Sub Bahasan:
Kelompok 5
i
BAB I
PENDAHULUAN
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala telah menurunkan 4 kitab suci sebagai
pedoman bagi setiap hamba- Nya. Diantaranya adalah kitab Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa a.s, kitab Zabur yang diturunkan kepada
Nabi Daud a.s, kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s, dan yang
terakhir Al- Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Mengapa Al- Qur’an diturunkan paling akhir diantara semua kitab
sebelumnya?Karena Al- Qur’an merupakan bentuk penyempurnaan dari
kitab- kitab sebelumnya.Maka tidak heran, isi dan kandungan Al- Qur’an
sangatlah mulia dan patut kita muliakan.
Al- Qur’an terdiri dari 30 juz.114 surah, dan 6.666 ayat yang
mengatur setiap perkara secara mendetail. Dari Abdillah ibn Amr ibn Ash
RA “ Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “ Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari). Dari hadits inilah kita dapat
menyimpulkan bahwa dengan mengamalkan isi dan kandungan Al- Qur’an,
menyampaikan kebaikan, atau mengingatkan sesama muslim merupakan
hal yang baik dan merupakan anjuran dari Nabi Muhammad SAW.Dan
dari sinilah para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian
yang besar terhadap penyelidikan surat-surat Al-Qur’an. Mereka meneliti
Al-Qur’an ayat demi ayat dan surat demi surat untuk disusun sesuai
dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat.
Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu,
tempat dan pola kalimat.Cara demikian kemudian menjadi gambaran
mengenai penyelidikan ilmiah tentang Ulumul Qur’an.
1
BAB II
PEMBAHASAN
ُّ ْال َم ِك
ُّ ِي َما نَزَ َل ِب َم َّكة َولَ ْو بَ ْعدَ ال ِه َج َرةِ َوال َمدَن
ي َما نَزَ َل ِبال َم ِد ْي َن ِة
2
2. Berdasarkan khitab/ seruan/ panggilan dalam ayat tersebut
الرسُ ْو ِل َّ ِي َمانُ ِز َل قَ ْب َل ه ِْج َرة ُّ اَ ْل َم ِك,َوا ِْن َكانَ نُ ُز ْولُهُ بِغَي ِْر َم َّك ِة
ي َمانُ ِز َل َب ْعدَ َه ِذ ِه ْال ِه ْج َر ِة َوا ِْن َكانَ نُ ُز ْولُهُ ِب َم َّك َة ُّ َو ْال َمدَ ِن
3
2.2 CIRI-CIRI MAKKI DAN MADANY
1. Ciri-Ciri Makki (Makiyyah)
Menurut Jalal A (2000 : 78) dalam bukunya “Ulumul Qur’an”, Ciri-
ciri surat makiyyah adalah sebagai berikut :
4
2. Ciri-Ciri Madani (Madaniyyah)
2 Rosihon Anwar. Ulum Al-Qur’an (Bandung; Pustaka Setia, 2013) hal 106-107
3 Djalal, Abdul. 2013. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu
5
2.3 MANFAAT MENGETAHUI MAKKI DAN MADANY
6
madaniyyah tidak terpakai untuk zaman modern ini dan yang
diberlakukan adalah ayat-ayat makiyyah. 4
7
ilmu syariah dan kesusastraan Arab. Selain itu, ada pula Abu Ja’far bin
Zubair dengan karyanya “Al-Burhan fi Munasabah Tartib Suwar Al-
Qur’an”, Burhanuddin Al-Biqa’i dengan karyanya “Nuzhum Adh-Dhurar
fii Tatanasub Al-Ayi wa As-Suwar” dan As-Sayuti dengan karyanya
“Tanasuq Adh-Dhurar fi Tanasub As-Suwar”. 8
8
1. Munasabah dari Segi Sifat
Munasabah dari segi sifat ingin melihat jelas atau tidaknya
persesuaian antara ayat yang satu dengan ayat yang lain atau antara
surah yang satu dengan surah yang lain.
