Anda di halaman 1dari 7

UTS DASAR BAHASA ARAB

Salmanda Dwi Fazreen


205030065
B-PBSI

JAWABAN:
1. (a)

1. Fail
Fa’il adalah kata yang menunjukkan pelaku atau sebagai subjek. Dalam kaidah bahasa
Arab, fa’il harus berada setelah fi’il. Contoh:
‫ات‬ َّ ‫تُال‬
ُ َ‫طا ِلب‬ ُِ ‫ُ َجا َء‬-ُ‫س ُِة‬ َ ‫يَ ْر ِجعُُ َخ ِليْلُُمِ نَُُا ْل َمد َْر‬
2. Naibul fail
Naibul fa’il adalah kata yang asalnya maf’ul kemudian berkedudukan sebagai
pengganti fa’il karena fa’ilnya dibuang serta fi’ilnya harus berupa mabni majhul.
Contoh:
ُ‫الصيَام‬ ِ ُ‫ِب‬ َُ ‫ِفُا ْلقَ َلمُُ–ُكت‬ َُ ‫خذ‬
3. Mubtada’
Mubtada’ adalah kata yang menunjukkan pokok kalimat atau subjek dalam kalimat
nomina. Contoh:
ُ‫ُا َ ْلم ْسلِم ْونَُُإِ ْخ َوة‬-ُُ‫َمحْ م ْودُُمدَ ِرس‬
4. Khabar
Khabar adalah kata yang menjelaskan pokok kalimat atau sebagai predikat dalam
kalimat nomina. Contoh:
‫ان‬
ُِ َ‫طا ِلب‬َ ُُ‫ُ َم ْحم ْودُُ َو َخ ِليْل‬-ُُ‫َهذَاُ ِكت َاب‬
5. Isim kana
Isim kana adalah mubtada’ yang diawali kana dan teman-temannya. Contoh:
‫ُكَانَُُال ِكت َابُُ َج ِد ْيدًا‬-ُ‫سا‬ ً ‫كَانَُُأَخ ْوكَُُمدَ ِر‬
6. Khabar inna
Khabar inna adalah khabar yang diawali oleh “inna” dan teman-temannya: contoh:
ُ‫نُا ْلم ْسلِمِ يْنَُُ ِإ ْخ َوة‬ َُّ ‫نُ َمحْ م ْودًاُمدَ ِرسُُ–ُ ِإ‬ َُّ ‫ِإ‬
7. Tawabi’
Isim tabi’ adalah isim yang mengikuti isim yang sebelumnya. Isim tabi’ ada 4, yaitu:
naat, athaf, taukid dan badal.
a. Naat/shifat
na’at adalah kata yang menunjukkan sifat isim sebelumnya. Contoh:
‫َهذَاُ ِكت َابُُ َج ِدي ُْد‬
b. Athaf
Athaf adalah huruf sambung. Kata yang disambungkan harus mengekor kepada kata
sebelumnya. Contoh:
‫َامُ َم ْحم ْودُُ َُو َخ ِلي ُْل‬
َُ ‫ن‬
c. Taukid
Taukid adalah kata yang menjadi penguat makna suatu kata. Contoh:
‫َجا َُءُالت َّ ََل ِميْذُُكلُّه ُْم‬

