Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATA KULIAH KESEHATAN OLAHRAGA

MACAM MACAM CEDERA OLAHRAGA


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Kesehatan Olahraga
DOSEN PENGAMPU :Bintang Kusuma Wardana S.Si, M.Or

DISUSUN OLEH:
AHMAD FADLI S.Y (21070001)
RESTU MUHAMAD AKBAR (21070006)

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KARTAMULIA PURWAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdullilah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat dankarunia-Nya kepada penulis, sehingga makalah
yang membahas tentang “macam macam cedera olahraga” ini
dapat penulis selesaikan dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamya, penyusun berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai macam macam cedera olahraga.
Makalah ini penulis buat berdasarkan referensi yang penulis
temukan dari berbagai sumber-sumber yang ada.Dalam
makalah ini menjelaskan tentang macam macam cedera
olahraga yang penulis sajikan dengan singkat. Pembahasan
makalah ini dimulai dari mengenai tentang cedera,macam
macam cedera olahraga sampai prinsip prinsip pencegahan
cedera dalam olahraga . Selain itu makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas yang diberikan Dosen Pembimbing Di
Universitas Kartamulia Purwakarta.Demikian sedikit
pengantar dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi yang membacanya. Terima kasih penulis ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
pembuatan makalah ini, dan penulis berharap adanya
kritik,saran dan usulan demi perbaikan makalah-makalah
yang akan penulis buat di masa yang akan mendatang.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

PURWAKARTA,20 januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL .............................................................................................
i
KATA
PENGANTAR ..................................................................................
......... ii
DAFTAR
ISI ...................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang .................................................................................. 1
BAB II MASALAH
Rumusan Masalah........................................................... 1
BAB III PEMECAHAN MASALAH
1. Macam-macam cidera
olahraga ....................................................................................... 2
2. Cidera Pada Cabang Olahraga Sepak
Bola....................................................................................... 5
3. Faktor Penyebab
Cidera....................................................................................... 5
4.Prinsip-Prisinsip Pencegahan Cedera Dalam
OLahraga.................................................................................. 7
BAB IV KESIMPULAN
Kesimpulan .....................................................................................
.. 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh
atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk
mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka
lama.
Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek
pada ligamen, atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya
memerlukan pertolongan yang profesional dengan segera.
Cara yang lebih efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan memahami
beberapa jenis cedera dan mengenali bagaimana tubuh kita memberikan
respon terhadap cedera tersebut. Juga, akan dapat untuk memahami tubuh
kita, sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu cedera agar tidak terjadi
parah, bagaimana mengobatinya dan kapan meminta pengobatan secara
profesional (memeriksakan diri ke dokter).

BAB II
MASALAH
RUMUSAN MASALAH
Cedera Olah Raga adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh
yang disebabkan oleh kegiatan olah raga. Cedera Olahraga adalah rasa sakit
yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka
dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.
Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat
mengakibatkan gangguan atau  keterbatasan fisik. Bahkan bagi atlit cedera
ini bisa berarti istirahat yang cukup lama dan mungkin harus meninggalkan
sama sekali hobi dan profesinya. Oleh sebab itu dalam penaganan cedera
olahraga harus dilakukan secara tim yang multidisipliner.
Jenis-jenis cedera olah raga:
a.Cedera tulang ,contoh: patah tulang kering atau tulang telapak kaki pada
pelari jarak jauh, disebut juga fatigue fracture.
b.Cedera otot,Contoh: robekan otot yang sering terjadi pada otot paha bagian
depan (sering terjadi pada sepak bola), atau otot betis (sering terjadi pada
tennis)
c.Cedera sendi ,Contoh: pengikat sendi (ligamen) yang teregang berlebihan
atau bahkan putus yang mengakibatkan sendi yang terkena menjadi tidak
stabil

Yang harus dilakukan bila terjadi cedera olah raga:


a.Pertolongan pertama pada cedera olah raga bertujuan untuk meminimalkan
pembengkakan jaringan, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
b. Kompres es pada area yang cedera selama 15-20 menit (jangan lebih),
dapat diulang 3-4x/hari.
c.Membalut area yang cedera dengan bahan yang elastis, seperti elastic
verband
d.Posisikan area yang cedera lebih tinggi dari letak jantung
e.Istirahatkan bagian tubuh yang cedera untuk sementara
f.Hubungi dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi/Spesialis
Ortopedi terdekat.
  
