Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2021

PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN RICE TERHADAP


KETERAMPILAN PENANGANAN CEDERA STRAIN PADA ATLET
PENCAK SILAT DI SRAGEN
Wakid Nur Syamsuddin 1), Febriana Sartika Sari 2), Siti Mardiyah 3)
1)
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta
2) ,3)
Dosen Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta

Email : wakidsyam@gmail.com

ABSTRAK

Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendon karena penggunaan
yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan, strain pada pencak silat diperlukan
adanya pelatihan yang tepat untuk penanganan pertama terjadinya strain dengan
menggunakan tehnik Rest, Ice, Compression, Elevation (RICE) yaitu sebuah tehnik yang
digunakan untuk pertolongan petama ketika terjadi strain dimulai dalam waktu 24 jam
dari terjadinya cedera.
Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy Eksperiment dengan
rancangan penelitian Pretest-Posttest Without Control Group Design. Teknik
pengambilan sampel dengan sampling total sebanyak 30 atlet Pencak Silat. Pelatihan
RICE diberikan selama 1 kali dalam 1 pertemuan dan menggunakan alat ukur yang
berupa lembar observasi penanganan cedera strain.
Hasil Uji Wilcoxon menunjukkan nilai p value = 0,002 (p value <0,05), sehingga
ada pengaruh pemberian pelatihan RICE terhadap keterampilan penanganan cedera strain
pada atlet pencak silat di sragen

Kata Kunci : Pelatihan, RICE, Keterampilan, Strain


Daftar pustaka : 51 (2001-2020)
NURSING STUDY PROGRAM BACHELOR PROGRAM
HEALTH FACULTY
UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2021

THE EFFECT OF RICE TRAINING ON STRAIN INJURY HANDLING


SKILLS IN PENCAK SILAT ATHLETES IN SRAGEN

Wakid Nur Syamsuddin 1), Febriana Sartika Sari 2), Siti Mardiyah 3)
1)
Student of Undergraduate Nursing Study Program Faculty Of Health Science Husada
Surakarta
2) 3)
Lecture of Undergraduate Nursing Study Program Faculty Of Heealth Science
Kusuma Husada Surakarta

Email : wakidsyam@gmail.com

ABSTRACT

Strain is damage to a part of the muscle or tendon because of excessive usage or


stress,. strain on pencak silat is required to have proper training in the strain first aid
treatment using the Rest, Ice, Compression, Elevation (RICE) technique, which is a
technique used for first aid when a strain occurs within 24 hours of the injury.
The research method adopted quasi-experiment with Pretest-Posttest Without
Control Group Design. The sampling technique applied total sampling with 30 Pencak
Silat athletes. RICE training was provided once per meeting with an observation sheet for
handling strain injuries as a measuring tool.
The Wilcoxon test obtained p-value = 0.002 (p-value <0.05). Therefore, there
was an effect of providing RICE training on the handling skills of strain injuries in
Pencak silat athletes in Sragen.

