Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGGUNAAN FI'IL DALAM SUSUNAN KALIMAT

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

WIDIA ASTUTI

A.WAHYU RAMADHAN

ZAKY LUTFI RAMADHAN

M.RIZKI R

EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAMUJU

2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Arab ini
tentang fiil dan pembagiannya

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
Bahasa Arab ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Mamuju 5 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. 2

DAFTAR ISI........................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................ 4
C. TUJUAN PENELITIAN............................................................. 4

BAB ll PEMBAHASAN

A. FI’IIL MADHI............................................................................ 5
B. FI’IIL MUDHARI....................................................................... 6
C. FI’IIL AM’R............................................................................... 8

BAB lll PENUTUP

A. KESIMPULAN........................................................................... 10
B. SARAN....................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalimah adalah suatu susunan dari beberapa huruf hijaiyah yang mempunyai
arti/makna, kalimah dibagi menjadi tiga yaitu kalimah isim (kata yang menujukkan arti suatu
benda yang tidak di sertai waktu dan tempat), kalimah fi’il (kata kerja) dan kalimah huruf
(kata yang tidak mampu berdiri sendiri kecuali jika dirangkai dengan kata yang lain). Jika
kalimah itu di masuki ‘amil maka ada yang akan terjadi suatu perubahan pada kalimat
tersebut,dan pula ada yang tetap.
Dalam bahasa Arab terdapat pula Kalimat Fi’il yaitu kata yang menunjukkan arti
pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang
dan yang akan datang).
Fi’il Madhi itu menunjukkan kata kerja di masa lampau, Fi’il Mudhari’ iitu
menunjukkan kata kerja di masa sekarang atau masa yang akan datang, sedangkan Fi’il Amr
itu menunjukkan kata kerja bentuk perintah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Fi’il Madhi?
2. Apa yang dimaksud Fi’il Mudhari’?
3. Apa pengertian Fi’il Amr?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Fi’il Madhi
2. Agar mengetahui Contoh Fi’il Madhi
3. Untuk mengetahui pengertian Fi’il Mudhari’
4. Dapat mengetahui Contoh-Contoh Fi’il Mudhari’
5. Untuk mengetahui pengertian Fi’il Amr
6. Dapat mengetahui Cara membuat Fi’il Amr Tsulatsi Mujarrad

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fi’il Madhi


Fi’il madhi adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang telah terjadi di
masa lampau. Dengan kata lain pekerjaan tersebut telah/sudah dilaksanakan, baik
dilaksanakan baru saja, tadi, kemarin, satu bulan yang lalu, atau satu tahun yang lalu dan
seterusnya.

Arti Contoh Kalimat

Saya telah membaca buku ‫َقَر ْأُت اْلِكَتاَب‬


Anak laki-laki itu telah bermain bola ‫َلِعَب اْلَو َلُد اْلُك َّر َة‬
Azizah telah pergi ke Perpustakaan ‫َذ َهَبْت َع ِزْيَز ُة ِإَلى اْلَم ْك َتَبِت‬
Nabila dan Khodijah adalah ‫َنِبْيَلُة َو َخ اِدَج ُة َطاِلَبَتاِن ِفْي ِتْلَك اْلَج ا‬
mahasiswa Universitas itu. Mereka
berdua telah belajar bahasa Arab ‫ٍمَعِة َو ُهَم ا َقْد َد َر َس ا ُلَغَة اْلَعَر ِبَّيِة‬
Bayi itu telah mengantuk dikAmrnya ‫َنَعَس الِط ْفُل ِفي ُح ْج َر ِتِه‬

Jika diperhatikan, perubahan fi’il madhi akan terlihat berbeda


diakhirnya sesuai dhamir-nya (kata ganti). Hal ini dapat digambarkan
dalam table berikut:[1]

Arti Fi’il Madhi Dhamir

Dia laki-laki telah mendengar ‫َسِمَع‬ ‫ُهَو‬


Dia (2 orang) laki-laki telah ‫َسِمَعا‬ ‫ُهَم ا‬
mendengar
Dia (jama’) laki-laki telah ‫َسِمُعوا‬
mendengar
‫ُهْم‬
Dia Perempuan telah mendengar ‫َسِمَعْت‬ ‫ِهَي‬
Dia (2 orang) perempuan telah ‫َسِمَعَتا‬ ‫ُهَم ا‬
mendengar
Dia (jama’) perempuan telah ‫َسِم ْعَن‬ ‫ُهَّن‬
mendengar
Kamu (laki-laki) telah ‫َسِم ْعَت‬ ‫َاْنَت‬
mendengar
Kamu (2 orang laki-laki) telah ‫َسِم ْع ُتَم ا‬ ‫َاْنُتَم ا‬
mendengar
Kamu (jama’ laki-laki)
mendengar
telah
‫َسِم ْع ُتْم‬ ‫َاْنُتْم‬

