Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN ULUMUL HADIST

“ Ayat Makiyah dan Madaniyah ”

Di bimbing oleh :
Ahmad Saepudin, S.Ud, M.Ud

Disusun oleh :
Rifa Damayanti (19462042)
Perbankan Syari’ah

STIE SYARI’AH INDONESIA 2019


Jl. Veteran No.150, Ciseureuh, Kec. Purwakarta, Kabupaten Purwakarta,
Jawa Barat 41118
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mempelajari Al-Qur’an merupakan hal wajib bagi umat Islam. Dalam kita mempelajari
tentang Al-Qur’an tentu tidak akan terlepas dari mempelajari sejarah ilmu Al-Qur’an itu sendiri.
Pengetahuan tentang sejarah ilmu Al-Quran tentu juga akan mencakup pembahasan mengenai
tahap-tahap Al-Qur’an itu diturunkan. Dalam kita mempelajari tentang tahap-tahap Al-Qur’an
diturunkan, tentu akan membuat kita mengenal istilah “makiyyah” dan “madaniyyah”.
Istilah makkiyah dan madaniyah dalam Ulumul Qur’an menjadi penting untuk kita pelajari.
Karena dengan mengetahui tentang makkiyah dan madaniyah dalam Ulumul Qur’an, maka
secara tidak langsung kita dapat memperdalam ilmu tentang Al-Qur’an khusunya pada tahapan-
tahapan Al-Qur’an diturunkan.
Oleh sebab itu, pada pembahasan makalah ini, kita akan membahas tentang makkiyah dan
madaniyah, mulai dari pengertian hingga manfaat yang kita dapatkan bila kita memahami lebih
jauh tentang makkiyah dan madaniyah.

B.     RumusanMasalah
Rumusan masalah yang dibahas pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.   Apakah yang dimaksud dengan makkiyah dan madaniyyah dalam ulumul qur’an?
2.   Apa manfaat mengetahui tentang ilmu makiyyah dan madaniyyah?

C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.   Menjelaskan ilmu makkiyyah dan madaniyyah dalam Ulumul Qur’an.
2.   Menjelaskan manfaat mengetahui makiyyah dan madaniyyah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah

1.      Pengertian Makkiyah
      Makkiyah artinya adalah keseluruhan surat-surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota
Makkah.[1] Yakni pada masa Nabi Muhammad SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12
tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhan tahun 41 dari milad hingga Rabi’ul Awal tahun 54 dari
Milad Nabi Muhammad SAW.
2.      Pengertian Madaniyyah
      Madaniyah artinya semua surat-surat dalam Al-Qur’an  yang diturunkan di Kota Madinah.
Surat-surat yang masuk ke dalam surat Madaniyah adalah surat-surat yang turun ketikaNabi
Muhammad SAW sudah melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu selama 9 tahun 9
bulan 9 hari, dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad Nabi Muhammad SAW sampai 9
Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau tahun 10 Hiiriyah.

B.     Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah


1.      Ciri-ciri Makkiyah
a)      Ciri-ciri khusus surat Makkiyah
·         Mengandung ayat-ayat Sadjah atau sajadah.[2]
·         Terdapat lafal: kalla.[3]
·         Di dalam surat-surat Makkiyah terdapat seruan dengan kalimat“ya-ayyuhannaasu” yang
artinya : ”wahai manusia”
·         Menceritakan kisah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah.
·         Menceritakan kisah Nabi Adam danIblis, kecuali dalam surat Al-Baqarah.
b)      Ciri-ciri umum surat Makkiyah (aghlabiyah)
·         Ayat-ayatnya pendek dan surat-suratnya pendek-pendek.
·         Lafal kuat dan keras.
·         Mengandung seruan pokok-pokok iman kepada Allah, hari kiamat, dan menggamabarkan
keadaan surga dan neraka.
·         Menyeru manusia berperilaku mulia dan berjalan lapang di atas jalan kebaikan.
·         Mencela amal orang musyrik, yakni bertumpahan darah, memakan harta anak yatim, dan
mengubur anak perempuan hidup-hidup.
2.      Ciri-ciri Madaniyah
a)      Ciri-ciri khusus surat Madaniyah
·         Menjelaskan tentang hukuman-hukuman tindak pidana, fara-id, hak-hak perdata, peraturan
yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan, kemasyarakatan dan kenegaraan.
·         Menceritakan tentang orang-orang munafik terkecuali Q.S. Al-Ankabut yang diturunkan di
Makkah.
·         Kebanyakan firman Allah dalam surat-surat Madaniyah dimulai dengan lafal;
“Yaayyuhalladziinaamanuu” yang artinya “wahai orang-orang yang beriman”.[4]
b)      Ciri-ciri umum surat Madaniyah
·         Surat-suratnya panjang-panjang, sebagaian ayat-ayatnya panjang-panjang, serta jelas
menerangkan hukum dengan memakai uslub yang terang.
·         Menjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukan kepada hakikat-hakikat
keagamaan.

