Anda di halaman 1dari 12

BAHASA ARAB

MAKALAH FI’IL

DOSEN PEMBIMBING :

Ridwan Hakim, S.Ag. M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

Della Rusmini

21121025P

PRODI/SEMESTER : PSIK Reg B / VII (Tujuh)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHTAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH


PALEMBANG G

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah fiil ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah AIK. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah fiil
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah fiil sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah fiil ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.

Palembang, Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................2

A. Latar Belakang........................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Macam-macam fiil..................................................................................................3
B. Fiil Madhi................................................................................................................3
C. Fiil Mudhori............................................................................................................4
D. Fiil Amr’.................................................................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................9

A. Kesimpulan.............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimah adalah suatu susunan dari beberapa huruf hijaiyah yang mempunyai
arti/makna, kalimah dibagi menjadi tiga yaitu kalimah isim (kata yang menujukkan
arti suatu benda yang tidak di sertai waktu dan tempat), kalimah fi’il (kata kerja)
dan  kalimah huruf (kata yang tidak mampu berdiri sendiri kecuali jika dirangkai
dengan kata yang lain). Jika kalimah itu di masuki ‘amil maka ada yang akan terjadi
suatu perubahan pada kalimat tersebut,dan pula ada yang tetap.
Dalam bahasa Arab terdapat pula Kalimat Fi’il yaitu kata yang menunjukkan arti
pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau,
sekarang dan yang akan datang).
Fi’il Madhi itu menunjukkan kata kerja di masa lampau, Fi’il Mudhari’ iitu
menunjukkan kata kerja di masa sekarang atau masa yang akan datang, sedangkan
Fi’il Amr itu menunjukkan kata kerja bentuk perintah.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa saja macam-macam Fi’il?


2.      Apa pengertian Fi’il Madhi?
3.      Apa yang dimaksud Fi’il Mudhari’?
4.      Apa pengertian Fi’il Amr?

C. Tujuan

1.      Agar mengetahui macam-macam Fi’il


2.      Untuk mengetahui pengertian Fi’il Madhi
3.      Untuk mengetahui pengertian Fi’il Mudhari’
4.      Untuk mengetahui pengertian Fi’il Amr

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Macam-macam Fi’il
Fi’il itu ada tiga macam, yaitu fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amar.

B.     Pengertian Fi’il Madhi


Fi’il madhi adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang telah terjadi
di masa lampau. Dengan kata lain pekerjaan tersebut telah/sudah dilaksanakan, baik
dilaksanakan baru saja, tadi, kemarin, satu bulan yang lalu, atau satu tahun yang lalu dan
seterusnya.

Arti Contoh Kalimat

Saya telah membaca buku َ ‫قَ َرْأتُ ا ْل ِكت‬


‫َاب‬
Anak laki-laki itu telah bermain bola َ‫ب ا ْل َولَ ُد ا ْل ُك َّرة‬
َ ‫لَ ِع‬
Azizah telah pergi ke Perpustakaan ‫ت‬ِ َ‫َذ َهبَتْ َع ِز ْي َزةُ ِإلَى ا ْل َم ْكتَب‬
Nabila dan Khodijah adalah ‫َان فِ ْي تِ ْل َك ا ْل َجا‬ ِ ‫نَبِ ْيلَةُ َو َخا ِد َجةُ طَالِبَت‬
mahasiswa Universitas itu. Mereka ‫سا لُ َغةَ ا ْل َع َر بِيَّ ِة‬ َ ‫ٍم َع ِة َو ُه َما قَ ْد د ََر‬
berdua telah belajar bahasa Arab
Bayi itu telah mengantuk dikAmrnya ‫الط ْف ُل فِي ُح ْج َر تِ ِه‬
ِ ‫س‬ َ ‫نَ َع‬

Jika diperhatikan, perubahan fi’il madhi akan terlihat berbeda diakhirnya


sesuai dhamir-nya (kata ganti). Hal ini dapat digambarkan dalam table berikut:

Arti Fi’il Madhi Dhamir

Dia laki-laki telah mendengar ‫س ِم َع‬َ ‫ه َُو‬


Dia (2 orang) laki-laki telah ‫س ِم َعا‬ َ ‫ُه َما‬
mendengar
Dia (jama’) laki-laki telah ‫س ِم ُعوا‬
َ ‫ُه ْم‬
mendengar
Dia Perempuan telah mendengar ْ‫س ِم َعت‬ َ ‫ِه َي‬
Dia (2 orang) perempuan telah ‫س ِم َعتَا‬
َ ‫ُه َما‬
mendengar
Dia (jama’) perempuan telah َ‫س ِمعْن‬
َ َّ‫هُن‬
mendengar
Kamu (laki-laki) telah َ‫س ِمعْت‬
َ َ‫اَ ْنت‬
mendengar

3
Kamu (2 orang laki-laki) telah ‫س ِم ْعتُ َما‬
َ ‫اَ ْنتُ َما‬
mendengar
Kamu (jama’ laki-laki) telah ‫س ِم ْعتُ ْم‬
َ ‫اَ ْنتُ ْم‬
mendengar
Kamu (Perempuan) telah ‫ت‬
ِ ‫س ِم ْع‬
َ ِ ‫اَ ْن‬
‫ت‬
mendengar
Kamu (2 orang Perempuan) telah ‫س ِم ْعتُ َما‬
َ ‫اَ ْنتُ َما‬
mendengar
Kamu (jama’ perempuan) telah َّ‫س ِم ْعتُن‬
َ َّ‫اَنتُن‬
mendenger
Saya telah mendengar ُ‫س ِم ْعت‬ َ ‫اَنَا‬
Kami/ Kita telah mendengar ‫س ِم ْعنَا‬
َ ُ‫نَ ْحن‬

Contoh Fi’il Madhi

Telah Telah Telah Telah Dhamir


Memasak Mengantuk Menulis Mendengar
‫َش ُج َع‬ ‫س‬َ ‫نَ َع‬ َ ‫َكت‬
‫َب‬ ‫َس ِم َع‬ ‫ه َُو‬
‫َش ُج َعا‬ ‫نَ َع َسا‬ ‫َكتَبَا‬ ‫َس ِم َعا‬ ‫ُه َما‬
‫َش ُجعُوا‬ ‫نَ َعسُوا‬ ‫َكتَبُوا‬ ‫َس ِمعُوا‬ ‫ُه ْم‬
‫ت‬ ْ ‫َش ُج َع‬ ‫ت‬ ْ ‫نَ َع َس‬ ‫ت‬ ْ َ‫َكتَب‬ ‫ت‬ ْ ‫َس ِم َع‬ ‫ِه َي‬
‫َش ُج َعتَا‬ ‫نَ َع َستَا‬ ‫َكتَبَتَا‬ ‫َس ِم َعتَا‬ ‫ُه َما‬
َ‫َش ُج ْعن‬ َ‫نَ َع ْسن‬ َ‫َكتَ ْبن‬ َ‫َس ِم ْعن‬ َّ‫هُن‬
َ‫َش ُجعْت‬ َ‫نَ َعسْت‬ َ‫َكتَبْت‬ َ‫َس ِمعْت‬ َ‫اَ ْنت‬
‫َش ُج ْعتُ َما‬ ‫نَ َع ْستُ َما‬ ‫َكتَ ْبتُ َما‬ ‫َس ِم ْعتُ َما‬ ‫اَ ْنتُ َما‬
‫َش ُج ْعتُ ْم‬ ‫نَ َع ْستُ ْم‬ ‫َكتَ ْبتُ ْم‬ ‫َس ِم ْعتُ ْم‬ ‫اَ ْنتُ ْم‬
ِ ‫َش ُج ْع‬
‫ت‬ ِ ‫نَ َع ْس‬
‫ت‬ ِ ‫َكتَ ْب‬
‫ت‬ ِ ‫َس ِم ْع‬
‫ت‬ ِ ‫اَ ْن‬
‫ت‬
‫َش ُج ْعتُ َما‬ ‫نَ َع ْستُ َما‬ ‫َكتَ ْبتُ َما‬ ‫َس ِم ْعتُ َما‬ ‫اَ ْنتُ َما‬
‫َش ُج ْعتُ َّن‬ ‫نَ َع ْستُ َّن‬ ‫َكتَ ْبتُ َّن‬ ‫َس ِم ْعتُ َّن‬ َّ‫اَ ْنتُن‬
‫ْت‬ُ ‫َش ُجع‬ ‫ْت‬ُ ‫نَ َعس‬ ‫ْت‬ُ ‫َكتَب‬ ‫ْت‬ُ ‫َس ِمع‬ ‫اَنَا‬
‫َش ُج ْعنَا‬ ‫نَ َع ْسنَا‬ ‫َكتَ ْبنَا‬ ‫َس ِم ْعنَا‬ ُ‫نَ ْحن‬
C.    Fi’il Mudhari’
Fi’il Mudhari’  adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang
atau akan terjadi. Dengan kata lain pekerjaan tersebut sedang dilaksanakan atau akan
dilaksanakan.
Maksudnya fi’il mudhari’ itu harus selalu di rafa’ kan huruf akhirnya dan huruf
awalnya harus memakai salah satu dari huruf zaidah yang empat, yaitu hamzah, nun,
ya,  dan ta, seperti lafazh:

4
‫يَ ْف َع ُل‬ = Dia sedang melakukan (sesuatu)
‫تَ ْف َع ُل‬ = Kamu sedang melakukan (sesuatu)
‫َأ ْف َع ُل‬ = Aku sedang melakukan (sesuatu)
‫نَ ْف َع ُل‬ = Kami (kita) sedang melakukan (sesuatu)

Arti Contoh Kalimat

Saya sedang/ akan membaca buku ‫اَ ْق َرُأ ا ْل ِكت ََب‬


Anak laki-laki itu sedang/ akan َ‫ب ا ْل َوالَ ُد ال ُك َّرة‬ُ ‫يَ ْل َع‬
bermain bola
Azizah sedang/ akan pergi ke ‫ة‬sِ َ‫َب َع ِز ْي َزةُ ِإلَ َى ا ْل َم ْكتَب‬ ُ ‫ت َْذه‬
Perpustakaan
Nabila dan Khodijah sedang/ akan
belajar bahasa Arab
َ‫ك‬ss‫ان فِ ْي تِ ْل‬ssَ ِ ‫ ةُ طَالِبَت‬ss‫ةُ َو َخا ِد َج‬ssَ‫نَبِ ْيل‬
‫ان لُ َغةَ ا ْل َع َربِيَّ ِة‬ ِ ‫س‬ َ ‫ا ْل َج ِم َع ِة َو ُه َما تَ ْد ُر‬
Bayi itu sedang/ akan mengantuk di ‫الط ْف ُل فِي ُح ْج َرتِ ِه‬ ِ ‫س‬ ُ ‫يَ ْن َع‬
kamarnya

Jika diperhatikan, perubahan Fi’il Mudhari’ akan terlihat berbeda-beda di akhir


kata sesuai dhamir-nya (kata ganti). Perubahan pada fi’il mudhari’  akan terlihat pada
huruf mudhara’ah  yang digunakan di awal dan akhir fi’il  nya. Adapun
huruf mudhara’ah  adalah 4 huruf hijaiyyah yang berbeda dalam fi’il mudhari’, huruf
tersebut adalah ‫ن‬ dan    ‫ ت‬,‫ ي‬,‫ا‬.

Arti Fi’il Madhi Dhamir

Dia laki-laki sedang/ akan ‫س َم ُع‬


ْ َ‫ي‬ ‫ه َُو‬
mendengar
Dia (2 orang) laki-laki sedang/ ‫س َم َعا ِن‬
ْ َ‫ي‬ ‫ُه َما‬
akan mendengar
Dia (jama’) laki-laki/ akan َ‫س َم ُع ْون‬
ْ َ‫ي‬ ‫ُه ْم‬
mendengar
Dia Perempuan sedang/ akan ْ َ‫ت‬
‫س َم ُع‬ ‫ِه َي‬
mendengar
Dia (2 orang) Perempuan sedang/ ْ َ‫ت‬
‫س َم َعا ِن‬ ‫ُه َما‬
akan mendengar
Dia (jama’) Perempuan sedang/ َ‫س َمعْن‬
ْ َ‫ي‬ َّ‫هُن‬
akan mendengar
Kamu (laki-laki) sedang/ akan ْ َ‫ت‬
‫س َم ُع‬ َ‫اَ ْنت‬
mendengar
Kamu (2 orang laki-laki) sedang/ ْ َ‫ت‬
‫س َم َعا ِن‬ ‫اَ ْنتُ َما‬
akan mendengar
Kamu (jama’ laki-laki) sedang/ ْ َ‫ت‬
َ‫س َم ُع ْون‬ ‫اَ ْنتُ ْم‬
akan mendengar