BAB III
PEMECAHAN MASALAH

1.Macam-macam cidera olahraga

a) Sprain (keseleo) Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau


kerobekan pada ligament (jaringan yang menghubungkan tulang
dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi.
Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat
menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa
nyeri, inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus,
ketidakmampuan menggerakkan tungkai.

Sprain atau keseleo adalah jenis cedera yang paling sering dialami oleh para
pemain sepak bola, Untuk menghindari keseleo, diperlukan pemanasan yang
cukup dan stretching yang tepat bisa mencegah terjadinya cedera tersebut
(Hardianto Wibowo 1995: 22).
Berikut ini adalah tingkatan cedera sprain:
a.1.Sprain Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan
hanya beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan,
pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut. cedera pada tingkat ini
cukut diberikan istirahat saja karena akan sembuh dengan sendirinya
a.2.Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus,
tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan
rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan
biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut. kita harus
membrikan tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian
yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun
gibs.
    a.3.Sprain Tingkat III
Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya
terpisah. Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah
dalam persendian, pembekakan, tidak dapat bergerak seperti biasa, dan
terdapat gerakan–gerakan yang abnormal. Cedera tingkat ini harus dibawa ke
rumah sakit untuk dioperasi namun harus diberi pertolongan pertama terlebih
dahulu.

b) Strain.Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada


struktur muskulo-tendinous (otot dan tendon). Jenis cedera ini terjadi akibat
otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau ketika
terjadi kontraksi, otot belum siap. Strains sering terjadi pada bagian groin
muscles (otot pada kunci paha), hamstrings (otot paha bagian bawah), dan
otot quadriceps. Cedera tertarik otot betis juga kerap terjadi pada para
pemain bola. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan diri dari cedera
macam ini. Kuncinya dalah selalu melakukan stretching setelah melakukan
pemanasan, terutama pada bagian otot-otot yang rentan tersebut (Hardianto
Wibowo 1995: 22).

Pengobatan sprain dan strain adalah terapi, yang dilakukan adalah reset atau
istirahat, mendinginkan area cidera, copression atau balut bagian yang
cidera, elevasi atau meninggikan, membebaskan diri dari beban. Jika nyeri
dan bengkak berkurang selama 48 jam setelah cidera, gerakkan persendian
tulang ke seluruh arah. Hindari tekanan pada daerah cidera sampai nyeri
hilang (biasanya 7-10 hari untuk cidera ringan dan 3-5 minggu untuk cidera
berat), gunakan tongkat penopang ketika berjalan bila dibutuhkan.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 16), Cidera derajat I biasanya sembuh
dengan cepat dengan pemberian istirahat, es, kompresi dan elevasi (RICE).
Terapi latihan dapat membantu mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas.
Cidera derajat II terapinya sama hanya saja ditambah dengan immobilisasi
pada daerah yang cidera.. Kunci dari penyembuhan adalah evaluasi dini
dengan professional medis.

c)Knee Injuries Adalah cidera yang terjadi karena adanya paksaan dari
tendon. Saat mengalami cidera ini akan merasakan nyeri tepat dibawah
mangkuk lutut setelah melakukan latihan olahraga. Rasa sakit itu disebabkan
oleh gerakan melompat, menerjang maupun melompat dan turun kembali.
Ada beberapa jenis cedera lutut yang umum dialami oleh pemain bola, yaitu
cedera pada medial collateral ligament, meniscus, dan anterior cruciate
ligament, baik itu sobek pada jaringan, maupun putusnya jaringan tersebut.

d) Compartment Syndrome.Para atlet pada umumnya sering mengalami


permasalahan (gangguan rasa nyeri atau sakit) yang terjadi pada kaki bawah
(meliputi daerah antara lutut dan pergelangan kaki). Terkadang rasa
sakit/nyeri tersebut terjadi karena adanya suatu sindrom kompartemen
Diagnosa terhadap sindrom terhadap sindrom tersebut dilakukan dengan cara
perkiraan,
karena pola karakteristik (gejala) dan rasa sakit tersebut dan ukuran-ukuran
tekanan kompartemennya. Diantara beberapa penyakit yang menyertai
sindrom ini dapat diatasi dengan pembedahan (operasi).

