Anda di halaman 1dari 17

Mengenal Ayat Makiyah dan Madaniyah

dalam Al-Quran
Pengelola 27 Juni, 2008
Oleh : Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Al-Quran turun kepada Nabi Shallallahu alayhi wasallam secara berangsur-angsur dalam
jangka waktu 23 tahun dan sebagian besar diterima oleh Rasulullah Shallallahu alayhi
wasallam di Mekkah. ALLAH Taala berfirman :
Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (Al-Quran
surat Al-Israa:106)
Oleh karena itu para ulama rahimahullah membagi Al-Quran menjadi dua , yaitu :
- Al-Makiyah, yaitu ayat yang diturunkan kepada Nabi Shallallahu alayhi wasallam sebelum
hijrah ke Madinah.
- Al-Madaniyah, yaitu ayat yang diturunkan kepada Nabi Shallallahu alayhi wasallam setelah
hijrah ke Madinah.
Berdasarkan hal tersebut maka firman ALLAH Taala :
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. (Al-Quran surat Al-Maidah
ayat : 3), termasuk ayat Madaniyah walaupun turun kepada Nabi Shallallahu alayhi
wasallam pada haji wada di Arafah.
Disebutkan dalam shahih Al-Bukhari dari Umar bin Khaththab radhiyallahu taala anhu bahwa
dia berkata : Sungguh kami mengetahui hari dan tempat turunnya ayat tersebut kepada Nabi
Shallallahu alayhi wasallam, yaitu saat Beliau Shallallahu alayhi wasallam berada di Arafah
pada hari Jumat.
:: Perbedaan Surat Makiyah dan Madaniyah dari Sisi Konteks Kalimat dan Tema ::
- Perbedaan dari segi konteks kalimat :
1. Sebagian besar surat Makiyah mempunyai cara penyampaian yang keras dalam konteks
pembicaraan karena ditujukan kepada orang-orang yang mayoritas adalah pembangkang lagi
sombong dan hal tersebut sangat pantas bagi mereka. Bacalah surat Al- Mudatsir dan Al-Qamar.
Sedangkan sebagian besar surat Madaniyah mempunyai cara penyampaian lembut dalam konteks

pembicaraan karena ditujukan kepada orang-orang yang mayoritas menerima dakwah. Bacalah
surat Al-Maidah !.
2. Sebagian besar surat Makiyah pendek dan di dalamnya banyak terjadi perdebatan (antara para
Rasul dengan kaumnya), karena kebanyakan ditujukan kepada orang-orang yang memusuhi dan
menentang, sehingga konteks kalimat yang digunakan disesuaikan dengan keadaan mereka. Baca
surat At-Thur !, adapun surat Madaniyah kebanyakan panjang dan berisi tentang hukum-hukum
tanpa ada perdebatan karena keadaan mereka yang menerima dakwah. Baca ayat dain (ayat
tentang hutang) pada surat Al-Baqarah ayat 282.
- Perbedaan dari segi tema :
Sebagian besar surat Makiyah bertemakan pengokohan tauhid dan akidah yang benar, khususnya
berkaitan dengan tauhid uluhiyah dan penetapan iman kepada Hari Kebangkitan karena
kebanyakan yang diajak bicara mengingkari hal itu. Sedangkan sebagian besar surat Madaniyah
berisi perincian ibadah-ibadah dan muammalah karena keadaan manusia waktu itu jiwanya telah
kokoh dengan tauhid dan akidah yang benar, sehingga membutuhkan perincian tentang berbagai
ibadah dan muammalah.
Dalam ayat Madaniyah banyak disebutkan tentang jihad, hukum-hukumnya dan keadaan orang
munafik karena keadaan yang menuntut demikian dimana pada masa tersebut telah disyariatkan
jihad dan mulai bermunculan orang-orang munafik, berbeda dengan isi surat Makiyah.
:: Beberapa Faedah Mengetahui Surat Madaniyah dan Makiyah ::
Mengetahui surat Madaniyah dan Makiyah merupakan salah satu bidang ilmu Al-Quran yang
penting karena di dalamnya terdapat beberapa manfaat, diantaranya :
- Bukti ketinggian bahasa Al-Quran. Di dalam Al-Quran ALLAH Taala mengajak bicara
setiap kaum sesuai keadaan mereka baik dengan penyampaian yang keras maupun lembut.
- Tampaknya hikmah pembuatan syariat ini. Hal tersebut sangat nyata dimana Al-Quran
turun secara berangsur-angsur dan bertahap sesuai keadaan umat pada masa itu dan kesiapan
mereka di dalam menerima dan melaksanakan syariat yang diturunkan.
- Pendidikan terhadap para dai di jalan ALLAH azza wa jalla dan pengarahan bagi mereka agar
mengikuti metode Al-Quran dalam tata cara penyampaian dan pemilihan tema yakni
memulai dari perkara yang paling penting serta menggunakan kekerasan dan kelembutan
sesuai tempatnya.
- Pembeda antara nasikh (hukum yang menghapus) dengan mansukh (hukum yang
dihapus). Seandainya terdapat dua ayat yaitu Madaniyah dan Makiyah yang keduanya
memenuhi syarat-syarat nasikh (penghapusan) maka ayat Madaniyah tersebut menjadi nasikh
(hukum yang menghapus) bagi ayat Makiyah karena ayat Madaniyah datang belakangan setelah
ayat Makiyah.

