Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimah adalah suatu susunan dari beberapa huruf hijaiyah yang mempunyai arti/makna, kalimah
dibagi menjadi tiga yaitu kalimah isim (katA yang menujukksebuah arti suatu benda yang tidak di sertai waktu
dan tempat), kalimah gagal (kata kerjA) dan kalimah huruf (kata yang tidak mampu berdiri sendiri kecuali jika
dirangkai dengan kata yang lain). Jika kalimah itu di masuki 'amil MakA ada yang akusebuah terjadi suatu
perubahan pada kAlimat tersebut,dan pula ada yang tetap. Dalam bahasa Arab terdapa pula Kalimat Faku
akan yaitu kata yang menunjukksebuah arti pekehjaan atau peristiwa yang terjadi Pada suatu masa atau waktu
tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). aku akan Madhi itu menunjukkan kata kerya di masa lampau,
Faku akan Mudhari' itu menunjukkAN kata kerja di masa detikarang atau masa yang akusebuah
datang, sedangkAn Fi'il Amr itu menunjukkan kata kitu bentuk perintah

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Fiil?
2. Pembagian Fiil?
3. Contoh contoh Fiil ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan pengertian Fiil !


2. Mengetahui pembagian Fiil !
3. Mengetahui contoh contoh Fiil !

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi:

Kalimah Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa
atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Hampir seperti pengertian kata kerja dalam
bahasa Indonesia, namun ada perbedaan sedikit.

Contoh:

Bekerjalah ‫اُفْعُــ ْْل‬ Sedang/ akan ْ‫يَفْــعُــ ُل‬ Telah bekerja ْ‫فَــعَــ َل‬
bekerja

B. Pembagian Kalimah Fi’il.

1. Berdasaran waktu terjadinya

a. Fi’il madhi

b. Fi’il Mudhari’

c. Fi’il Amar

2. Menurut Jenis hurufnya:

a. Fi’il Shahih

1) Fi’il Salim

2) Fi’il Mahmuz

3) Fi’il Mudho’af

b. Fi’il Mu’tal

1) Fi’il Mitsal

2) Fi’il Ajwaf

3) Fi’il Naqish

4) Fi’il Mafruq

5) Fi’il Maqrun

3. Menurut Objek Penderitanya

a. Fi’il Lazim

2
b. Fil muta’addi

4. Menurut Bentuk Aktif/ Pasif:

a. Fi’il Ma’lum

b. Fi’il Majhul

5. Menurut Susunan Huruf:

a. Fi’il Mujarrad

b. Fi’il Mazid
1. Pembagian Fi’il berdasarkan waktu
A. Fi’il Madhi

1. Definisi

Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau
(past tense).

2. Tanda-tanda

Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya mengandung suara “a” ,
misalnya ‫َـب‬ َ َ‫( ق‬telah membaca)
َْ ‫( كَـت‬telah menulis), َ‫ــرأ‬

3. Bentuk

Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai
fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh kata ‫َـب‬
َْ ‫( كَـت‬kataba), maka terdapat 14 bentuk sebagai berikut:

No Dhamir F. Madhi Arti Keterangan

1 ْ‫ُـو‬
َ ‫ه‬ ْ‫كَت ََب‬ Dia (lk) telah menulis Bentuk asli tanpa perubahan

2 ‫هُ َمـا‬ ‫كَتَبَـا‬ Keduanya (lk) telah menulis ‫ ا‬+ pada huruf terakhir

3 ْ‫هُـ ْم‬ ْ‫كَتَب ُْـو‬ Mereka (lk) telah menulis + ‫ ـــُو‬pada huruf terakhir

4 ْ‫ِـي‬
َ ‫ه‬ ْْ‫كَتَبَـت‬ Dia (pr) telah menulis + ‫ ـت‬pada huruf terakhir

5 ‫هُ َمـا‬ ‫كَتَبَـتَا‬ Keduanya (pr) telah menulis + ‫ ـتـَا‬pada huruf terakhir

6 ‫ُـن‬
ْ ‫ه‬ َْ‫كَتَبْـن‬ Mereka (pr) telah menulis + ‫ ـــن‬pada huruf terakhir

7 َْ‫اَنْـت‬ َْ‫كَتَبْـت‬ Kamu (lk) telah menulis + ‫ ـــت‬pada huruf terakhir

8 ‫اَنْتُ َمـْا‬ ‫كَتَبْتُمـَا‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ـــتُمـا‬pada huruf terakhir

3
9 ‫اَنْتُـم‬ ْ‫كَتَبْتُـ ْم‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ ـــتُم‬pada huruf terakhir

10 ِْ ‫اَنْـ‬
‫ت‬ ِْ ‫كَتَبْـ‬
‫ت‬ Kamu (pr) telah menulis + ‫ ــت‬pada huruf terakhir

11 ‫اَنْتُ َمـْا‬ ‫كَتَبْتُ َما‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ ـتُمـا‬pada huruf terakhir

12 ْ ‫ََ انْت‬
‫ُـن‬ ْ‫كَتَبْتُـن‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ــتُـن‬pada huruf terakhir

13 ‫اَنَـا‬ ُْ‫كَتَبْـت‬ Saya telah menulis + ُ‫ ـــت‬pada huruf terakhir

14 ُْ ْ‫نَح‬
‫ن‬ ‫كَتَبْـنَا‬ Kami, kita telah menulis +‫ ـــنـا‬Pada huruf terakhir

contoh:

َ‫َخلَق‬ (kholaqo)=telah menciptakan ‫( أَََ َم َر‬amaro)=telah memerintahkan


‫( خ ََر َج‬khoroja)= telah mengeluarkan ‫( أَ َك َل‬akala)=telah memakan

Rangkuman

Kalimah fi’il adalah kata kerja yang menunjukkan pekerjaan. Pembagian kalimah fi’il

sebagai berikut; Berdasaran waktu terjadinya adalah Fi’il madhi, Fi’il Mudhari’, dan Fi’il Amar; Menurut Jenis
hurufnya: Fi’il Shahih yang meliputi (Fi’il Salim, Fi’il Mahmuz,Fi’il Mudho’af) dan Fi’il Mu’tal (Fi’il Mitsal,
Fi’il Ajwaf, Fi’il Naqish, Fi’il Mafruq, Fi’il Maqrun); Menurut Objek Penderitanya ada: Fi’il Lazim dan Fil
muta’addi; Menurut Bentuk Aktif/ Pasifnya terdapat Fi’il Ma’lum dan Fi’il Majhul; sedangkan Menurut Susunan
Hurufnya :Fi’il Mujarrad dan Fi’il Mazid

4
FI’IL MUDHARI’

ِ ‫فِـعْـلُْالْ ُمـض‬
ْْ ‫َــار‬
‫ع‬

A. Definisi
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi (present tense)
atau akan terjadi (future tense).

B. Ciri/ tandanya:

1. Dapat dimasuki huruf sin ‫ س‬dan saufa ‫ف‬


َْ ‫ س َْو‬contoh: ‫فْيَشْـ َه ُْد‬
َ ‫ْس َْو‬,ُ‫سَيَشْـ َهد‬
2. Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ْ) ُ‫تْ(اَنَيْت‬,‫ي‬,‫ن‬,‫ا‬yang disebut huruf mudhara’ah

