Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN RESIKO BANK SYARIAH

Dosen Pembimbing:
Ian Alfian, M.E

Oleh:

1. Laylan Saadah (20150027)


2. Sayda Husni Hsb (20150046)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua


tentang pembinaan kancah umat dalam kehidupan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Aamiin.

Panyabungan, Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Manajemen Risiko Strategi..............................................................3


B. Resiko Inheren.................................................................................4
C. Penerapan Bank Resiko....................................................................7
D. Sistem Pengendalian Internal...........................................................14
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia perbankan saat ini, semakin disadari bahwa pelayanan dan
kepercayaan pelanggan atau nasabah merupakan satu kesatuan yang sulit
dipisahkan dan merupakan sebuah aspek vital dalam rangka bertahan dalam bisnis
untuk memenangkan persaingan. Persaingan dunia perbankan yang sangat ketat
saat ini tidak dapat dihindari lagi, namun agar suatu bank dapat diterima oleh
nasabah harus mampu membuat nasabah percaya dengan bank tersebut. Perilaku
nasabah terhadap bank sering berubah sehubungan dengan karakter yang dimiliki
oleh nasabah.
Kepuasan nasabah semakin diyakini sebagai kunci sukses pemasaran jasa
bank. Oleh karena itu, upaya kalangan perbankan untuk memperoleh kepercayaan
nasabah diwarnai oleh fenomena persaingan yang makin ketat dalam era
kedaulatan konsumen ini (Wahjono, 2010; 178). Hal tersebut diperkuat oleh
pendapat Akbar dan Parvez (2009) bahwa diperlukan sebuah kepercayaan untuk
bisa membangun hubungan yang stabil dan hubungan yang menyeluruh di antara
berbagai pihak yang terlibat interaksi.
Diberikannya kualitas pelayanan yang baik akan menumbuhkan variabel
kepercayaan yang menjadi faktor kunci bagi bank-bank untuk memenangkan
persaingan. Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang berdasar pada asaz
kepercayaan yang didukung keunggulan produk, serta pelayanan yang diberikan
(Parasuraman, Ziethaml, dan Berry, 2005).
Pernyatan tersebut didukung oleh UU-RI No. 10/1998 tentang Perbankan
dalam pasal 29 dikatakan bahwa “Mengingat bank terutama bekerja dengan dana
dari masyarakat yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan, setiap bank
perlu terus menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masyarakat
padanya”.
Oleh karena itu, diharapkan melalui kegiatan pokok di bank dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Untuk dapat meningkatkan taraf hidup

1
rakyat, tentu diperlukan modal kepercayaan masyarakat dan kepercayaan ini akan
diberikan hanya kepada bank yang menurut mereka dapat memenuhi
kebutuhannya dan memberikan pelayanan yang terbaik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko strategi?
2. Apa yang dimaksud resiko inheren?
3. Bagaimana penerapan Bank Resiko?
4. Bagaimana Sistem Pengendalian Internal?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Risiko Strategi


Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan
atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis. Risiko ini timbul antara lain karena bank syariah
menetapkan strategi yang kurang sejalan dengan visi dan misi bank, melakukan
analisis lingkungan strategis yang tidak komprehensif, dan terdapat
ketidaksesuaian rencana strategis antarlevel starategis. Selain itu, risiko strategi
juga timbul karena kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis
mencakup kegagalan dalam mengantisipasi perubahan teknologi, perubahan
kondisi ekonomi makro, dinamika kompetisi dipasar, dan perubahan kebijakan
otoritas terkait.
Risiko strategis dapat bersumber dari kelemahan dalam proses formulasi
strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, sistem informasi
manajemen (SIM) yang kurang memadai, hasil analisis lingkungan internal dan
eksternal yang kurang memadai, penetapan tujuan strategis yang terlalu agresif,
ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengantintisipasi
perubahan lingkungan bisnis.1
Kegagalan manajemen risiko strategis dapat menimbulkan penarikan
besar-besarandana pihak ketiga, menimbulkan masalah likuiditas, ditutupnya bank
oleh otoritas, dan bahkan mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, tujuan utama
manajemen risiko strategis adalah untuk memastikan bahwa proses manajemen
risiko dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari ketidaktepatan
pengambilan keputusan strategis dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.

