Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

CRITICAL BOOK REVIEW


CEDERA OLAHRAGA

DOSEN PENGAMPU
Dr. dr. Novita Sari Harahap, M. Kes.

DISUSUN OLEH
Adi Situmorang
6211210024
IKOR D 2021

PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas Berkat dan Rahmatnyalah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terimakasih kepada ibu dosen pengampu mata kuliah Cedera Olahraga, Ibu
Novita Sari Harahap, M. Kes, yang telah memberikan tugas ini. Adapun
makalah ini adalah “Critical Book Riview Cedera Olahraga”.

Penulis berterimakasih atas pemberian tugas ini, karena tugas ini


menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis, dan penulis juga bangga,
karena makalah ini juga dapat memberikan informasi bagi para pembaca
khususnya mengenai berbagai cedera dalam olahraga, agar dapat mencegah dan
juga mengatasi cedera-cedara yang mungkin terjadi saat sedang berolahraga.

Penulisan makalah ini masihlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat membangun dan juga
mendukung penulisan kedepannya.

Medan, Oktober 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah


Olahraga dan Kesehatan adalah 2 hal yang saling berhubungan dan saling
memengaruhi, olahraga jika dilakukan dengan baik dan benar serta
berkesinambungan dapat meningkatkan kualitas Kesehatan. Begitu juga
sebaliknya, jika olahraga dilakukan dengan cara yang salah dapat memperburuk
kondisi Kesehatan karena sakit ataupun cedera. Oleh karena itu, olahraga harus
dilakukan secara benar, rutin dan teratur, agar dapat terhindar dari cedera.
Cedera yang terjadi kepada atlet olahraga prestasi dapat memengaruhi
prestasi atlet tersebut kedepannya, yakni prestasi maksimalnya. Oleh karena itu,
tujuan dari penanganan cedera adalah untuk memaksimalkan pemulihan cedera,
dan juga mencegah terjadinya cedera yang serupa.
Cedera olahraga adalah berbagai macam cedera yang terjadi pada saat
Latihan maupun aktivitas fisik lainnya. Pada dasarnya, cedera adalah kondisi
dimana rusaknya jaringan pada system otot ataupun rangka yang disebabkan
karena adanya kesalahan teknis, benturan, ataupun aktivitas fisik yang
dilakukan melebihi beban Latihan, yang menyebabkan otot ataupun tulang tidak
lagi dalam keadaan yang anatomis.
Cedera dapat dibagi menjadi cedera akut, yaitu cedera yang terjadi secara
mendadak, seperti goresan, robeknya ligament, patah tulang dan lain lain,
cedera ini membutuhkan penanganan langsung oleh ahli. Overuse syndrome
adalah cedera yang terjadi karena Gerakan yang abnormal secara lemah namun
telah dilakukan secara terus-menerus/berulang-ulang.
Cedera juga dapat diklasifikasikan dari cedera yang ringan hingga cedera
yang berat. Cedera ringan biasanya hanyalah robekan yang kecil, yang tidak
memengaruhi aktivitas fisik, tidak membutuhkan pengobatan dan dapat
langsung sembuh setelah istirahat beberapa saat saja. Cedera sedang ditandai
dengan adanya kerusakan jaringan yang lebih nyata, dan juga terasa bengkak,
panas, memar, dan juga nyeri, cedera ini juga dapat memengaruhi performa
olahragawan. Sedangkan cedera berat ditandai dengan robekan yang lengkap
pada otot ataupun tendon, bahkan fraktur pada tulang, kondisi ini membutuhkan
penanganan secara langsung bahkan operasi.
Cedera pada saat berolahraga dapat disebabkan karena beberapa hal,
seperti kesalahan pada metode Latihan, dimana pemanasan dan pendinginan
yang kurang memadai, intensitas frekuensi dan durasi yang tidak sesuai dengan
kondisi seseorang, dan jisa juga karena beban Latihan yang overload. Cedera
juga dapat disebabkan karena kelainan secara structural pada tubuh individu.
Selain karena kelainan, cedera juga terjadi karena lemahnya otot, ligament dan
tendon seorang olahragawan.
Terdapat beberapa gejala dari cedera, seperti tumor (pembengkakan), kalor
(kenaikan suhu), rubor (kemerahan), dolor (nyeri), function leisa (penurunan
fungsi). Terdapat juga beberapa macam bentuk cedera dalam olahraga, seperti
memar, sprain, strain, dislokasi, fraktur, kram otot, pendarahan, kehilangan
kesadaran dan juga luka.
Penanganan yang dapat dilakukan ketika cedera adalah dengan melakukan
RICE (Rest, Ice, Compression, and Elevation), yakni Rest (istirahat dalam
jangka waktu tertentu untuk pemulihan), Ice (pemberian es pada lokasi yang
cedera, untuk mengurangi pembengkakan), Compression (pemberian tekanan
yang merata untuk menghindari pembengkakan yang berlebih), dan Elevation
(menaikkan anggota tubuh yang cedera untuk membantu pengembalian darah
kejantung).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah melakukan review dan
membandingkan 2 buku yang berkaitan dengan cedera olahraga