=====================
Dinukil dari buku Bagaimana Kita Memahami Al-Quran, Karya Asy-Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-Utsaimin & Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu. Penerjemah : Muhammad
Qawwam, LC, Abu Luqman. Penerbit Cahaya Tauhid Press, Malang. Cet. Ke-1, Februari 2006.
Hal. 33-36. untuk blog http://najiyah1400h.co.nr

gambaq ahli kumpulan

Wednesday, March 24, 2010


PENGERTIAN MAKKIYAH & MADANIYAH DAN PERKARA BERKAITAN
DENGANNYA

PENGERTIAN MAKKIYAH & MADANIYAH DAN PERKARA BERKAITAN


DENGANNYA
Cara menentukan Makki dan Madani :
Untuk mengetahui dan menentukan makki dan madani para ulama bersandar pada dua cara
utama .Manhaj sima`i naqli ( metode pendengaran seperti apa adanya ) dan Manhaj qiyasi
ijtihadi ( menganalogikan dan ijtihad ).
1.Cara sima'i naqli : didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat yang hidup pada saat dan
menyaksikan turunnya wahyu atau dari para tabi`in yag menerima dan mendengar dari para
sahabat sebagaiamana, dimana dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu.
Sebagian besar penentuan makki dan madani itu didasarkan pada cara pertama.
Dan contoh-contoh diatas adalah bukti paling baik baginya.
Penjelasan tentang penentuan tersebut telah memenuhi kitab-kitab tafsir bil ma`tsur. Kitab
asbabun Nuzul dan pembahasan-pembahasan mengenai ilmu-ilmu Qur`an.
2. Cara qiysi ijtihadi : didasarkan pada ciri-ciri makki dan madani. Apabila dalam surah makki
terdapat suatu ayat yang mengandung ayat madani atau mengandung persitiwa madani, maka
dikatakan bahwa ayat itu madani dan sebaliknya. Bila dalam satu surah terdapat ciri-ciri makki,
maka surah itu dinamakan surah makki. Juga sebaliknya. Inilah yang disebut qiyas ijtihadi.
Perbezaan Makki dan Madani
Untuk membezakan makki dan madani, para ulama mempunyai tiga cara pandangan yang
masing-masing mempunyai dasarnya sendiri.
1) Pertama: Dari segi waktu turunnya. Makki adalah yang diturunkan sebelum hijrah meskipun
bukan dimekkah. Madani adalah yang turun sesudah hijrah meskipun bukan di madinah yang
diturunkan sesudah hijrah sekalipun dimekkah atau Arafah adalah madani Contoh : ayat yang
diturunkan pada tahun penaklukan kota makkah , firman Allah:

`Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak` ( anNisa` : 58 ). Ayat ini diturunkan di mekkah dalam ka`bah pada tahun penaklukan mekkah.
Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut. Karena ia lebih memberikan kepastian dan
konsisten.
2) Kedua : Dari segi tempat turunnya. Makki adalah yang turun di mekkah dan sekitarnya.
Seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madani ialah yang turun di madinah dan sekitarnya.
Seperti Uhud, Quba` dan Sil`. Pendapat ini mengakibatkn tidak adanya pembagian secara konkrit
yang mendua. Sebab yang turun dalam perjalanan, di Tabukh atau di Baitul Maqdis tidak
termasuk kedalam salah satu bagiannya, sehingga ia tidak dinamakan makki ataupun madani.
Juga mengakibatkan bahwa yang diturunkan dimakkah sesudah hijrah disebut makki.
3) Ketiga : Dari segi sasaran pembicaraan. Makki adalah yang seruannya ditujukan kepada
penduduk mekkah dan madani ditujukan kepada penduduk madinah. Berdasarkan pendapat ini,
para pendukungnya menyatakan bahwa ayat Qur`an yang mengandung seruan yaa ayyuhannas
( wahai manusia ) adalah makki, sedang ayat yang mengandung seruan yaa ayyu halladziina
aamanuu ( wahai orang-orang yang beriman ) adalah madani. Namun melalui pengamatan
cermat, nampak bagi kita bahwa kebanyakan surah Qur`an tidak selalu dibuka dengan salah satu
seruan itu, dan ketentuan demikianpun tidak konsisten. Misalnya surah baqarah itu madani,
tetapi didalamnya terdapat ayat makki.
3. KETENTUAN & CIRI-CIRI KHAS MAKKI DAN MADANI
Para ulama telah meneliti surah-surah makki dan madani, menyimpulkan beberapa ketentuan
analogis bagi keduanya yang menerangkan ciri-ciri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan
yang dibicarakannya. Dari situ mereka dapat menghasilkan kaedah-kaedah dengan ciri-ciri
tersebut.
1) Ketentuan Surah Makkiyah .
a) Setiap surah yang didalamnya mengandung `sajdah` maka surah itu makki.
b) Setiap surah yang mengandung lafaz ` kalla` berarti makki. Lafaz ini hanya terdapat dalam
separuh terakhir dari Qur`an dan di sebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas
surah.

c) Setiap surah yang mengandung yaa ayyuhan naas dan tidak mengandung yaa ayyuhal ladzinaa
amanuu, berarti makki. Kecuali surah al-Hajj yang pada akhir surah terdapat ayat yaa ayyuhal
ladziina amanuur ka`u wasjudu. Namaun demikian sebagian besar ulama berpendapat bahwa
ayat tersebut adalah makki.
d) Setiap surah yang menngandung kisah para nabi umat terdahulu adalah makki, kecuali surah
baqarah.
e) Setiap surah yang mengandung kisah Adam dan iblis adalah makki, kecuali surat baqarah.
f) setiap surah yang dibuka dengan huruf-huruf singkatan seperti alif lam mim, alif lam ra, ha
mim dll, adalah makki. Kecuali surah baqarah dan ali-imran, sedang surah Ra`ad masih
diperselisihkan.

2) Tema & Gaya Bahasa Surah Makkiyah


Dari segi ciri tema dan gaya bahasa, ayat makky dapatlah diringkas sebagai berikut :
a) Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah,
kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksanya, surga dan
nikmatnya, argumentasi dengan orang musyrik dengan menggunkan bukti-bukti rasional dan
ayat-ayat kauniah.
b) Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan ahlak mulia yang menjadi dasar
terbentuknya suatu masyarakat, dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan
darah, memakan harta anak yatim secara zalim. Penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan
tradisi buruk lainnya.
c) Menyebutkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelaran bagi mereka sehingga
megetahui nasib orang yang mendustakan sebelum mereka, dan sebagai hiburan buat Rasulullah
SAW sehingga ia tabah dalam mengadapi gangguan dari mereka dan yakin akan menang.
d) Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataannya
singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat keras. Menggetarkan hati, dan
maknanya pun meyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti surah-surah yang
pendek-pendek dan perkecualiannya hanya sedikit.
3) Ketentuan Surah Madani
a) Setiap surah yang berisi kewajiban atai had ( sanksi ) adalah madani.
b) Setiap surah yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik adalah madani, kecuali surah
al-ankabut adalah makki.
c) Setiap surah yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab adalah madani
4) Tema dan Gaya Bahasa surat Madaniyah