1
Rustam, Bambang Rianto. Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat. Tahun 2013. Hal. 83

3
B. Risiko Inheren
Risiko inheren merupakan risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank
syariah, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun tidak, yang berpotensi
memengaruhi posisi keuangan bank.
Tabel 10.1 menyampaikan parameter/indikator penting risiko strategis.

Tabel 1.1
Indikator Risiko Strategis
NO Risiko Parameter indikator keterangan
inheren
1 Kesesuaian Penerapan tujuan strategis perlu Penilaian
strategi mempertimbangkan faktor internal parameter
dengan dan eksternal bisnis bank yang antara lain
kondisi meliputi hal-hal sebagai berikut: untuk
lingkungan a. Faktor internal, antara lain: mengukur
bisnis - Visi, misi, dan apakah
arah bisnis yang penetapan
ingin dicapai bank sasaran
- Kultur organisasi strategis oleh
terutama apabila dewan
penetapan tujuan direksi, baik
strategis didukung
mensyaratkan dengan
perubahan struktur kondisi
organisasi dan internal
penyesuaian maupun
proses bisnis eksternal dari
- Faktor lingkungan
kemampuan bisnis bank

4
organisasi yang
mencakup antara
lain sumber daya
insan (SDI),
infrastrukrur, dan
SIM
- Tingkat toleransi
risiko, yaitu
tingkat
kemampuan
keuangan bank
menyerap risiko
b. Faktor eksternal antara lain:
- kondisi makro
ekonomi
- perkembangan
teknologi
- tingkat persaingan
usaha
2 Strategi Strategi berisiko rendah adalah Tingkat risiko
berisiko strategi dimana bank melakukan inheren dapat
tinggi dan kegiatan usaha pada pangsa pasar ditimbulkan
strategi dan nasabah yang telah dikenal pula oleh
berisiko sebelumnya atau menyediakan pilihan
rendah produk yang bersifat tradisional strategi bank
sehingga tingkat pertumbuhan usaha
cenderung stabil dan dapat
diprediksi.
Strategi berisiko tinggi adalah
strategi dimana bank berencana
masuk dalam area bisnis baru, baik

5
pangsa pasar, produk atau jasa dan
nasabah baru
3 Posisi Penilaian antara lain didasarkan pada Seberapa
bisnis bank hal-hal sebagai berikut: besar tingkat
- pasar dimana bank keberhasilan
melaksanakan atau
kegiatan usaha kegagalan
- kompetiror dan bank dalam
keunggulan mencapai
kompetitif tujuan dapat
- efisiensi dalam dinilai
melaksanakan berdasarkan
kegiatan usaha posisi bank di
- diversifikasi pasar dan

kegiatan usaha keunggulan


dan cakupan kompetitif
wilayah yang dimiliki,

operasional baik terhadap

- kondisi makro peer group

ekonomi dan maupun


dampaknya pada industri
kondisi bank perbankan
secara
menyeluruh
4 Pencapaian Realisasi RBB dibandingkan dengan Tujuan
rencana RBB penilaian
bisnis bank antara lain
(RBB) untuk
mengukur
seberapa
besar deviasi

6
realisasi RBB
dibandingkan
dengan
perencanaan
strategis bank

C. Penerapan Manajemen Risiko


Penerapan manajemen risiko khususnya risiko strategis bagi bank syariah,
baik secara individual maupun bagi bank syariah secara konsolidasi dengan
perusahaan anak, setidaknya mencakup hal-hal berikut:
1. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS
Bank syariah wajib melakukan penerapan manajemen risiko
melalui pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS dalam
penanganan risiko strategis, bank syariah perlu juga menambahkan
beberapa hal dalam tiap aspek pengawasan aktif dewan komisaris dan
direksi, yaitu sebagai berikut:
a. Kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris, direksi dan DPS
1) Dewan komisaris dan direksi harus menyusun dan menyetujui
rencana strategis serta rencana bisnis yang mencakup hal-hal
sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku dan
mengomunikasikan kepada pejabat atau pegawai bank syariah pada
setiap jenjang organisasi.
2) Direksi bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko
untuk risiko strategis yang mencakup hal-hal sebagai berikut:2
a) menjamin bahwa sasaran strategis yang ditetapkan telah sejalan
dengan misi dan visi, kultur, arah bisnis, dan toleransi risiko
bank syariah.