1. (b)
Kaana ( ََ‫ )كَان‬dan suadara-saudaranya itu adalah :
1. ‫سى‬ َ ‫( َوأ َ ْم‬Waktu Sore)
2. ‫ح‬ ََ َ‫صب‬ ْ َ ‫( أ‬Waktu Subuh)
3. ‫ض َحى‬ ْ َ ‫( أ‬Waktu Duha)
4. َ‫ظل‬ َ (Waktu siang hari)
5. ََ‫( بَات‬Waktu Malam Hari)
6. ‫ار‬ ََ ‫ص‬ َ ‫( َو‬Menjadi)
7. ‫ْس‬ ََ ‫( لَي‬Tidak/Bukan)
8. ‫ل‬ ََ ‫( َما زَ ا‬Tidak Terputus/Terus Menerus)
9. َ‫( َما اِ ْنفَك‬Tidak Terputus/Terus Menerus)
10. ‫ئ‬ ََ ِ‫( َما فَت‬Tidak Terputus/Terus Menerus)
11. ‫ح‬ ََ ‫( َما بَ ِر‬Tidak Terputus/Terus Menerus)
12. ‫ام‬ ََ َ‫( َما د‬Tetap /Terus menerus/selama)
ُ"‫صا‬ ً ِ‫ع ْمروُشَاخ‬ َ ُ‫ْس‬ َ ‫ُولَي‬,‫ا‬
َ ‫ُت َقولُ" َكانَ ُزَ يْدُقَائِ ًم‬,ْ‫صبِح‬ ْ َ ‫صبِحُ َوأ‬ْ ‫ُوي‬ ْ َ ‫ُوأ‬,
َ ‫صبَ َح‬ َ ‫ُوك ْن‬, َ ‫ُويَكون‬, َ َ‫فُ ِم ْن َهاُنَح َْوُ َكان‬ َ ‫ص َّر‬ َ َ ‫َو َماُت‬
.ُ َ‫َو َماُأ َ ْشبَهَُذلِك‬
َ
Dan apa-apa yang bisa ditashrif dari semuanya, seperti :
ْ َ ‫ُوأ‬
,ُ‫صبِ ْح‬ َ ‫صبِح‬ْ ‫ُوي‬ َ ‫صبَ َح‬ ْ َ ‫ُوأ‬, َ ‫ُوك ْن‬, َ ‫ُويَكون‬, َ َ‫َكان‬
Contohnya :
• ‫ كَانََ زَ يْدَ قَائِ ًما‬: (adalah zaid itu berdiri )
• ‫ص‬ ًَ ِ‫ع ْمرو شَاخ‬ ََ ‫ َولَي‬: (dan tidaklah Amar itu menampakan diri)
َ ‫ْس‬
ُ َ‫ُولَيْت‬، َ َ‫ُ َولَيْت‬،‫ُو َكأ َ َّن‬،
َ ‫ُإِ َّنُزَ ْيدًاُُقَائِم‬:‫ت َقول‬،َّ‫ُولَعَل‬، َ ‫ُوأ َ َّن‬،
َ ‫ُولَ ِك َّن‬، َ ‫ُإِ َّن‬:‫ِي‬ َ ‫ُوه‬، َ ‫ُوت َْرفَعُا ْل َخبَ َر‬ َ ‫صبُاالس َْم‬ ِ ‫ُوأَخ ََوات َهاُفَإِنَّ َهاُت َ ْن‬َ ‫َوأ َ َّماُإِ َّن‬
َُ‫ُو َماُأ َ ْشبَهَُذَلِك‬، َ ‫ع ْم ًراُشَاخِ ص‬ َ
Inna dan saudara-saudaranya adalah :
1. َ‫( ِإن‬Bahwa/Sesungguhnya)
2. َ‫( أَن‬Bahwa/Sesungguhnya)
3. َ‫( لَكِن‬Akan Tetapi)
4. َ‫( َكأَن‬Seumpama/seolah-olah)
5. ََ‫( لَيْت‬Seandainya)
6. َ‫( لَ َعل‬Semoga)
contohnya :
• َ‫ ِإنَ زَ ْيدًا قَائِم‬: (Aku menduga zaid itu berangkat )
• ‫ع ْم ًرا شَاخِ ص‬ َ َ‫ َرأَيْت‬: (Aku melihat umar itu menampakan dirinya)
َ ‫ُولَ َعلَُُِّللت َّ َر ِج‬،‫ي‬
ُ‫يُوالت َّ َوق ِع‬ َ ‫ُو َكأ َ َّنُلِلت َّ ْش ِبيه‬،
َ ِ‫ُِولَيْتَ ُلِلت َّ َمن‬ َ ‫ُوأ َ َّنُلِلت َّ ْوكِيد‬
َ ِ‫ُولَ ِك َّنُل َِِل ْستِد َْراك‬،ِ َ ‫َو َم ْعنَىُ ِإ َّن‬
Makna inna dan anna adalah untuk taukid (penekanan), laakinna untuk istidraak
(mempertentangkan), kaanna untuk tasybih (penyerupaan), laita untuk tamanniy
(pengandaian),َla’allaَuntukَtarajiyَ(pengharapanَkebaikan)َdanَtawaqqu’َ(ketakutanَ
dari nasib buruk).
Dzhanantu ( َ‫ظنَ ْنت‬ َ ) dan saudara-saudaranya itu :
1. َ‫ظنَ ْنت‬ َ (Aku Menduga)
2. َ‫( َح ِسبْت‬Aku Mengira)
3. ‫( خِ ْلت‬Aku Menduga)
4. َ‫ع ْمت‬ َ َ‫( ز‬Aku Menduga dengan Yakin)
5. َ‫( َرأَيْت‬Aku Melihat)
6. ‫ع ِل ْمت‬ َ (Aku Mengetahui)
7. َ‫( َو َجدْت‬Aku Mendapatkan)
8. ‫( ات َخذْت‬Aku Menjadikan)
9. َ‫( َج َع ْلت‬Aku Menjadikan)
10. َ‫سمِ ْعت‬ َ (Aku Mendengar)
contohnya :
َ : (Aku menduga zaid itu berangkat )
• ‫ظنَ ْنتَ زَ ْيدًا قَائِ ًما‬
• ‫شاخص‬
ًَ َ َ‫ َو َرأَيْت‬: (dan aku melihat umar itu menampakan dirinya)
‫ع ْم ًرا‬
1. (c)
1. Maful bih (objek)
َ ‫َكت‬
َُ ‫َبُاأل ْست َاذُُالد َّْر‬
‫س‬
“Guru menulis pelajaran“
2. Mashdar
‫ض ْربًا‬
َ ُ‫ض َربْتُزَ ْيدًا‬
َ
“Aku telah memukul Zaed sebenar-benarnya“
3. Zharaf Zaman (keterangan waktu)
‫تَعَل ْمتَ ا ْلعَ َربِي َةَ ا ْليَ ْو ََم‬
“Saya telah belajar Bahasa Arab hari ini“
4. Zharaf Makan (keterangan tempat)
ْ َ‫امُا ْلف‬
ُ‫ص ِل‬ َُ ‫سُأ َ َم‬
َُ ‫َبُأ َ ْح َمدُالد َّْر‬
َ ‫َكت‬
“Ahmad menulis pelajaran di depan kelas”
5. Hal (keadaan)
‫َجا ََء أَبِي َرا ِكبًَا‬
“Ayahku datang sambil berkendaraan“
6. Tamyiz
‫َحسنََ م َحمدَ َوجْ ًهَا‬
“Muhammad itu tampan, wajahnya“