9
gunung bagaimana ditegakkan.Dan bumi bagaimana
dihamparkan?”
10
oleh setan, terbuka aurat keduanya, lalu berusaha
menutupinya dengan daun-daun surga. Dalam ayat 26 ini
dijelaskan 3 fungsi pakaian, yaitu untuk menutup aurat,
untuk perhiasan, dan untuk menunjukkan ketakwaan.
4) Takhallush (melepaskan kata satu ke kata lain), yakni
munasabah dalam bentuk perpindahan dari satu
pembicaraan ke pembicaraan lain yang bermaksud
membangkitkan semangat dan perasaan pembaca atau
pendengar yang dipisahkan oleh lafaz hadza. Contohnya
dalam QS. Asy-Syu’ara ayat 75-83. Ayat 75-76
menjelaskan tentang kisah Nabi Ibrahim, bahwa patung-
patung yang disembah oleh Bapak dan Kaumnya adalah
musuh Nabi Ibrahim. Kemudian bagian akhir ayat 77-83
beralih ke pembicaraan lain tetapi masih berkaitan
dengan pembicaraan sebelumnya.
11
2) Munasabah antara kandungan surah secara global dengan
kandungan surah berikutnya, yaitu materi surah yang
satu sangat berkaitan dengan materi surah yang lain.
Contohnya QS. Al-Baqarah terkait erat bahkan sama
dengan materi QS. Al-Fatihah. Keduanya sama-sama
menerangkan lima hal pokok kandungan Al-Qur’an,
yaitu masalah aqidah, ibadah, muamalah, kisah, dan janji
serta ancaman.
3) Munasabah antarawal surah dengan akhir surah, dalam
hal ini kandungan suatu surah berkaitan dengan apa yang
disebutkan di akhir surah tersebut. Contohnya QS. An-
Nisa diawali dengan masalah penciptaan manusia dengan
pasangannya yang kemudian menimbulkan perkawinan
yang berujung pada keturunan. Kemudian bagian
terakhir dari surah ini berbicara masalah kalalah yang
berhubungan dengan masalah waris. Terlihat ada
keserasian antara dua ayat tersebut, yaitu perkawinan dan
keturunan berkaitan erat dengan masalah warisan.
4) Munasabah antara akhir surah dengan berikutnya,
Munasabah jenis ini mencari hubungan antara awal satu
surah dengan akhir surah sebelumnya. Misalnya awal
surah Al-Hadid dengan akhir surah Al-Waqi’ah. Ayat
akhir surah Al-Waqi’ah berisi perintah untuk bertasbih
( Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
Yang Maha Agung), sedangkan ayat pertama surah Al-
Hadid menyatakan telah (Bertasbih kepada Allah semua
yang berada di langit dan yang berada di bumi. Terlihat
ada keserasian antara dua ayat tersebut.
5) Munasabah awal surah yang terdiri dari huruf-huruf
terpisah dengan huruf-huruf dalam surah yang sama.
Dalam hubungan ini, As-Suyuti mengemukakan surah-
12
surah yang diawali dengan huruf-huruf terpisah
menandakan bahwa huruf dan kata yang terdapat di
dalam surah tersebut didominasi oleh huruf-huruf
pembukanya itu.
13
Menurut Az-Zakasyi munasabah adalah ilmu yang sangat mulia,
dengan ilmu ini bisa diukur kemampuan (kecerdasan) seseorang, dan
dengan ilmu ini pula bisa diketahui kadar pengetahuan seseorang dalam
mengemukakan pendapat/pendiriannya. Sebagian orang memandang
bahwa penggalian ilmu munasabah dalam menafsirkan Al- Qur’an itu
tidak diperlukan.Padahal hal itu merupakan hal yang penting. Karena ilmu
tafsir tanpa ilmu munasabah itu tidaklah sempurna.