e)    Shin Splints.Istilah shin aplints kadang-kadang digunakan untuk


menggambarkan adanya rasa sakit (cidera pada kaki bagian bawah yang
seringkali terjadi terjadi akibat melakukan berbagai aktivitas olahraga,
termasuk olahraga lari. Shin splints ada 2 jenis yaitu; a). Anterior Shin Splints,
yaitu rasa sakit yang terjadi pada bagian depan (anterior) dari tulang gares
(tibia). B) Posterior Shin Splints, rasa sakit tersebut terasa pada bagian dalam
(medial) kaki pada tulang tibia
Shin splints disebabkan oleh adanya robekan sangat kecil pada otot-otot kaki
bagian bawah yang berhubungan erat dengan tulang gares. Pertama-tama
akan mengalami rasa sakit yang menarik-narik setelah melakukan lari.
Anterior shin splints disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan otot kaki.

f) Achilles Tendon Injuries.Cedera pada tendon achilles ini menempati


peringkat pertama yang sering terjadi pada atlet dan paling sulit untuk
merawat/menyembuhkannya. Cedera tersebut berkisar dari tendinitis ringan
sampai pada pemutusan tendon yang parah. Kunci dari diagnosa tahap-tahap
cidera ini adalah pengenalan pada tanda-tanda dan gejala-gejala yang terjadi.

g) Fractures.Cedera seperti ini dialami apabila pemain yang bersangkutan


mengalami benturan dengan pemain lain atau sesuatu yang keras. Cedera
fractures tidak hanya terjadi pada bagian kaki macam tulang paha, tulang
kering, tulang selangkangan, atau tulang telapak kaki, tapi juga kerap terjadi
pada lengan, bahu, hingga pergelangan tangan. Untuk menghindari cedera
macam ini, penggunaan pelindung sangat dianjurkan untuk meminimalisir
patah atau retak tulang. Kasus Wayne Rooney merupakan salah satu contoh
cedera fractures yang cukup membuat pusing Alex Fergusson.

Setiap tulang yang mendapatkan tekanan terus-menerus diluar kapasitasnya


dapat mengalami keretakan (stress fracture). Kelemahan pada struktur tulang
sering terjadi pada atlet ski, jogging, berbagai atlet lari, dan pendaki gunung
maupun para tentara, mengalami march fracture.

Macam-macam patah tulang:


• Patah tulang terbuka dimana fragmen (pecahan) tulang melukai kulit
diatasnya dan tulang keluar.
• Patah tulang tertutup dimana fragmen (pecahan) tulang tidak menembus
permukaan kulit.
Penanganan patah tulang yang dilakukan menurut Hardianto Wibowo
(1995:28) sebagai berikut: olahragawan tidak boleh melanjutkan
pertandingan.
2.Cidera Pada Cabang Olahraga Sepak Bola:

A.     Cedera Ringan yang dimaksud dengan cedera ringan adalah cedera
dimana si pemain masih dapat melanjutkan permainannya misalnya :

A) ALuka lecet
B) Strain dan strain tingkat Satu
C) Kram otot
D) Memar otot (kontusio)

B.     Cedera Berat (dimana si pemain tidak dapat melanjutkan


permainnnanya.
A) Cedera pada kepala : gegar otak atau cedera yang menimbulkan
pingsan dan tidak sadar, pendarahan yang sukar dihentikan, patah
tulang hidung
B) Cedera pada lutut : kontusio,robekan ligamen, robekan otot, dislokasi
patella, robekan meniskus.
C) Cedera pada pergelangan kaki : patah tulang malleolus medialis tibia ,
dislokasi talokruralis , haermarthrose.

3.Faktor Penyebab Cidera:

A.     Latihan Yang Berlebihan , Ini bisa terjadi jika anda memaksa diri untuk
berlatih di luar batas kemampuan diri anda, berlatihlah sesuai dengan
kemampuan anda, anda harus tahu batas kemampuan tubuh anda sendiri.
B.     Ketidak Seimbangan ,Otot Ini bisa terjadi jika salah satu otot lebih kuat
daripada otot lain yang melakukan fungsi yang berlawanan misalnya selain
melatih otot Biceps (Lengan Atas Depan) kita juga harus melatih otot Triceps
(Lengan Atas Belakang), agar kekuatan otot lengan kita berimbang
C.     Kurangnya Pemanasan ,Pemanasan sebelum berolahraga sangat
penting, karena ini membantu untuk kita menjadi tidak kaku/ menambah
flexibilitas sehingga bisa terhindar dari cedera.
D.     Metode Latihan Yang Salah,Metode latihan yang salah merupakan
penyebab paling sering dari cedera pada otot dan sendi. Penderita tidak
memberikan waktu pemulihan yang cukup setelah melakukan olah raga atau
tidak berhenti berlatih ketika timbul nyeri. Setiap kali otot tertekan oleh
aktivitas yang intensif, latihan berat, hari berikutnya beristirahat atau
melakukan latihan ringan. Hanya perenang yang bisa melakukan latihan yang
berat dan ringan setiap hari tanpa mengalami cedera. Kemungkinan daya
ampung dari air membantu melindungi otot dan sendi para perenang.
E.      Kelainan Struktural, Kelainanan struktural atau anatomi   tubuh anda
yang dapat memberikan stress tambahan, misalnya kelainan otot, tulang,
sendi dll. Ini bisa karena bawaan dari lahir
Kelainan struktural bisa menyebabkan seseorang lebih peka terhadap cedera
olah raga karena adanya tekanan yang tidak semestinya pada bagian tubuh
tertentu. Misalnya, jika panjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan
lutut pada tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan yang lebih
besar.
F.      Kelemahan Otot, Tendon & Ligamen, Jika mendapatkan tekanan yang
lebih besar daripada kekuatan alaminya, maka otot, tendon dan ligamen akan
mengalami robekan. Tulang yang rapuh karena osteoporosis mudah
mengalami patah tulang (fraktkur).