C.    Surat-surat Makkiyah dan Madaniyah


1. Surat-surat Makkiyah menurut tertib turunnya
Berikut ini adalah surat-surat Makiyyah menurut tertib turunnya berdasarkan keterangan
sebagian ulama.
1) Al- ‘Alaq 44) Maryam                            
2)  Al-Qalam 45) Thaha
3) Al- Muzammil 46) Al-Waqi’ah
4) Al-Muddatsir 47) Asy-Syura
5) Al- Fatihah 48) An-Naml
6) Al- Masad (Al- Lahab) 49) Al-Qashash
7) At-Takwir 50) Al-Isra’
8) Al-A’la 51) Yunus
9) Al-Lail 52) Hud
10) AL- fajr 53) Yusuf
11) Ad-Dhuha 54) Al-Hijr
12) Al-Insyirah 55) Al-An’am
13) Al-Ashr  56) Ash-Shaffat
14) Al-Adiyat 57) Luqman
15) Al-Kautsar 58) Az-Zumar
16) At-Takatsur  59) Saba
17) Al- Ma’un 60) Ghafir
18) Al- Kafirun 61) Fushshilat
19) Al-Fil 62) Asy-Syura
20) Al-Falaq 63) Az-Zukhruf
21) An-Nas 64) Ad-Dukhan
22) Al- Ikhlas 65) Al-Jatsiah
23) An-Najm 66) Al-Ahqaf
24) Abasa 67) Al-Dzariyat
25) Al-Qadar 68) Al-Ghasyiah                     
26) Asy-Syamsu  69) Al-Khaf
27) Al-Buruj 70) An-Nahl
28) At-Tin  71) Nuh
29) Al-Quraisy    72) Ibrahim
30) Al-Qari’ah 73) Al-Anbiya’
31) Al-Qiyamah   74) Al-Mukminun
32) Al-Humazah      75) As-Sajdah
33) Al-Mursalat  76) Ath-Thur
34) Qaf        77) Al-Mulk
35) Al-Balad    78) Al-Haqqah
36) Ath-Thariq     79) Al- Ma’arij
37) Al-Qamar    80) An-Naba
38) Shad      81) An-Nazi’at
39) Al-A’raf       82) Al- Infithar
40) Al-Jin    83) Al-Insyiqaq
41) Yasin   84) Ar-Rum
42) Al-Furqan   85) Al-Ankabut
43) Fatir   86) Al- Muthaffifin

           Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa surat Al-Muthaffifin (Tathfif) itulah surat yang
terakhir turun di Makkah.[5]
           Menurut Al-Khudhary, selain surat-surat yang telah tersebut di atas, ada juga surat-surat
yang termasuk dalam golongan Makiyyah, di antaranya:
87) Az-Zalzalah   90) Al-Insan
88) Ar-Ra’d 91) Al-Bayyinah
89) Ar-Rahman
Surat-surat yang lima buah tersebut ada sebagian ulama memasukannya ke dalam bagian
Madaniyyah.
2. Surat-surat Madaniyah menurut tertib turunnya ialah:
1) Al-Baqarah  13) Al-Munafiqun
2)  Al- Anfal     14) Al-Mujadalah
3)  Ali-Imran   15) Al-Hujurat
4)  Al-Ahzab     16) At-Tahrim
5)  Al- Mumtahanah  17) At-Taghabun
6)  An-Nisa       18) Ash-Shaf
7)  Al-Hadid       19) Al-Jumua’ah
8)  Al- Qital( Muhammad) 20) Al-Fat-hu 
9)  Ath-Thalaq 21) Al-Ma’idah
10) Al- Hasyr 22) At-Taubah
11)  An-Nur   23) An-Nashr
12)  Al-Haj