Key words : Training, RICE, Skills, Strains


Bibliography : 51 (2001-2020)
PENDAHULUAN dan pelari pada hamstringnya. Cedera
olahraga dapat terjadi pada semua usia,
Olahraga merupakan aktivitas Kemenkes RI. (2018) memaparkan
fisik yang sangat penting dibutuhkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta
oleh setiap manusia, dengan memiliki beberapa jenis cedera yaitu
berolahraga orang dapat menyalurkan luka lecet/memar sebesar 56,1%, luka
ekspresinya melalui hobi dan robek/iris 19,7%, terkilir sebesar
mencukupi kepuasan fisik maupun 36,1%. Pelatih atau orangtua bisa saja
psikis. Sehingga kebugaran jasmani dan sudah mendapat edukasi mengenai
produktivitas kerja semakin meningkat penanganan cedera yang benar, apalagi
(Suharjana, 2013). Menurut WHO bagi mereka yang dulu pernah
(World Health Organization), olahraga berpengalaman. Namun, pelatih atau
atau aktivitas fisik diartikan sebagai orangtua yang tidak berprofesi sebagai
suatu gerakan tubuh yang dihasilkan tenaga kesehatan, lebih besar
oleh otot rangka dengan membutuhkan kemungkinan salah mendiagnosis
pengeluaran energi pada setiap cedera karena keterbatasan pengetahuan
gerakkannya. Namun, olahraga yang sehingga penanganan yang dilakukan
dilakukan tanpa mengindahkan kaidah- bisa kurang tepat (Hopkins et al., 2013).
kaidah kesehatan dapat menimbulkan Kejadian cedera strain yang
dampak yang merugikan bagi tubuh cukup tinggi terjadi pada atlet pencak
(WHO, 2013). silat dikarenakan banyak faktor yang
Pencak silat adalah termasuk mempengaruhi maka perlu dilakukan
salah satu olahraga yang dapat penanganan secara farmakologis
dijadikan sebagai prestasi dengan maupun non farmakologis
adanya kejuaraan baik ditingkat (Nurwijayanti, 2016). Pada prinsipnya
nasional maupun internasional (Lubis, kerobekan tendon harus dijahit dengan
Johansyah, & Wardoyo, 2014). Pencak baik sehingga tidak menimbulkan
silat adalah sebuah aktivitas yang “trigering”. Apabila cedera strain tidak
secara rutin untuk meningkatkan segera ditangani dengan cepat dan tepat
kemampuan meliputi fisik, tehnik, dan bisa menyebabkan tingkat cedera yang
mental selalu dihadapkan dengan lebih parah. Komplikasi yang dapat
kemungkinan terjadinya cedera timbul pada strain adalah terjadinya
(Prasetya, 2014). Atlet pencak silat strain berulang, tendonitis, periostitis
perlu mengetahui penyebab, jenis dan dapat menimbulkan disabilitas
cedera, dan mampu melakukan yang lama. Terapi non farmakologis
tindakan penanganan yang tepat ketika yang tepat digunakan untuk
terjadinya cedera penanganan pertama terjadinya strain
Strain adalah kerusakan pada adalah dengan menggunakan tehnik
suatu bagian otot atau tendon karena Rest, Ice, Compression, Elevation
penggunaan otot yang berlebihan (RICE) (Prasetya, 2014). RICE adalah
ataupun stress yang berlebihan. Di tehnik yang digunakan untuk
Inggris kejadian sprain dan strain pertolongan petama ketika terjadi strain
dialami pada 80% pemain bola. dimulai dalam waktu 24 jam dari
Berdasarkan data Riset presentase terjadinya cedera, yang berfokus untuk
cedera di negara Indonesia sebesar meminimalkan rasa sakit,
9,2% dengan proporsi bagian tubuh pembengkakan, dan membatasi
yang terkena cedera anggota gerak penyebaran cedera (Sumartiningsih,
bawah 67,9% (Kemenkes RI., 2018). Di 2012).
Indonesia tipe cedera strain dan sprain Menurut Zaenal (2014) pelatihan
sering terlihat pada 89% pemain bola merupakan upaya untuk
menerjemahkan apa yang telah Alat penelitian ini adalah lembar
diketahui tentang kesehatan kedalam Inform Consent : lembar yang
perilaku yang diinginkan dari digunakan untuk persetujuan sebagai
perorangan ataupun masyarakat melalui responden lembar Standar Operasional
proses pendidikan. Sehingga pemberian Prosedur (SOP) keterampilan
pelatihan pada atlet pencak silat tentang penanganan cedera Strain. Lembar
