Anda di halaman 1dari 4

MAKKIYAH DAN MADANIYAH

A. Pengertian
Ada beberapa definisi tentang makkiyah dan madaniyah, para ulama berbeda pendapat karena adanya
kriteria yang berbeda pula.
a. Berdasarkan tempat: Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di Mekkah sekalipun setelah hijrah, dan
Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah.
Namun pendapat ini mempunyai kelemahan karena tidak semua ayat tercakup didalamnya karna ada ayat yang
turun jauh dari kota Mekkah dan Madinah.
Misalnya QS al-Zahruf (43): 45 diturunkan di Bait al-Maqdis.
             
Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul kami yang telah kami utus sebelum kamu: "Adakah kami menentukan
tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah yang Maha Pemurah?"

b. Berdasarkan Khithab/obyek: Makkiyah adalah ayat-ayat yang khithabnya penduduk Mekkah, dan
Madaniyah adalah ayat-ayat yang khitabnya adalah penduduk Madinah.
Pendapat ini juga mempunyai kelemahan karena tidak semua ayat yang dimulai dengan “yaayyuhannaas” adalah
makkiyah, begitu pula tidak semua ayat madaniyah dimulai dengan kata “yaayyuhallziina amanuu” sebagai
salah satu ciri ayat madaniyah.
c. Berdasarkan waktu: Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Nabi hijrah ke Madinah sekalipun turun
di luar kota Mekkah, dan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Nabi hijrah ke Madinah.
d. Berdasarkan tema, makkiyah adalah ayat-ayat atau surah-surah yang temanya tauhid, surga, neraka, dll.
Sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat atau surah yang temanya hukum-hukum, misalnya hukum waris
hukum ekonomi, riba, politik, jihad, dll.

B. Cara Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah:


Tidak mudah mengidentifikasi ayat-ayat makkiyah dan madaniyah di dalam al-Qur’an. Para ulama
mengidentifikasi melalui dua cara:
a. Pendekatan transmisi/periwayatan (sima’i naqli), yaitu pendekatan berdasarkan pada riwayat yang
shahih, yang bersumber dari para sahabat yang hidup pada masa turunnya wahyu dan menyaksikan
turunnya wahyu tersebut.
b. Pendekatan analogi (qiyasi ijtihadi), yaitu mendasarkan pada ciri-ciri khusus yang ada pada surah
makkiyah dan madaniyah

Menurut Manna al-Qaththan metode sima’i adalah yang berdasar pada Naql (riwayat) dan Qiyasi adalah
yang berdasar pada aql (akal/analogi). Sedang aql dan naql (akal dan riwayat) merupakan dua sarana manusia
untuk mencapai pengetahuan.

C. Ciri-ciri ayat Makkiyah dan Madaniyah:

a. Ciri-ciri ayat Makkiyah al:


1. Pada umumnya dimulai dengan kata “ya ayyuhannas”.
2. Setiap surah yang mengandung kisah para Nabi dan umat terdahulu kecuali surah al-Baqarah.
3. Berisi kisah Nabi Adam dan Iblis.
4. Surah yang dimulai dengan huruf tahajji, kecuali surah al-Baqarah dan A>lu Imra>n, sedangkan surah
al-Ra’d masih diperselisihkan para ulama.
5. Ayatnya pendek-pendek (ciri-ciri aglabi/umum)
6. Berbicara tentang ketauhidan, se dan hari akhirat, kdangkan neraka berisi tentang kemasyarakatan..

1
7. Mengajak manusia berakhlak mulia.
8. Banyak terdapat lafaz sumpah.
9. Setiap surah yang mengandung kata-kata kalla>

b. Ciri-ciri ayat madaniyah al:


1. Pada umumnya ayatnya panjang-panjang
2. Umumnya dimulai dengan seruan ‫ﯾﺎ اﯾﮭﺎ اﻟﺪﯾﻦ اﻣﻨﻮا‬
4. Mengandung izin berjihad/ berperang.
5. Berisi tentang ibadah dan muamalah.
6. Berisi tentang kemasyarakatan.

Muhammad ibn Ayyub al-Dharis (w. 294 H) menulis tentang ayat-ayat yang turun di Makkah dan
Madinah.

Ayat-ayat sajdah (artinya sujud): ayat-ayat yang apabila dibaca disunnahkan kita untuk sujud tilawah.
Surah al-Sajdah adalah surah ke-32 dalam alquran. Misalnya pada ayat ke-15 QS al-Sajdah:
                
15. Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat kami adalah mereka yang apabila
diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud[1192] seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan
lagi pula mereka tidaklah sombong.

[1192] maksudnya mereka sujud kepada Allah serta khusyuk. Disunahkan mengerjakan sujud tilawah
apabila membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah yang seperti ini.

QS Al-Furqan (25):60

              
60. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang",
mereka menjawab:"Siapakah yang Maha Penyayang itu? apakah kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu
perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman).

QS al-‘Alaq (96): 19
      
19. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada
Tuhan).

Klassifikasi surah Makiyah dan Madaniyah

1. Surah-surah Makkiyah sesuai kronologis (tertib nuzul) menurut al-Suyuthi dalam al-Itqan berjumlah 86
surah. Yaitu:
1. QS al-‘Alaq
2. QS al-Qalam
3. QS Muzzammil
4. QS al-Muddatsitsir
5. QS al-Fatihah
6. QS al-Lahab
7. QS al-Takwir
8. Qsal-A’la
2
9. QS al-Lail
10. QS al-Fajr
11. Dan seterusnya

2. Surah-surah Madaniyah sesuai kronologis (tertib nuzul) berjumlah 28 surah. Yaitu:


1. QS al-Baqarah
2. QS al-Anfal
3. QS Ali Imran
4. QS al-Ahzab
5. QS al-Mumtahanah
6. QS al-Nisa
7. QS al-Zalzalah
8. QS al-Hadid
9. QS Muhammad
10. QS al-Ra’d
11. QS al-Rahman
12. QS al-Insan
13. QS al-Thalaq
14. QS al-Bayyinah
15. QS al-Hasyr
16. QS al-Nashr
17. QS al-Nur
18. QS al-Hajj
19. QS al-Munafiqun
20. Al-Mujadilah
21. QS al-Hujurat
22. QS al-Tahrim
23. QS al-Shaif
24. QS Al-Jumu’ah
25. QS al-Taghabun
26. QS al-Fath
27. QS al-Taubah
28. QS al-Maidah

Di antara surah-surah tersebut terdapat surah-surah yang diperselisihkan. Ada yang memasukkan dalam
kategori makkiyah, ada juga yang memasukkan dalam kategori madaniyah. Dalam hal ini ada 17 surah, yaitu:
1. QS al-Fatihah
2. QS al-Nisa
3. QS al-Ra’d
4. QS Yunus
5. QS al-Furqan
6. QS Shad
7. QS Muhammad
8. QS al-Rahman
9. QS al-Hadis
10. QS Shaf
11. QS al-Jumu’ah
12. QS al-Taghabun
13. QS al-Mulk
14. QS al-Insan
15. QS al-Muthaffifin

3
16. QS al-A’la
17. QS al-‘Adiyat

Sedangkan menurut al-Qaththan dalam bukunya mabahits fi ‘ulum alquran, yang makkiyah berjumlah
82 surah, yang madaniyah berjumlah 20 surah dan yang diperselisihkan berjumlah 12 surah.
Pertanyaan-pertanyaan:

D. Manfaat/urgensi mengetahui ayat makkiyah dan madaniyah:

1. Dapat mengetahui sejarah hukum Islam dan perkembangannya atau mengetahui betapa bijaksananya
penerapan hukum Islam terhadap umat, dengan adanya tahapan dalam pemberlakuan hukum tersebut.
2. Dapat meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran, kesucian dan keaslian al-Qur’an.(dengan melihat
perhatian para sahabat).
3. Dapat mengetahui keadaan lingkungan masyarakat pada waktu turunnya ayat al-Qur’an terutama
masyarakat Mekkah dan Madinah.
4. Dapat mengetahui uslub/gaya bahasa al-Qur’an yang berbeda-beda dari ayat Makkiyah dan Madaniyah.
(Subhi as-Shalih: 1977:167).
5. Membantu dalam menafsirkan ayat-ayat alquran
6. Sebagai pedoman bagi langkah-langkah Dakwah.

Anda mungkin juga menyukai