5
Kamu (Perempuan) telah ‫َسِم ْع ِت‬ ‫َاْنِت‬
mendengar
Kamu (2 orang Perempuan) telah ‫َسِم ْع ُتَم ا‬ ‫َاْنُتَم ا‬
mendengar
Kamu (jama’ perempuan) telah ‫َسِم ْع ُتَّن‬ ‫َانُتَّن‬
mendenger
Saya telah mendengar ‫َسِم ْع ُت‬ ‫َاَنا‬
Kami/ Kita telah mendengar ‫َسِم ْع َنا‬ ‫َنْح ُن‬

Contoh Fi’il Madhi

Telah Telah Telah Telah Dhamir


Memasak Mengantuk Menulis Mendengar
‫َش ُج َع‬ ‫َنَعَس‬ ‫َكَتَب‬ ‫َسِمَع‬ ‫ُهَو‬
‫َش ُج َع ا‬ ‫َنَعَس ا‬ ‫َكَتَبا‬ ‫َسِمَع ا‬ ‫ُهَم ا‬
‫َش ُجُعوا‬ ‫َنَع ُسوا‬ ‫َك َتُبوا‬ ‫َسِم ُعوا‬ ‫ُهْم‬
‫َش ُج َع ْت‬ ‫َنَعَس ْت‬ ‫َكَتَبْت‬ ‫َسِمَع ْت‬ ‫ِهَي‬
‫َش ُج َع َتا‬ ‫َنَعَس َتا‬ ‫َكَتَبَتا‬ ‫َسِمَع َتا‬ ‫ُهَم ا‬
‫َشُجْع َن‬ ‫َنَع ْس َن‬ ‫َك َتْبَن‬ ‫َسِم ْع َن‬ ‫ُهَّن‬
‫َش ُج ْعَت‬ ‫َنَع ْسَت‬ ‫َك َتْبَت‬ ‫َسِم ْعَت‬ ‫َاْنَت‬
‫َشُجْع ُتَم ا‬ ‫َنَع ْس ُتَم ا‬ ‫َك َتْبُتَم ا‬ ‫َسِم ْع ُتَم ا‬ ‫َاْنُتَم ا‬
‫َشُجْع ُتْم‬ ‫َنَع ْس ُتْم‬ ‫َك َتْبُتْم‬ ‫َسِم ْع ُتْم‬ ‫َاْنُتْم‬
‫َشُجْع ِت‬ ‫َنَع ْس ِت‬ ‫َك َتْبِت‬ ‫َسِم ْع ِت‬ ‫َاْنِت‬
‫َشُجْع ُتَم ا‬ ‫َنَع ْس ُتَم ا‬ ‫َك َتْبُتَم ا‬ ‫َسِم ْع ُتَم ا‬ ‫َاْنُتَم ا‬
‫َشُجْع ُتَّن‬ ‫َنَع ْس ُتَّن‬ ‫َك َتْبُتَّن‬ ‫َسِم ْع ُتَّن‬ ‫َاْنُتَّن‬
‫َشُجْع ُت‬ ‫َنَع ْس ُت‬ ‫َك َتْبُت‬ ‫َسِم ْع ُت‬ ‫َاَنا‬
‫َش ُجْعَنا‬ ‫َنَع ْسَنا‬ ‫َك َتْبَنا‬ ‫َسِم ْعَنا‬ ‫َنْح ُن‬

B. Fi’il Mudhari’
Fi’il Mudhari’ adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang atau
akan terjadi. Dengan kata lain pekerjaan tersebut sedang dilaksanakan atau akan
dilaksanakan.