tehnik RICE yang baik dan benar observasi : lembar yang berisi nama
sangat diperlukan (Nursalam dan responden, jenis kelamin, dan penilaian
Efendi, 2011). dari RICE. Lembar observasi tersebut
Berdasarkan studi pendahuluan berbentuk checklist tools yang sesuai
yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 dengan langka-langkah keterampilan
Desember 2020 melakukan survey penanganan cedera strain.
wawancara dengan beberapa anggota Peneliti menyampaikan materi
dalam persatuan pencak silat tentang pelatihan RICE dengan cara
Persaudaraan Setia Hati Terate cabang mempraktikkan secara langsung dengan
Sragen mayoritas atlet yang mengalami menggunakan alat dan bahan yang
terkilir ketika melakukan pelatihan diperlukan dan berceramah dari tahap
pencak silat untuk penanganan pertama yang satu ke tahap selanjutnya.
cedera hanya dikompres dengan es dan Analisa univariat dilakukan
membawanya ke tukang pijat tanpa mendiskripsikan setiap variabel yang
dilakukan penanganan yang tepat. Hal diteliti yaitu dengan melihat semua
ini disebabkan karena sebelumnya atlet distribusi data dalam penelitian.
belum mendapatkan informasi serta Menggunakan perangkat komputer
kurangnya pengetahuan dan untuk data kategorik seperti jenis
keterampilan atlet pencak silat dalam kelamin Analisa bivariat dalam
melakukan penanganan pertama cedera penelitian ini dilakukan untuk
strain dengan RICE. Tujuan dari mengetahui 2 variabel yaitu variabel
penelitian ini adalah untuk mengetahui independen dan variabel dependen.
pengaruh pemberian pelatihan RICE Pada penelitian inikarena data bersifat
terhadap keterampilan penanganan non parametrik maka menggunakan uji
cedera strain pada atlet pencak silat di wilxocon untuk menguji mean
Sragen. peringkat dari hasil pengukuran pre and
post test dengan tingkat kepercayaan
dan tingkat signifikan (α) = 0,05 adalah
METODE PENELITIAN : Apabila p value > 0,05 maka H0
diterima atau Ha ditolak yang berarti
Penelitian ini sudah dilaksanakan tidak terdapat pengaruh pemberian
pada bulan September 2021 dalam pelatihan RICE terhadap keterampilan
penelitian ini berjumlah 30 responden. penanganan cedera strain pada
Desain penelitian menggunakan atlet pencak silat di Sragen. Apabila p
penelitian Quasy Eksperiment dengan value < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha
Rancangan Penelitian Pretest-Posttest diterima yang berarti terdapat pengaruh
Without Control Group Design. pemberian pelatihan RICE terhadap
Sebelum diberikan intervensi dilakukan keterampilan penanganan cedera strain
pretest (tes awal) terlebih dahulu untuk pada atlet pencak silat di Sragen..
mengukur keterampilan, Setelah itu
responden di berikan pelatihan RICE
penanganan cedera strain, kemudian
diakhir intervensi responden diberi
posttest.
HASIL DAN PEMBAHASAN menyatakan bahwa umur sangatlah
berkaitan dengan bagaimana cara
A. Analisa Univariat proses pikirnya seseorang, bekerja,
serta kemampuan intelektual seseorang.
1. Karakteristik Responden Semakin dewasa seseorang maka
Berdasarkan Usia semakin berkembang pula pola pikir
serta daya tangkap seseorang, sehingga
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi mengakibatkan semakin membaik pula
Karakteristik Responden Berdasarkan pemikiran orang tersebut dan
pengetahuan serta keterlampilan
Usia (n=30)
seseorang semakin bertambah.
Karakteri Mea Mi Ma Medi
stik n n x an 2. Karakteristik Responden
Usia 19.9 25 20 Berdasarkan Jenis Kelamin
15
0
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
karakteristik responden menurut usia Karakteristik Responden Berdasarkan
terbanyak yaitu usia 20 tahun dengan Jenis Kelamin (n=30)
usia tertinggi (maximum) 25 tahun dan
usia terendah (minimum) 15 tahun. Jenis Frekuens Presentase
Sejalan dengan penelitian yang Kelamin (%)