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah cedera olahraga yang diberikan, dan juga untuk menambah wawasan
penulis sebagai mahasiswa agar dapat mengetahui lebih banyak mengenai
cedera dalam olahraga dan juga cara penanganannya.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar dapat menjadi sumber
pengetahuan bagi para pembaca, dan juga sebagai pengetahun bagi pembaca
apabila mengalami cedera yang terjadi.

BAB II
ISI BUKU
1. Pembelajaran Pertolongan Pertama dan Pencegahan
Perawatan Cedera Olahraga ( PP & PPCO ) Berbasis Blended
Learning

a. Indentitas Buku
1. Judul buku : Pembelajaran Pertolongan Pertama dan Pencegahan
Perawatan Cedera Olahraga ( PP & PPCO ) Berbasis Blended Learning
2. Penulis : Pinton Setya Mustafa
3. Penerbit : Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
4. Tahun Terbit : 2017
5. Tempat Terbit : Malang
6. Jumlah Halaman : 208 Halaman

b. Isi Buku
BAB I Dasar-Dasar Cedera
BAB II Pertolongan Pertama Pada Keadaan Darurat
BAB III Penilaian Korban
BAB IV Mengenali Anatomi dan Faal Dasar
BAB V Tingkatan Cedera Olahraga
BAB VI Penyebab & Pencegahan Cedera Olahraga
BAB VII Perawatan & Penanganan Cedera Olahraga
BAB VIII Cedera & Penyakit Karena Olahraga
BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
BAB X Resusitasi Jantung Paru (RJP)

c. Ringkasan Buku
1. BAB I Dasar-Dasar Cedera
a. Pengertian Cedera
Cedera adalah suatu akibat dari gaya-gaya yang dilakukan tubuh,
dimana gaya yang dilakukan melebihi kemampuan tubuh untuk
mengatasinya. Cedera dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
jenis olahraga, pengalaman, dan sarana/prasarana serta gizi.
b. Pengertian Cedera Olahraga
Cedera olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga,
sehingga menimbulkan cacat, luka atau kerusakan pada otot atau
sendi atau bagian lain tubuh.
c. Macam-Macam Cedera Olahraga
Cedera olahraga dapat diklasifikasikan menjadi 2, yakni kerusakan
traumatic (traumatic distruption), dimana cedera yang berbentuk
memar, lepuh, lecet, luka, dislokasi sendi, kram otot, sprain, strain,
dan berbagai trauma pada bagian-bagian tubuh. Cedera sindrom
penggunaan berlebihan (over use syndrome), dimana cedera yang
lebih spesifik dengan jenis olahraganya, seperti tennis elbow, golfer
elbow, swimming shoulder, dan lain-lain.
d. Klasifikasi Cedera Olahraga
Secara umum, cedera olahraga diklasifikasikan menjadi ringan,
dimana cedera tidak memengaruhi performa atlet, cedera ringan,
dimana cedera dengan kerusakan jaringan yang nyata, sehingga
memengaruhi performa atlet. Dan cedera berat, cedera pada tingkat
ini membutuhkan perawatan intensif, istirahat total, bahkan operasi.
e. Penyebab Cedera Olahraga
Penyebab cedera olahraga antara lain adalah umur (pada usia 30-40
tahun kekuatan otot relative akan menurun), factor pribadi dan
kematangan (atlet yang lebih berpengalaman akan mengalami resiko
cedera lebih kecil dibandingkan atlet yang kurang berpengalaman),
tingkat Latihan (Latihan yang berlebihan dapat menyebabkan cedera
overuse), Teknik (Teknik yang baik akan menghindari cedera,
sedangkan Teknik yang salah akan menyebabkan cedera), warming
up (pemanasan dilakukan untuk menghindari cedera), recovery
period (istirahat pada organ tubuh, agar organ tersebut dapat
digunakan secara prima dan mencegah cedera), kondisi tubuh
(kondisi tubuh yang kurang fit akan mempermudah terjadinya
cedera), nutrisi, hal umum seperti tidur kurang dan alcohol, ada juga
cedera dikarenakan peralatan dan fasilitas yang kurang memadai,
serta karakter olahraga, seperti olahraga dengan kontak fisik lebih
berpotensi untuk terjadinya cedera.