Arti Contoh Kalimat

Saya sedang/ akan membaca buku ‫َاْقَر ُأ اْلِكَتَب‬


Anak laki-laki itu sedang/ akan ‫َيْلَعُب اْلَو اَلُد الُك َّر َة‬
bermain bola
Azizah sedang/ akan pergi ke ‫َتْذ َهُب َع ِزْيَز ُة ِإَلَى اْلَم ْك َتَبِة‬
6
Perpustakaan
Nabila dan Khodijah sedang/ akan ‫َنِبْيَلُة َو َخ اِدَج ُة َطاِلَبَتاِن ِفْي ِتْلَك‬
belajar bahasa Arab
‫اْلَج ِمَعِة َو ُهَم ا َتْد ُرَس اِن ُلَغَة اْلَعَر ِبَّيِة‬
Bayi itu sedang/ akan mengantuk di ‫َيْنَعُس الِط ْفُل ِفي ُح ْج َر ِتِه‬
kAmrnya

Jika diperhatikan, perubahan Fi’il Mudhari’ akan terlihat berbeda-beda di akhir kata
sesuai dhamir-nya (kata ganti). Perubahan pada fi’il mudhari’ akan terlihat pada
huruf mudhara’ah yang digunakan di awal dan akhir fi’il nya. Adapun
huruf mudhara’ah adalah 4 huruf hijaiyyah yang berbeda dalam fi’il mudhari’, huruf tersebut
adalah ‫ ن‬dan ]2[.‫ ت‬,‫ ي‬,‫ا‬

Arti Fi’il Madhi Dhamir

Dia laki-laki sedang/ akan ‫َيْس َم ُع‬ ‫ُهَو‬


mendengar
Dia (2 orang) laki-laki sedang/
akan mendengar
‫َيْس َم َعاِن‬ ‫ُهَم ا‬
Dia (jama’) laki-laki/ akan
mendengar
‫َيْس َم ُعْو َن‬ ‫ُهْم‬
Dia Perempuan sedang/ akan ‫َتْس َم ُع‬ ‫ِهَي‬
mendengar
Dia (2 orang) Perempuan sedang/
akan mendengar
‫َتْس َم َعاِن‬ ‫ُهَم ا‬
Dia (jama’) Perempuan sedang/ ‫َيْس َم ْعَن‬ ‫ُهَّن‬
akan mendengar
Kamu (laki-laki) sedang/ akan ‫َتْس َم ُع‬ ‫َاْنَت‬
mendengar
Kamu (2 orang laki-laki) sedang/
‫َتْس َم َعاِن‬ ‫َاْنُتَم ا‬
akan mendengar
Kamu (jama’ laki-laki) sedang/
akan mendengar
‫َتْس َم ُعْو َن‬ ‫َاْنُتْم‬
Kamu (perempuan) sedang/ akan ‫َتْس َم ِع ْيَن‬ ‫َاْنِت‬
mendengar
Kamu (2 orang Perempuan)
‫َتْس َم َعاِن‬ ‫َاْنُتَم ا‬
sedang/ akan mendengar
Kamu (jama’ perempuan) ‫َتْس َم ْعَن‬ ‫َانُتَّن‬
sedang/ akan mendenger
Saya sedang/ akan mendengar ‫َاْس َم ُع‬ ‫َاَنا‬
Kami/ Kita sedang/ akan ‫َنْس َم ُع‬ ‫َنْح ُن‬
mendengar

Contoh-contoh Fi’il Mudhari’