dilakukan oleh Triani (2017) yang Laki-laki 29 96.7
menunjukan hasil usia yang paling Perempuan 1 3.3
banyak yaitu usia 20 tahun sebanyak 10 Total 30 100.0
orang (37,0 %). Hal ini menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian
bahwa responden responden berada karakteristik responden menurut jenis
pada masa remaja Akhir. Menurut kelamin didapatkan hasil bahwa
Sarwono dari jurnal (Sari & Widaryati, sebagian besar responden adalah laki-
2015) Remaja pada tahap ini berusia laki berjumlah 29 responden (96,7%),
17-23 tahun. Masa remaja akhir sedangkan perempuan berjumlah 1
merupakan suatu perkembangan responden (3,3%). Jenis kelamin
periode transisi antara masa anak dan merupakan bentuk, sifat, dan fungsi
masa dewasa yang meliputi suatu biologis antara perempuan dan laki-laki
perkembangan transisi perubahan yang menentukan perbedaan peran
biologis, kognitif, sosio-emosional. (Schmidt, Kim et all, 2017). Menurut
Perubahan biologis meliputi Iirwing (2020) setiap laki-laki maupun
perkembangan fisik, termasuk perempuan memiliki tingkat
perkembangan otak, perubahan kognitif pengetahuan yang sama karena akses
meliputi perubahan berfikir dan untuk menerima ilmu pengetahuan atau
kecerdasan remaja, sedangkan pendidikan tidak hanya prioritas pada
perubahan sosio- emosional meliputi laki- laki melainkan memiliki prioritas
interaksi remaja dengan orang lain yang sama baik perempuan maupun
termasuk emosi, kepribadian dan peran laki-laki dengan demikian apabila
konteks sosialnya informasi dan pengetahuan yang
Peneliti berasumsi bahwa didapatkan baik maka tingkat
Semakin bertambahnya usia seseorang pengetahuan perempuan maupun laki-
semakin meningkat pula perkembangan laki akan relative sama dimana
dalam kognitif dan fisiknya. hal ini pengetahuan dan keterampilan
diperkuat oleh Sahrani dalam jurnal mempunyai hubungan yang saling
(Lestari & Fitriana, 2020) yang keterikatan satu sama lain,ketika
pengetahuan seseorang kurang maka menangani cedera pada strain. Menurut
hal itu akan mempengaruhi dalam Notoatmodjo (2012) mengatakan
keterampilan seseorang dalam bahwa faktor yang dapat
melakukan sesutau begitu pula jika mempengaruhi pengetahuan seseorang
pengetahuan seseorang itu baik adalah faktor informasi.Hal ini sejalan
maka akan berpengaruh pada dengan penelitian Sari & Widaryati,
keterampilan yang baik pula. (2015) yang menyatakan bahwa dari30
perempuan dan laki-laki keduanya jumlah responden menunjukkan 20
memiliki konsep diri dalam responden pada siswa di SMA N 2
kemampuan berlatih sehingga tertarik Sleman Yogyakarta mengalami
dalam meningkatkan keterampilan dan keterampilan yang kurang dengan
pengetahuan individu mereka (Eki presentase (66,7%) sisanya masuk
Restiana Saputri, 2020), Berdasarkan dalam kategori cukup terampil
hasil uraian diatas dapat disimpulkan sebanyak 7 responden (23,3%), dan
bahwa responden antara laki-laki dan terampil baik sebanyak 3 responden
perempuan memiliki kemampuan yang (10,0%). Hal ini didasari karena
sama dalam peningkatan keterlampilan. kurangnya sumber referensi
pengetahuan dan pelatihan terkait balut
3. Keterampilan Penanganan bidai.Hal ini juga sejalan dengan
Cidera Strain Pada Atlit Pencak penelitian Kinanti (2020) yang
Silat Sebelum Diberikan menyatakan bahwa sebelum diberikan
Pelatihan RICE pelatihan balu bidai sebagian besar
siswa/i PMR di SMA N. 4 Kota
Tabel 4.3 Keterampilan Penanganan Bengkulu masih dalam kategori kurang
Cidera Strain Pada Atlit Pencak Silat 21 orang (63,6%), 9 orang (27,3%)
sebelum Diberikan Pelatihan RICE keterampilan sebelum perlakuan cukup,
3 orang (9,1%) keterampilan sebelum
Ketrampila Frekuens Presentas
perlakuan baik. Hal itu disebabkan
n i e%
karena sebagian besar siswa/i belum
Terampil 2 6.7 memiliki pengalaman dan keahlian
Cukup 4 13.3 dasar dalam melakukan balut bidai.
