Di bimbing oleh :
Ahmad Saepudin, S.Ud, M.Ud
Disusun oleh :
Rifa Damayanti (19462042)
Perbankan Syari’ah
A. Latar Belakang
Mempelajari Al-Qur’an merupakan hal wajib bagi umat Islam. Dalam kita mempelajari
tentang Al-Qur’an tentu tidak akan terlepas dari mempelajari sejarah ilmu Al-Qur’an itu sendiri.
Pengetahuan tentang sejarah ilmu Al-Quran tentu juga akan mencakup pembahasan mengenai
tahap-tahap Al-Qur’an itu diturunkan. Dalam kita mempelajari tentang tahap-tahap Al-Qur’an
diturunkan, tentu akan membuat kita mengenal istilah “makiyyah” dan “madaniyyah”.
Istilah makkiyah dan madaniyah dalam Ulumul Qur’an menjadi penting untuk kita pelajari.
Karena dengan mengetahui tentang makkiyah dan madaniyah dalam Ulumul Qur’an, maka
secara tidak langsung kita dapat memperdalam ilmu tentang Al-Qur’an khusunya pada tahapan-
tahapan Al-Qur’an diturunkan.
Oleh sebab itu, pada pembahasan makalah ini, kita akan membahas tentang makkiyah dan
madaniyah, mulai dari pengertian hingga manfaat yang kita dapatkan bila kita memahami lebih
jauh tentang makkiyah dan madaniyah.
B. RumusanMasalah
Rumusan masalah yang dibahas pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan makkiyah dan madaniyyah dalam ulumul qur’an?
2. Apa manfaat mengetahui tentang ilmu makiyyah dan madaniyyah?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan ilmu makkiyyah dan madaniyyah dalam Ulumul Qur’an.
2. Menjelaskan manfaat mengetahui makiyyah dan madaniyyah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Makkiyah
Makkiyah artinya adalah keseluruhan surat-surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota
Makkah.[1] Yakni pada masa Nabi Muhammad SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12
tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhan tahun 41 dari milad hingga Rabi’ul Awal tahun 54 dari
Milad Nabi Muhammad SAW.
2. Pengertian Madaniyyah
Madaniyah artinya semua surat-surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota Madinah.
Surat-surat yang masuk ke dalam surat Madaniyah adalah surat-surat yang turun ketikaNabi
Muhammad SAW sudah melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu selama 9 tahun 9
bulan 9 hari, dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad Nabi Muhammad SAW sampai 9
Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau tahun 10 Hiiriyah.
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa surat Al-Muthaffifin (Tathfif) itulah surat yang
terakhir turun di Makkah.[5]
Menurut Al-Khudhary, selain surat-surat yang telah tersebut di atas, ada juga surat-surat
yang termasuk dalam golongan Makiyyah, di antaranya:
87) Az-Zalzalah 90) Al-Insan
88) Ar-Ra’d 91) Al-Bayyinah
89) Ar-Rahman
Surat-surat yang lima buah tersebut ada sebagian ulama memasukannya ke dalam bagian
Madaniyyah.
2. Surat-surat Madaniyah menurut tertib turunnya ialah:
1) Al-Baqarah 13) Al-Munafiqun
2) Al- Anfal 14) Al-Mujadalah
3) Ali-Imran 15) Al-Hujurat
4) Al-Ahzab 16) At-Tahrim
5) Al- Mumtahanah 17) At-Taghabun
6) An-Nisa 18) Ash-Shaf
7) Al-Hadid 19) Al-Jumua’ah
8) Al- Qital( Muhammad) 20) Al-Fat-hu
9) Ath-Thalaq 21) Al-Ma’idah
10) Al- Hasyr 22) At-Taubah
11) An-Nur 23) An-Nashr
12) Al-Haj
Menurut pendapat sebagian ahli tafsir, menetapkan bahwa surat-surat yang turun di Madinah
sejumlah dua puluh delapan , di antara 23 surat di atas ditambah dengan 5 surat di bawah ini :
1) Az –Zalzalah
2) Ar-Ra”d
3) Ar-Rahman
4) Al-Insan
5) Al-Bayyinah
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Makkiyah adalah keseluruhan surat-
surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota Makkah, yakni pada masa Nabi Muhammad
SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhantahun 41
dari milad hingga Rabi’ul Awal tahun 54 dari Milad Nabi Muhammad SAW.
Sementara Madaniyah adalah semua surat-surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di
Kota Madinah. Surat-surat yang masuk ke dalam surat Madaniyah adalah surat-surat yang turun
ketika Nabi Muhammad SAW sudah melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu selama 9
tahun 9 bulan 9 hari, dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad Nabi Muhammad SAW
sampai 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau tahun 10 Hiiriyah.
Banyak manfaat bila kita mengetahui ayat makkiyah dan madaniyah. Di
antaranya kita dapat membedakan mana ayat Nasikh dan ayat Mansukh, mengetahui
pensyairatkan hukum dan penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur, mempermudah dalam
menafsirkan Al-Qur’an dan memahami pengertiannya, serta mempermudah dalam menghayati
ayat-ayat Al-Qur’an dan menirunya dalam menyampaikan dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
[1]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an danTafsir, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 44.
[2]Ayat sadjah atau sajadah adalah ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an yang bila dibaca
disunahkan bagi yang membaca dan mendengar untuk melakukan sujud tilawah.
[3]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al Qur’an, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002),
hlm. 80.
[4]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Al Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 48.
[5]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Al Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 46.
[6]Pengertian nasikh-mansukh berasal dari kata nasakh. Secara istilah diartikan sebagai proses
penghapusan atau pembatalan hukum syar’i yang telah ada untuk kemudian digantikan dengan
hukum syar’i yang datang kemudian.