7
Sedang/ akan Sedang/ akan Sedang/ akan Sedang/ akan Dhamir
Memasak duduk Menulis mendengar
‫َيْطَبَخ‬ ‫َيْج ِلُس‬ ‫َيْك ُتُب‬ ‫َيْس َم ُع‬ ‫ُهَو‬
‫َيْطَبَخاِن‬ ‫َيْج ِلَس اِن‬ ‫َيْك ُتَباِن‬ ‫َيْس َم َع اِن‬ ‫ُهَم ا‬
‫َيْطَبُخ وَن‬ ‫َيْج ِلُسوَن‬ ‫َيْك ُتُبْو َن‬ ‫َيْس َم ُعْو َن‬ ‫ُهْم‬
‫َتْطَبُخ‬ ‫َتْج ِلُس‬ ‫َتْك ُتُب‬ ‫َتْس َم ُع‬ ‫ِهَي‬
‫َتْطَبَخاِن‬ ‫َتْج ِلَس اِن‬ ‫َتْك ُتَباِن‬ ‫َتْس َم َع اِن‬ ‫ُهَم ا‬
‫َيْطَبْخ َن‬ ‫َتْج ِلْس َن‬ ‫َيْك ُتْبَن‬ ‫َيْس َم ْع َن‬ ‫ُهَّن‬
‫َتْطَبُخ‬ ‫َتْج ِلُس‬ ‫َتْك ُتُب‬ ‫َتْس َم ُع‬ ‫َاْنَت‬
‫َتْطَبَخاِن‬ ‫َتْج ِلَس اِن‬ ‫َتْك ُتَباِن‬ ‫َتْس َم َع اِن‬ ‫َاْنُتَم ا‬
‫َتْطَبُخ وَن‬ ‫َتْج ِلُسوَن‬ ‫َتْك ُتُبْو َن‬ ‫َتْس َم ُعْو َن‬ ‫َاْنُتْم‬
‫َتْطَبِخ ْيَن‬ ‫َتْج ِلِس ْيَن‬ ‫َتْك ُتِبْيَن‬ ‫َتْس َم عْيَن‬ ‫َاْنِت‬
‫َتْطَبَخ اَن‬ ‫َتْج ِلَس اِن‬ ‫َتْك ُتَباِن‬ ‫َتْس َم َع اِن‬ ‫َاْنُتَم ا‬
‫َتْطَبْخ َن‬ ‫َتْج ِلْس َن‬ ‫َتْك ُتْبَن‬ ‫َتْس َم ْع َن‬ ‫َاْنُتَّن‬
‫َاْطَبُخ‬ ‫َاْج ِلُس‬ ‫َاْك ُتُب‬ ‫َاْس َم ُع‬ ‫َاَنا‬
‫َنْطَبُخ‬ ‫َنْج ِلُس‬ ‫َنْك ُتُب‬ ‫َنْس َم ُع‬ ‫َنْح ُن‬

C. Fi’il Amr
Fi’il amr atau kata kerja perintah yang berisi pekerjaan yang dikehendaki
oleh mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintahkan agar dilakukan
oleh mukhatab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi fa’il (Pelaku) dari fi’il amr adalah dhamir
mukhatab (lawan bicara) atau “orang kedua” sebagai orang yang diperintah untuk
melakkukan pekerjaan tersebut. Dhamir mukhatab tersebut adalah: ‫ َاْنَت‬,‫ َاْنِت‬,‫ َاْنُتَم ا‬, ‫ َاْنُتْم‬, ‫َاْنَت‬
Arti Contoh Kalimat

Pergilah (kamu laki-laki) ke masjid! ‫ِاْذ َهْب ِاَلى اْلَم ْس ِج ِد‬


Beramal lah (kalian) untuk akhirat ‫ِاْع َم اَل َأِلِخَرِتُك َم ا‬
kalian!
Sayangilah (kamu perempuan) ‫َأِخِّبي ُأِّم َك‬
ibumu!
Bacalah (kalian laki-laki) buku ini! ‫ِاْقَر ُئوا َهَذ ا اْلِكَتاَب‬
Duduklah (Kamu laki-laki) wahai
saudaraku!
‫ِاْج ِلْس َياَأِخ ْي‬

1. Cara membuat Fi’il Amr Tsulatsi Mujarrad

8
Cara membuat fi’il amr bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il
mudhari’-nya dengan ketetuan sebagai berikut:[3]

1. Huruf ya (‫ )ي‬mudhara’ah yang terletak di awal fi’il diganti dengan alif (‫)أ‬.
Adapun harakat (tanda baca alif ini memiliki beberapa ketentuan: 1) apabila huruf kedua
terakhir fi’il ber-harakat dhammah, maka alif ber-harakat dhammah, dan 2) apabila
huruf kedua terakhir fi’il ber-harakat kasrah dan fathah, maka alif ber-harakat kasarah.

Contoh:

Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi


‫ُاْك ُتْب‬ ‫َيْك ُتُب‬ ‫َكَتَب‬
‫ِاْج ِلْس‬ ‫َيْج ِلُس‬ ‫َج َلَس‬
‫ِاْذ َهْب‬ ‫َيْذ َهُب‬ ‫َذ َهَب‬
2. Apabila setelah huruf ya’ (‫ )ي‬mudhara’ah adalah huruf hijaiyyah yang ber-
harakat baik kasrah, fathah atau dhammah, untuk merubahnya menjadi fi’il
amr huruf ya’ dihapus tanpa diganti dengan alif, serta huruf ‘illat (‫ ي‬- ‫ )أ – و‬yang ada
pada fi’il mudhari’ juga dihapus.