Terampil Berdasarkan uraian diatas peneliti
Kurang 24 80 berpendapat bahwa keterampilan
Terampil penanganan cedera strain pada atlet
Total 30 100 pencak silat dalam penelitian ini masih
Hasil analisa penelitian yang dalam kategori kurang hal ini di sebab
dilakukan menunjukkan bahwa kan karena belum mendapat informasi
keterampilan penanganan cedera strain mengenai penanganan cedera strain,
dikategorikan dalam keterampilan sehingga diperlukan sebuah intervensi
kurang terampil sebanyak 24 responden untuk dapat meningkatkan keterampilan
(80%). Menurut peneliti hal ini mereka.
dikarenakan kurangnya atau belum
didapatkan informasi mengenai 4. Keterampilan Penanganan
penanganan cedera strain pada atlet Cidera Strain Pada Atlit
pencak silat dan berdasarkan Hasil Pencak Silat Sesudah Diberikan
observasi yang didapatkan oleh peneliti Pelatihan RICE
bahwa kurangnya keterampilan
dikarenakan ketidaktahuan dari Tabel 4.4 Keterampilan Penanganan
responden mengenai penanganan Cidera Strain Pada Atlit Pencak Silat
cedera strain, dimana sebelumnya Sesudah Diberikan Pelatihan RICE
belum pernah diajarkan bagaimana cara
Ketrampila Frekuens Presentas bahwa ada peningkatan keterampilan
n i e% yang tidak lepas dari pemberian
Terampil 5 16.7 pelatihan dengan cara melakukan
Cukup 17 56.7 praktek langsung yang dibuktikan
Terampil dengan nilai mean setelah diberikan
Kurang 8 26.7 pelatihan adalah 16,22 %.
Terampil
Total 30 100
Berdasarkan dari hasil penelitian B. Analisa Bivariat
Hasil analisa penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa keterampilan Analisa Bivariat Dilakukan Untuk
penanganan cedera strain dikategorikan Mengetahui Pengaruh Pemberian
dalam keterampilan cukup terampil Pelatihan RICE Pada Keterampilan
sebanyak 17 responden (56,7%), Penanganan Cedera Strain Pada
kurang terampil sebanyak 8 responden Atlet Pencak Silat Di Sragen.
(26,7%) dan terampil sebanyak 5
responden (16,7%). Hasil observasi Tabel 4.7 Pengaruh pemberian
didapatkan bahwa setelah diberikannya pelatihan RICE pada keterampilan
pelatihan mengenai RICE dapat penanganan cedera strain pada atlet
meningkatkan keterampilan pencak silat di Sragen
penanganan cedera strain responden
dibuktikan dengan meningkatya
pemahaman responden tentang
penanganan cedera setelah diberikan
pelatihan, responden juga sangat
antusias saat diberikan pelatihan, dan
responden memperagakan dengan benar
saat dilakukannya pelatihan.
Hal ini sejalan dengan Kinanti
(2020) hasil penelitian menunjukkan Hasil analisis dalam penelitian
bahwa sesudah dilakukannya pelatihan ini menunjukkan bahwa dari hasil uji
penanganan cedera dengan konsep Rice statistik menggunakan uji Wilcoxon
dikategorikan dalam tingkat diperoleh p value = 0,002 dengan
keterampilan baik sebanyak 9 tingkat kemaknaan (ɑ) = 0,05 sehingga
responden (91%). Hal ini menunjukkan ( p value < 0,05), dimana p value
ada peningkatan yang signifikan digunakan untuk menentukkan apakah
terhadap keterampilan pada atlet hipotesis diterima atau ditolak.
pencak silat dalam penanganan cedera. sehingga dapat disimpulkan bahwa
keterampilan adalah kemampuan yang pemberian pelatihan RICE
didapatkan melalui tahap belajar atau mempengaruhi tingkat keterampilan
pelatihan untuk melakukan suatu penanganan cidera strain pada atlit
pekerjaan secara mudah dan cermat pencak silat di Sragen.
(Widyastuti, 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian
Peneliti berpendapat bahwa yang dilakukan oleh (Khairunnisa &
pelatihan RICE dapat meningkatkan
Fitriana, 2020) yang menemukan
keterampilan yaitu karena peserta bahwa adanya peningkatan pertolongan
dibimbing langsung oleh pelatih yang pertama pada kecelakan p3k terhadap
telah memiliki sertifikat. Hasil keterampilan dan pengetahuan
penelitian ini sejalan dengan penelitian responden mengenai cedera ankle strain