1. (d)

1. Fathah
Fathah adalah harakat yang ditandai dengan bentuk garis miring di atas huruf hijaiyah.
Harakat fathah bunyinya adalah "a", sehingga huruf hijaiyah yang mendapatkan harakat
fathah dibaca dengan vokal "a" seperti:
a, ba, ta, tsa, ja
2. Dhammah
Dhammah merupakan harakat yang tandanya menyerupai huruf waw yang terletak di atas
huruf hijaiyah.
Harakat dhammah bunyinya adalah "u", sehinga huruf hijaiyah yang mendapatkan
harakat dhammah dibaca dengan vokal "u", misalnya:
ru, zu, du, khu, hu
3. Kasrah
Harakat yang bentuknya garis miring dan terletak di bawah huruf hijaiyah disebut kasrah.
Harakat kasrah bunyinya "i", sehingga huruf hijaiyah yang mendapatkan harakat kasrah
dibaca dengan vokal "i" contohnya:
thi, dhi, shi, syi, si
4. Sukun
Sukun adalah harakat yang ditandai dengan bentuk bulat atau tanda koma yang mirip
huruf ha dan terletak di atas huruf hijaiyah.
Tanda baca mati ini menghilangkan huruf vokal pada huruf hijaiyah, sehingga hanya
dibaca huruf konsonannya, seperti:
s, l, k, q, f