Suatu hal yang patut diingatkan di sini adalah bahwa pekerjaan
mencari hubungan antara sesama ayat Al-Qur’an memang bukan
merupakan perkara mudah yang bisa dilakukan sembarang orang.
Menelusuri munasabah Al-Qur’an antar bagian demi bagian merupakan
pekerjaan yang benar-benar menuntut ketekunan dan kesabaran seseorang,
bahkan boleh jadi hanya mungkin dilakukan manakala orang yang
bersangkutan memang bersungguh-sungguh memiliki keinginan untuk itu.
Karenanya, mudah dipahami jika kenyataan memang menunjukkan bahwa
tidak begitu banyak mufassir yeng melibatkan ilmu munasabah dalam
memaparkan penafsiran al- Qur’an. 10
BAB III
KESIMPULAN
1. Makkiyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi muhamamd
shallAllahu ‘alaihi wa sallam sebelum berhijrah ke Madinah sedangkan
Madaniyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
setelah berhijrah ke Madinah.
2. Ada beberapa definisi tentang Al-Makky dan Al-Madany yang diberikan
oleh para ulama’ yang mana masing-masing berbeda satu sama lain. Yang
pertama
1) Berdasarkan tempat turunya suatu ayat (tahdid makany).
2) Berdasarkan khitab/ seruan/ panggilan dalam ayat tersebut.
14
3) Berdasarkan masa turunnya ayat tersebut (tartib zamany).
Adapun ciri ciri Makiyyah,ayat dan surah nya pendek,ayat-ayatnya
puitis (bersajak),banyak menyebut qasam(sumpah),tasybih,amtsal,gaya
bahasa jarang bersifat konkret,dan surah al-makkiyah mengandung lafadz
kalla,yaitu di dalam Al-Qurab lafadz ini berulang sebanyak 33 kali dalam
15 surah.
Jika ciri-ciri Madaniyyah yaitu,surah-surahnya berisi hukum
pidana,surah-surahnya mengandung izin untuk berjihad,juga menjelaskan
tentang hukum-hukum amaliyah
3. "Munasabah" adalah suatu ilmu yang membahas tentang keterkaitan atau
keserasian ayat-ayat Al-Qur'an antara satu dengan yang lain. Sehingga ia
terlihat sebagai suatu ungkapan yang rapi dan sistematis. Qadi Abu Bakar
Ibnul 'Arabi menjelaskan: "Mengetahui sejauh mana hubungan antara ayat
yang satu".
4. Ketika meneliti uraian dalam surah Al-Qur'an yang dituntut oleh aturan,
keindahan bahasa (balaghah) itu sangat penting dalam hal dekat atau
jauhnya dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Menurut Al-Biqa'i, bila
seseorang melakukan kaidah umum tersebut, maka ia akan mengetahui
keserasian atau munasabah susunan Al-Qur'an.
5. Menurut Mustoifah, dkk (2018: 134-141) dalam bukunya yang berjudul
“Studi Al-Qur’an : Teori dan Aplikasinya dalam Penafsiran Ayat
Pendidikan”, munasabah diklasifikasikan menjadi beberapa macam.Baik
dilihat dari sifat-sifatnya, dari segi materinya, maupun dari segi maudhu’i.
6. Ilmu munasabah merupakan bagian dari ilmu-ilmu Al-Qur'an yang
posisinya sangat penting dalam rangka menjadikan keseluruhan ayat. Hal
ini adalah kesatuan yang utuh (holistik) yang jika dipahami sepotong-
sepotong akan terjadi model penafsiran atomostik. Maka dari itu, ilmu
mungetahui kadar pengetahuan seseorang dalam mengemukakan
pendapat/pendiriannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Rosihon Anwar. Ulum Al-Qur’an (Bandung; Pustaka Setia, 2013) hal 106-107
Ibid.
16