Nirmalasari (2020) yang menyatakan
dengan metode simulasi dengan hasil P- diberikan pelatihan RICE didapatkan
value = 0,000 ( p value < 0,05). hasil bahwa responden mengalami
Menurut Eki Restiana Saputri peningkatan keterampilan dari kurang
(2020) yang menyatakan bahwa adanya keterampilan menjadi cukup terampil.
peningkatan keterampilan dan Khairunnisa & Fitriana (2020) yang
pengetahuan setelah diberikan pelatihan menemukan bahwa adanya peningkatan
penanganan cedera Sprain. Pelatihan pertolongan pertama pada kecelakan
RICE begitu efektif digunakan dalam p3k terhadap keterampilan dan
penyampaian materi terhadap pengetahuan responden mengenai
responden karena dengan penyampaian cedera ankle strain dengan metode
materi dan praktek secara langsung simulasi dengan hasil P-value = 0,002 (
dalam bentuk objek nyawa atau realita p value < 0,05).
dapat digunakan dalam
mengoptimalkan proses belajar. Hal ini KESIMPULAN DAN SARAN
diperkuat oleh teori Edgar Dale dalam
Nursalam dan Efendi (2011) yang Berdasarkan hasil penelitian dan
mengemukakan dalam sebuah kerucut pembahasan tentang pengaruh
yang dinamakan kerucut pengalaman pemberian pelatihan RICE pada
(cone of experience) yang menyatakan keterampilan penanganan cedera strain
bahwa pengalaman belajar dapat pada atlet pencak silat di Sragen.
melalui proses perbuatan atau Hasil karakteristik penelitian
mengalami sendiri tentang apa yang ini berdasarkan usia menunjukan bahwa
dipelajari, proses mengamati, dan sebagian besar rata-rata usia responden
mendengarkan melalui media maupun yaitu 20 tahun dengan usia termuda
secara langsung, sebagai contoh melalui yaitu 15 tahun dan usia tertua yaitu 25
praktik secara langsung, maka semakin tahun. Berdasarkan jenis kelamin pada
seseorang banyak praktik semakin laki-laki berjumlah responden 29
banyak pengalaman yang diperoleh. responden (96,7%), sedangkan
Sehingga proses belajar mengajar perempuan berjumlah 1 responden
dengan menggunakan objek nyawa (3,3%).
seperti pratek lapangan atau simulasi Hasil penelitian ini menunjukan
dapat meningkatkan skill dan responden sebelum mendapatkan
pengetahuan. intervensi, keterampilan responden
Berdasarkan analisa data dan dengan kategori kurang sebanyak 24
sumber yang didapat peneliti dapat responden (80%), kategori cukup
menyimpulkan pelatihan sangat terampil sebanyak 4 responden
berpengaruh terhadap pembentukan (13,3%), dan kategori terampil 2
keterampilan dan pengetahuan yang responden (6,7%).
lebih baik. Atlet pencak silat di Sragen Hasil penelitian ini menunjukan
mengikuti kegiatan pelatihan RICE responden setelah mendapatkan
kemudian masing-masing intervensi, keterampilan responden
mempraktekkan langsung penanganan dengan kategori cukup terampil
cedera strain dengan RICE. sebanyak 17 responden (56,7%),
Keterampilan atlet dalam penanganan kategori kurang terampil sebanyak 8
cedera strain lebih meningkat dilihat responden (26,7%), dan kategori
dari respon dan partisipasi dalam terampil sebanyak 5 responden
mengikuti pelatihan,dan rasa ingin tahu (16,7%).
serta niat belajar yang juga ditunjukkan Hasil penelitian ini menunjukan
oleh atlet pencak silat dan dapat dilihat terdapat Pengaruh Pemberian Pelatihan
juga dari hasil sebelum dan sesudah RICE Pada Keterampilan Penanganan
Cidera Strain Pada Atlit Pencak Silat di Surabaya.
Sragen dengan nilai p value = 0,002 (p Dharma, K. K. (2011). Metodologi
value < 0,05). penelitian keperawatan: Panduan
Saran dari penelitian ini
Melaksanakan dan Menerapkan
diharapkan dapat memberikan bahan
kajian bagi penelitian lebih lanjut Hasil Penelitian. Retrieved from
khususnya tentang penanganan cedera http://digilib.stikeskusumahusada
strain, serta mendorong peran perawat .ac.id/files/disk1/8/01-gdl-
sebagai pendidik agar berperan aktif wiwinanita-355-1-ktiwiwi-9.pdf
