Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut world health organization (WHO) , setiap tahun 15 juta orang di
seluruh dunia mengalami stroke. Sekitar lima juta menderita kelumpuhan
permanen. Di kawasan Asia tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami stroke
(WHO, 2010). Pada tahun 2020 diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal di
karenakan penyakit stroke ini (Misbach, 2010).
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia
(Yastroki), masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah
penderita stroke di Indonesia adalah terbanyak dan menduduki urutan pertama di
Asia. Jumlah kematian yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada
usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun (Yastroki, 2012).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2018, prevalensi
stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun
sebesar 10,9%, atau di perkirakan sebanyak 2.120.362 orang. provinsi Kalimantan
timur ( 14,7%) dan di Yogyakarta (14,6%) merupakan provinsi dengan prevalensi
tertinggi stroke di Indonesia. sementara itu Papua dan Maluku utara memiliki
prevalensi stroke terendah di bandingkan provinsi lainnya, yaitu 4,1% dan 4,6%.
Prevalensi stroke di provinsi Sumatra Selatan ditemukan sebesar 7 per 1000
penduduk dan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1000
penduduk. hal ini menunjukan sekitar 85,7% kasus stroke di masyarakat telah
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan (Riskesdas, 2007). Data yang di peroleh dari
dinas kesehatan Ogan Komering Ulu pada tahun 2017 stroke menduduki
peringkat ke 7 di OKU sebanyak 275 orang (dinas kesehatan OKU 2017).
World Health Organization (WHO) mendefinisikan stroke merupakan gejala
yang didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global (menyeluruh) yang
berlangsung secara cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau sampai
menyebabkan kematian, tanpa penyebab lain selain gangguan vaskuler (Nasution,
2013). Gejala dari stroke yang muncul sangat bergantung pada bagian otak yang
terganggu, dari gejala kelemahan sampai kelumpuhan anggota gerak, bibir tidak
simetris, bicara pelo atau tidak dapat berbicara (afasia), nyeri kepala, penurunan
kesadaran, dan gangguan rasa (misalnya kebas di salah satu anggota gerak).
Sedangkan stroke yang menyerang cerebellum akan memberikan gejala pusing
berputar (vertigo) (Pinzon dan Laksmi, 2010).
Salah satu masalah yang sering muncul pada pasien stroke adalah nyeri kepala,
teknik slow stroke back massage merupakan salah satu teknik nonfarmakologi
untuk menurunkan nyeri.
Penelitian yang dilakukan oleh Mok dan Wo (2004), terhadap 102 pasien
stroke, melaporkan bahwa setelah dilakukan slow stroke back massage (SSBM)
selama 10 menit, terjadi penurunan nyeri dan ansietas pada pasien. Respon
fisiologis berupa tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan denyut nadi
juga terjadi perubahan positif yang mengindikasikan relaksasi.
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengetahui efektifitas penerapan slow
stroke back massage (SSBM) dalam menurunkan nyeri pada pasien stroke.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah gambaran pada penerapan slow stroke back massage untuk
mengurangi nyeri kepala dalam asuhan keperawatan pada klien stroke dengan
menggunakan proses keperawatan

C. TUJUAN STUDI KASUS


1. Tujuan umum
Menggambarkan penerapan slow stroke back massage untuk mengurangi nyeri
kepala dalam asuhan keperawatan klien stroke

2. Tujuan khusus
a) menggambarkan pengkajian keperawatan pada klien stroke dengan
nyeri kepala dengan penerapan slow stroke back massage
b) menggambarkan diagnosis keperawatan pada klien stroke dengan nyeri
kepala dengan penerapan slow stroke back massage
c) menggambarkan intervensi keperawatan klien stroke dengan
penerapan slow stroke back massage untuk mengurangi nyeri kepala
d) menggambarkan implementasi keperawatan klien stroke dengan nyeri
kepala dengan penerapan slow stroke back massage
e) menggambarkan evaluasi keperawatan klien stroke dengan nyeri
kepala dengan penerapan slow stroke back massage

D. MANFAAT STUDI KASUS


Adapun manfaat dari penyusunan laporan tugas akhir ini adalah :
hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pembelajaran untuk mengembangkan ilmu keperawatan
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis di harapkan dapat memberikan wawasan dan
pembelajaran untuk mengembangkan ilmu keperawatan khususnya keperawatan
tentang slow stroke back messsege untuk mengurangi nyeri pada klien stroke

2. Manfaat prosedur
sebagai alternative pilihan tindakan mengatasi nyeri kepala yang tidak
menggunakan obat (non farmakologi), murah, efisien, mudah dan efektif

Anda mungkin juga menyukai