Dari segi ciri khas, tema dan gaya bahasa, dapatlah diringkaskan sebagai berikut :
a) Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan
internasiaonal baik diwaktu damai maupun perang, kaidah hukum dan masalah perundangundangan.
b) Seruan terhadap ahli kitab, dari kalangan yahudi dn nasrani. Dan ajakan kepada mereka untuk
masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka, terhadap kitab-kitab Allah,
permusuhan mereka terhadap kebenaran, dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada
mereka karena rasa dengki diantara sesama mereka.
c) Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisi kejiwaannya, membuka kedoknya dan
menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
d) Suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan
syariat serta menjelaskan tujuan dan sasarannya.
Surah- surah makiyah dan madaniah yang sah ada 20 surah :
1. Al-Baqarah
2. Ali 'Imran
3. An-Nisa'
4. Al-Ma'idah
5. Al-Anfal
6. At-Taubah
7. An-Nur
8. Al Ahzab
9. Muhammad
10. Al-Fath
11. Al- Hujrat
12. Al-Hadid
13. Al-Mujadilah
14. Al-Hashr
15. Al-Mumtahinah
16. Al-Jumuah
17. Al-Munafiqun
18. Al-Talaq
19. At-Tahrim
20. An-Nasr
Dan ada perbezaan pendapat pada 12 surah tersebut:
1. Al-Fatihah
2. Al-Rad
3. Al-Rahman
4. Al-saff

5. Al-Tagabun
6. Al-Mutaffifin
7. Al-Qadar
8. Al-Bayyinah
9. Al-Zalzalah
10. Al-Ikhlas
11. Al-Falaq
12. Al-Nas
Nama-nama surat makkiyah berdasarkan urutan turunnya (menurut sebagian besar Ulama).
01. Al'Alaq
02. Al-Qalam
03. Al-Muzammil
04. Al-Muddatstsir
05. Al-Fatihah
06. Al-Masab (Al-Lahab)
07. At-Takwir
08. Al-A'la
09. Al-Lail
10. Al-Fajr
11. Adh-Dhuha
12. Alam Nasyrah (Al-Insyirah)
13. Al-'Ashr
14. Al-Aadiyat
15. Al-Kautsar
16. At-Takatsur
17. Al-Ma'un
18. Al-Kafirun
19. Al-Fiil
20. Al-Falaq
21. An-Nas
22. Al-Ikhlas
23. An-Najm
24. 'Abasa
25. Al-Qadar
26. Asy-Syamsu
27. Al-Buruj
28. At-Tin
29. Al-Quraisy
30. Al-Qariah

31. Al-Qiyamah
32. Al-Humazah
33. Al-Mursalah
34. Qaf
35. Al-Balad
36. Ath-Thariq
37. Al-Qamar
38. Shad
39. Al-A'raf
40. Al-Jin
41. Yaasin
42. Al-Furqan
43. Fathir
44. Maryam
45. Thaha
46. Al-Waqi'ah 47. Asy-Syura
48. An-Naml
49. Al-Qashash
50. Al-Isra
51. Yunus
52. Hud 53. Yusuf
54. Al-Hijr
55. Al-An'am
56. Ash-Shaffat
57. Lukman
58. Saba'
59. Az-Zumar
60. Ghafir
61. Fushshilat
62. Asy-Syura
63. Az-Zukhruf
64. Ad-Dukhan
65. Al-Jatsiyah
66. Al-Ahqqaf
67. Adz-Dzariyah
68. Al-Ghasyiyah
69. Al-Kahf
70. An-Nahl
71. Nuh
72. Ibrahim
73. Al-Anbiya

74. Al-Mu'minun
75. As-Sajdah
76. Ath-Thur
77. Al-Mulk
78. Al-Haqqah
79. Al-Ma'arij
80. An-Naba'
81. An-Nazi'at
82. Al-Infithar
83. Al-Insyiqaq
84. Ar-Rum
85. Al-Ankabut
86. Al-Muthaffifin
87. Al-Zalzalah
88. Ar-Rad
89. Ar-Rahman
90. Al-Insan
91. Al-Bayyinah
Turunnya surah-surah Makiyyah lamanya 12 tahun, 5 bulan, 13 hari, dimulai pada 17 Ramadhan
40 tahun usia Nabi (Februari 610 M).
Nama-nama surat madaniyah berdasarkan urutan turunnya (menurut sebagian besar Ulama).
01. Al-Baqarah
02. Al-Anfal
03. Ali 'Imran
04. Al-Ahzab
05. Al-Mumtahanah
06. An-Nisa'
07. Al-Hadid
08. Al-Qital
09. Ath-Thalaq
10. Al-Hasyir
11. An-Nur
12. Al-Hajj
13. Al-Munafiqun
14. Al-Mujadalah
15. Al-Hujurat
16. At-Tahrim
17. At-Taghabun
18. Ash-Shaf
19. Al-Jum'at
20. Al-Fath

