Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen:
Anggia Firmansyah, S.Pd.I., M.Pd.I.
Disusun oleh:
i
KATA PENGATAR
Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat
hambahambanya. Alhamdulillah karena berkat rahmat dan karunia – Nya saya dapat
menyelesaikan tugas makalah Pengantar Studi Islam ini.
Adapun maksud dan tujuan saya disini yaitu menyajikan beberapa hal yang
menjadi materi dari makalah saya. Makalah ini membahas mengenai “Jaringan Islam
liberal”.
Saya menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak kekurangan, saya
mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah saya agar lebih baik
dan dapat berguna semaksimal mungkin. Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk beberapa orang menyebut ilmu nahwu adalah ayah nya bahasa
arab,sedangkan ilmu shorof sebagai ibunya bahasa arab, ketika keduanya di
padukan maka akan bermunculan ilmuilmu yang lain atau beberapa rumusan
sebagai hasil perpaduan ilmu nahwu dan shorof.sebagai mana perbaduan ayah
dan ibu, mereka akan menghasilkan seorang anak.
Tidak sedikit yang memperlajari bahasa arab namun mengerti
kaidahkaidah ilmu bahasa arab.. Mereka hanya bisa berbicara tanpa
mengetahui kaidah-kaidahnya. Hanya mampu menguasai mufradat(kosa
kata)nya saja.
Selain ilmu nahwu, ilmu penting yang wajib di pelajari untuk bisa
mengerti ataupun berbicara bahasa arab adalah ilmu shorof . Fokus
pembahasan ilmu shorof ialah perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang
lain yang dikenal dengan istilah tashrif.
Jika kita bisa meluangkan waktu sebentar untuk memperhatikan
Alqur’an, pasti kita akan menemukan kata yang sama tetapi memiliki harokat
akhir yang berbeda. Kadang berharakat dhummah, fathah, atau kasrah.
Perubahan harakat seperti itu tidaklah sembarangan. Terdapat kaidah yang
mengatur perubahan harokat pada akhir kalimat, atau sering disebut dengan
I’rob.
I’rob adalah bagian dari ilmu nahwu.yang mana ilmu nahwu adalah
salah satu cabang ilmu bahasa arab yang membahas tentang bagaiamn
menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah, baik yang berkaitan dengan
letak kata dalam suatu kalimat atau kondisi kata (harakat akhir dan bentuk)
dalam suatu kalimat.
Oleh Karena itu, kami akan membuat makalah ini untuk
mempermudah memahami, menyusun, serta mengkharokati kata yang sering
keluar dari kaidah.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian ilmu nahwu dan shorof
2. Apa pengertian I’rob ?
3. Apa saja tanda-tanda I’rob ?
4. Apa saja kalimat-kalimat yang dibaca jer ?
5. Apa saja I’rob jazem ?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian ilmu nahwu dan shorof
2. Menjelaskan pengertian I’rob
3. Menjelaskan tanda-tanda I’rob
4. Menjelaskan kalimat-kalimat yang dibaca jer
5. Menjelaskan I’rob jazem
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. PENGERTIAN I’ROB
I’rob adalah perubahan harakat akhir pada isim atau fi’il yang disebabkan
adanya ami-lamil yang masuk pada kalimat tersebut.
Isim atau fi’il yang dapat berubah harakat akhirnya disebut Mu’rob.
Mu’rob adalah isim yang bberubah keadaan akhirnya sesuai dengan
keadaan I’robnya. Mu’rob sendiri ada dua :
1. Berubah Harokat
Ada kata yang perubahannya dari sisi harokatnya.
Kelompok kata yang termasuk jenis ada 3 yaitu:
a. Isim mufrod (kata tunggal)
اَ ْل ِكتَابُ َج ِديْد
َ إِ َّن اَ ْل ِكت
َاب َج ِديْد
ِ ق ْال ِكتَا
ب َ ْاَ ْلقَلَ ُم فَو
b. Jamak taksir (jamak yang tidak mengikuti kaidah
jamak)
اَ ْل ُكتُبُ َج ِد ْيدَة
ب َج ِد ْيدَة َ ُإِ َّن اَ ْل ُكت
ِ ُق اَ ْل ُكت
ب َ ْاَ ْلقَلَ ُم فَو
c. Jamak muannats salim (jamak wanita banyak)
ُ اَ ْل ُم ْؤ ِمنُوْ نَ َو ْال ُم ْؤ ِمن
َات إِ ْخ َوة
3
2. Berubah Huruf
I’rob isim tatsniyah / mutsannah, jamak mudzakar
salim,isim yang lima.
