Disusun Oleh:
GENTENG BANYUWANGI
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan
makalah ini.
Puji sukur kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahn-nya penuis bisa menyelesaikan
makalah ini. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Ayat Makkiyah dan Ayat Madaniah.
Terlepas dari itu semua penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu penulis sangat memohon kepada semua pihak terutama A. Zaky Fuad, M.H.
serta teman teman semua agar kiranya memberikan kritik, saran, dan masukan kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan inspirasi kepada para
pembaca. Mungkin itu saja yang bisa penulis samaikan, kurang lebihnya penulis mengucapkan mohon
maaf yang sebesar besarnya.
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW adalah manusia pilihan Allah SWT untuk menerima wahyu berupa kitab suci
Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia dan alam semesta. Kita tentu tahu bahwa kitab
suci Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW terdiri dari 30 juz yang di dalamnya
terdiri dari surat Makkiyah dan Madaniyyah.
Surah makkiyah dan madaniyyah pasti lah ada perbedaan-perbedaan antara ke duanya. Untuk itu kita
perlu mempelajari lebih dalam perbedaan antara makiyyah dan madaniyyah agar kita menjadi paham dan
mengerti mana yang tergolong kedalam ayat makiyyah atau tergolong kedalam surat madaniyyah.
Sehingga kita akan menjadi lebih khusyuk dalam membaca dan mengamalkan isi kitab suci Al-Qur’an,
serta semoga kita menjadi hamba Allah SWT yang senantiasa berada dalam lindungan, inayah, dan
syafa’at-Nya.
Dalam bab Ilmu Makki dan Madani ini, kami akan menjelaskan pengertian Makki dan Madani,
perbedaan Makki dan Madani, tanda-tanda keduanya dan macam-macam surah-surah Makiyyah dan
Madaniyah serta signifikasi mengetahui Makki dan Madani.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Surat makkiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasullulah hijrah ke madinah kendatipun
bukan turun di Makkah, sedangkan surah madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah
hijrah ke madinah, kandatipun bukan turun di Madinah.
Surat makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di Makkah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah,
Hudaibiyyah, sedangkan surat madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di madinah dan sekitarnya, seperti
Uhud, Quba’,dan Sul’a.namun. Ada beberapa ayat-ayat tertentu yang tidak diturunkan di Mekah dan
Madinah dan sekitarnya. Misalnya surat AtTaubah (9):42 diturunkan di Tabuk, surat Az-zukhruf (43):48
diturunkan ditengah perjalanan antara makah adan madinah. kedua ayat tersebut jika melihat definisi ke
2, tidak dapat dikategorikan kedalam makiyyah dan madaniyyah.
Surat makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab bagi orang-orang makkah. Sedangkan surat
madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab bagi orang-orang madaniyyah. Menurut asumsi para
sarjana muslim bahwa kebanyakan ayat Al-qur’an di mulai dengan ungkapan “ ya ayyuha ala-naas” yang
menjadi kriteria makiyyah dan ungkapan ‘ya ayyuha al-ladziina” yang menjadi kriteria madaniyyah
namun, tidak selamanya asumsi ini benar. Surat Al-baqoroh(2), misalnya, termasuk kategori madaniyyah
padahal di dalamnya terdapat salah satu ayat, yaitu ayat 21 dan 168, yang dimulai dengan ungkapan “ yaa
ayyuha an-nas”. Lagi pula, banyak ayat al-qur’an yang tidak dimulai dengan dua ungkapan di atas.
Makkiyah adalah periode peletakan dasar-dasar untuk membangun struktur masyarakat baru
sedangkan surat madaniyah adalah merupakan periode pembentukannya. Pada umumnya ayat-ayat
makkiyah lebih menekankan tentang ketauhi dan nila-nlai kemanusiaan, universal seperti kesetaraan
manusia, keadilan, plularis, dan penghargaan martabat manusia. Secara umum disepakati bahwa selama
periode makah Al-Qur’an lebih banyak berisi tentang ajaran agama dan moral, tidak menyatakan norma-
norma politik dan hukum secara khusus, juga pada umumnya, seruan Al-Qur’an ditunjukan kepada
manusia seluruhnya dan bukan misalnya tertuju pada akum yang sudah beriman atau pemeluk agama lain,
khususnya yahudi dan kristen. Islam mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan universal juga berarti islam
bukan hanya berlaku bagi bangsa arab.
Sementara ayat-ayat madaniyyah pada umumnya berisi ayat-ayat yang menyatakan tentang
kehidupan bersama dengan masyarakat yang telah terbentuk. Selain itu ayat-ayat ini mengandung pesan
dan ketentuan terhadap orang-orang munafik dan komunitas lain yang ada di madinah. Tegasnya ayat-
ayat madaniyyah berbicara mengenai aturan-aturan praktis untuk masyarakat madinah baik yang sudah
beriman ataupun yang masih dalam keyakinan agamanya.
1. Surat Makkiyah
Di mulai dengan ungkapan “ya ayyuha an-nas” dan tidak ada ayat yang di mulai
dengan ungkapan “ya ayyha al-ladzina”. kecuali dalam surat Al-hajj(22), karena di
penghujung surat itu terdapat sebuah ayat yang dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha
al-ladzina”.
2. Surat Madaniyyah
1. Surat Makkiyah
Menuturkan kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu serta perjuangan Muhammad
dalam menghadapi tantangan-tantangan kelompok musrikin.
Ayat dan suratnya pendek dan nada serta perkataannya agak keras.
2. Surat Madaniyyah
Mengkhitabi ahli kitab yahudi dan nasrani dan mengajaknya masuk islam, juga
menguraikan perbuatan mereka yang telah menyimpangkan kitab Allah dan menjauhi
kebenarannya serta perselisihannya setelah datang kebenarannya.
Yaitu surah-surah yang bersetatus makiyah saja, tidak ada satupun yang madaniyah, contohnya :
Al-alaq, Al-Mudatssir, Al-Qiyamah dsb.
Yaitu surah-surah yang bersetatus madaniyah saja, tidak ada satupun yang makiyah, contohnya :
Al-Baqoroh, Al-Imran, An-nisa dsb.
Yaitu surat-surat yang sebetulnya kebanyakan ayat-ayatnya adalah makiyyah, sehingga berstatus
makiyyah tetapi didalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus madaniyyah, contohnya : Al-
Fatihah, Ar-Ra’d ,Yunus, Ar-Ra’d, dsb.
1. Menambah keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan di bawah
otoritas Allah semata bukan bardasarkan keinginan nabi.
Kitab Mabâhits fî Ulûmil Qur’an karya Syekh Manna Al-Qathathan, jumhur ulama memiliki tiga cara
membedakan Makkiyah dan Madaniyah pada surat dan ayat Alquran yang perlu diperhatikan para
pengkaji Alquran, yaitu sebagai berikut:
Perlu diperhatikan penamaan Makki yaitu ayat yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah,
meskipun tempat turunnya bukan di Makkah
. Sedangkan Madani yaitu ayat yang turun setelah Nabi hijrah, sekalipun turunnya bukan di Madinah.
Misalnya surat Al Maidah ayat 3 merupakan ayat Madaniyah meskipun diturunkan di Makkah . Karena
ayat tersebut turun sesudah hijrah yaitu saat haji Wada.
“… Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah
kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu
untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.
Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah
Mahapengampun, Mahapenyayang.”
Makkiyah adalah ayat yang diturunkan di Makkah dan wilayah sekitarnya seperti Hudaibiyah, Mina dan
Arafah. Begitu juga ayat Madaniyah adalah ayat yang diturunkan di Madinah dan wilayah sekitarnya
seperti Sil’, Quba, dan Uhud.
Adanya pengelompokan tersebut menjadikan ayat yang turun di tempat selainnya seperti yang turun saat
Nabi dalam perjalanan, di Tabuk atau Baitul Maqdis tidak dikelompokan ke dalam Makkiyah atau
Madaniyah. Adapun surat yang turun saat Nabi sedang berada di perjalanan yaitu Surat Fath. Ayat yang
turun saat Nabi berada di Tabuk yaitu surat At Taubah ayat 42:
هُ ۚ ْم َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم اِنَّهُ ْمSSَت َعلَ ْي ِه ُم ال ُّشقَّ ۗةُ َو َسيَحْ لِفُوْ نَ بِاهّٰلل ِ لَ ِو ا ْستَطَ ْعنَا لَخَ َرجْ نَا َم َع ُك ۚ ْم يُ ْهلِ ُكوْ نَ اَ ْنفُ َس
ْ اصدًا اَّل تَّبَعُوْ كَ َو ٰل ِك ۢ ْن بَ ُعد
ِ َلَوْ َكانَ ع ََرضًا قَ ِر ْيبًا َّو َسفَرًا ق
ب
َِ ُوْ نذ كٰ َ ل ࣖ
“Sekiranya (yang kamu serukan kepada mereka) ada keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan
yang tidak seberapa jauh, niscaya mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu terasa sangat jauh
bagi mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jikalau kami sanggup niscaya kami
berangkat bersamamu.” Mereka membinasakan diri sendiri dan Allah mengetahui bahwa mereka benar-
benar orang-orang yang berdusta.”
Terakhir ayat yang turun saat Nabi di Baitul Maqdis pada malam Isra yaitu surat Az Zukhruf ayat 45:
َك ِم ْن رُّ ُسلِنَٓا ۖ اَ َج َع ْلنَا ِم ْن ُدوْ ِن الرَّحْ مٰ ِن ٰالِهَةً يُّ ْعبَ ُدوْ ن
َ ِࣖ و ْٔسـَلْ َم ْن اَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبل
َ
“Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, “Apakah
Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang Mahapengasih untuk disembah?”
Hal di atas juga yang mendasari para ulama berpendapat ayat yang turun di Makkah setelah hijrahnya
Nabi disebut Makkiyah.
Ayat yang turun di Makkah umumnya dimulai dengan seruan lafaz ( يآيها الناسwahai manusia). Sedangkan
ayat yang turun di Madinah umumnya dimulai dengan seruan lafaz ( يآايها الذين أمنواwahai orang-orang yang
beriman). Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua ayat Makkiyah dan Madaniyah memiliki ketentuan
tersebut. Misalnya pada surat Al Baqarah ayat 21 yang merupakan surat Madaniyah tetapi di dalamnya
terdapat ayat dengan lafaz.
يآيها الناس
َٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُ ُدوْ ا َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ۙن
“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum
kamu, agar kamu bertakwa.”
Begitu juga pada surah al-Hajj yang merupakan surah Makkiyah, tetapi didalamnya terdapat lafazh يآايها
الذين أمنواpada ayat 7:
َ۩ۚ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ارْ َكعُوْ ا َوا ْس ُج ُدوْ ا َوا ْعبُ ُدوْ ا َربَّ ُك ْم َوا ْف َعلُوا ْال َخ ْي َر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن
“Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah
kebaikan, agar kamu beruntung.”
Memahami ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah sangat penting. Karena bukan hanya untuk mengetahui
nama ayat yang turun lebih awal, juga untuk keperluan metodologi, khususnya bagi para pengkaji
Alquran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan tentang ayatayat Mekkah
dan Madinah merupakan bagian yang terpenting dalam ‘Ulum Qur’an. Hal ini bukan saja merupakan
kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan.
Sebagaian surat di dalam al-Qur’an berisi ayat-ayat dari kedua periode tersebut dan dalam beberapa hal
muncul perbedaan pendapat dari kalangan para ulama tentang klasifikasi ayat-ayat tertentu.
Bagaimanapun juga secara keseluruhan memang sudah berhasil disusun suatu pola pemisahan
(pembagian) yang sudah mapan, dan telah digunakan secara meluas secara ilmu tafsir, dan dijabarkan dari
bukti-bukti internal yang ada dalam teks al-Quran itu sendiri.
Definisi Al-Makiyyah dan Madaniyah oleh para ahli tafsir meliputi berdasarkan tempat turunnya suatu
ayat, berdasarkan khittab/ seruan/ panggilan dalam ayat tersebut, berdasarkan masa turunnya ayat
tersebut,menurut objek pembicaraan. Karakteristik surat dan ayat-ayat Al-Qur’an ini terbagi menjadi dua
yaitu karakteristik Makkiyah dan karakteristik Madaniyah.
Adapun kegunaan mempelajari ilmu ini antara lain agar dapat membedakan ayat-ayat nasikh dan
mansukh, agar dapat mengetahui sejarah hukum Islam dan tahapan-tahapannya secara umum, mendorong
keyakinan yang kuat, agar mengetahui fase-fase dakwah Islamiyah yang telah ditempuh oleh Al-Qur’an
secara bertahap, agar dapat mengetahui keadaan lingkungan, situasi, dan kondisi masyarakat pada waktu
turun ayat-ayat Al-Qur’an, agar mengetahui gaya bahasanya yang berbeda-beda.
2.2 Saran
Demikianlah tugas makalah yang telah kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Study
Al-Qur’an. Harapan kami semoga dengan adanya makalah yang telah kami susun ini kita bisa mengmbil
banyak pelajaran berharga di dalamnya serta semoga kita lebih paham lagi dalam membedakan surah
makkiyah dan surah madaniyyah. Tak lupa semoga kita lebih giat lagi untuk membaca Al-Qur’an dan
dapat mengamalkan isi kandungannya. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dari para pembaca serta
wabil khusus dari dosen pembimbing kita. Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan-
kesalahan, kami tim penyusun mohon maaf, kesalahan semata-mata terletak pada kami dan kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT.
Daftar Pustaka