Ada 9 jenis cedera yang sering terjadi dalam olahraga da nada


penanganannya,yaitu sebagai berikut:

1.Cedera lutut
Sekitar 55 persen cedera akibat aktivitas olahraga berupa cedera lutut.
Cedera ini termasuk satu dari 40 kasus bedah ortopedi. Terbanyak terjadi
pada sendi dan tulang rawan (retak), termasuk sakit dan nyeri yang terkait
dengan tempurung lutut. Risiko tinggi terjadi pada pelari, perenang, step
aerobic, pesepakbola, pebasket, pevoli, dan atlet cabang atletik. Ini karena
lutut menjadi tumpuan, sehingga berpotensi terkena arthritis..

2. Cedera bahu
Sebanyak 20 persen cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk
akibat salah posisi, salah urat, dan ketegangan otot. Penyebabnya, aktivitas
berlebih dan gerakan yang salah di daerah bahu sehingga mengenai tendon
(urat). Gejalanya nyeri, kaku pada bahu, otot terkilir, hingga tulang retak.

Pencegahan: Untuk olahraga yang rentan benturan (misalnya bisbol)


gunakan pelindung khusus.

3. Cedera otot pergelangan kaki


Banyak terjadi pada pesebakbola, pemain hoki, pebasket, dan pevoli karena
gerakan seperti melompat, berlari, dan berhenti mendadak menyebabkan
tendon terjepit.

Pencegahan: Perkuat pergelangan kaki dengan naik turun tangga atau


olahraga sejenisnya. Memakai pelindung kaki tidak menjamin keselamatan,
tapi meminimalkan risiko.

4. Otot tertarik
Tidak melakukan pemanasan cukup, kelelahan otot, dan otot lemah, adalah
beberapa sebabnya. Lari, joging, basket, dan sepakbola, adalah contoh
olahraga paling potensial menimbulkan cedera ini.

Pencegahan: Latihan peregangan yang cukup sebelum dan sesudah


berolahraga. Hindari berlatih saat tubuh Anda terasa lelah. Jangan
berolahraga dulu sebelum Anda benar-benar pulih pascacedera, untuk
menghindari cedera lebih berat.

5. Sakit punggung bagian bawah


Banyak dialami oleh orang yang duduk terlalu lama dan penderita obesitas.
Rentan pula dialami pelari, pebalap sepeda, pegolf, petenis, dan pebisbol.
Pencegahan: Lakukan pemanasan sebelum, selama, dan sesudah
berolahraga. Gerakan meluruskan punggung dengan menarik perlahan kedua
tangan ke atas dan menekuk punggung ke samping.

6. Cedera tulang kering


Biasa menyerang pemula, yang berambisi ingin meningkatkan tahap latihan.
Memakai alas kaki yang tidak sesuai dengan aktivitas. Termasuk melompat
dan berlari di landasan yang keras.

Pencegahan: Pakailah alas kaki yang tepat, berlatih secara bertahap,


peregangan, dan tidak berlebihan.

7. Cedera paha
Sepakbola, hoki, basket, olahraga dengan raket, dan voli. Selain daerah paha
terasa nyeri yang sangat, juga terjadi pembengkakan pada otot paha.

Pencegahan: Peregangan sebelum berlatih, berlatih dengan intensitas


bertahap, latihan menguatkan daerah kaki terutama paha.