2
Wahyudi, Imam dkk. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba Empat. Tahun
2013. Hal. 92

7
b) memberikan persetujuan terhadap rencana strategis dan setiap
perubahannya serta melakukan pengkajian ulang secara berkala
(minimal satu tahun sekali) terhadap rencana strategis dalam
rangka memastikan kesesuaiannya.
c) memastikan bahwa struktur, kultur, infrastruktur, kondisi
keuangan, tenaga dan kompetensi manajerial termasuk pejabat
eksekutif, serta sistem dan pengendalian yang ada di bank
syariah telah sesuai dan memadai untuk mendukung
implementasi strategi yang ditetapkan
3) Direksi harus memantau kondisi internal (kelemahan dan kekuatan
bank syariah) dan perkembangan faktor atau kondisi eksternal yang
secara langsung atau tidak langsung memengaruhi strategi usaha
bank syariah yang telah ditetapkan
4) Direksi harus menetapkan satuan kerja atau fungsi yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab yang mendukung perumusan dan
pemantauan pelaksanaan strategi, termasuk rencana strategis dan
rencana bisnis.
5) Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa menajemen
risiko untuk risiko strategis telah diterapkan secara efektif dan
konsisten pada seluruh level operasional terkait di bawahnya.
Direksi juga mendelegasikan sebagian dari tanggung jawabnya
kepada pejabat eksekutif dan manajemen di bawahnya,
pendelegasian tersebut tidak menghilang kewajiban direksi sebagai
pihak utama yang harus bertanggung jawab.3
6) Dewan pengawas syariah harus melakukan evaluasi (review) atas
kebijakan manajemen risiko khususnya aspek strategis yang terkait
dengan pemenuhan prinsip syariah.

3
Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Edisi Ketiga, (Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006). Hal. 588

8
7) Dewan pengawas syariah harus mengevaluasi pertanggungjawaban
direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko, khususnya
aspek strategis yang terkait dengan pemenuhan prinsip syariah.
b. Sumber Daya Insani.
bank syariah harus menerapkan sanksi secara konsisten kepada pejabat
dan pegawai yang terbukti melakukan penyimpangan dan pelanggaran
terhadap ketentuan eksternal dan internal serta kode etik internal bank
syariah
c. Organisasi Manajemen Risiko Strategis
1) Seluruh unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab
membantu direksi menyusun perencanaan strategis dan
mengimplementasikan strategi secara efektif
2) Unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab memastikan
bahwa:
a) praktik manajemen risiko untuk risiko strategis dan
pengendalian pada unit bisnis telah konsisten dengan kerangka
manajemen risiko untuk risiko strategis secara keseluruhan
b) unit bisnis dan unit pendukung telah memiliki kebijakan,
prosedur dan sumber daya untuk mendukung efektifitas
kerangka manajemen risiko untuk risiko strategis
3) Direksi memimpin program perubahan yang diperlukan dalam
rangka implementasi strategi yang telah ditetapkan
4) Satuan kerja perencanaan strategis bertanggung jawab membantu
direksi dalam mengelola risik strategis da memfasilitasi
manajemen perubahan dalam rangka pengembangan perusahaan
secara berkelanjutan
5) Selain itu, satuan kerja manajemen risiko (SKMR) juga
bertanggung jawab dalam proses manajemen risiko untuk risiko
strategis khususnya pada aspek-aspek yang menyangkut hal-hal
berikut ini:

9
a) Berkoordinasi dengan seluruh unit bisnis dalam proses
penyusunan rencana strategis
b) Memantau dan mengevaluasi perkembangan implementasi
rencana strategis serta memberikan masukan mengenai peluang
dan pilihan yang tersedia untuk pengembangan dan perbaikan
strategi secara berkelanjutan
c) Memastikan bahwa seluruh isu strategis dan pengaruhnya
terhadap pencapaian tujuan strategis telah ditindaklanjuti secara
tepat waktu
2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
bank syariah perlu menambahkan penerapan beberapa hal untuk tiap aspek
dalam melaksanakan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit untuk risiko
strategis yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Strategi Manajemen Risiko
1) Bank syariah wajib mengevaluasi penyusunan strategi dalam posisi
kompetitif di industri bank syariah. Oleh karena itu, bank syariah
perlu untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Memahami kondisi lingkungan bisnis, ekonomi, dan industri
dimana bank syariah beroperasi, termasuk bagaimana dampak
perubahan lingkungan terhadap bisnis, produk, teknologi, dan
jaringan kantor bank syariah
b) Mengukur kekuatan dan kelemahan bank syariah terkait posisi
daya saing, posisi bisnis bank syariah di industri perbankan ,
dan kinerja keuangan, struktur organisasi, dan manajemen
risiko, infrastruktur untuk kebutuhan bisnis saat ini dan masa
mendatang, kemampuan manajerial serta ketersediaan dan
keterbatasan sumber daya bank syariah
c) Menganalisis seluruh alternatif strategi yang tersedia setelah
mempertimbangkan tujuan strategis serta toleransi risiko bank

10
syariah . kedalaman dan cakupan analisis harus sejalan dengan
skala dan kompleksitas kegiatan usaha bank syariah.4
2) Bank syariah harus menetapkan rencana strategis dan rencana
bisnis secara tertulis dan melaksanakan kebijakan tersebut
3) Rencana strategis dan rencana bisnis tersebut harus dievaluasi dan
dapat disesuaikan apabila terdapat penyimpangan dari target yang
akan dicapai akibat perubahan eksternal dan internal yang
signifikan
4) Bank syariah berencana menerapkan strategi yang bersifat jangka
panjang dan berkelanjutan, bank syariah wajib memiliki kecukupan
rencana suksesi manajerial untuk mendukung efektifitas
implementasi strategi secara berkelanjutan
5) Bank syariah wajib memiliki sumber pendanaan yang mencukupi
untuk mendukung penerapan rencana strategis
b. Tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko
Penetapan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko untuk
risiko strategis mengacu pada cakupan penerapan secara umum yang
telah ditetapkan
c. Kebijakan dan prosedur
1) Bank syariah harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk
menyusun dan menyetujui rencana strategis
2) Bank syariah harus memiliki kecukupan prosedur untuk dapat
mengidentifikasi dan merespons perubahan lingungan bisnis
3) Bank syariah harus memiliki prosedur untuk mengukur kemajuan
yang dicapai dari realisasi rencana bisnis dan kinerja sesuai kinerja
yang ditetapkan
d. Limit

4
Kasmir, Dasar-dasar perbankan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002). Hal. 211

11
Limit risiko strategis secara umum antara lain terkait dengan batasan
penyimpangan dari rencana strategis yang telah ditetapkan, seperti
limit deviasi anggaran dan limit deviasi target waktu penyelesaian
3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko
serta sistem informasi untuk risiko strategis
Bank syariah perlu memperhatikan beberapa hal dalam melakukan
penerapan manajemen risiko melalui proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan dan pengendalian risiko serta SIM risiko untuk risiko strategis
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Identifikasi risiko strategis
1) Bank syariah harus mengidentifikasi dan menatausahakan deviasi
atau penyimpangan sebagai akibat tidak terealisasinya atau tidak
efektifnya pelaksanaan strategi usaha maupun rencana bisnis yang
telah ditetapkan terutama yang berdampak signifikan terhadap
pemodalan bank syariah
2) Bank syariah harus melakukan analisis risiko terutama terhadap
strategi yang membutuhkan banyak sumber daya atau berisiko
tinggia, seperti strategi masuk ke pangka pasar yang baru, strategi
akuisisi, atau strategi diversifikasi dalam bentuk produk dan jasa.5
b. Pengukuran risiko strategis
1) Pengukuran terhadap risiko strategis, antara lain dapat
menggunakan indikator atau parameter berupa tingkat
kompleksitas strategi bisnis bank syariah, posisi bisnis bank
syariah di industri, dan pencapaian rencana bisnis.
2) Bank syariah dapat melakukan street test terhadap implementasi
strategi dalam rangka mengidentifikasi setiap peristiwa atau
perubahan lingkungan bisnis yang dapat berdampak negatif
terhadap pemenuhan asumsi awal dari rencana strategis, dan
mengukur potensi dampak negatif peristiwa dimaksud terhadap