Huruf Contoh Huruf Contoh

‫ا‬ ُْ ‫أذْه‬
‫َـب‬ ‫ي‬ َْ ‫ْيَذْهَب‬,‫َـان‬
‫ُــون‬ ِ ‫ْيَذْهَب‬,‫َـب‬
ُ ‫يَذْه‬

‫ن‬ ُْ ‫نَذْه‬
‫َـب‬ ‫ت‬ َْ ‫ْتَذْ ِهب‬,‫َــان‬
‫ْــن‬ ِ ‫ْتَذْهَب‬,‫َـب‬
ُ ‫تَذْه‬

3. Dapat dimasuki huruf َْ‫( ل‬tidak)

Contoh:

ْ‫ب‬
ُ ‫ْـر‬ ُ ‫لَْيَذْه‬
ِ ‫ْلَْيَض‬,ُ‫ْلَْيَشْـ َهد‬,‫َـب‬

Contoh :

ُ‫يَ ْخلُق‬ (yakhluqu)=sedang/akan menciptakan

ُ ‫( يَ ْخ ُر‬yakhruju)= sedang/akan mengeluarkan


‫ج‬

‫َيأْ ُمر‬ (ya’muru)= sedang/akan memerintahkan

‫يَأْكُ ُل‬ (ya’kulu)= sedang/akan memakan

C. Bentuk

Seperti Fi’il madhi, Fi’il mudhari’ juga mempunyai 14 bentuk sesuai dhamirnya. Contoh

No Dhamir F. Madhi Arti Perub Letak perubahan

1 ْ‫ُـو‬
َ ‫ه‬ ْ‫ب‬
ُ ‫يَض ِْـر‬ Dia (lk) sedang/ akan .… Akhir kata
memukul

5
2 ‫هُ َمـا‬ ْ‫َـان‬
ِ ‫يَض ِْرب‬ Keduanya (lk) sedang/ akan ‫َان‬
ِْ .… Akhir kata
memukul

3 ْ‫هُـ ْم‬ َْ‫يَض ِْربُـون‬ Mereka (lk) sedang/ akan َْ‫… ُْون‬ Akhir kata
memukul

4 ْ‫ِـي‬
َ ‫ه‬ ُ ‫تَض ِْـر‬
ْ‫ب‬ Dia (pr) sedang/ akan .… َ‫ت‬ Awal kata
memukul

5 ‫هُ َمـا‬ ِ ‫تَض ِْر‬


ْ‫بان‬ Keduanya (pr) sedang/ akan ‫َان‬
ِْ … َ‫ت‬ Awal dan akhir
memukul

6 ‫ُـن‬
ْ ‫ه‬ َْ ‫يَض ِْـرب‬
‫ْن‬ Mereka (pr) sedang/ akan َْ ‫تَ …ب‬
‫ْن‬ Awal dan akhir
memukul

7 َْ‫اَنْـت‬ ُ ‫تَض ِْـر‬


ْ‫ب‬ Kamu (lk) sedang/ akan … َ‫ت‬ Awal kata
memukul

8 ‫اَنْتُ َمـْا‬ ِ ‫تَض ِْـر‬


ْ‫بان‬ Kalian (lk) sedang/ akan ‫َان‬
ِْ … َ‫ت‬ Awal dan akhir
memukul

9 ‫اَنْتُـم‬ ْ‫تَض ِْـرب ُْو ِن‬ Kalian (lk) sedang/ akan َْ‫ت… ُْون‬ Awal dan akhir
memukul

10 ِْ ‫اَنْـ‬
‫ت‬ َْ ‫تَض ِْـربِي‬
‫ْن‬ Kamu (pr) sedang/ akan َْ ‫تَ …بِي‬
‫ْن‬ Awal dan akhir
memukul

11 ‫اَنْتُ َمـْا‬ ِ ‫تَض ِْـرب‬


ْ‫َان‬ Kalian (pr) sedang/ akan ‫َان‬
ِْ … َ‫ت‬ Awal dan akhir
memukul

12 ْ ‫ََ انْت‬
‫ُـن‬ َْ ‫تَض ِْـرب‬
‫ْن‬ Kalian (pr) sedang/ akan َْ ‫تَ …ب‬
‫ْن‬ Awal dan akhir
memukul

13 ‫اَنَـا‬ ُ ‫اَض ِْـر‬


ْ‫ب‬ Saya sedang/ akan memukul ..…‫ا‬ Awal kata

14 ُْ ْ‫نَح‬
‫ن‬ ُ ‫نَض ِْـر‬
ْ‫ب‬ Kami, kita sedang/ akan ……َ‫ن‬ Awal kata
memukul

Rangkuman

Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi (present tense)
atau akan terjadi (future tense).

Cara membuatnya Huruf asli dalam Fi’il madhi diberi tambahan salah satu huruf mudhara’ah, huruf ke dua
sukun (mati)

Ciri/ tandanya adalah (1) Dapat dimasuki huruf sin ‫ س‬dan saufa ‫ف‬
َْ ‫( س َْو‬2) dapat diawali dengan salah satu di
antara empat huruf ْ) ُ‫تْ (اَنَيْت‬,‫ي‬,‫ن‬,‫ا‬yang disebut huruf mudhara’ah (3) Dapat dimasuki huruf َْ‫( ل‬tidak)
Bentuknya ada 14 bentuk sesuai dhamirnya.

6
FI’IL AMAR

‫فِــعِــلْالمــر‬

A. Definisi

Fi’il Amar adalah: kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative) untuk melaksanakan pekerjaan

B. Tanda-tanda

Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun. Contoh :

‫اُكتُب‬ tulislah ‫اقـرء‬ Bacalah ‫احفظ‬ Hafalkan

C. Cara membuat

a. Dari Fi’il madhi,

b. dibuang ya mudhari’nya (yaitu huruf awal Fi’il mudhari’)

c. huruf akhir diberi harakat sukun

d. Bila setelah dibuang ya mudhari’nya ternyata huruf awalnya berharakat sukun(‫ )ــ‬maka ditambah
dengan hamzah washal (‫ )ا‬yang berkasrah yang tak perlu ditulis harakat kasrahnya.

