PENDAHULUAN
Petir merupakan kejadian alami di atmosfer bumi. Petir sendiri merupakan peristiwa terjadinya
loncatan listrik yang sangat besar di atmosfer. Loncatan listrik dapat terjadi antara awan dengan
udara, awan dengan awan, maupun awan dengan tanah.
Proses terjadinya petir disebabkan adanya muatan pada awan, yaitu karena partikel-partikel
penyusun awan bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya akan
berinteraksi dengan awan lainnya. Interaksi ini menjadikan muatan negatif dalam awan
berkumpul pada salah satu sisi, sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi yang lain. Jika
perbedaan potensial antara awan dengan bumi atau awan dengan awan lainya cukup besar,
maka akan terjadi pembuangan muatan (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk
mencapai kesetimbangan.
Kajian mengenai petir tak lepas dari adanya pelepasan ion-ion ke atmosfer maupun bumi yang
sering disebut sambaran. Sambaran petir ada 4 macam, yang pertama petir CC (Cloud to Cloud)
dimana terjadi pelepasan ion antar awan di atmosfer. Kedua ada petir IC (Inter Cloud)
ditunjukkan dengan adanya pelepasan ion di dalam 1 awan itu sendiri. Yang ketiga adalah petir
CA (Cloud to Atmosfer) yang kejadian pelepasan muatan nya dari awan ke atmosfer. Dan yang
terakhir petir CG (Cloud to Ground) yaitu terjadinya antara awan dengan bumi.
Sambaran petir ke bumi menurut ion yang dilepaskan dibedakan menjadi sambaran CG
positive dan CG negative. Dimana CG positive berarti terjadi pelepasan kelebihan ion positive
awan, dan CG negative berarti terjadi pelepasan kelebihan ion negative awan ke bumi. Petir
jenis CG inilah yang paling berbahaya karena memberikan efek langsung terhadap kehidupan
makhluk hidup. Sambaran petir CG dapat langsung mengenai manusia, hewan maupun
tumbuhan di permukaan bumi, selain itu juga dapat mengenai saluran-saluran listrik, tower,
dan dapat menggangu langsung pada barang barang elektronik.
JUMLAH SAMBARAN/TAHUN
4600
4100
3600
3100
2600
2100
1600
1100
600
100
BULAN
Jumlah Sambaran/Jam
1310
1210
1110
1010
910
810
1
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Waktu (UTC)
Sepanjang data 2014 terjadi 2 puncak aktifitas sambaran petir yaitu pukul 01.00 UTC dan 06.00
UTC. Terjadi peningkatan yang sangat signifikan diatas pukul 24.00 UTC yang mengindikasi
awal fase matang pada awan cumulusnimbus dan berlangsung selama 6 jam yakni sampai
pukul 07.00 UTC. Lamaya fase awal-matang dan mengilangnya awan menunjukan kuatnya
konvektifitas terjadi.
KESIMPULAN
Kejadian petir CG selama tahun 2014 di Provimsi Aceh terjadi sebanyak 24.296
sambaran/jam/tahun dengan rata-rata sambaran/hari sebanyak 66 sambaran. Jumlah sambaran
petir CG tertinggi terjadi pada bulan Maret-April-Mei (MAM) dan terendah pada bulan
Desember-Januari-Februari (DJF). Hal ini diakibatkan rentang bulan Maret-April-Mei (MAM)
posisi matahari berada di belahan bumi utara, sehingga menyebabkan Australia musim dingin
dan bertekanan tinggi sedangkan Asia lebih panas sehingga penguapan banyak terjadi di
wilayah Asia khusunya Aceh. Kondisi ini memicu meningkatnya aktifitas pertumbuhan awanawan konvektif yang berdampak tingginya aktifitas petir.
Sepanjang data 2014 terdapat 2 puncak aktifitas petir, pada pukul 01.00 UTC dan 06.00 UTC.
Peningkatan secara signifikan terjadi diatas pukul 24.00 UTC sebagai indikasi awal
pertumbuhan awan konvektif. Lamanya proses pertumbuhan awan dari fase awal hingga
menghilang berlangsung selama 6 Jam mulai pukul 01.00 UTC sampai dengan 07.00 UTC.
REFERENSI
Nasyithah, A.L. 2013. Karakteristik Petir Terkait Curah Hujan Di Wilayah Kabupaten Aceh
Besar. Skripsi FMIPA USK
Gilang, H.F. Musa, A.M. 2012. Hubungan Aktifitas Petir Cloud to Ground (CG) dengan Curah
Hujan di Bogor. Jurnal ITB
Seni, H. 2011. Identifikasi Potensi Kejadian Petir di Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Sains Vol.
11 No. 1.