21. Al-Ma'idah
22. At-Taubah
23. An-Nash

4. FAEDAH MENGETAHUI MAKKI DAN MADANI


Pengetahuan tentang makkiyah dan madani banyak faedahnya diantaranya:
Pertama : Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Qur`an, Sebab pengetahuan mengenai
tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan mentafsirkannya dengan tafsiran
yang benar. Sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab
yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh
dengan yang mansukh, bila diantara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang
kemudian tentu merupakan nasikh yang tedahulu.
Kedua : Meresapi gaya bahasa Quran dan memanfaatkannya dalam metode dakwah menuju jalan
Allah. Sebab setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri. Memperhatikan apa yang dikehendaki
oleh situasi merupakan arti peling khusus dlam retorika. Karakteristik gaya bahasa makki dan
madani dalam Quran pun memberikan kepada orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam
penyampaian dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan kejiwaan lawan berbicara dan
menguasai pikiran dan perasaaannya serta menguasai apa yang ada dalam dirinya dengan penuh
kebijaksanaan.
Ketiga : Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Qur`an. Sebab turunnya wahyu
kepada Rasulullah SAW sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik dalam
periode mekkah maupun madinah. Sejak permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir
diturunkan. Qur`an adalah sumber pokok bagi peri hidup Rasulullah SAW, peri hidup beliau
yang diriwayatka ahlli sejarah harus sesuai denga Quran; dan Qur`an pun memberikan kata putus
terhadapa perbedaan riwayat yang mereka riwayatkan.
---------------------MUHAMMAD FAHMI BIN MD SABRI
4039
Posted by ARRUHUL JADID at 10:39 AM

KARAKTERISTIK AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYAHPENDAHULUAN


Al-Quran merupakan kalam Allah yang diwahyukan kepada NabiMuhammad saw. dan merupakan
mukjizat paling monumental sepanjangperjalanan sejarah umat manusia. Al-Quran merupakan mukjizat
yang bersifatkekal berbeda halnya dengan mukjizat-mukjizat para nabi terdahulu. Al-Quranakan tetap
terjaga keasliannya sepanjang masa dan tidak ada seorang pun yangmampu menyamai kehebatan alQuran dari segi tata bahasanya. Hal ini menjadibukti bahwa al-Quran benar-benar wahyu dari
Allah.Seperti telah kita ketahui bahwa al-Quran diterima oleh Rasulullah sawdalam kurun waktu 23
tahun yaitu ada yang diturunkan ketika Rasul berada diMakkah dan ada yang diturunkan ketika Rasul
berada di Madinah. Pada saat al-Quran diturunkan di Makkah, yakni pada awal pengangkatan (menjadi
Nabi),kaum muslimim masih sedikit, sementara kaum musyrikin begitu banyak.Sehingga untuk berdialog
dengan orang kafir harus memakai gaya bahasa yangtepat juga diperlukan suatu metode.Al-Quran turun
di Makkah sebagai pembela minoritas, yakni ornag-orangIslam dan penolong serta mempertahankan
mereka di tengah lingkungan musuh-musuh yang musyrik.Kemudian Rasulullah saw hijrah bersama
masyarakat tersebut dan beliaumenemui masyarakat muslim yang lain di Madinah. Al-Quran diturunkan
kepadaorang-orang Islam di Madinah, meluaskan hukum-hukum agama danmenggerakkan kaidah-kaidah
serta membangun masyarakat dan meletakkandasar-dasar kekuatan.Selanjutnya dalam makalah ini akan
dibahas mengenai karakteristik ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, yaitu apa yang dimaksud dengan MakkiyahMadaniyah dan bagaimana karakteristik ayat Makkiyah dan Madaniyah

1
PEMBAHASANA.
Pengertian Ayat Makiyah dan Madaniyah
Terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama dalam memaknaiMakkiyah dan Madaniyah karena
terdapat segi-segi dalam memberikan arti,segi tersebut antara lain :a.
Dari segi masa turunnya (
tartib zamany
).Ada yang berkata :

.