5
Kamu (perempuan) sedang/ akan ْ َ‫ت‬
َ‫س َم ِعيْن‬ ِ ‫اَ ْن‬
‫ت‬
mendengar
Kamu (2 orang Perempuan) ْ َ‫ت‬
‫س َم َعا ِن‬ ‫اَ ْنتُ َما‬
sedang/ akan mendengar
Kamu (jama’ perempuan) ْ َ‫ت‬
َ‫س َمعْن‬ َّ‫اَنتُن‬
sedang/ akan mendenger
Saya sedang/ akan mendengar ‫س َم ُع‬ْ َ‫ا‬ ‫اَنَا‬
Kami/ Kita sedang/ akan ‫س َم ُع‬ْ َ‫ن‬ ُ‫نَ ْحن‬9
mendengar

Contoh-contoh Fi’il Mudhari’

Sedang/ akan Sedang/ akan Sedang/ akan Sedang/ akan Dhamir


Memasak duduk Menulis mendengar
ْ َ‫ي‬
‫طبَ َخ‬ ُ‫يَجْ لِس‬ ُ‫يَ ْكتُب‬ ‫يَ ْس َم ُع‬ ‫ه َُو‬
‫طبَخَ ا ِن‬ ْ َ‫ي‬ ِ ‫يَجْ لِ َس‬
‫ان‬ ‫يَ ْكتُبَا ِن‬ ِ ‫يَ ْس َم َع‬
‫ان‬ ‫ُه َما‬
َ‫طبَ ُخون‬ ْ َ‫ي‬ َ‫يَجْ لِسُون‬ َ‫يَ ْكتُبُوْ ن‬ َ‫يَ ْس َمعُوْ ن‬ ‫ُه ْم‬
‫َطبَ ُخ‬ ْ ‫ت‬ ُ‫تَجْ لِس‬ ُ‫تَ ْكتُب‬ ‫تَ ْس َم ُع‬ ‫ِه َي‬
‫َطبَخَ ا ِن‬ ْ ‫ت‬ ‫ان‬ِ ‫تَجْ لِ َس‬ ‫تَ ْكتُبَا ِن‬ ‫ان‬ِ ‫تَ ْس َم َع‬ ‫ُه َما‬
َ‫طبَ ْخن‬ ْ َ‫ي‬ َ‫تَجْ لِ ْسن‬ َ‫يَ ْكتُ ْبن‬ َ‫يَ ْس َم ْعن‬ َّ‫هُن‬
‫َطبَ ُخ‬ ْ ‫ت‬ ُ‫تَجْ لِس‬ ُ‫تَ ْكتُب‬ ‫تَ ْس َم ُع‬ َ‫اَ ْنت‬
‫َطبَخَ ا ِن‬ ْ ‫ت‬ ‫ان‬ ِ ‫تَجْ لِ َس‬ ‫تَ ْكتُبَا ِن‬ ‫ان‬ ِ ‫تَ ْس َم َع‬ ‫اَ ْنتُ َما‬
َ‫َطبَ ُخون‬ ْ ‫ت‬ َ‫تَجْ لِسُون‬ َ‫تَ ْكتُبُوْ ن‬ َ‫تَ ْس َمعُوْ ن‬ ‫اَ ْنتُ ْم‬
َ‫َطبَ ِخ ْين‬ ْ ‫ت‬ َ‫تَجْ لِ ِس ْين‬ َ‫تَ ْكتُبِ ْين‬ َ‫تَ ْس َمع ْين‬ ِ ‫اَ ْن‬
‫ت‬
َ‫َطبَخَ ان‬ ْ ‫ت‬ ‫ان‬ ِ ‫تَجْ لِ َس‬ ‫تَ ْكتُبَا ِن‬ ‫ان‬ ِ ‫تَ ْس َم َع‬ ‫اَ ْنتُ َما‬
َ‫َطبَ ْخن‬ ْ ‫ت‬ َ‫تَجْ لِ ْسن‬ َ‫تَ ْكتُ ْبن‬ َ‫تَ ْس َم ْعن‬ َّ‫اَ ْنتُن‬
‫طبَ ُخ‬ ْ َ‫ا‬ ُ‫اَجْ لِس‬ ُ‫اَ ْكتُب‬ ‫اَ ْس َم ُع‬ ‫اَنَا‬
‫َطبَ ُخ‬ ْ ‫ن‬ ُ‫نَجْ لِس‬ ُ‫نَ ْكتُب‬ ‫نَ ْس َم ُع‬ ُ‫نَ ْحن‬