Langkah-langkah membuat Fi’il amar

ُْ ‫يَذْه‬
‫َـب‬ ُْ ‫ذْه‬
‫َـب‬ ْْ‫ذْهَـب‬ ْْ‫اذْهَـب‬

1 2 3 4

D. Bentuk

Bentuk Fi’il Amar hanya ada 6, yaitu

No Dhamir F. Amar Arti Perubahan

1 ْ‫ُــو‬
َ ‫ه‬ ——— ———

2 ‫هُـ َمـا‬ – ——— ———

3 ْ‫هُــ ْم‬ – ———- ———

4 ْ‫ِـي‬
َ ‫ه‬ – ———- ———

5 ‫هُ َمـا‬ – ———- ———

6 ‫ُـن‬
ْ ‫ه‬ – ———- —–

7 َْ‫اَنْـت‬ ْْ‫اُكْـتُب‬ Memukullah kamu (lk) Asli

8 ‫اَنْتُ َمـْا‬ ‫اُ ْكتُبَــا‬ Memukullah kalian (lk) ‫َا‬..…

9 ‫اَنْتُـم‬ ‫اُكْـتُب ُْـوْا‬ Memukullah kalian (lk) ْ‫ ُْو‬.…

10 ِْ ‫اَنْـ‬
‫ت‬ ‫اُكْـتُبِي‬ Memukullah kamu (pr) ْ‫ ِْي‬.…

11 ‫اَنْتُ َمـْا‬ ‫اُكـتُبتـا‬ Memukullah kalian (pr) ‫…َتَـا‬

7
12 ْ ‫ََ انْت‬
‫ُـن‬ َْ ‫اُكْـتُب‬
‫ْـن‬ Memukullah kalian (pr) ْ‫ ِْن‬.…

13 ‫اَنَــا‬ – —- —-

14 ُْ ْ‫نَح‬
‫ـن‬ – —- —–

Contoh :

ْ‫اُ ْدخُل‬ (udkhul)=masuklah ‫ِس‬


ْ ‫( إِجْ ل‬ijlis)=duduklah

ْ‫( اُ ْخ ُرَُ ج‬ukhruj)=keluarlah ‫( ا َِِرْ ف َْع‬irfa’)=angkatlah

Rangkuman
Fiil Amar adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah untuk melakukan pekerjaan.. Biasanya diawali
dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun. Bentuknya ada enam

2. Menurut Jenis hurufnya:

A. Fi’il shahih

Definisi

Fi’il shahih adalah kalimah Fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf illat yaitu (‫ي‬,‫ا‬,‫) و‬.

Pembagian

Fi’il shahih ini dibedakan menjadi beberapa tipe (bina’)

a. Fi’il salim, yaitu fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf hamzah atau tidak mudha’af (dobel)

contoh :

ُ ‫يَـذْه‬-
ْ‫َب‬ َْ ‫ذَه‬
‫َــب‬ ْ‫يَكْــت ُُب‬ -‫َــب‬
َْ ‫كَت‬ ْ‫س‬
ُ ‫يَــد ُْر‬ –ْ‫س‬
َ ‫د ََر‬
b. Fi’il mahmuz, adalah Fi’il yang salah satu hurufnya berupa huruf illat. Berdasarkan huruf illatnya,
Fi’il mahmuz terdiri dari

1. mahmuz fa’, yaitu apabila huruf awal (fa’ fi’il) kata kerja berupa hamzah,contoh

ْ‫فَـعَــ َل‬ ‫ـل‬ ‫ـعــ‬ ‫فـ‬

8
َ‫أَ َخـــ ْذ‬ َْ‫ـذ‬ ‫َخـــ‬ َ‫ْأ‬ —Mahmuz fa

ْ‫سَــأ َ َل‬ ْ‫ـ َل‬ َ ‫ـــْأ‬ ْ‫س‬


َ —Mahmuz ‘ain

َ‫ـــرْْأ‬
َ َ‫ق‬ َ‫ْأ‬ ‫ـــر‬ َ‫قَْـ‬ —Mahmuz lam

3 2 1

2. Mahmuz ‘ain yaitu apabila huruf kedua (‘ain fi’il) kata kerja berupa hamzah

3. Mahmuz lam, yaitu apabila huruf akhir (lam fi’il) kata kerja berupa hamzah

c. Fi’il Mudha’af ialah kata yang huruf kedua (‘ain Fi’il) dan huruf ketiga (lam Fi’il) berupa huruf
yang sama, kemudian ditasydidkan, contoh

‫ـــل‬ ‫ـــعــ‬ ‫فـ‬

‫َمـــد‬ ‫َمـــ َد َد‬ ‫د‬ َََْ‫د‬ ‫َمـ‬

ْ‫سَـــد‬ ‫سَـــ َد َْد‬ ‫َْد‬ ‫َْد‬ ‫سَـ‬

ْ‫هَـــز‬ َْ‫هَـــزَز‬ َْ‫ََ ز‬ ‫ز‬ ‫هَـ‬

3 2 1

B. Fi’il Mu’tal

Definisi

Fi’il mutal ialah fi’il yang huruf aslinya berupa huruf illat.

Pembagian

Fi’il mu’tal ini terdiri 5 macam yaitu:

a. Fi’il mitsal, yaitu Kata yang fa’ fi’il (huruf pertama) berupa wawu( ‫(و‬disebut Mitsal
wawi (‫ ) ميثال واوي‬atau berupa ya (‫ ) ي‬disebut mitsal Ya’I (‫ ) ْميثالْيأـي‬, contoh:

‫ــل‬ ‫ـعَـ‬ ‫فَـ‬

‫َوعَـــ َد‬ ‫ــ َْد‬ ‫عَـ‬ ْ‫َو‬ Mitsal wawi

ْ‫َوضَــ َع‬ ْ‫ـ َع‬ ‫ضَـ‬ ْ‫َو‬

ْ‫َـــر‬
َ ‫َيس‬ ْ‫ـر‬
َ ‫سَـ‬ ‫يَـ‬ Mitsal ya’i

‫ـــس‬
َْ ِ‫يَب‬ ْ‫ـس‬
َ ْ‫ب‬
ِ ََ ‫يـ‬

3 2 1

b. Fi’il ajwaf, Fi’il ini terdiri dari dua macam yaitu

1) Ajwaf Wawi (‫ ( أجوف واوى‬yaitu kata yang huruf keduanya berupa huruf wawu ‫ و‬, dan

2) Ajwaf Ya’i (‫) أجوف يأى‬, yaitu kata yang huruf keduanya ( ‫ )ع‬berupa huruf Ya ( ‫) ي‬

Contoh:

‫ـل‬ ‫ـعَـ‬ ‫فَـ‬

َْ‫صَـاْن‬ َْ ‫َـو‬
‫ن‬ َ ‫ص‬ َْ‫ن‬ ‫ــو‬ ََْ َ‫ص‬ Ajwaf wawi

ْ‫صَــاْ َم‬ ْ‫َـو َم‬


َ ‫ص‬ ْ‫َم‬ ْ‫ــو‬
َ ‫صَـ‬ Ajwaf wawi

9
ْ‫ـاب‬
َ َ ‫هـ‬ ْ‫َب‬
َ ‫هَـي‬ ْ‫ب‬
َ ‫ـيـ‬ َ‫هْـ‬ Ajwaf ya’i

َ‫بَــاع‬ ‫بَـيَـ َْع‬ ْ‫ـ َع‬ ‫ـيـ‬ َ‫بْـ‬ Ajwaf ya’i

3 2 1

c. Fi’il naqish, yaitu kata kerja yang huruf ketiga (lam fi’il) berupa huruf wawu atau
ya.