2. (a)
Kalam (َ‫ )الك َََلم‬dalam istilah ilmu nahwu adalah sesuatu yang di dalamnya berkumpul
empat perkara. Yakni lafadz (ucapan), murokkab (tersusun), mufid (memberi faidah)
danَbilَwadl’iَ(denganَbahasaَarab).َ
1. Lafadz
Yangَdimaksudَdenganَlafadzَadalahَsuara/ucapanَlisanَyangَmengandungَhurufَ
hijaiyah.َMisalnyaَlafadzَ“kitaabun”َ(َ‫)كتاب‬,َ“masjidun”َ(‫َ)مسجد‬danَ“Zaidun”َ(‫)زيد‬.
Lafadz-lafadz tersebut merupakan ucapan lisan yang mengandung huruf hijaiyah.
Beda dengan suara klakson, suara gemercik air, dan suara-suara yang tidak
mengandung huruf hijaiyah maka itu tidak termasuk lafadz. Dan jika bukan lafadz,
maka tidak bisa disebut kalam.
Lafadz terbagi dua. Ada lafadz muhmal dan ada lafadz musta’mal.
Lafadz muhmal, adalahَlafadzَyangَtidakَberguna,َyakniَucapanَlisanَyangَ
mengandungَhurufَhijaiyahَtapiَtidakَterpakai.َContohَkitaَsecaraَngasalَberucapَ
“Jajabanَjuba”َ(‫َ)ججبنَجوبا‬atauَ“daizun”َ(‫َ)ديز‬yangَentahَapaَartinya.
Ucapan tersebut termasuk lafadz karena merupakan suara lisan yang mengandung
huruf hijaiyah. Hanya saja, lafadz tersebut tergolong lafadz muhmal, karena tidak
dipakai dan tidak pula memiliki arti.
Lafadz musta’mal, adalah lafadz yang berguna, yakni ucapan lisan yang mengandung
huruf hijaiyah dan digunakan.َContohnyaَlafadzَ“kitaabun”َ(‫)كتاب‬,َ“masjidun”َ(َ‫َ)مسجد‬
danَ“Zaidun”َ(‫)زيد‬.
Lafadz-lafadz tersebut biasa digunakan dalam percakapan. Kitaabun diucapakan
merujuk pada buku, masjid merujuk tempat ibadah dan Zaid adalah nama orang.
2. Murakkab (Tersusun)
Murakkab adalah sesuatu yang tersusun dari dua susunan kata atau lebih. Sehingga
bila suatu lafadz hanya terdiri dari satu kata, maka lafadz tersebut bukan murakkab.
Contoh murakkab:
َ‫زَ يْدَقَائِم‬
Artinya:َ“Zaidَadalahَyangَberdiri”
Kalimatَ“zaidunَqoimun”َ(َ‫َ)زَ يْدَقَائِم‬merupakanَmurakkabَkarenaَtersusunَdariَduaَ
kata,َyakniَkataَ‫َزيد‬danَkataَ‫قائم‬.
Apabilaَhanyaَ‫َزيد‬sajaَatauَ‫َقائم‬saja,َmakaَituَbukanَmurakkabَkarenaَtidakَtersusun.َ
Danَjikaَbukanَmurakkab,َmakaَtidakَbisaَdisebutَkalam.
Adapun murakkab yang menjadi syarat kalam adalah murakkab isnadiy, bukan
murakkab tarkib majzi dan murakkab idlofiy. (Pembahasan tentang murokkab
insyallah akan dibahas di postingan khusus).
3. Mufid (Memberi Faidah)
Mufid artinya ucapan yang memberi faidah/ makna. Sehingga seseorang yang
mendengar ucapan tersebut tidak mempertanyakan dan tidak penasaran lagi
mendengarnya. Dan bisa diam dengan nyaman.
Contoh mufid,
َ‫زَ يْدَقَائِم‬
Artinya:َ“Zaidَadalahَyangَberdiri”
Ucapan di atas mufid. Karena sudah memberikan makna dengan susunan sempurna.
Contoh ucapan yang tidak mufid:
َ َ‫ا ِْنَق‬
َ‫امَزَ يْد‬
Artinya:َ“Jikaَzaidَberdiri,”
Ucapanَdiَatasَtidakَmufidَkarenaَtidakَmemberikanَmaknaَsempurna.َSebabَdalamَ
ucapanَtersebutَterkandungَkataَ“in”َ(ْ‫َ)اِن‬yangَartinyaَ“jika”.َDimanaَ“in”َtermasukَ
hurufَsyaratَyangَmembutuhkanَjawab.َBiasanyaَjawabnyaَmemilikiَartiَ“maka”.
Sedangkan di sini jawabnya tidak ada. Sehingga maknanya menjadi nanggung. Orang
yang mendengar ucapan tersebut akan penasaran dan tidak nyaman.
َ َ‫َا ِْنَق‬tidakَmufid,َsehinggaَtidakَbisaَdisebutَkalam.
Olehَkarenaَituَlafadzََ‫امَزَ يْد‬
2.(b)
Isim
Isim adalah :
ُ ‫ىُولَ ْمُت ْقت ََر ْنُبِزَ َم‬
‫ن‬ َ ً‫علَىُ َم ْعن‬ ْ َّ‫ه َوُ َك ِل َمةُدَل‬
َ ُ‫ت‬

Artinya : Suatu kata (َ‫ )ال َك ِل َمة‬yang menunjukkan atas suatu makna dan tidak berkaitan
dengan waktu.

Maka, bisa juga kita maknai bahwa yang namanya isim itu adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan nama orang, nama benda, nama tumbuhan, nama hewan, nama sifat,
nama tempat, kata ganti orang (dhomir) Dan Lain-lainnya. contoh:
Nama orang : َ‫( ع َمر‬Umar) َ‫( عثْ َمان‬Ustman) َ‫عائِشَة‬ َ (Aisyah) َ‫( خَالِد‬Kholid)
Nama Tumbuhan : َ‫( ب ْرتقَال‬Jeruk) َ‫( تفَاح‬Apel) َ‫( َم ْوز‬Pisang)
Nama Hewan : َ‫( ق ِْرد‬Kera) َ‫غنَم‬ َ (Kambing) َ‫( ك َْلب‬Anjing)
Nama Sifat : َ‫( َك ِبيْر‬Besar) َ‫ص ِغيْر‬
َ (Kecil) َ‫ط ِويْل‬ َ (Panjang)
Nama Tempat : َ‫( بَيْت‬Rumah) َ‫سة‬ َ ‫( َمد َْر‬Sekolahan) َ‫ارة‬
َ َ‫( ِإد‬Kantor)
Kata Ganti Orang (dhomir) : ‫( أنَا‬Saya) َ‫( نَحْ ن‬Kami) ََ‫( أ َ ْنت‬Kamu - untuk laki-laki) ‫ِي‬
َ ََ ‫ه‬
(Dia - untuk perempuan)
Fiil
Fiil adalah :
‫ن‬ ْ ‫ىُوُا ْقت ِرن‬
ُ ‫َتُبِزَ َم‬ َ ً‫علَىُ َم ْعن‬ ْ َّ‫ه َوُ َك ِل َمةُدَل‬
َ ُ‫ت‬
Artinya : Suatu kata (َ‫ )ال َك ِل َمة‬yang menunjukkan atas sesuatu makna dan berkaitan
dengan waktu.

AtauَbisaَjugaَdapatَkitaَkatakanَFi’ilَadalahَkataَ(َ‫ )ال َك ِل َمة‬yang menunjukkan arti


pekerjaan pada suatu masa atau waktu tertentu. atau Fi'il adalah kata kerja.

Fi’ilَ(َ‫ )ال ِف ْعل‬terbagi menjadi tiga :


1. Fi’ilَMadhiَ(‫اضي‬ ِ ‫)ال ِف ْعلَ ال َم‬
2. Fi’ilَMudhori'َ(‫ارع‬ ِ ‫ض‬
َ ‫)ال ِف ْعلَ الم‬
َ
3. Fi’ilَAmrَ(َ‫)ال ِف ْعلَ األ ْمر‬
Huruf
Huruf adalah :
َ ُ‫ْسُلَ َهاُ َم ْعنًىُت َامُإِالَُّ َم َع‬
‫غي ِْر َهُا‬ َ ‫ه َوُكلَُّ َك ِل َمةُلَي‬
Setiap kata (َ‫ )ال َك ِل َمة‬yang tidak memiliki makna sempurna kecuali apabila ia
bersambung dengan kata (َ‫ )ال َك ِل َمة‬lainnya (isim atau fiil). Contoh :
• َ‫( إِن‬sesungguhnya)
• َْ ‫( ه‬apakah)
‫َل‬
• َ ‫( َأ‬apakah)
2.(c)
2.(d)

