com
َ ُْ
1. Fi’il Madhi ( ْ ِ ) اﻟ ِﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎ
َ ََ
Fi’il madhi adalah kata kerja untuk masa lampau yang
memiliki arti telah melakukan sesuatu. Contohnya: ﻛﺘﺐ
َ َ
(telah menulis) atau ( ﻋﻠِﻢtelah mengetahui).
ُ َ ُ ُْ
2. Fi’il Mudhari’ ( ) اﻟ ِﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرِع
َْ ُْ
3. Fi’il Amar ( ) ﻓ ِﻌﻞ اﻷﻣ ِﺮ
4
Pembagian fi’il menjadi seperti ini lebih mirip tata bahasa inggris yang mengenal
istilah past tense (masa lampau) dan present continous tense (sedang berlangsung).
Harus diakui tata Bahasa Arab lebih sesuai dengan tata bahasa Inggris ketimbang
bahasa Indonesia.
Berikut ini tabel contoh ketiga jenis fi’il untuk berbagai kata
kerja
7
Lihat penjelasannya dalam Syarah Mukhtashar Jiddan oleh Syaikh Ahmad Zaini Dahlan.
(١ : )اﻤﻟﺆﻣﻨﻮنC B A
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.”
(Al Mu’minun: 1)
َََْ
Maka kata “ “أﻓﻠﺢmerupakan fi’il.
َ
2. Didahului “”س
َ
“ ”سartinya adalah “akan”. Contohnya:
(١٤٢ : ) اﻛﻘﺮة... E D C B
“Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan
berkata ….” (Al Baqarah: 142)
ُ َُ
Maka kata “ ”ﻓﻘ ْﻮلmerupakan fi’il.
َْ َ
3. Didahului huruf “ “ﺳﻮف
َْ َ َ
Huruf “ ”ﺳﻮفartinya juga “Akan”. Bedanya dengan ““س,
َْ َ
kata “ ”ﺳﻮفdigunakan untuk waktu yang lebih lama
َ
daripada “”س. Contohnya:
(٣ : )اﺤﻛﺎﻜﺛﺮd c b
“Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatanmu itu).” (At Takatsur: 3)
ْ
4. Diakhiri Ta Ta’nits “ “ت
Ta ta’nits tidak memiliki arti khusus, hanya huruf
tambahan saja. Ta ta’nits ini merupakan ciri fi’il madhi
َ ِ . Contohnya:
dhamir ﻲﻫ
ُ َّ ُْ
1. Fi’il Lazim ( ) اﻟ ِﻔﻌﻞ اﻟﻼ ِزم
َ َ َ َ َ
Fi’il lazim adalah fi’il yang tidak membutuhkan objek
(intransitif). Contohnya ( ﻗﺎمtelah berdiri) dan ( ﺟﻠﺲtelah
ُ ُْ ُ ْ َ َ
duduk). Kedua kata kerja ini secara nalar tidak mem-
butuhkan objek. Misalkan ( ﻗﻤﺖSaya telah berdiri) dan ﺟﻠﺴﺖ
(Saya telah duduk). Maka, kedua kalimat ini sudah
sempurna. Sekalipun ada tambahan, maka tambahannya
disebut keterangan, bukan objek. Contohnya:
ُ ََ ُ ْ َ َ
ِّ ِ اﻟﻜ ْﺮ ﺟﻠﺴﺖ ﺒﻟ
(Saya telah duduk di atas kursi)
ْ ِّ َ َ ُ ُْ
2. Fi’il Muta’adiy ( ) اﻟ ِﻔﻌﻞ اﻟﻤﺘﻌﺪي
ُ ََْ
(telah makan). Bila َ kita membuat kalimat ( ﻛﺘﺒﺖSaya telah
ُ ْ َ
menulis) dan ( أﻛﻠﺖSaya telah makan). Maka secara nalar,
kalimat ini masih butuh objek. Apa yang dimakan? Apa yang
ditulis? Sehingga, kita masih perlu menambahkan objek di
belakangnya. Contohnya:
َ َ َ ِّ ُ ْ َ َ
اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﻛﺘﺒﺖ
(Saya telah menulis surat)
atau kalimat:
َ َ َّ ُ ْ َ َ
أﻛﻠﺖ اﻟﺴﻤﻚ
(Saya telah memakan ikan)
ُُْ ْ َ ُْ
2. Fi’il majhul ()اﻟ ِﻔﻌﻞ اﻟﻤﺠﻬﻮل
Fi’il majhul adalah kata kerja pasif.
ُ َ ْ ُ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ
ﺮﻀب ﻳ- ﺮﺿب
ِ ﺮﻀب
ِ ﻳ- ﺮﺿب
ُ َُْ َ ُ ُ ََْ َ ََ
ﻓﻔﺘﺢ- ﻓﺘِﺢ ﻓﻔﺘﺢ- ﻓﺘﺢ
َ ُْ ُ َ َْ َ
ﻓﻌﻠ ُﻢ- ﻋﻠِ َﻢ ﻓﻌﻠ ُﻢ- ﻋﻠِ َﻢ
ُ ْ َّ ُْ
1. Fi’il Shahih ( ﺤﻴﺢ
ِ ) اﻟ ِﻔﻌﻞ اﻟﺼ
Fi’il shahih adalah fi’il yang huruf penyusunnya terbebas
ََ َ ََ
dari huruf ‘illat. Huruf ‘illat yaitu alif, waw, dan ya.
Contohnya ( أﻛﻞtelah makan) dan (ﻛﺘﺐtelah menulis).
Ketiga huruf penyusun dari kedua fi’il tersebut َ tidak ada
ََ َ ََ
yang mengandung alif, waw, dan ya sehingga أﻛﻞdan ﻛﺘﺐ
merupakan fi’il shahih.
ُّ َ ْ ُ ُْ
2. Fi’il Mu’tal ( ) اﻟ ِﻔﻌﻞ اﻟﻤﻌﺘﻞ
ََ َ
Bukankah kata أﻛﻞmengandung huruf alif?
Hamzah Alif
ََ َ َ َ
( أﻛﻞMakan) ( ﻗﺎمberdiri)
ََ َ َ َ
( ﺳﺄلbertanya) ( ﻗﺎلberkata)
ََ َ َ َ
( ﻗﺮأmembaca) ( ﺻﺎمberpuasa)