     Menurut pendapat sebagian ahli tafsir, menetapkan bahwa surat-surat yang turun di Madinah
sejumlah dua puluh delapan , di antara 23 surat di atas ditambah dengan 5 surat di bawah ini :
1)      Az –Zalzalah                                
2)      Ar-Ra”d
3)      Ar-Rahman
4)      Al-Insan
5)      Al-Bayyinah

       Ibnu Hashshar dalam kitab An-Nasikh wa al-mansukh mengatakan bahwa surat yang


disepakati turunnya di Madinah sejumlah 20 surat yaitu :
1)    Al-Baqarah 11)  Al-Hujarat
2)    Ali-Imran 12)  Al-Hadid
3)    An-Nisa 13)  Al Mujadalah
4)    Al-Maidah 14)  Al-Hasyr
5)    An-Anfal 15)  Al-Mumtahanah
6)    At-Taubah 16)  Al-Jum”ah
7)    An-Nur 17)  Al-Munafiqun
8)    Al-Ahzab 18)  Ath-Thalaq
9)    Muhammad 19)  At-Tahrim
10)  Al-Fat-Hu 20)  An-Nashr

Surat-surat yang diperselisihkan sejumlah 11 surat yaitu


1) Al-Fatihah 8) Al bayyinah
2) Ar-Ra’du 9) Az-Zalzalah
3) Ar-Rahman 10)  Al-Ikhlas
4) Ash-Shaf 11) Al-Mu’auwidzatani
5) At-Taghabun 12) Al- Falaq
6)  At-Tathfif 13) An-Nas
7) Al-qadar
Selain dari ayat tersebut , disepakati turunnya di Makkah yaitu sejumlah 82 surat.

D.    Manfaat Mengetahui Ayat Makkiyah dan Madaniyah


1.      Kita dapat membedakan mana ayat Nasikh dan ayat Mansukh.[6]
2.      Mengetahui pensyairatkan hukum dan penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur.
3.      Mempermudah dalam menafsirkan Al-Qur’an dan memahami pengertiannya.
4.      Mempermudah dalam menghayati ayat-ayat Al-Qur’an dan menirunya dalam
menyampaikan dakwah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

           Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Makkiyah adalah keseluruhan surat-
surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota Makkah, yakni pada masa Nabi Muhammad
SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhantahun 41
dari milad hingga Rabi’ul Awal tahun 54 dari Milad Nabi Muhammad SAW.
           Sementara Madaniyah adalah semua surat-surat dalam Al-Qur’an  yang diturunkan di
Kota Madinah. Surat-surat yang masuk ke dalam surat Madaniyah adalah surat-surat yang turun
ketika Nabi Muhammad SAW sudah melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu selama 9
tahun 9 bulan 9 hari, dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad Nabi Muhammad SAW
sampai 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau tahun 10 Hiiriyah.
                 Banyak manfaat bila kita mengetahui ayat makkiyah dan madaniyah. Di
antaranya kita dapat membedakan mana ayat Nasikh dan ayat Mansukh, mengetahui
pensyairatkan hukum dan penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur, mempermudah dalam
menafsirkan Al-Qur’an dan memahami pengertiannya, serta mempermudah dalam menghayati
ayat-ayat Al-Qur’an dan menirunya dalam menyampaikan dakwah.

          
DAFTAR PUSTAKA

Masyhur, Kahar. 1992. Pokok-Pokok Ulumul Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta.


Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2002. Ilmu-Ilmu Al Qur’an. Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra.
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2002. Sejarah dan PengantarIlmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.

          [1]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an danTafsir, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 44.
[2]Ayat sadjah atau sajadah  adalah ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an yang bila dibaca
disunahkan bagi yang membaca dan mendengar untuk melakukan sujud tilawah.
[3]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al Qur’an, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002),
hlm. 80.
[4]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Al Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 48.
[5]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Al Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 46.
[6]Pengertian nasikh-mansukh berasal dari kata nasakh. Secara istilah diartikan sebagai proses
penghapusan atau pembatalan hukum syar’i yang telah ada untuk kemudian digantikan dengan
hukum syar’i yang datang kemudian.

Anda mungkin juga menyukai