Fi’il ini ada dua macam yaitu

1) Naqish wawi (ْ‫ ) ناْقصْواوي‬kata yang huruf ketiganya berupa wawu


( ‫)و‬, dan

2) Naqish Ya’i (‫) ناْقصْيَأي‬: Kata yang huruf ketiganya berupa ya ( ‫) ي‬

‫ـل‬ ‫ـعَـ‬ ‫فَـ‬

‫غَـــــــزَ ْا‬ ْ‫ــــزَو‬


َ َ‫غ‬ ‫ـَو‬ ‫ـــز‬ َََْ‫غ‬ Naqish wawi

ْ‫َــــر َو‬
ُ ‫س‬ ْ‫َــــر َو‬
ُ ‫س‬ ْ‫َُ َو‬ ‫ـــر‬ ‫سَـ‬ Naqish wawi

‫َـــرى‬
َ ‫س‬ ْ‫ي‬
َ ‫َــر‬
َ ‫س‬ ْ‫ي‬
َ ْ‫ــر‬
َ ْ‫س‬
َ Naqish ya’i

‫َخشـــِي‬ ‫َخشِــي‬ ‫ـي‬ ‫شِـ‬ ‫َخـ‬ Naqish ya’i

3 2 1

d. Fi’il lafif mafruq ( ‫ق‬ ُ ْ‫ )لَ ِفيْــفْ َمف‬yaitu kata kerja yang huruf pertamanya (fa’
ْ ‫ــر ْو‬
Fi’il) berupa wawu (‫ ) و‬dan huruf ketiganya (lam Fi’il) berupa ya (‫)ي‬

e. Fi’il Lafif Maqrun kata kerja yang huruf kedua (’ain Fi’il) berupa wawu (‫ ) و‬dan huruf
ketiganya (lam Fi’il) berupa ya (‫)ي‬

contoh

‫ـل‬ ‫ـعَـ‬ ‫فَـ‬

‫َوقَـــى‬ ‫َوقَــى‬ ‫ـى‬ َ‫قْـ‬ ْ‫َو‬ Lafif mafruq

‫َولـــَى‬ ‫َولَــى‬ ‫ى‬ ْ‫َل‬ ْ‫َو‬ Lafif mafruq

‫َـوى‬
َ ‫ش‬ ‫َـوى‬
َ ‫ش‬ ‫ى‬ ْ‫ـ ِو‬ ‫شَـ‬ Lafif maqrun

َ ‫قَــ ِو‬
ْ‫ي‬ َ ‫قَــ ِو‬
ْ‫ي‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫قـ‬ Lafif maqrun

3 2 1

Rangkuman

Fi’il shahih adalah kalimah Fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf illat yaitu (‫ي‬,‫ا‬,‫) و‬. Fiil mu’tal
adalah fiil yang terdapat huruf illat. Berdasarkan letak huruf illat terdapat fiil bina’ mahmuz, naqish,
ajwaf, mitsal,dan lafif

3. Pembagian Fi’il menurut Objek Penderitanya

Fi’il Lazim dan Fil muta’addi

A. Fi’il Lazim

10
Fi’il Lazim yaitu fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi tidak memiliki maf’ul bih
(pelengkap penderita). Dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja intransitif. Contoh

ْ‫قَـَا َمْ–ْيَقُ ْـو ُم‬ berdiri ْ‫ِـس‬ َْ َ‫َجل‬


ُ ‫ْيَجْ ل‬-‫س‬ Duduk
B.Fi’il Muta’addi,

Fi’il Muta’addi yaitu fi’il yang tidak hanya memiliki pelaku (Fa’il) tetapi harus dilengkapi dengan
maf’ul bih (Objek penderita). Di dalam bahasa Indonesia disebut Kata kerja transitif. Contoh

ْ‫ب‬
ُ ‫ْـر‬
َ ‫يَش‬-‫ب‬
َْ ‫َـر‬
َ ‫ش‬ Minum ‫يُعْطِ ــى‬-‫اَ ْعطَـى‬ Memberi

‫يَتْبَــ ُْع‬-‫تَبِــ َْع‬ mengikuti ْ ُ‫ظَــنْ–يَظ‬


‫ــن‬ Mengira

Fi’il muta’addi dapat dibentuk dari fi’il lazim. Beberapa Fi’il lazim dapat menjadi Fi’il muta’addi
dengan mengikuti wazan-wazan (pola) sebagai berikut

Arti Muta’addi Pola Arti lazim

Mengeluarkan ُ ‫ي ُْخ ِـر‬-‫ج‬


ْ‫ج‬ َ ‫أَ ْخ‬
َْ ‫ـر‬ ْ‫اَفْعَـلَْ–ْيُفْعِـ ُل‬ Keluar َ ‫َخ‬
َْ ‫ـر‬
‫ج‬

Menggembirakan ُ ‫فَـرحَْ–ْ ُيفَ ِـر‬


ْ‫ح‬ ْ‫يََ فَعِــ ُل‬
ُ ْ–َْ‫فَعـل‬ Gembira َ َ‫ف‬
َْ‫ـرح‬

menyetujui ُْ‫ْي َُوافِق‬-َْ‫َوافَـق‬ ْ‫فَاعَلَْ–ْ ُيفَاعِـ ُل‬ Setuju َْ‫َوفَــق‬

3.4 Rangkuman

Fi’il Lazim /kata kerja intransitive yaitu fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi tidak
memiliki maf’ul bih (pelengkap penderita). Sedang Fi’il Muta’addi / Kata kerja transitif yaitu fi’il
harus dilengkapi dengan maf’ul bih (Objek penderita).

4. Pembagian Fi’il Menurut Bentuk Aktif/ Pasifnya

A. Fi’il Ma’lum

Definisi

Fi’il Ma’lum adalah fi’il yang disebutkan fa’ilnya dan mempunyai pengertian aktif.

Contoh

contoh Maf’ul bih Fa’il Fi’il lazim Arti

ْ‫أكَــلَْ َمحَمــدٌْالـرز‬ ْ‫ٌَ ْالـرز‬ ‫َمحَمــ ْد‬ ْ‫أكَــ َل‬ Muhammad makan nasi

11
ْ‫َــاب‬
َ ‫ِـيْال ِكت‬ َ َ‫ق‬
ٌّ ‫ــراَْعَـل‬ ْ‫َــاب‬
َ ‫ال ِكت‬ ْ‫ِـي‬
ٌّ ‫عَـل‬ َ َ‫ق‬
َ‫ــرْا‬ Ali membaca buku

B. Fi’il Majhul

Definisi

Fi’il majhul ialah Fi’il yang fa’ilnya dibuang dan digantikan oleh maf’ul bih (objek penderita). Fi’il ini
disebut juga kata kerja pasif. Fi’il ini hanya mempunyai dua bentuk yaitu Fi’il madhi dan fi’il mudhari’

Cara membuat Fi’il ma’lum menjadi fi’il majhul

Huruf pertama Fi’il madhi diberi harakah dhammah, huruf sebelum terakhir diberi harakat kasrah.