dalam meningkatkan kesehatan dalam Eki Restiana Saputri, E. (2020).
bidang olahraga masyarakat Indonesia. Pengaruh pemberian pelatihan
PRICE dengan metode simulasi
DAFTAR PUSTAKA terhadap keterampilan
penanganan cedera sprain pada
Arovah, N. I. (2010). Dasar-Dasar atlet pencak silat di Karanganyar.
Fisioterapi Pada Cedera Universitas Kusuma Husada
Surakarta.
Olahraga. Yogyakarta: FIK UNY.
Fauziah, G. V., Mulyo, G. P. E.,
Asdiwinata, I. N., Yundari, A. A. I. D.
Mutiyani, M., & Purnawan, A. I.
H., & Puspawati, N. L. P. D.
(2020). Gambaran Asupan
(2020). Kemampuan Mahasiswa
Karbohidrat, Status Gizi dan
Dalam Berpikir Kritis Pada
Daya Tahan (Endurance) Pada
Pembelajaran Keperawatan
Mahasiswi Jurusan Gizi
Gawat Darurat Yang Dilihat Dari
Poltekkes Bandung. Politeknik
Faktor Metakognisi dan Motivasi
Kesehatan Kemenkes Bandung.
Intrinsik. Bali Health Journal,
Hardyanto, J., & Nirmalasari, N.
4(1), 25–32.
(2020). Gambaran Tingkat
Atari, J., Nasir, A., & Ilham, E. (2016).
Pengetahuan Tentang
Pengaruh Kepemilikan
Penanganan Pertama Cedera
Manajerial, Kepemilikan
Olahraga pada Unit Kegiatan
Institusional, dan Kebijakan
Mahasiswa (UKM) Olahraga di
Hutang Terhadap Tax Aggressive
Universitas Jenderal Achmad
(Studi Empiris Pada Perusahaan
Yani Yogyakarta. Jurnal
Transportasi yang terdaftar di
Kesehatan Mesencephalon, 6(1).
Bursa Efek Indonesia Periode
Hidayat, A. A. A. (2002). Pengantar
2011-2013). Riau University.
dokumentasi proses
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014).
keperawatan. EGC.
Keperawatan Medikal Bedah;
Hopkins, J. T., Kaminski, T. W., Hertel,
Manajemen klinis untuk hasil
J., Amendola, N., Docherty, C.
yang diharapkan.
L., Dolan, M. G., … Richie, D.
Dewi, A. D. (2019). Pengaruh Pelatihan
(2013). National Athletic
dan Motivasi Kerja Terhadap
Trainers’ Association position
Kinerja Karyawan Perusahaan
statement: conservative
Daerah Pasar Surya Surabaya.
management and prevention of
Universitas Muhammadiyah
ankle sprains in athletes. Journal
of Athletic Training, 48(4), 528– Education and Simulation. Jurnal
545. Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah
Islamia, N. A. (2019). Pengaruh STIKES Kendal, 10(4), 537–548.
Pendidikan Kesehatan Metode Lubis, Johansyah, & Wardoyo, H.
Latihan Siap (Drill) Terhadap (2014). Pencak Silat - Edisi
Perilaku Penanganan Cedera Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Olahraga Pada Atlet Beladiri Mangkuprawira, T. S. (2011). Strategi
UKM Universitas Airlangga. Efektif Mengelola Karyawan. PT
Universitas Airlangga. Penerbit IPB Press.
Johansyah, L., & Hendro, W. (2014). Mulyana. (2013). Pendidikan Pencak
Pencak Silat–Edisi Kedua. Silat: Membangun Jati Diri dan
Jakarta: PT RajaGrafindo Karakter Bangsa. Bandung: PT.
Persada. Remaja Rosdakarya.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Nasrullah, R. (2016). Teori dan riset
Kesehatan Dasar Tahun 2018. media siber (cybermedia).
Kementrian Kesehatan RI, 53(9), Bandung: Kencana.
1689–1699. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Khairunnisa, I., & Fitriana, N. F. penelitian kesehatan. Jakarta:
(2020). Pengaruh Penkes Dan Rineka Cipta.
Simulasi P3K Terhadap Notoatmodjo, S. (2016). Metodologi
Pengetahuan dan Keterampilan penelitian kesehatan, Peneltian
Menangani Cedera Ankle Strain Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Pada Anggota Taekwondo. Notoatmodjo S. (2010). Promosi
Jurnal Keperawatan Kesehatan Teori Dan Perilaku.
Muhammadiyah. Jakarta: Rineka Cipta.
Kim, S. K., Roos, T. R., Roos, A. K., Nursalam dan Efendi, F. (2011).
Kleimeyer, J. P., Ahmed, M. A., Pendidikan Dalam Keperawatan.
Goodlin, G. T., … Dragoo, J. L. Jakarta: Salemba Medika.
(2017). Genome-wide association Nursalam, S. (2013). Metodologi
screens for Achilles tendon and penelitian ilmu keperawatan