2. BAB II Pertolongan Pertama Pada Keadaa Darurat


a. Konsep Pertolongan Pertama Gawat Darurat (KPPGD)
PPGD adalah serangkaian usaha pertama yang dapat dilakukan pada
kondisi gawat darurat untuk menyelamatkan seseorang dari
kesakitan bahkan kematian. Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menyelamatkan nyawa korban, meringankan penderitaan
korban, mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah,
mempertahankan daya tahan korban, dan mencari pertolongan lebih
lanjut.

3. BAB III Penilaian Korban


a. Penilaian Keadaan
Penilaian keadaan adalah proses penilaian dari gambaran secara
umum untuk mendapatkan gambaran terperinci kejadian. Pada
waktu penilaian, harus diperhitungkan factor pendorong dan factor
penghambat, analisi factor ini diperoleh dari kondisi kejadian, efek
samping Tindakan dan solusi efek samping tersebut.
b. Penilaian Dini
Penilaian dini adalah analisis yang cepat, tepat, dan sederhana untuk
menangani dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa,
lingkungan, dan interaksi sosial di area kejadian. Dalam melakukan
penilaian diri harus dilakukan DRSABC; D(Danger/Bahaya), R
(Response/Tanggapan), S (Shout of help/Meminta bantuan), A
(Airway/Jalan nafas), B (Breathing/Pernapasan), C (Circulation
/Sirkulasi).
c. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan keseluruhan fisik korban
secara mendetail dan pemeriksaan berkala adalah pemeriksaan ulang
pada korban untuk mencari cedera yang mungkin belum ditemukan
pada pemeriksaan sebelumnya. Pemeriksaan fisik dapat dicek
dengan memeriksa penglihatan, pendengaran dan perabaan.
Pemeriksaan fisik juga dilakukan dengan memeriksa ujung kepala
hingga ujung kaki dari korban. Pemeriksaan berkala dilakukan
dengan cara mencari Kembali respon korban, memeriksa jalan
napas, melakukan komunikasi dengan korban dan juga memeriksa
vital korban.

4. BAB IV Mengenali Anatomi dan Faal Dasar


a. Posisi Anatomis
Posisi anatomis adalah posisi dimana tubuh berdiri tegak, kedua
lengan disamping tubuh, dan telapak tangan menghadap kedepan.
b. Bagian-Bagian Tubuh Manusia
Tubuh manusia dilindungi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka,
bagian tubuh dapat dibagi menjadi kepala, leher, batang tubuh,
anggota gerak atas, dan anggota gerak bawah.
c. Tentang Rongga
Didalam tubuh terdapat rongga tengkorak, rongga tulang belakang,
rongga dada, rongga perut, rongga panggul.
d. System Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah dibagi menjadi jantung, pembuluh darah, darah, dan
saluran limfe.
e. System Pernapasan
System pernapasan berfungsi untuk mengambil oksigen sebagai zat
pembakar dan membuang karbondioksida sebagai zat sisa
pembakaran. Proses pernapasan dibagi menjadi proses pengambilan
napas atau inspirasi/inhalasi dan pembuangan napas atau
ekspirasi/ekshalasi.
f. System Rangka
System rangka tersusun atas tulang, dengan bentuk tulang Panjang,
pipa, pendek, pipih, tak beraturan dan sesamoid.
g. Sendi
Sendi ada yang dapat digerakkan/diartrosis, dan tidak dapat
digerakkan/sinartrosis. Sifat umum sendi diartrosis adalah kedua
ujung tulang yang membentuk sendi terbungkus oleh tulang rawan
sendi/kartilago, kapsul artikularis, ligament, bursa mukosa, dan
diskus artikularis/tulang rawan antar sendi.
h. System Otot
Otot digolongkan menjadi otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
Otot rangka/lurik adalah otot yang melekat pada tulang, otot polos
terdapat pada organ, dan otot jantung hanya terdapat pada jantung.
i. System Saraf
System saraf pusat terdiri atas otak dan medulla spinalis, dan saraf
tepi terdiri atas sensorik, motoric dan koordinasi.
j. System Tubuh
System tubuh adalah susunan dari organ-organ yang membentuk
fungsi tertentu, seperti system rangka, otot, pernapasan, peredaran
darah, saraf, pencernaan, endokrin, kemih, kulit, pancaindera, dan
reproduksi

5. BAB V Tingkatan Cedera Olahraga


a. Klasifikasi Cedera Olahraga
Cedera dapat diklasifikasikan menjadi cedera ringan (cedera dengan
keluhan yang tidak serius), cedera sedang (cedera yang memiliki
kerusakan jaringan lebih nyata, sehingga memengaruhi performa
atlet), dan cedera berat (cedera yang parah, sehingga membutuhkan
perawatan intensif, bahkan operasi). Penyebab cedera olahraga bisa
karena external violence (cedera yang timbul karena pengaruh dari
luar), internal violence (cedera yang timbul karena koordinasi dari
otot dan sendi yang kurang sempurna) dan over use (cedera karena
penggunaan otot-otot secara terus menerus sehingga menyebabkan
kelelahan).
b. Strain dan Sprain
Strain adalah cedera pada otot dan tendon, sedangkan sprain adalah
cedera yang menyangkut ligament. Penanganan cedera strain dapat
dilakukan dengan cara meletakkan penderita pada posisi nyaman,
berik kompres dingin, beri tekanan, berikan tongkat penopang dan
rontgen. Dlam cedera juga hindari HARM, H(Heat), A(Alcohol),
R(Running), dan M(Massage)
c. Cedera yang Lazim Terjadi dalam Olahraga
Cedera yang terjadi dalam olahraga yaitu cedera kulit seperti lecet,
robek dan lepuh, cedera otot seperti kejang otot, nyeri otot, memar,
otot robek, dan elevasi tungkai. Cedera pada ligament atau sendi
seperti sprain dan dislokasi. Cedera tulang seperti patah tulang
terbuka, patah tulang tertutup. Cedera kepala seperti geger otak, dan
memar otak. Cedera pada mata biasanya terjadi karena benturan atau
kemasukan benda kecil seperti debu dan pasir. Cedera hidung terjadi
karena pukulan benda tumpul, pendarahan karena pecahnya
pembuluh darah dan patahnya tulang rawan hidung. Cedera telinga
menyebabkan pendarah baik bagian dalam telinga bahkan
menyebabkan robeknya selaput gendang. Cedera bahu biasanya
terjadi karena penggunaan berlebihan. Cedera siku terjadi karena
penggunaan yang berlebihan ataupun karena trauma. Cedera lutut
terjadi karena sendi lutut adalah salah satu sendi yang tidak stabil,
dan kestabiannya tergantung pada kekuatan ligament dan otot yang
ada disekitarnya, dan juga sendi lutut juga sendi yang paling banyak
menerima beban. Cedera pergelangan kaki terjadi akibat penarikan
yang berlebihan dari otot betis. Cedera telapak kaki terjadi karena
benturan ataupun karena pengapuran. Cedera karena panas terjadi
karena sehu panas, kelembapan tinggi, kurang minum, pengeluaran
keringat yang banyak.

6. BAB VI Penyebab dan Pencegahan pada Cedera Olahraga


a. Penyebab Terjadinya Cedera
Penyebab cedera olahraga antara lain adalah umur (pada usia 30-40
tahun kekuatan otot relative akan menurun), factor pribadi dan
kematangan (atlet yang lebih berpengalaman akan mengalami resiko
cedera lebih kecil dibandingkan atlet yang kurang berpengalaman),
tingkat Latihan (Latihan yang berlebihan dapat menyebabkan cedera
overuse), Teknik (Teknik yang baik akan menghindari cedera,
sedangkan Teknik yang salah akan menyebabkan cedera), warming
up (pemanasan dilakukan untuk menghindari cedera), recovery
period (istirahat pada organ tubuh, agar organ tersebut dapat
digunakan secara prima dan mencegah cedera), kondisi tubuh
(kondisi tubuh yang kurang fit akan mempermudah terjadinya
cedera), nutrisi, hal umum seperti tidur kurang dan alcohol, ada juga
cedera dikarenakan peralatan dan fasilitas yang kurang memadai,
serta karakter olahraga, seperti olahraga dengan kontak fisik lebih
berpotensi untuk terjadinya cedera.
b. Pencegahan Cedera
Cedera dapat dicegah dengan cara melakukan fitness, mengasah
kemampuan dan keterampilan, makanan yang bergizi, melakukan
warming up, menjaga lingkungan dari hal yang berbahaya, peralatan
yang memadai, medan alam yang standar, pakaian yang tidak ketat
dan elastis agar memperluas Gerakan, pertolongan terhadap cedera
yang ringan, dan juga berkomunikasi dengan pelatih.

7. BAB VII Perawatan dan Penanganan Cedera Olahraga


a. Penanganan Pendarahan
Penanganan cedera dinilai dari parahnya cedera, cedera akut (0-24
jam), sub-akut (24-48 jam) dan cedera tingkat lanjutan (48 jam
keatas).
b. Penanganan Pertama
Penanganan pertama pada atlet dapat diawali dengan keputusan
pelatih, keputusan yang dibuat saat menangani cedera dan juga
pertolongan pertama yang diberikan pada saat cedera.
c. Penanganan Rehabilitasi Medik
Upaya rehabilitasi medik yang dilakukan yang sering digunakan
adalah spesialistik rehabilitasi medik, fisioterapi, alat bantu hingga
pengganti tubuh

8. BAB VIII Cedera dan Penyakit karena Olahraga


a. Olahraga yang Melibatkan Kontak/Tumbukan Fisik
Hal yang sering menyebabkan cedera saat berolahraga adalah kontak
fisik, olahraga dengan kontak fisik yang tinggi seperti bola basket,
American football, hoki es, laccrose, beladiri, roller hockey,
sepakbola, gulat.
b. Olahraga yang Melibatkan Kontak Fisik Terbatas
Olahraga dengan kontak fisik terbatas seperti baseball/softball,
cheerleading, pertandingan lapangan, senam, ski menuruni bukit,
bolavoli.
c. Olahraga yang Tidak melibatkan Kontak Fisik
Olahraga yang tidak melibatkan kontak fisik seperti renang, tenis,
lari, angkat beban dan Latihan beban.
9. BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Konsep Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Tujuan dari P3K adalah untuk menyelamatkan nyawa korban,
mencegah agar cidera tidak bertambah, dan untuk mempercepat
penyembuhan. Gangguan yang membutuhkan Tindakan P3K adalah
pingsan, asma.
b. Pendarahan yang Hebat
Penanganan harus mencegah kehilangan darah yang lebih banyak,
maka untuk mencegah pendarahan yang bertambah, luka diposisikan
lebih tinggi dari jantung, lalu luka ditekan dan dibalut.
c. Pernapasan yang Berhenti
Jika korban berhenti bernapas, yang harus dilakukan adalah
membersihkan salurang pernapasan dari zat yang mengganggu, lalu
berikan napas buatan, panggilkan dokter dan longgarkan pakaian
yang sedang dikenakan korban.
d. Keracunan
Keracunan dapat terjadi karena mengonsumsi makanan yang sudah
tercemar zat kimia, mengandung bakteri, dan lain sebagainya. Hal
tersebut terjadi biasanya karena pengolahan makanan yang kurang
higienis, penyimpanan makanan, pengangkutan makanan, dan
penyajian makanan. Gejala keracunan adalah kekejangan otot,
demam, sering buang air besar, otot lemah lesu, muntah, sakit perut,
dehidrasi, cirit birit dan hilangnya selera makan.
e. Gangguan Keadaan Umum
Gangguan keadaan umum adalah gangguan yang menyangkut alat
alat yang digunakan untuk hidup, seperti pernapasan dan saraf.
Beberapa gangguan keadaan umum adalah kelengar, shock, pingsan,
dan mati suri.

10.BAB X Resusitasi Jantung Paru (RJP)


a. Fase Resusitasi Jantung Paru
Fase fase dalam prosedur RJP adalah Fase 1, yaitu prosedur
pertolongan gawat darurat, dengan menjaga alur napas, pernapasan
dan sirkulasi pernapasan. Fase 2, yaitu pemberian obat dan EKG.
Fase 3 adalah penambahan Prolonged Life Support (PLS), lalu
memonitor dan mencari penyebabnya dan mengobatinya.
b. Prosedur Awal RJP
Dalam tahapan airway, dilakukan prosedur awal, yaitu memastikan
keamanan lingkungan dan kesadaran pasien, meminta pertolongan
dan juga memperbaiki posisi korban dan penolong.
c. Cek Kesadaran dan Aktifkan Sistem Emergensi
Tahapan pertama adalah memeriksa jalan napas, lalu memberikan
napas bantuan serta menjaga sirkulasi dengan cara pijat jantung serta
dengan memberikan defibrillation/terapi listrik.
2. Prevention of Injuries and Overuse in Sports
a. Identitas Buku
1. Judul buku : Prevention of Injuries and Overuse in Sports
2. Penulis : Hermann O. Mayr, Stefano Zaffagnini
3. Penerbit : Springer
4. Tahun Terbit : 2016
5. Tempat Terbit : Munich, Germany
6. Jumlah Halaman : 172 Halaman

b. Isi Buku
BAB I General Considerations on Sport Related Injuries
BAB II Major Causes of Sports Injuries
BAB III Causes of Uveruse in Sports
BAB IV General Prevention Principles of Injuries
BAB V General Prevention Principles of Overload Damage in Sports
BAB VI Special Aspects of Prevention in Children and Adolescents
BAB VII General Training Aspects in Considerations of Prevention in
Sports
BAB VIII Specific Aspects of Throwing Sports in Recreational and
Competitive Sports
BAB IX Specific Aspects of Football in Recreational and Competitive
Sport
BAB X Specific Aspects of Alpine Skiing in Recreational and Competitive
Sport
BAB XI Implementation of Prevention in Sports
BAB III
PEMBAHASAN

1. Kelebihan
Kelebihan dari buku pertama adalah kelengkapan materi mengenai cedera,
dan ada juga tambahan mengenai anatomi. Materi yang disajikan juga memiliki
gambar, agar pembaca lebih mengerti tata cara dan prosedur untuk
melaksanakan penanganan cedera. Buku juga memiliki Bahasa yang menarik,
sehingga pembaca mudah mengerti. Selain Bahasa yang menarik, tata cara
penulisan buku juga terstruktur, sehingga memudahkan pembaca untuk
mengerti bagian demi bagian dari buku tersebut.
Kelebihan dari buku kedua adalah adanya sumber dan referensi yang lebih
banyak dalam buku, dan juga kasus kasus tertera dalam buku. Didalam buku
juga terdapat beberapa BAB yang membahas mengenai olahraga khusus, yang
biasanya sering terjadi cedera, dan cara mengatasinya.

2. Kekurangan
Kekurangan dari buku pertama adalah menekankan kepada cara mengatasi
dan mencegah terjadinya cedera karena kecelakaan ataupun karena hal lain,
buku juga hanya menegaskan pertolongan pertama dalam kecelakaan, bukan
cedera yang terjadi saat sedang berolahraga. Buku tidak menyertakan prosedur
pencegahan dan pengobatan yang dilakukan jika terjadi cedera mendadak saat
sedang berolahraga, seperti cara menggunakan kinesio tape, membalut luka
dengan perban, pengatasan cedera yang luka, dan lain-lain.
Kekurangan dari buku kedua adalah tata cara penulisan yang terbagi
menjadi 2 kolom perlembarnya, sehingga pembaca dapat kebingungan saat
membaca buku tersebut. Buku yang saya riview adalah buku dengan Bahasa
inggris, sehingga sedikit menyulitkan untuk pengambilan inti materi dan
pembahasan.
BAB IV
KESIMPULAN

1. Kesimpulan
Kesimpulan dari riview buku adalah mengenai pengertian cedera, jenis-
jenis cedera, penyebab cedera, cara pencegahan cedera, cara penyembuhan
cedera, cara mengatasi cedera, olahraga yang riskan dengan terjadinya cedera.

2. Saran
Dalam buku tersebut dapat kita baca bahwa dalam berolahraga, kita tidak
hanya dapat menjadi sehat, tetapi juga dapat menjadi sumber penyakit, apabila
olahraga yang dilakukan dengan cara yang salah dan tidak sesuai dengan aturan
dan kaidahnya. Oleh karena itu, ada baiknya kita melakukan olahraga dengan
aturan, benar, rutin dan juga teratur.

Anda mungkin juga menyukai