Contoh:

Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi


‫ُقْل‬ ‫َيُقْو ُل‬ ‫َقاَل‬
‫َنْم‬ ‫َيَناُم‬ ‫َناَم‬
3. Apabila setelah dibuang ya Mudhara’ahnya huruf pertamanya merupakan hamzah yang
berharokat sukun, maka dapat mengikuti cara pertama atau mengikuti cara kedua dengan
menghilangkan hamzah yang berharokat sukun.

Contoh:

Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi


‫ُك ْل‬ ‫َيْأُك ُل‬ ‫َأُك ْو ُل‬
‫ ُم ْر‬/ ‫ُأْأُم ْر‬ ‫َيْأُم ُر‬ ‫َأَم َر‬

Perhatikan contoh-contoh dengan seksama:

9
Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi Dhamir
- ‫َيْك ُتُب‬ ‫َكَتَب‬ ‫ُهَو‬
- ‫َيْك ُتَباِن‬ ‫َكَتَبا‬ ‫ُهَم ا‬
- ‫َيْك ُتُبْو َن‬ ‫َكَتُبْو ا‬ ‫ُهْم‬
- ‫َتْك ُتُب‬ ‫َكَتَبْت‬ ‫ِهَي‬
- ‫َتْك ُتَباِن‬ ‫َكَتَبَتا‬ ‫ُهَم ا‬
- ‫َيْك ُتْبَن‬ ‫َك َتْبَن‬ ‫ُهَّن‬
‫َاْك ُتْب‬ ‫َتْك ُتُب‬ ‫َك َتْبَت‬ ‫َاْنَت‬
‫ُاْك ُتَبا‬ ‫َتْك ُتَباِن‬ ‫َك َتْبُتَم ا‬ ‫َاْنُتَم ا‬
‫ُاْك ُتُبوا‬ ‫َتْك ُتُبْو َن‬ ‫َك َتْبُتْم‬ ‫َاْنُتْم‬
‫ُاْك ُتِبْي‬ ‫َتْك ُتِبْيَن‬ ‫َك َتْبِت‬ ‫َاْنِت‬
‫ُاْك ُتَبا‬ ‫َتْك ُتَباِن‬ ‫َك َتْبُتَم ا‬ ‫َاْنُتَم ا‬
‫ُاْك ُتْبَن‬ ‫َتْك ُتْبَن‬ ‫َك َتْبُتَّن‬ ‫َاْنُتَّن‬
- ‫َاْك ُتُب‬ ‫َك َتْبُت‬ ‫َاَنا‬
- ‫َنْك ُتُب‬ ‫َك َتْبَنا‬ ‫َنْح ُن‬

Berdasarkan contoh diatas dapat dipahami bahwa ketentuan-ketentuan berikut:


1. Fi’il amr ber-dhamir ‫ َاْن َت‬huruf akhir fi’il di-harakt-i dengan sukun (ْ).
2. Fi’il amr ber-dhamir ‫ َاْن ِت‬huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan kasrah dan ditambahi
huruf ya’ sukun ( ‫)ْي‬.
3. Fi’il amr ber-dhamir ‫ َاْنُتَم ا‬huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan fathah dan ditambahi
dengan alif (‫)ا‬.
4. Fi’il amr ber-dhamir ‫ َاْنُتْم‬huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan dhammah dan
ditambahi dengan waw sukun ( ‫)ْو‬.
5. Fi’il amr ber-dhamir ‫ َاْنُتَّن‬huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan sukun dan ditambahi
huruf nun ber-harakat fathah ( ‫)َن‬.[4]

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Fi’il madhi adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang telah terjadi di
masa lampau.
 Fi’il Mudhari’ adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang
atau akan terjadi.
 Fi’il amr atau kata kerja perintah yang berisi pekerjaan yang dikehendaki
oleh mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintahkan agar dilakukan
oleh mukhatab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan diatas kita dapat mengetahui kata ganti kepemilikan atau
macam-macam fi’il. Kita sebagai mahasiswa diharapkan agar dapat dan mampu memahami
apa pengertian, dan masing-masing kata kerja (fa’il) tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nawang Wulandari, Belajar Bahasa Arab Asyik dan Menyenangkan 2, (Metro: CV. Laduni
Alifatama, 2018), Cetakan Kedua

12

Anda mungkin juga menyukai