2.2 Contoh

6 huruf 4 huruf Tiga huruf

‫استغــفـر‬ ‫تــرجــم‬ ‫ كــتــب‬menulis

menerjemahkan

‫ـر‬ ‫ـف‬ ‫ـغـ‬ ‫تـ‬ ‫سـ‬ ََ‫ا‬ ‫ـم‬ ‫جـ‬ ‫ـر‬ ‫تـ‬ ‫ـب‬ ‫ـت‬ ‫كــ‬

‫ـر‬ ‫ـف‬ ‫ـغـ‬ َ ُ‫ت‬ ‫سـ‬ ُ‫ا‬ ‫ـم‬ ‫جـ‬ ‫ـر‬ ُ‫ت‬ ‫ـب‬ ‫ـتـ‬ ‫كُـ‬

6 5 4 3 2 1 4 3 2 1 3 2 1

‫اُســتُغــفـــر‬ ‫تُــرجـــم‬ ‫كُــتــب‬

Diminati ampunan diterjemahkan Ditulis

Apabila fi’il berupa bina’ ajwaf (huruf tengahnya mu’tal), maka bentuk fi’il majhulnya dibentuk
dengan cara ‘ain Fi’il (huruf kedua) diganti huruf ya. Contoh

ْ‫قَـــا َل‬ ‫زَ ا َْد‬

berkata menambah

ْ‫ـ َل‬ ‫ــا‬ َ‫قْـ‬ ‫َْد‬ ‫ََ ْا‬ ‫ز‬

ْ‫ـ َل‬ ‫ـيْـ‬ ‫ق‬


ِْ ‫ـ َْد‬ ‫يْـ‬ ْ‫ِز‬

‫ق َِـ ِيـــــل‬
ِ َْ‫ِزيْـــــ َد‬

dikatakan Ditambah

Cara membuat fi’il majhul dari Fi’il mudhari” adalah didhammahkan huruf pertama dan difathahkan
huruf sebelum terakhir. Contoh

ُ ‫يَـسْـــتَغْـــف‬
ْ‫ِـر‬ ْ‫َــرجَــ ُم‬
ْ ‫يُـت‬ ‫َــزيْــ ُد‬
ِ ‫ي‬
Meminta ampun menerjemahkan menambah

‫ــر‬
ُ ‫ـف‬ ‫غــ‬ ‫ـت‬ ‫ـسـ‬ ‫يـ‬ ‫ـ ُم‬ ‫ـجـ‬ ‫ر‬ ‫تـ‬ ‫يُـ‬ ُ‫ـد‬ ‫يــ‬ ‫ــز‬ ‫يـ‬

‫ــر‬
ُ ‫فـ‬ ‫غــ‬ ‫ـت‬ ‫ـسـ‬ ‫يُـ‬ ‫ـ ُم‬ ‫ـجـ‬ ‫ر‬ ‫تـ‬ ‫يُـ‬ ُ‫ـد‬ ‫ا‬ ‫ــز‬ ‫يُـ‬

12
‫ـــر‬
ُ ‫يُستغــــــف‬ ‫يُتـــــرجــ ُم‬ ُ‫يُـــــزا د‬

Dimintai ampun diterjemahkan ditambah

5. Pembagian Fi’il menurut menurut susunan huruf

Fi’il Mujarrad dan Fi’il Mazid

A. Fi’il Mujarrad

Definisi

Fi’il mujarrad adalah kata kerja yang semua hurufnya huruf asli, belum mendapatkan tambahan huruf.

Contoh:

ْ‫ْزَ لَـزَ لَْ–ْيُـزَ لْ ِـز ُل‬,ْ‫كَت ََبْ–ْيَ ْكت ُُب‬

Fi’il mujarrad dibedakan menjadi dua macam

1. Fi’il Tsulatsy mujarrad, yaitu fi’il yang huruf aslinya terdiri tiga huruf. Fi’il ini ada 6
macam, yaitu
No Wazan (pola) Contoh Rumus

1 ْ‫فَـعَــلَْ–ْيَفْــ ُعـ ُل‬ َ ‫ْنَص‬,ْ‫كَبَتَ ْ–ْيَ ْكت ُُب‬


ْ‫ْ َدجَــ َل‬,‫َــر‬ ‫ْــُــْـ‬,ْ‫ــَــ‬

2 ْ‫فَـعَــلَْ–ْيَـفْـعِـ ُل‬ ْ‫ْرجَـ َع‬,ْ


َ ‫ب‬ َ ‫َـر‬
َ ‫ِسْض‬ َ َ‫َجل‬
ُ ‫سْ–ْيَجْ ـل‬ ‫ْــِــْـ‬,‫ـــَــ‬

3 ْ‫فَـعَــلَْ–ْيَـفْـعَــ ُل‬ َ ْ,َْ‫ـرأُْفَتَــح‬


‫صنَـ َْع‬ َ ْ‫ـرأَْ–ْيَق‬
َ َ‫ق‬ ‫ْـــَــْـ‬,ْ‫ـــَــ‬

4 ْ‫ْيَـفْـعَــ ُل‬-َْ‫فَـعِــل‬ ْ‫ْسَــلِـ َم‬,‫ْفَ ِهــ َم‬,ْ‫عَـ ِل َمْ–ْيَـعْــلَ ُم‬ ‫ْـــَـْـ‬,ْ‫ـــِــ‬

5 ْ‫ْيَفْــعُـ ُل‬-َْ‫فَــعُــل‬ ْ‫َــر َم‬


ُ ‫ْك‬,َْ‫ْشَـ ُجع‬,ُْ‫حَـسُنَْ–ْيَحْ سُن‬ ‫ْـــُـْـ‬,ْ‫ــُــ‬

6 ْ‫ْيَـفْـعِـ ُل‬-َْ‫فَــعِــل‬ َ ‫ْو ِر‬,َْ‫ق‬


ْ‫ث‬ َ ِ‫ْوم‬,ْ
َ ‫ِـب‬ُ ‫ِبْ–ْيَحْ س‬
َ ‫حَـس‬ ‫ْـــِـْـ‬,ْ‫ــِــ‬

B. Fi’il Mazid

Definisi

Fi’il mazid adalah fi’il yang huruf aslinya mendapatkan tambahan.

Pembagian

Fi’il ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu fi’il tsulatsy mazid dan fi’il ruba’y mazid.