5
Taswan. Manajemen Perbankan ; Konsep, Teknik dan Aplikasi, (Yogyakarta: UPP
STIM YKPN, 2006). Hal. 74

12
kinerja bisnis bank syariah, baik secara keuangan maupun non
keuangan.
3) Hasil street testing harus memberikan umpan balik terhadap proses
perencanaan strategi
4) Hasil street testing menunjukkan tingkat risiko yang lebih tinggi
dari kemampuan bank syariah menyerap risiko dimaksud (toleransi
risiko) sehingga bank syariah wajib mengembangkan rencana
kontingensi atau strategi untuk memitigasi risiko dimaksud.6
c. Pemantauan risiko strategis
1) Bank syariah wajib memiliki proses untuk memantau dan
mengendalikan pengembangan implementasi strategi secara
berkala. Pemantauan dilakukan antara lain dengan memperhatikan
pengalaman kerugian pada masa lalu yang disebabkan oleh risiko
strategis atau penyimpangan pelaksanaan rencana strategi
2) Isu-isu strategis yang timbul akibat perubahan operasional dan
lingkungan bisnis yang dimiliki dampak negatif terhadap kondisi
bisnis atau kondisi keuangan bank syariah wajib dilaporkan kepada
direksi secara tepat waktu disertai analisis dampak terhadap risiko
strategis dan tindakan perbaikan yang diperlukan
d. Pengendalian risiko strategis
Bank syariah harus memiliki sistem dan pengendalian untuk memantau
kinerja, termasuk kinerja keuangan dengan cara membandingkan
“hasil aktual” dengan “hasil yang diharapkan” untuk memastikan
bahwa risiko yang diambil masih dalam batas toleransi dan
melaporkan deviasi yang signifikan kepada direksi. Sistem
pengendalian risiko tersebut harus disetujui dan dikaji ulang secara
berkala oleh direksi untuk memastikan kesesuaiannya secara
berkelanjutan

6
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Cetakan Pertama,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2001). Hal. 144

13
e. Sistem informasi manajemen risiko strategis
1) Bank syariah harus memastikan bahwa SIM yang dimiliki telah
memadai dalm rangka mendukung proses perencanaan dan
pengambilan keputusan strategis dan dikaji ulang secara berkala
2) Satuan kerja atu fungsi yang melaksanakan manajemen risiko
untuk risiko strategis bertanggung jawab memastikan bahwa
seluruh risiko material yang timbul dari perubahan lingkungan
bisnis dan implementasi strategi dilaporkan kepada direksi secara
tepat waktu
D. Sistem Pengendalian Internal
Penilaian proses penerapan manajemen risiko strategis yang efektif harus
dilengkapi dengan sistem pengendalian internal yang andal. Penerapan sistem
pengendalian internal secara efektif dapat membantu pengurus bank syariah
menjaga aset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan, dan manajerial
yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan bank syariah terhadap ketentuan,
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko
terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Terselenngaranya sistem pengendalian internal bank syariah yang andal dan
efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional dan satuan
kerja pendukung serta satuan kerja audit internal (SKAI)

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan
atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan linkungan bisnis. Risiko strategis timbul karena kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan linkungan bisnis mencakup kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan teknologi, perubahan kondisi ekonomi makro,
dinamika kompetisi di pasar, dan perubahan kebijakan otoritas terkait.

Penerpan manajemen risiko, khususnya risiko reputasi dan strategi bagi


Bank Syariah, baik secara individual maupun bagi bank secara konsolidasi dengan
perusahaan anak paling tidak mencakup hal-hal sebagai berikut: Pengawasan aktif
dewan komisaris, direksi dan DPS; Kebijakan, prosedur dan penetapan limit.;
Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta SIM
untuk risiko strategis.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rustam, Bambang Rianto. Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia.


Jakarta: Salemba Empat. Tahun 2013.

Wahyudi, Imam dkk. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba Empat.
Tahun 2013.

Kasmir, Dasar-dasar perbankan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002)

Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Edisi Ketiga, (Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006)

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Cetakan


Pertama, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001)

Taswan. Manajemen Perbankan ; Konsep, Teknik dan Aplikasi, (Yogyakarta:


UPP STIM YKPN, 2006)

16

Anda mungkin juga menyukai