3.(a)
1. Fi’il Madhi
Fi’ilَmadhiَadalahَkataَkerjaَyangَmenunjukkanَartiَsuatuَpekerjaanَatauَperistiwaَpadaَ
waktu lampau (past tense).
Tanda-tandaَfi’ilَmadhi:
a. Huruf akhirnya berharakat fathah dhahirah (jelas) maupun muqadarah (dikira-kirakan).
• Harakat dhahir, contoh: ‫ل‬ ََ ‫ قَا‬،‫َب‬ َ ‫ َكت‬،‫ص َر‬َ َ‫ ن‬،‫ َرحِ َم‬،َ‫ ا َ َكل‬،‫ فَت َ َح‬،‫ب‬ َ ،َ‫فَ َعل‬
َ ‫ض َر‬
• Harakat muqadarah, contoh: ‫ أَت َى‬،‫ نَ َهى‬،‫عى‬ َ َ‫ د‬،‫َر َمى‬
b.َDiakhirَkataَbisaَdimasukiَdhamirَrafa’,َcontoh: ََ‫َا َ َك ْلت‬،‫ص ْرت‬ َ َ‫َن‬،‫فََ َع ْلت‬
c.َDiakhirَkataَbisaَdimasukinَta’َta’nitsَtsakinahَ(ta’َsukunَyangَbermaknaَperempuan),َ
contoh: ََ‫َ َجائ َْت‬،‫ت‬ ْ َ‫َقَال‬،‫ت‬ ْ َ‫َ َكتَب‬،‫ت‬ْ ‫فَت َ َح‬
2. Fi’il Mudhari’
Fi’ilَMudhari’َadalahَyangَmenunjukkanَpekerjaanَatauَperistiwaَyangَsedangَterjadiَ
(present tense) atau akan terjadi (future tense).
Tanda-tandaَfi’ilَmudhari’:
a.َSelaluَdiawaliَsalahَsatuَhurufَzaidahَ(tambahan)َyangَberjumlahَ4,َyaitu:َ‫َت‬،‫َي‬،‫َن‬،‫أ‬,
Contoh: ًََ‫ََلَت َ ْس َمعَفِ ْي َهاَلَ ِغيَة‬،
َ ‫ع‬ ٍ ‫َو ََلَي ْغنِىَ ِم ْنَج ْو‬
َ ‫ََلَي ْس ِمن‬
b.َDapatَdiawaliَolehَamilَnashabَ(kataَyangَmenyebabkanَfi’ilَhurufَakhirnyaَberharakatَ
fathah),َamilَnashabَituَseperti, ََ‫َإِذَ ْن‬،‫َي‬ َ ‫َك‬،‫َلَ ْن‬،‫أ َ ْن‬,َdll.
3. Fi’il Amar
Fi’ilَAmarَadalahَkataَkerjaَyangَmenunjukkanَperintahَ(imperative)َuntukَmelaksanakanَ
pekerjaan.
Tanda-tandaَfi’ilَamar:
1. Biasanya diakhiri dengan harakat sukun, contoh: ‫قَالََاذْهَبْ َفَ َم ْنَت َ ِب َعكَ َمِ ْنه َْم‬
2. Bisaَdimasukiَwawuَjamakَ(wawuَyangَmenunjukanَartiَbanyak),َcontoh: َ‫َوأَقِيموا‬ َ
ْ ‫الص ََلة َََو َءاتواَالزكَاة َََو‬
ََ‫اركَعواَ َم َعَالرا ِكعِين‬

3.(b.)
Isim nakrinah adalah kalimah isim menunjukan pada sesuatu secara kesatuan yang tidak
ditentukan.
Isim ma’rifah adalah kalimah isim menunjukan pada sesuatu secara kesatuan yang
tertentu

3.(c.)

1. isim dhamir contoh aku, kamu,dia


2. isim alam contoh khalid, zainab, Makkah
3. isim isyarah contoh ini (laki laki) ini (perempuan) ini (jamak)
4. isim maushul contoh yang tunggal (lakilaki) yang tunggal (perempuan) yang
jamak (lakilak/perempuan)
5. isim yang di ma’rfahkan contoh kitab itu, siswa itu

ُ
ُ

Anda mungkin juga menyukai