1. fi’il tsulatsy mazid, adalah fi’il tsulatsy (aslinya 3 huruf) yang mendapatkan tambahan satu
huruf, dua huruf dan tiga huruf.

a) yang mendapatkan tambahan satu huruf ada tiga pola (wazan) yaitu

13
‫‪No‬‬ ‫‪Pola‬‬ ‫‪contoh‬‬

‫‪1‬‬ ‫فَعــلَْ–ْيُفَـعِــ ُلْ‬ ‫عَـلــ َمْ‪ْ,‬سَــلــ َمْ‬

‫‪2‬‬ ‫فَاعَـلَْ–ْيُفَـاعِـ ُلْ‬ ‫قَـاتَــلَْجَــاهَـ َْد‬

‫‪3‬‬ ‫أَفْــعَـلَْ–ْيُفْــعِــ ُلْ‬ ‫ْــر َمْ–ْاَسْــلَــ َمْ‬


‫اَك َ‬

‫‪b) yang mendapatkan tambahan dua huruf ada lima pola (wazan) yaitu‬‬

‫‪No‬‬ ‫‪pola‬‬ ‫‪Contoh kata‬‬

‫‪1‬‬ ‫تَفَـاعَـلَْ–ْيَتَفَــاعَـ ُْل‬ ‫بْ‬ ‫بْ‪ْ-‬يَتَقَ َ‬


‫ـار ُ‬ ‫تَقَ َ‬
‫ـار َ‬

‫‪2‬‬ ‫تَفَـعــلَْ–ْيَتَفَـعــ ُلْ‬ ‫تَقَـد َمْ–ْيَتَقَـد ُمْ‬

‫‪3‬‬ ‫اَفْتَعَــلَْ–ْ َيفْتَـعِــ ُلْ‬ ‫اِجْ تَ َمــعَْ–ْيَجْ تَمِ ــ ُْع‬

‫‪4‬‬ ‫اِنْفـعَــلَْ–ْيَنْفَـعِــ ُلْ‬ ‫اَنْقَطَــعَْ–ْيَنْقَطِ ــ ُْع‬

‫‪5‬‬ ‫اِفْـعَــلْ–ْيَفـْعَــلْ‬ ‫ــر‬


‫اِحْ َمــرْ–ْيَحْ َم ْ‬

‫‪c) yang mendapatkan tambahan tiga huruf ada empat pola (wazan) yaitu‬‬

‫‪No‬‬ ‫‪Pola‬‬ ‫‪Contoh kata‬‬

‫‪1‬‬ ‫ستَفْــ ِع ُلْ‬


‫ستَــفْعَلَْ‪ْ-‬يَ ْ‬
‫اِ ْ‬ ‫ستَغْــف ُِرْ‬
‫ستَــغْـفَ َرْ–ْيَ ْ‬
‫اِ ْ‬

‫‪2‬‬ ‫اِفْع ْ‬
‫َــوعَـلَْ–ْيَفْعَوعِـ ُلْ‬ ‫اِ ْغ َ‬
‫ـر ْو ِرقَْ–ْيَغْ َ‬
‫ـر ْو ِر قَْ‬

‫‪3‬‬ ‫اَفْــعَـالْ–ْيَفْعَــالْ‬ ‫اَحْ َمـارْ–ْيَحْ َمــارْ‬

‫‪4‬‬ ‫اَفْعَـــولَْ–ْيَفْع ِ‬
‫َــو ُلْ‬ ‫طُ‬
‫اِعْـلَـوطَْ–ْيَعْـلَ ِو ْ‬

‫‪1.‬‬ ‫‪Fi’il ruba’I mazid adalah fi’il ruba’I (huruf asal 4 huruf) yang mendapakan tambahan satu‬‬
‫‪atau dua huruf. Fi’il ini mempunyai pola sebagai berikut‬‬
‫‪a) Yang mendapatkan tambahan satu huruf‬‬

‫‪Pola‬‬ ‫‪Contoh‬‬

‫تًفَعْـلَــلَْ–ْيَتَـفَـعْـلَــ ُلْ‬ ‫تَد َْخ َ‬


‫ــرجَْ‪ْ,‬تَبَ ْ‬
‫س َمــ َْل‬

‫‪b) Yang mendapatkan tambahan satu huruf‬‬

‫‪No‬‬ ‫‪Pola‬‬ ‫‪Contoh kata‬‬

‫‪1‬‬ ‫اِفْعَنْلَـلَْ–ْيَفْـعَنْـلِـ ُلْ‬ ‫ـرنْ ِجـ ُمْ‬


‫ـرنْجَــ َمْ–ْي َْخ َ‬
‫ا ِْخ َ‬

‫‪2‬‬ ‫اَفْ َعلَــلْ–ْ َيفْـعِــلْ‬ ‫اِ ْط َمـأَنْ–ْ َي ْط َمـئ ْ‬


‫ِـن‬

‫‪14‬‬
Rangkuman

Pada dasarnya kata kerja (kalimah fiil) itu berjumlah tiga huruf (tsultsy) dan empat huruf (ruba’i).
Dari huruf asal tadi ada yang mendapat tambahan mulai dari satu huruf sampai tiga huruf. Fiil
berdasarkan tambahannya hurufnya fiil dibagi menjadi fiil mujarrad dan fiil mazid. Perubahan
mujarrad menjadi mazid tersebut mempunyai fungsi-fungsi tertentu.

C. Fungsi perubahan mujarrad menjadi mazid

1. ‫فَـعــ َْل‬

Wazan ini berfungsi antara lain

a. mengubah lazim menjadi muta’addi (‫)لِلتعْــ ِديَة‬

contoh ‫ح‬ َ َ‫ف‬senang —- ‫ح‬


َْ ‫ــر‬ َْ ‫ =فَــر‬menyenangkan

b. menunjukkan arti memperbanyak

contoh ْ‫ =قَـطَـ َْع‬memotong, ‫ = قَـطـ َْع‬memotong-motong

c. menisbatkan maf’ul kepada asalnya fa’il

ً ‫ـرْزَ يْدٌْع َْم‬


contoh ْ‫ــرا‬ َ ‫كَف‬: Zaid menisbatlan Umar kepada kekafiran
2. Pola ‫أَفْــعَـلَْ–ْيُفْــعِــ ُْل‬

a. mengubah lazimmenjadi muta’addi

contoh ‫ْــر ْمتُ ْزَ يْــدًا‬


َ ‫اَك‬Saya memuliakan Zaid
b. memasuki sesuatu

ُْ ‫ا َْمسَــىْاَلْ ُمسَــاف‬musafir memasuki petang


contoh ْ‫ِـر‬

c. menjadi sesuatu

َ َ‫اَفْق‬Negara itu menjadi tandus


contoh: ْ‫ــرْاَلْبَــلَ ُْد‬

d. mendapati sesuatu dalam sifatnya

ْ َ‫اً ْعظ‬Aku menemukan (mengenal) Dia itu agung (besar)


contoh: ُْ‫ـمتُـه‬

e. hampir

contoh: ُْ‫اَحْ صَــدَْالـز ْرع‬tanaman itu hampir panen

3. Pola ‫فَـاعَـلَْ–ْيُفَـاعِـ ُْل‬

a. saling melakukan antara dua orang

ً ‫بْزَ يْدٌْع َْم‬


contoh: ‫ـرا‬ َ ‫َــار‬
َ ‫ ض‬: Zaid dan Amir saling memukul
b. menunjukkan arti memperbanyak

contoh ‫َفْهللاُْثَ َوابًا‬


َ ‫ضَـاع‬: Mudah-mudahan Allah memperbanyak pahala
c. mengubah lazim menjadi muta’addi