.
Makky, yang turun sebelum Rasul hijrah ke Madinah walaupun turunnyabukan di kota Makkah. Madany yang
turun sesudah hijrah walaupun di Makkah.
b.

Dari segi tempat turunnya (


tahdid makany
).Ada yang berkata :


.
Makky, ialah yang turun di Makkah, walaupun sesudah hijrah. Dan Madany, ialah yang turun di Madinah.
c.
Dari segi topik yang dibicarakan (
tahwil maudhu-y
).Ada yang berkata :


.
Makky, ialah yang menjadi khitbah kepada penduduk Makkah dan Madany ialah yang menjadi khitbah bagi penduduk
Madinah.

d.
Dari segi orang-orang yang dihadapinya (
tayin syakhsyi
).
1
Agar tidak terjadi kebingungan dalam memaknai Makkiyah danMadaniyah, ada baiknya kita lihat
potongan ayat al-Quran yaitu surah al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman :


... )
:(
Artinya :
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seoranglaki-laki dan seorang wanita, dan Kami telah
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan berpuak-puak (bersuku bangsa) supaya kamu saling mengenal
(Q.S. al-Hujurat : 13).Dalam buku Teuku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy dijelaskan bahwa jika ditinjau
dari segi tempat turunnya, ayat ini turun di Madinah. Jika kitatinjau dari segi masanya, ayat ini turun pada
tahun pengalahan Makkahsesudah hijrah. Dan jika ditinjau dari segi orangnya, maka ayat ini
ditujukankepada penduduk Makkah. Sedangkan jika kita memperhatikan maudhunyamaka tujuan ayat
ini ialah mengajak manusia berkenal-kenalan danmengingatkan manusia bahwa asal usul mereka adalah
satu.
2
Oleh karenanya ayat ini tidak dikatakan ayat Makkiyah secara mutlak dan tidak dimasukkan ke dalam
ayat Madaniyah secara mutlak. Ayat inidimasukkan ke dalam ayat yang turun di Madinah sedang
hukumnyadigolongkan ke dalam ayat-ayat yang turun di Makkah.Dari sini kita lebih mengutamakan
pembagian secara masa (
tartib zamany
), karena inilah yang tidak dapat diragukan. Mengenai orang danmaudhunya, maka hal itu merupakan
urusan kedua yang berpautan dengantartib zamany itu.
1
Teuku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy,
Ilmu-ilmu al-Quran (Ilmu-ilmu Pokok dalam Menafsirkan al-Quran)

, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 62.


2
Ibid,
hlm. 64.
3Dari uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa memang sulit untuk memaknai Makkiyah dan
Madaniyah secara khusus, karena hal ini jugamenjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Akan
tetapi yang biasadan umum digunakan untuk memaknai Makkiyah dan Madaniyah ialah darisegi masa
turunnya (
tartib zamany
).
B.
Karakteristik Ayat Makkiyah
Para ulama telah meneliti surah-surah Makky dan Madany, danmenyimpulkan beberapa ketentuan
analogis bagi keduanya, yangmenerangkan ciri-ciri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan
yangdibicarakan. Dari situ mereka dapat menghasilkan kaidah-kaidah dengan ciri-ciri tersebut.Adapun
ketentuan Makky ialah :1.
Setiap surah yang di dalamnya mengandung
sajdah
.2.
Setiap surah yang mengandung lafal
kalla
, lafal ini hanya terdapat dalamseparuh terakhir dari Quran. Dan disebutkan dalam tiga puluh tiga
kalidan lima belas surah.3.
Setiap surah yang mengandung seruan
ya-ayyuhan naasu
dan tidak mengandung
ya-ayyuhalladzina amanu
, terkecuali surah al-Hajj yangakhirnya terdapat
ya-ayyuhalladzina amanu irkau wasjudu
(Q.S al-Hajj :77). Namun demikian sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayattersebut adalah ayat
Makky.4.
Setiap surah yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu kecualisurah al-Baqarah.5.
Setiap surah yang mengandung kisah Adam dan Iblis, kecuali surah al-Baqarah.
46.
Setiap surah yang dibuka dengan huruf-huruf hijaiyah, seperti
Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Ha Mim
dan lain-lain. Terkecuali surah al-Baqarah danAli Imran, sedangkan surah ar-Rad masih diperselisihkan.
3
Sedang dari segi ciri tema dan gaya bahasa atau bisa juga disebutsebagai keistimewaan ayat Makkiyah
dapat diringkas sebagai berikut :1.

Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktianmengenai risalah, kebangkitan dan
hari pembalasan, hari kiamat dankengeriannya, neraka dan siksaannya, surga dan nikmatnya,
argumentasiterhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional danayat-ayat
kauniah.
4
2.
Penetapan dasar-dasar ibadah dan muamalah (pidana), etika, keutamaan-keutamaan umum.
Diwajibkannya shalat lima waktu, juga diharamkanmemakan harta anak yatim secara zalim, sebagaimana
sifat takabur dansifat angkuh juga dilarang, dan tradisi buruk lainnya.
5
3.
Menyebutkan kisah nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran bagimereka sehingga mengetahui
nasib orang yang mendustakan agamsebelum mereka; dan sebagai hiburan buat Rasulullah sehingga ia
tabahdalam menghadapi gangguang mereka.
6
4.
Suku katanya pendek-pendek disertai dengan kata-kata yangmengesankan, pernyataannya singkat,
ditelinga terasa menembus danterdengar sangat keras, menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan
3
Manna Khalil al-Qattan,
Mabahis fi Ulumil Quran,
(Cet. III, diterbitkan olehMansyurat al-Asr al-Hadis, 1973), Terj. Drs. Mudzakir AS,
Studi Ilmu-ilmu Quran
(Cet.II,Jakarta: PT Pustaka Litera AntarNusa, 1994), hlm, 86-87.
4
Ibid.
5
Dr. Fahd bin Abdurrahman ar-Rumi,
Ulumul Quran (Studi kompleksitas Al-Quran)
,Terj. Amirul Hasan dan Muhammad Halabi, (Cet. I Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996). Hlm173.
6
Manna Khalil al-Qattan,
Mabahis fi Ulumil Quran Loc. Cit.

5dengan diperkuat lafal-lafal sumpah; seperti surah-surah yang pendek-pendek, dan perkecualiannya
hanya sedikit.
7
C.
Karakteristik Ayat Madaniyah
Diantara ciri khusus dari surah-surah Madaniyah ialah :1.

Setiap surah yang berisi kewajiban atau


had
(sanksi).2.
Setiap surah yang di dalamnya disebutkan tentang orang-orang munafik,terkecuali surah al-Ankabut yang
diturunkan di Makkah adalah termasuk surah Makkiyah.3.
Setiap surah yang di dalamnya terdapat dialog antara Ahli Kitab,
8
sepertidapat kita dapati dalam surah al-Baqarah, an-Nisa, Ali Imran, At-Taubahdan lain-lain.
9
Adapun keistimewaan yang terdapat pada surah Madaniyah antara lainadalah sebagai berikut :1.
Al-Quran berbicara kepada masyarakat Islam Madinah, pada umumnyaberisi tentang penetapan hukumhukum, yang meliputi penjelasan tentangibadah, muamalah,
had
, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial,hubungan internasional baik diwaktu damai maupun
perang, dan lain-lain.
10
2.
Seruan terhadap Ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakankepada mereka untuk masuk
Islam, penjelasan mengenai penyimpanganmereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka
terhadapkebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada merekakarena rasa dengki
diantara sesame mereka.
11
3.
Di dalam masyarakat Madinah tumbuh sekelompok orang-orang munafik,lalu al-Quranmembeicarakan
sifat mereka dan menguak rahasia mereka.Al-Quran menjelaskan bahaya mereka terhadap Islam dan
kaum
7
Ibid.
8
Ibid.
9
Teuku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy,
Ilmu-ilmu al-Quran Op. Cit,
hlm.82.
10
Manna Khalil al-Qattan,
Mabahis fi Ulumil Quran Loc. Cit.
11
Ibid.

Anda mungkin juga menyukai