Kelompok kata ini yang berubah bukan harokatnya, melainkan
hurufnya.kelompok kata yang masuk jenis ini adalah :
a. Isim tatsniyah (kata ganda)
ِ اَ ْل ِكتَابَا ِن َج ِد ْيد
َان
إِ َّن اَ ْل ِكتَابَ ْي ِن َج ِد ْيدَا ِن
ق ْال ِكتَابَي ِْن
َ ْاَ ْلقَلَ ُم فَو
b. Jamak mudzakkar salim ( jamak laki-laki banyak )
ُ اَ ْل ُم ْؤ ِمنُوْ نَ َو ْال ُم ْؤ ِمن
َات إِ ْخ َوة
ِ إن َْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا
ت إِ ْخ َوة
ِ اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا
ت
c. Isim-isim yang lima
َ ْأَبُو
ك َم ِريْض
َ طَلَبُ ال ِع ْل ِم فَ ِر ْي
ِ ضة َعلَى ال ُم ْسلِ َما
c. Jama’ muanas salim contoh: ت
4
2) Ya َ يmenjadi tanda i’rob jer bertempat pada tiga tempat:
ُ ْنَظَر
a. Isim tatsniyah contoh : ت إِلَى ُم ْسلِ َم ْي ِن
a. Mudlof harus tanpa al, tanpa tanwin, tanpa nun (untuk Jamak dan
Isim Tatsniyah)
b. Mudlof Ilaih Wajib dibaca Jer
2. Menjadi Jer Majrur : Kalimat yang dibaca jer karena kemasukan huruf Jer
5 : ش َرزي
َ ذ
3. Menjadi Salah satu dari Isim Tabi’ (Tabi’ Sekawan) : اناواتعadalah
merupakan kalimat-kalimat yang mengikuti, baik mengikuti dari segi
I’robnya
I'rob Jazm adalah berubahnya akhir kalimat dengan terdapatnya tanda jazm
karena ada amil yang masuk, baik perubahan tersebut dengan lafadznya
(ucapan) atau taqdir (perkiraannya). Di dalam kitab imrithi karya Syekh
syarafuddin al imrithi menjelaskan tanda I’rob Rofa' ada tiga yaitu sukun,
membuang huruf 'illat dan membuang nun. Sebagaimana tertulis dalam
nadhoman imrithi wal jazmu fil 'af'aali bis sukuumi au khadzfi kharfin 'illatin
au nuuni seperti di bawah ini :
Artinya :"I'rob jazm yang tertentu masuk pada fi'il itu memiliki tiga tanda yaitu
sukun, membuang huruf 'illat dan membuang nun."
Sukun menjadi alamat bagi i’rab jazem pada fi’il mudhari’ yang
pada bagian akhirnya tidak berhuruf ‘illat, yaitu alif, wawu, dan ya’,
seperti; [ 2[ س م يد خ ل، س م ت فع ل،س م ي فع ل
b. Hadfu (membuang)
Membuang itu menjadi tanda bagi i’rab jazem pada fi’il mudhari’ yang
mu’tal akhir (kata yang akhirnya bertemu dengan huruf ‘illat) dan pada
fi’i-fi’il yang di-rafa’-kan nya dengan nun tetap. Contoh ;
1. Fi’il mudhari’ mu’tal akhir, contoh; (Baca dari arah kanan)
> تفعلين، تفعلون، يفعلون، يفعالن، يفعالنmenjadi سم، سم تفعلوا، سم يفعلوا، سم تفعال،سم يفعال
تفعلي
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu nahwu fokus pada bagaimana kita merangkai kata–kata menjadi
sebuah kalimat yang sempurna,baik dari sisi susunan kata tersebut atau
perubahan akhir setiap kata dalam kalimat yang dikenal dengan istilah I’rob.
Sedangkan ilmu shorof fokus pada perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk
yang lain yang dikenal dengan istilah tashri.
I’rob adalah perubahan harakat akhir pada isim atau fi’il yang
disebabkan adanya amilamil yang masuk pada kalimat tersebut.
I’rob dibagi menjadi empat rofa’ aslinya dengan dhummah, nashob
aslinya dengan fathah , khofadl/ jer aslinya dengan kasroh , jazem aslinya
dengan sukun.
7
DAFTAR PUSTAKA