contoh : ُْ‫عَــافَكَ ْهللا‬Semoga Allah menyembuhkanmu

15
d. berarti mujarrad

َ َ‫سَاف‬Zaid pergi
contoh ‫ــرْزَ يْ ٌْد‬

4. Pola ‫تَفَـاعَـلَْ–ْيَتَفَــاعَـ ُْل‬

a. saling melakukan antara dua orang atau lebih

contoh: ‫ تَصَــالَحَْالْقَ ْـو ُْم‬kaum itu saling berdamai

b. pura-pura

contoh: ‫ــارضَ ْزَ ْي ٌْد‬


َ ‫ تَ َم‬Zaid pura-pura sakit
c. kejadian beruntut

contoh: ‫اردَْالقَ ْو ُْم‬


َ ‫ ت ََـو‬Kaum itu datang beruntut
d. akibat/ hasil dari ‫فَاعَـ َْل‬

contoh: ْ‫بَاعَ ْدتُهُْفَتَبــاعَ َْد‬: Saya menjauhinya, maka ia menjadi jauh

5. Pola ‫تَفَـعــلَْ–ْيَتَفَـعــ ُْل‬

a. hasil/ akibat ‫فَعــ َْل‬

َْ ‫ــرتُ ْالـزجَـاجَْفَتَكَس‬
contoh ‫ــر‬ ْ ‫كَس‬Saya memecah kaca, maka kaca
menjadi pecah

b. memaksakan diri

contoh : ‫تَشَــجـ َعْزَ يْـ ٌْد‬Zaid memberanikan diri

c. menjadikan asal fi’il menjadi maf’ul

َْ ُ‫ تَبَنيْتُ ْي ُْوس‬Saya menjadikan Yusuf sebagai anak


contoh: ‫ــف‬

d. tuntutan

َ ‫تَبَــينَْالشيْـ‬Dia mencari penjelasan tentang sesuatu


contoh: ْ‫ئ‬

6. Pola‫ْاَفْتَعَــلَْ–ْيَفْتَـعِــ ُْل‬

a. Akibat/ hasil dari ‫فَعَــ َْل‬

Contoh: ‫ َج َمعْتُ ْا ِل ِبـلَْفَاجْ تَ َم َْع‬Saya mengumpulkan unta, maka


mereka menjadi berkumpul

b. Mengambil

Contoh: ‫ اِ َختَبَــزَْزَ يْــ ٌْد‬Zaid mengambil roti

c. Menyangatkan makna

Contoh: َ‫َبْزَ يْد‬


َ ‫ اِ ْكتَس‬contoh Zaid bersungguh-sungguh
d. Tuntutan

Contoh: ‫اِ ْكتَـدْزَ يْ ٌْد‬Zaid mina agar bekerja keras

7. Pola ‫اِنْفـعَــلَْ–ْيَنْفَـعِــ ُْل‬

a. Akibat/ hasil ‫فَـعــ َْل‬

َْ ‫جْفَانْكَس‬
Contoh: ‫َـر‬ َ ‫ كَس ْـرتُ ْالـزجَـا‬Saya memecahkan kaca, maka kaca
menjadi pecah

16
b. Akibat/ hasil dari ‫أَفْعَـلَْ–ْيُفْــعِــ ُْل‬

Contoh: ‫ج‬َْ ‫اَزْ عَجَــهُْ َفانْـزَ عَـ‬Dia membingungkannya, maka dia


menjadi bingung

8. Pola ْ‫اِفْعَــلْ–ْيَف ْـعَــل‬

Berfungsi menunjukkan arti masuk dalam suatu sifat, misalnya

ْ‫ــر‬
ُْ ‫اِحْ َمــرْت َْم‬kurma itu memerah

9. Pola ْ‫ستَفْــ ِع ُل‬


ْ ‫ْ َي‬-َْ‫ستَــفْ َعل‬
ْ ِ‫ا‬
a. menuntut suatu perbuatan, contoh

ُ ‫ اَسْـتَغْف‬Saya memohon ampun kepada Allah


َْ‫ِــرْهللا‬

b. berarti ‫ فَعَــ َْل‬mujarrad, contoh

ْ‫ستَقَــرْا َْيْقَــر‬
ْ ِ‫ ا‬menetap

c. Berubah menjadi, contoh

ُْ‫ْالطيْن‬
ِ ‫ــر‬َ ‫ اِحْ تَج‬lumpur itu berubah menjadi batu

ْ ‫ْاِفْع‬
10. Pola‫َــوعَـلَْ–ْيَفْعَوعِـ ُْل‬

a. menyangatkan , contoh

‫َبْزَ يْ ٌْد‬
َ ‫اِحْ د َْود‬Zaid menjadi sangat bungkuk
b. berarti ‫ فَعَــ َْل‬mujarrad, contoh

ُ ‫ اِحْ لَ ْولَىْالت ْم‬kurma itu sudah manis


ْ‫ــر‬

11. Pola ْ‫اَفْعَـالْ–ْيَفْعَــال‬

Berfungsi antara lain menyangatkan, contoh

ُْ‫صفَــرْالْ َم ْـوز‬
ْ ِ‫ا‬Pisang itu telah menguning

ِ ‫اَفْعَــولَْ–ْيَفْع‬
12. Pola ْ‫َــو ُل‬

Wazan ini berefungsi menyangatkan, contoh

ْ‫ـروطَْشُعَـاعُْالش ْم ِس‬
َ ْ‫ اَح‬Sinar matahari itu sangat memancar
13. Pola ْ‫تًفَعْلَــلَْ–ْيَتَفَـعْـلَــ ُل‬

Pola ini berfungsi akibat/ hasil ‫فَ ْعلَــــ َْل‬, contoh

ْ‫ج‬ َ ْ‫َـرْفَتَدَح‬
َ ‫ـــر‬ َ ‫ـرجْ تُ ْال َحج‬
َ ْ‫ دَح‬Saya
mengguling-gulingkan batu,
maka batu itu menjadi
berguling-guling

14. Pola ْ‫اِفْعَنْـلَـلَْ–ْيَفْـعَنْـلِـ ُل‬

Pola ini berfungsi akibat/ hasil ‫فَعْلَـــ َْل‬, contoh

َ ْ‫َـرج َْمتُ ْا ِلبِـلَْفَاح‬


ْ‫ـرنْجَـ َْم‬ ْ ‫ح‬Saya mengumpulkan unta,
maka unta itu jadi berkumpul

15. Pola ْ‫اَفْعَلَــلْ–ْيَفْـعِــل‬

Berfungsi menyangatkan, contoh

17
‫ اِقْشَـعَــرْالْ ِجلْــ ُْد‬Kulit merinding.

Keterangan selanjutnya tentang bab ini akan dibahas lebih lanjut di buku Bahasa Arab II

4. Pola

Fi’il Madhi Tsulatsy,

yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari tiga huruf. Polanya

ْ‫فَــعَـ َل‬ َ َ‫ْكَـف‬,‫َـر‬


ْ‫ـر‬ َ ‫ْنَص‬,‫ب‬
َ ‫(ض ََر‬memukul, menolong, ingkar)
ْ‫فَــعِـ َل‬ ِ ‫( فَ ِهــ َمْش‬memahami, menyaksikan, mengetahui)
ََْْ‫َـهـدَْعَـلِـ َْم‬

ْ‫فَـعُــ َل‬ ‫َــر َمْبَـعُـد‬


ُ ‫َــر َمْك‬
ُ ‫( ح‬mengharamkan, memuliakan, menjauhkan)

Fi’il Madhi Ruba’i,

yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari empat huruf. Polanya ada tiga, yaitu

1 ْ‫فَعــ َل‬ ْ‫ْسَــل َم‬,‫ْعَـل َم‬,َ‫نَــزل‬

2 ْ‫أَْفْـعَـ َل‬ ْ‫ْأَنْــزَ َل‬,‫ْأَسْــلَ َم‬,َ‫أَ ْرسَــل‬

3 ْ‫فَـاعَـ َل‬ ْ‫ْقَـاتَـ َل‬,‫ْ َخـاسَ َم‬,‫سَــافَ َر‬

Fi’il Madhi Khumasi,

yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari lima huruf. Polanya ada empat , yaitu

1 ْ‫اِنْفَـعَــ َل‬ ‫ْاِنْقَطَـ َْع‬,َ‫ْاِنْطَلَــق‬,‫ب‬


َ َ‫اِنْقَـل‬

2 ْ‫اِفْتَعَـــ َل‬ َْ َ‫ْاِجْ تَن‬,َ‫ْاِجْ تَ َمــع‬,‫ب‬


‫ـب‬ َ ‫اِقْت‬
َ ‫َــر‬

3 ْ‫تَفــعـ َل‬ َ ‫ْتَــأَخ‬,‫تَعَلــ َم‬


ْ‫ْتَقَــد َم‬,‫ــر‬

4 ْ‫تَفَــاعَـ َل‬ َ َ‫تَسَــاق‬


ْ‫ْتَجَـــاهَ َل‬,َ‫ْتَسَـــاهَـل‬,‫ف‬

Fi’il Madhi Sudasi,

yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari enam huruf. Polanya hanya ada satu

18
Pola Contoh

ْ‫ستَفْعَـــ َل‬
ْ ِ‫ا‬ َ ‫ست َْخ‬
َْ ‫ــر‬
‫ج‬ ْ ِ‫ْا‬,‫ــــر‬ ْ ِ‫ْا‬,َ‫ــوذ‬
َ َ‫ستَغْف‬ َ ْ‫ستَح‬
ْ ِ‫ا‬

Contoh Perubahan Fi’il Madhi, rubai, khumasi, dan sudasi

Sudasi Khumasi Ruba’i Dhomir

ْ‫ستَفْعَـــ َل‬
ْ ِ‫ا‬ ْ‫تَفــعـ َل‬ ْ‫اِفْتَعَـــ َل‬ ْ‫اِنْفَـعَــ َل‬ ْ‫أَْفْـعَـ َل‬ ْ‫فَعــ َل‬

َ َ‫ستَغْف‬
ْ‫ــر‬ ْ ِ‫ا‬ ْ‫تَقَــد َم‬ ‫اِجْ تَ َمــ َْع‬ ‫اِنْقَطَـ َْع‬ ْ‫أَ ْرسَــ َل‬ ْ‫نَــز َل‬ ْ‫ه َُو‬

َ َ‫ستَغْف‬
ْْ‫ــرت‬ ْ ِ‫ا‬ ْْ‫تَقَــد َمت‬ ْْ‫اِجْ تَ َمــعَت‬ ْْ‫اِنْقَطَـعَت‬ ْْ‫أَ ْرسَــلَت‬ ْْ‫نَــزلَت‬ ْ‫ِي‬
َ ‫ه‬

ْ َ‫ستَغْف‬
َْ‫ــرت‬ ْ ِ‫ا‬ َْ‫تَقَــد ْمت‬ َْ‫اِجْ تَ َمــعْت‬ َْ‫اِنْقَطَـعْت‬ َْ‫أَ ْرسَــلْت‬ َْ‫نَــزلْت‬ َْ‫اَنْت‬

ْ َ‫ستَغْف‬
ِْ ‫ــر‬
‫ت‬ ْ ِ‫ا‬ ِْ ‫تَقَــد ْم‬
‫ت‬ ِْ ‫اِجْ تَ َمــ ْع‬
‫ت‬ ِْ ‫اِنْقَطَـ ْع‬
‫ت‬ ِْ‫أَ ْرسَــلْت‬ ِْ ْ‫نَــزل‬
‫ت‬ ِْ ْ‫اَن‬
‫ت‬

ْ َ‫ستَغْف‬
ُْ‫ــرت‬ ْ ِ‫ا‬ ُْ‫تَقَــد ْمت‬ ُْ‫اِجْ تَ َمــعْت‬ ُْ‫اِنْقَطَـعْت‬ ُْ‫أَ ْرسَــلْت‬ ُْ‫نَــزلْت‬ ‫اَنا‬

KESIMPULAN

Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata, misalkan pada dhomir (kata ganti). Berbeda
dengan bahasa Indonesia yang hanya memiliki 7 kata ganti (dia, kamu, kalian, mereka, kami, kita, dan saya)), di
dalam bahasa Arab kata gantinya ada 12. Antara kata ganti untuk dua orang dengan lebih dari dua orang
dibedakan di dalam bahasa Arab, tidak terdapat pada bahasa Indonesia bahkan pada bahasa Inggris (read :
Bahasa Internasional).

Di antara keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan padat, misalnya, jika kita ingin mengungkapkan
“dia sedang menulis”, maka cukup dengan menggunakan kalimat yaktubu dan ini sekaligus menunjukkan
bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang laki-laki, adapun jika yang menulisnya itu seorang perempuan,
maka kita gunakan kalimat taktubu saja. Singkat dan padat. Dan banyak lagi keunggulan bahasa arab di atas
bahasalain.

Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz yang brfaidah yang mampu membuat yang
diajak bicara diam karena mengerti. Lafadzh sendiri meliputi Al Kalam (kalimat), Al Kalimah (kata), dan Al
Kalim (akan dijelaskan kemudian). Maksud dari berfaidah adalah bisa dimengerti oleh yang diajak berbicara.

Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah adalah kata. Sedangkan Al Kalim adalah
istilah untuk sesuatu yang tersusun dari 3 kata (baik itu fi’il, isim) atau lebih, baik berfaidah atau tidak.Fg FB
vm

Catatan:

1. Semua Fi’il madhi dapat dimasuki kata ‫ قَـــ ْد‬yang artinya sungguh, contoh

19
َ‫قَــ ْد اِسْــتَغْـفَـــرْ ت‬ Sungguh aku telah meminta ampun

2. Jika di depan Fi’il madhi terdapat huruf ‫ َمـا‬, maka artinya tidak, contoh:

َ‫َمــا اِسْــتَغْـفَـــرْ ت‬ Aku tidak meminta ampun

DAFTAR PUSTAKA

KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), cet. Ke 6, hal, 55.

KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), cet. Ke 6, hal, 55.

KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), cet. Ke 6, hal, 55.

KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), cet. Ke 6, hal, 56.

KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), cet. ke 6, hal, 56.

20

Anda mungkin juga menyukai