ACL tears and tendinopathy. pendekatan praktis. Jakarta:
PloS One, 12(3), e0170422. Salemba Medika.
Kowalak, J. P., Welsh, W., & Mayer, B. Nurwijayanti, S. (2016). Pengaruh
(2011). Buku ajar patofisiologi. Pendidikan Kesehatan Tentang
Jakarta: EGC, 233. Pertolongan Pertama RICE Pada
Kriswanto, E. S. (2015). Pencak silat. Sprain Terhadap Pengetahuan
Pustaka Baru Press. Masyarakat Dukuh Morodipan
Lemone, P. (2017). Medical surgical Gonilan Kartasura Sukoharjo.
nursing. Volumes 1–3: Critical Stikes Husada Kusuma
thinking for person centred care. Surakarta. [Internet].
Lestari, L. A., & Fitriana, N. F. (2020). Prasetya, A. M. W. (2014). Internalisasi
The Increased Knowledge and pendidikan akhlak melalui
First Aid Skills of Burns on kegiatan pencak silat Nahdlatul
Health Cadres with Health Ulama’Pagar Nusa di Kecamatan
Perak Jombang. Universitas NIIST (MTCC 5522). Journal of
Islam Negeri Maulana Malik Microbiology, 53(10), 694–701.
Ibrahim. Schmidt, S. T., Zimmerman, S. M.,
Priyonoadi, B. (2012). Pencegahan Wang, J., Kim, S. K., & Quake,
Cedera Olahraga. Seminar S. R. (2017). Quantitative
Nasional. Yogyakarta: UNY analysis of synthetic cell lineage
Press. tracing using nuclease barcoding.
Putri, E. (2017). Pengaruh Pendidikan ACS Synthetic Biology, 6(6),
Kesehatan Penatalaksanaan 936–942.
Cedera Terhadap Pengetahuan Slameto. (2015). Belajar & Faktor-
Dan Keterampilan Kader UKS Faktor yang Mempengaruhinya.
Dalam Perawatan Cedera Di SD Jakarta: Rineka Cipta.
Negeri 03 Bulakan Pemalang. Sugiyono. (2013). Metode penelitian
Muhammadiyah University of pendidikan:(pendekatan
Semarang. kuantitatif, kualitatif dan R & D).
Rianto, A. (2011). Metode Penelitian Bandung: Alfabeta.
Kualitaif, Kualitatif Dan Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta: Kombinasi (Mixed Methods).
Yogyakarta. Bandung: CV. Alfabeta.
Rivai, Veithzal dan Sagala, E. J. (2014). Suharjana. (2013). Kebugaran Jasmani.
Manajemen Sumber Daya Buku Pegangan Kuliah
Manusia Untuk Perusahaan Ed. Mahasiswa FIK UNY.
3. Jakarta: PT. Rajawali Press. Yogyakarta: FIK UNY.
RSUP dr.Sardjito. (2019). RSUP DR. Sumartiningsih, S. (2012). Cedera
SARDJITO. Retrieved from Keseleo pada Pergelangan Kaki
https://sardjito.co.id/ (Ankle Sprains). Media Ilmu
Salinding. (2013). Analisis Pengaruh Keolahragaan Indonesia, 2(1).
Pelatihan Terhadap Triani, S. (2017). Efektivitas
Produktivitas Kerja Pendidikan Kesehatan Terhadap
Karyawan:Studi Kasus Pada Pt. Tingkat Pengetahuan P3k Pada
Erajaya Swasembada Cabang. 1, Guru Sekolah Dasar Di
10–20. Kecamatan Puring. Skripsi
Sari, D. P. A., & Widaryati, W. (2015). STIKES Gombong.
Pengaruh pelatihan balut bidai WHO. (2013). Consultation to Develop
terhadap pengetahuan dan a Strategy to Estimate the Global
keterampilan siswa di SMA Burdenof Foodborn Diseases.
Negeri 2 Sleman Yogyakarta. Geneva, Switzerland.
STIKES’Aisyiyah Yogyakarta. WHO. (2018). Technical package for
Sasidharan, A., Sasidharan, N. K., cardiovascular disease
Amma, D. B. N. S., Vasu, R. K., management in primary health
Nataraja, A. V., & Bhaskaran, K. care: healthy-lifestyle
(2015). Antifungal activity of counselling. World Health
violacein purified from a novel Organization.
strain of Chromobacterium sp.
Widodo, S. E. (2015). Manajemen
pengembangan sumber daya
manusia. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Widyastuti, M., & Rustini, S. A.
(2017). Gambaran Pengetahuan
Masyarakat Pesisir Tentang
Pertolongan Korban Tenggelam
di Kenjeran Surabaya. Prosiding
HEFA (Health Events for All),
1(1).
Zaenal, A. (2014). Peningkatan Hasil
Belajar Perambatan Bunyi
Melalui Model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Stad
Siswa Kelas Iv Mi Mamba’ul
Hisan Pengulu Sidayu. UIN
Sunan Ampel Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai