo terakhir dari Al-qur’an. Dan disebutkan
sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surat.
3. Setiap surat yang mengandung “ya ayyuhan-nas”dan tidak mengandung
“ya ayyuhal-ladzina amanu,” adalah Makkiyyah, kecuali Surat Al- Hajj
yang pada akhir suratnya” terdapat ya ayyuhal-ladzinaamanurka’u
wasjudu. Namun demikian, sebagian besar ulama berpendapat bahwa
ayat tersebut adalah ayat Makkiyah
4. Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu
adalah Makkiyyah, kecuali surat Al-Baqarah.
5. Setiap surat yang mengandung kisah Adam dan Iblis adalah Makkiyyah,
kecuali surat Al-Baqarah.
6. Setiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf muqatha’ah atau hija’i
seperti Alif Lam Mim , Alif Lam Ra, Ha Mim dan lain-lainnya adalah
Makkiyyah, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Adapun surat Ar-
Ra’ad masih diperselisihkan.
C. TEORI PENENTUAN MAKKIYYAH DAN MADANIYYAH

C.1 Teori Geografis (Mulahazah Makan an-Nuzul)


Teori ini berorientasi pada tempat turunnya ayat atau surat Al-Qur’an. Menurut
teori ini, pengertian Makkiyyah adalah ayat yang turun di Makkah dan
sekitarnya ( Mina, Arafah, Hudaibiyah, dll.), baik waktu turunnya sebelum
Rasulullah S.A.W melakukan hijrah maupun sesudahnya. Sedangkan
pengertian Madaniyyah adalah ayat yang turun di Madinah atau sekitarnya(
Badar, Sa’l, Uhud dll.) baik waktu turunnya sebelum Rasulullah S.A.W
berhijrah maupun sesudahnya. Kelebihan teori ini yaitu hasil rumusan tentang
pengertian ayat atau surat makkiyyah dan Madaniyyah lebih jelas dan lebih
tegas dari teori lain, karena teori ini menegaskan bahwa orientasi tempat
sebagai pijakan ketentuan identitas ayat.Namun kriteria tersebut memiliki
beberapa kelemahan yaitu rumusannya tidak bias dijadikan batasan dan tidak
4

definitif.Sebab rumusannya belum bisa mencakup seluruh karakter ayat Al-


Qur’an.
C.2 Teori Historis ( Mulahazah Zaman an-Nuzul)
Teori ini berorientasi pada sejarah waktu turunnya ayat Al-Qurán. Menurut
teori ini, pengertian Makkiyyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah
S.A.W berhijrah. Sedangkan pengertian Madaniyyah adalah ayat yang turun
sesudah Rasulullah S.A.W berhijrah. Adapun teori ini merujuk pada hadis
yang sama dengan teori yang pertama yaitu HR. Abu Amr dan Uthman bin
Sa’id Ad-Darimi yang disandarkan pada Yahya bin Salam. Banyak sekali yang
mendukung teori ini, mulai dari ulama klasik, modern, hingga ulama
kontemporer saat ini.
Adapun yang menjadi kelebihan rumusan teori ini adalah karena mencakup
keseluruhan ayat atau surah Al-Qur’an, sehingga dapayt dijadikan ketentuan
dan rujukan yang memadai. Sedangkan kelemahannya hanya terletak pada
kejangggalan beberapa ayat atau surah Al-Qur’an yang nyata-nyata turun di
Makkah, tetapi karena turun sesudah hijrah lalu ia dianggap Madaniyyah.
Seprti Q.S Al-Maidah:3, yang mana ayat tersebut turun pada hari Jum’at di
Arafah pada waktuu Rasulullah S.A.W dan umat muslim sedang wukuf.
Demikian juga dengan Q.S An-Nisa:8, yang mana ayat tersebut turun di tengah
kota Makkah sewaktu Nabi Muhammad S.A.W berada di dalam Ka’bah”.
C.3 Teori Subjektif (Mulahazah Mukhatabin fi An-Nuzul)
Teori ini berorientasi pada subjek siapa yang dikhitabi(dituju) oleh ayat Al-
Qur’an. Menurut teori ini, pengertian Makkiyyah adalah ayat yang berisi
panggilan pada penduduk Makkah dengan menggunsksn khitub (wahai
manusia),( wahai orang-orang yang ingkar),( wahai anak adam).
Sedangkan ayat Madaniyyah adalah penduduk Madinah dengan panggilan; ( Wahai
orang-orang yang beriman).
Kelebihan teori ini adalah rumusannya dimengerti, dan lebih cepat dikenali dengan
kriteria panggilan(nida’,khitab)yang khas dari keduanya tersebut.Namun teori ini
5

banyak kelemahan dibandingkan dengan teori-teori yang lain.Setidaknya ada


beberapa kelemahan dari teori ini, diantaranya:4
1. Rumusan pengertiannya tak dapat dijadikan ketentuan,karena tak dapat
mencakup seluruh ayat Al-Qur’an. Dari keseluruhan ayat Al-Qurán yang
berjumlah 6236 ayat, hanya ada 511 ayat yang dimulai dengan panggilan(nida),
dan dari 511 ayat tersebut, yang dimulai dengan panggilan (nida’)yang khas
Makkiyyah berjumlah 292 ayat, dan yang khas Madaniyyah berjumlah 219
ayat.5
2. Rumusan kriterianya juga tidak dapat berlaku secara menyeluruh. Karena ada
beberapa ayat yang di mulai dengan panggilan( nida’) termasuk ayat
Makkiyyah. Seperti Q.S. Al- Baqarah:21, Q.S. An-Nisa:1, dan Q.S. An-
Nisa:133.6
3. Adapula beberapa ayat yang dimulai dengan panggilan (nida’, khitab)tetapi
bukan tergolong ayat Madaniyyah , tetapi ayat Makkiyyah misalnya dalam Q.S.
Al- Hajj:77.7
C.4 Teori Content Analysis ( Mulahazal Ma Tadammanat an-Nuzul)
Teori ini berorientas pada isi ayat Al-Qur’an.Menurut teori ini, pengertian
Makkiyyah adalah ayat yang memuat cerita umat dan para Nabi
terdahulu.Sedangkan pengertian Madaniyyah adalah ayat yang berisi hudud, faraid
dan sebagainya.
Kelebihan teori ini adalah bahwa kriterianya jelas, sehingga mudah dipahami, sebab
gampang dilihat antara lain; dari tanda-tanda tertentu. Sedang kelemahan teori ini
adalah dari sisi pelaksanaan pembedaan antara Makkiyyah dan Madaniyyahyang
tidak praktis,karena harus mempelajari isi yang terkandung di dalam ayat atau surah
Al Qur’an.
D. MANFAAT MENGETAHUI MAKKIYYAH DAN MADANIYYAH

Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyyah banyak faedahnya, diantaranya:8

4 UIN Sunan Ampel, Bahan Ajar Studi Al-Qur’an, ( Surabaya: UIN Sunan Ampel 2018, Cet. 8, hlm. 158
5 Ibid, hlm. 159-160
6 Ibid, hlm. 161
7 Ibid, hlm. 166
8 Manna Al-Qaththan Mabdhits, Fi U’lum Al-Qur’an, hlm. 71
6

a. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qru’an, sebab pengetahuan


mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan
menafsirkannya dengan tafsiran yang benar, sekalipun yang menjadi pegangan
adalah pengertian umum lafaz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu
seoranng Mufassir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang
Mansukh bila diantara kedua ayat tersebut terdapat makna yang
kontradiktif.Yang datang kemudian tentu merupakan nasikh atas yang
terdahulu.
b. Meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode
berdakwah menuju jalan Allah. Sebab setiap situasi mempunyai bahasanya
tersendiri. Memperhatikan apa yang menjadi tuntutan kondisi, sangat penting
dalam ilmu balaghah. Ciri khas gaya bahasa Makkiyyah dan Madaniyyah dalam
Al-Qur’an juga memberikan kepada orang yang mempelajarinya sebagai
sebuah metode dalam dakwah ke jalan Allah, agar dapat menyesuaikan dengan
psikologi lawan bicara, menguasai pikiran dan perasaannya serta dapat
memberikan solusi terhadap apa yang ada dalam dirinya dengan penuh
bijaksana.Setiap tahapan dakwah mempunyai topik dan polapenyampaian
tersendiri.Pola penyampaian itu berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan
manhaj, keyakinan dan kondisi lingkungan. Yang demikian tampak jelas dalam
berbagai cara Al-Qur’an menyeru berbagai golongan ; orang yang beriman,
yang musyrik, yang munafik dan Ahli kitab.
c. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qurán, sebab turunnya
wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dan segala peristiwa
yang menyertainya, baik pada periode Makkah maupun periode Madinah, sejak
turunnya iqra’hingga ayat yang terakhir diturunkan. Al-Qur’an adalah sumber
pokok bagi Rasulullah.Pola hidup beliau harus sesuai dengan Al-Qur’an, dan
Al-Qur’an memberikan kata putusterhadap perbedaan riwayat yang mereka
riwayatkan.
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Makkiyah adalah sesuatu (ayat atau surat) yang ditrunkan sebelum terjadinya hijrah Nabi
Muhammad S.A.W sedangkan Madaniyyah adalah yang diturunkan setelah hijrahnya Nabi
Muhammad S.A.W baik yang turun di Makkah atau Madinah ataupun yang turun buksn
pada keduanya.
Beberapa ciri Makkiyyah dan Madaniyyah adalah Setiap surat yang di dalamnya
mengandung “ayat-ayat sajdah” adalah Makkiyah.Setiap surat yang mengandung
lafazh kalla, adalah Makkiyyah. Lafazh ini hanya terdapat dalam separo terakhir
dari Al-qur’an. Dan disebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas
surat.Setiap surat yang mengandung “ya ayyuhan-nas”dan tidak mengandung “ya
ayyuhal-ladzina amanu,” adalah Makkiyyah, kecuali Surat Al- Hajj yang pada akhir
suratnya” terdapat ya ayyuhal-ladzinaamanurka’u wasjudu. Namun demikian,
sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat Makkiyah.Dan
masih ada ciri yang lainnya.
Teori penetuan Makkiyyah dan Madaniyyah:
1. Teori Geografis (Mulahazah Makan an-Nuzul)
Teori ini berorientasi pada tempat turunnya ayat atau surat Al-Qur’an
2. Teori Historis ( Mulahazah Zaman an-Nuzul)
Teori ini berorientasi pada sejarah waktu turunnya ayat Al-Qurán.
3. Teori Subjektif (Mulahazah Mukhatabin fi An-Nuzul)
Teori ini berorientasi pada subjek siapa yang dikhitabi (dituju) oleh ayat Al-
Qur’an.
4. Teori Content Analysis ( Mulahazal Ma Tadammanat an-Nuzul)
Teori ini berorientas pada isi ayat Al-Qur’an.
Manfaat mengetahui Makkiyyah dan Madaniyyah adalah Untuk dijadikan alat
bantu dalam menafsirkan Al-Qru’an, sebab pengetahuan mengenai tempat turun
ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran
yang benar, sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafaz,

7
8

bukan sebab yang khusus. Meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya
dalam metode berdakwah menuju jalan Allah. Mengetahui sejarah hidup Nabi
melalui ayat-ayat Al-Qurán, sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan
dengan sejarah dakwah dan segala peristiwa yang menyertainya, baik pada periode
Makkah maupun periode Madinah, sejak turunnya iqra’hingga ayat yang terakhir
diturunkan.
B. SARAN
Demikian makalah yang penuh dengan kekurangan ini kami buat, tentunya kami
sangat butuh bimbingan dan saran dari teman-teman semua, kedepan nya menjadi
pelajaran untuk kami agar makalah kami menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat
untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi, Al-Itqan Fi Ulumil Qur’an.


Manna Al-Qaththan, Mabdhits Fi U’lum Al-Qur’an.
UIN Sunan Ampel, Bahan Ajar Studi Al-Qur’an, Surabaya: UIN Sunan Ampel
2018, Cet. 8.

Anda mungkin juga menyukai