D.    Fi’il Amr
Fi’il amr atau kata kerja perintah yang berisi pekerjaan yang dikehendaki
oleh mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintahkan agar dilakukan
oleh mukhatab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah. Fi’il Amar selamanya
di jazm kan (akhirnya).[5]
Perlu diingat bahwa yang menjadi fa’il (Pelaku) dari fi’il amr adalah dhamir
mukhatab  (lawan bicara) atau “orang kedua” sebagai orang yang diperintah untuk
ِ ‫ اَ ْن‬,‫ا‬s‫ اَ ْنتُ َم‬,‫ اَ ْنتُ ْم‬, َ‫اَ ْنت‬
melakkukan pekerjaan tersebut. Dhamir mukhatab  tersebut adalah: ,‫ت‬

َ‫اَ ْنت‬

6
Arti Contoh Kalimat

Pergilah (kamu laki-laki) ke masjid! ْ ‫اِ ْذه َْب اِلَى ا ْل َم‬


‫س ِج ِد‬
Beramal lah (kalian) untuk akhirat ‫اِ ْع َماَل َأِل ِخ َرتِ ُك َما‬
kalian!
Sayangilah (kamu perempuan) َ‫َأ ِخبِّي ُأ ِّمك‬
ibumu!
Bacalah (kalian laki-laki) buku ini! َ ‫اِ ْق َرُئوا َه َذا ا ْل ِكت‬
‫َاب‬
Duduklah (Kamu laki-laki) wahai ‫س يَاَأ ِخ ْي‬ْ ِ‫اِ ْجل‬
saudaraku!

E.     Cara membuat Fi’il Amr Tsulatsi Mujarrad


Cara membuat fi’il amr bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il
mudhari’-nya dengan ketetuan sebagai berikut

1. Huruf ya (‫)ي‬ mudhara’ah yang terletak di awal fi’il diganti dengan alif (‫)أ‬.


Adapun harakat  (tanda baca alif ini memiliki beberapa ketentuan:
 apabila huruf kedua terakhir fi’il ber-harakat dhammah,  maka alif ber-harakat
dhammah,  dan
 apabila huruf kedua terakhir fi’il ber-harakat kasrah  dan fathah, maka alif ber-
harakat kasarah.
Contoh:

Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi


‫اُ ْكت ُْب‬ ‫يَ ْكت ُُب‬ ‫َكت ََب‬
‫س‬
ْ ِ‫اِ ْجل‬ ‫س‬
ُ ِ‫يَ ْجل‬ َ َ‫َجل‬
‫س‬
‫اِ ْذه َْب‬ ُ ‫يَ ْذه‬
‫َب‬ َ ‫َذه‬
‫َب‬

2. Apabila setelah huruf ya’ (‫)ي‬ mudhara’ah adalah huruf hijaiyyah yang ber-


harakat  baik kasrah, fathah atau dhammah, untuk merubahnya menjadi fi’il
amr  huruf ya’  dihapus tanpa diganti dengan alif, serta huruf ‘illat (‫ ي‬- ‫ )أ – و‬yang
ada pada fi’il mudhari’ juga dihapus.
Contoh:

Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi


‫قُ ْل‬ ‫يَقُ ْو ُل‬ ‫قَا َل‬
‫نَ ْم‬ ‫يَنَا ُم‬ ‫نَا َم‬

7
3.  Apabila setelah dibuang ya Mudhara’ahnya huruf pertamanya merupakan hamzah
yang berharokat sukun, maka dapat mengikuti cara pertama atau mengikuti cara
kedua dengan menghilangkan hamzah yang berharokat sukun.
Contoh:

Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi


‫ُك ْل‬ ‫يَْأ ُك ُل‬ ‫َأ ُك ْو ُل‬
‫ ُم ْر‬/ ‫ُأْأ ُم ْر‬ ‫يَْأ ُم ُر‬ ‫َأ َم َر‬

Perhatikan contoh-contoh dengan seksama:

Fi’il Amr Fi’il Mudhari’ Fi’il Madhi Dhamir


- ُ‫يَ ْكتُب‬ ‫َب‬ َ ‫َكت‬ ‫ه َُو‬
- ‫يَ ْكتُبَا ِن‬ ‫َكتَبَا‬ ‫ُه َما‬
- َ‫يَ ْكتُبُوْ ن‬ ‫َكتَبُوْ ا‬ ‫ُه ْم‬
- ُ‫تَ ْكتُب‬ ‫ت‬ ْ َ‫َكتَب‬ ‫ِه َي‬
- ‫تَ ْكتُبَا ِن‬ ‫َكتَبَتَا‬ ‫ُه َما‬
- َ‫يَ ْكتُ ْبن‬ َ‫َكتَ ْبن‬ َّ‫هُن‬
ْ‫اَ ْكتُب‬ ُ‫تَ ْكتُب‬ َ‫َكتَبْت‬ َ‫اَ ْنت‬
‫اُ ْكتُبَا‬ ‫تَ ْكتُبَا ِن‬ ‫َكتَ ْبتُ َما‬ ‫اَ ْنتُ َما‬
‫اُ ْكتُبُوا‬ َ‫تَ ْكتُبُوْ ن‬ ‫َكتَ ْبتُ ْم‬ ‫اَ ْنتُ ْم‬
‫اُ ْكتُبِ ْي‬ َ‫تَ ْكتُبِ ْين‬ ِ ‫َكتَ ْب‬
‫ت‬ ِ ‫اَ ْن‬
‫ت‬
‫اُ ْكتُبَا‬ ‫تَ ْكتُبَا ِن‬ ‫َكتَ ْبتُ َما‬ ‫اَ ْنتُ َما‬
َ‫اُ ْكتُ ْبن‬ َ‫تَ ْكتُ ْبن‬ ‫َكتَ ْبتُ َّن‬ َّ‫اَ ْنتُن‬
- ُ‫اَ ْكتُب‬ ‫ْت‬ ُ ‫َكتَب‬ ‫اَنَا‬
- ُ‫نَ ْكتُب‬ ‫َكتَ ْبنَا‬ ُ‫نَ ْحن‬

Berdasarkan contoh diatas dapat dipahami bahwa ketentuan-ketentuan berikut:


1.      Fi’il amr ber-dhamir  َ‫اَ ْنت‬ huruf akhir fi’il di-harakt-i dengan sukun (ْ).
2.      Fi’il ِ ‫اَ ْن‬ huruf
amr ber-dhamir  ‫ت‬ akhir fi’il di-harakat-i dengan kasrah dan
ditambahi huruf ya’ sukun (‫ي‬
ْ ).
3.      Fi’il amr  ber-dhamir  ‫اَ ْنتُ َما‬ huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan fathah dan
ditambahi dengan alif (‫)ا‬.
4.      Fi’il amr ber-dhamir  ‫اَ ْنتُ ْم‬ huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan dhammah dan
ditambahi dengan waw sukun (‫) ْو‬.
5.      Fi’il amr ber-dhamir  َّ‫اَ ْنتُن‬ huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan sukun dan
ditambahi huruf nun  ber-harakat fathah ( َ‫)ن‬.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1.      Fi’il madhi adalah lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang telah
berlalu dan selesai. Alamatnya ialah, sering dimasuki ta tanits yang di sukun-kan.
2.      Fi’il Mudhari’  adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang
atau akan terjadi.
3.      Fi’il amr atau kata kerja perintah yang berisi pekerjaan yang
dikehendakioleh mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintahkan
agar dilakukan oleh mukhatab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy Berikut


Penjelasannya, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), Cetakan ketiga puluh dua

Nawang Wulandari, Belajar Bahasa Arab Asyik dan Menyenangkan 2, (Metro: CV. Laduni
Alifatama, 2018), Cetakan Kedua

10

Anda mungkin juga menyukai