8. Gegar otak
Cedera kategori berat akibat benturan. Gejalanya yaitu kehilangan
kesadaran, sakit kepala hebat, amnesia,

Pencegahan: Perlindungan memakai helm tidak menjaminan aman untuk


kepala. Jika mengalami benturan, segera cari pertolongan medis.

9. Salah urat
Cedera ini timbul karena salah gerak atau kelelahan pada tendon karena
aktivitas berlebih. Paling banyak dialami pelari karena gerakan lari dan
lompat.

Pencegahan: Peregangan cukup dan hindari gerakan menarik otot secara


tiba-tiba dan memaksa. Jika cedera terjadi, jangan tergesa berlatih kembali
sebelum kondisi benar-benar pulih.

4.Prinsip-Prinsip Pencegahan Cedera Dalam Olahraga


       Setiap atlet atau siapapun yang melakukan aktifitas olahraga pasti
mendekatkan diri dengan resiko cidera. Memang sering terjadi cidera tersebut
tidak terlalu membahayakan. Namun demikian ada beberapa faktor yang
perlu menjadi perhatian yang menjadi prinsip dari pencegahan cidera pada
olahraga. Bila prinsip ini dilaksanakan maka tubuh akan siap melakukan
aktifitas olahraga dengan aman. Prinsip pencegahan cidera tersebut adalah:
   
1.Kondisi fisik.
Kondisi fisik  merupakan  prinsip kunci dalam pencegahan cidera pada
olahraga. Kondisi fisik yang baik akan mencegah terjadinya cidera pada
waktu melakukan aktifitas olahraga. Juga akan mengurangi keparahan
apabila mendapatkan cidera. Kemampuan maksimal dari penampilan seorang
olahragawan akan diperoleh dengan kecukupan dalam kekuatan otot dan
keseimbangan, power, daya tahan, kordinasi neuromuskuler, fleksibilitas
sendi, daya tahan kardiovaskuler, dan komposisi tubuh yang sesuai untuk
olahraga..
Hal ini serupa dengan yang di kemukakan M Sajoto (1995:7) Kondisi fisik
adalah suatu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan
prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang
tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Lebih lanjut dikemukakan oleh M.
Sajoto (1988:16), kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari
komponenkomponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik
peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha
peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus
dikembangkan walupun disana sini dilakukan dengan sistem prioritas tiap
komponen itu dan untuk keperluan apa atau status yang dibutuhkan.              
        
2.Latihan-Latihan Progresif.
Latihan progresip  merupakan latihan-latihan yang menguntungkan
pada saat dadakan. Perlu ditekankan prinsip-prinsip pemberian beban lebih
yang bertahap dan prinsip spesifisitas dari latihan. Pemilihan metode yang
tepat adalah meliputi efisiensi gerakan yang sesuai, efketifitas program
latihan, termasuk FITT (frekwensi, Intensitas, Time, Tipe) yang adekuat.
Gerakan yang salah harus dikoreksi dan dengan dasar gerakan yang baik.

3.Rest dan recovery.

        Tidur yang cukup merupakan prinsip penting untuk mental yang baik dan
kesehatan fisik serta menjadi bagian kritis dari recovery setelah bekerja berat.
Kronik overexertion dan kelelahan dapat membuat atlet lebih mudah
mengalami cedera.

4.Kebugaran Jasmani
              Kebugaran jasmani  merupakan kesanggupan dan kemampuan
tubuh melakukan
penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fiisk yang diberikan kepadany
a(dari kerja yang dilakukan sehari-hari)tanpa menimbulkan kelelahan yang
berlebihan. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah
setelah seseorang melakukan suatu kegiatan/aktivitas, masih mempunyai
cukup semangat dan energy untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk
kebutuhan-keperluan lainnya yang tajam.
Hal ini serupa dengn yang di kemukakan oleh Judith Rink dalam Mochamad
Sajoto (1988: 43) bahwa kebugaran  jasmani  merupakan  kemampuan 
seseorang  menyelesaikan tugas sehari-hari dengantanpa mengalami
kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar,guna
memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk
memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan.Dan serupa
dengan yang di kemukakan oleh Djoko Pekik (2004: 2) bahwa 
kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang
melakukan kerjasehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang
berlebihan sehingga masih menikmati waktu luangnya.Sedangkan menurut
Engkos Kosasih (1985: 10), kebugaran jasmani adalahsuatu keadaan
seseorang yang mempunyai kekuatan (strength), kemampuan
(ability),kesanggupan, dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya
dengan efisien tanpa kelelahan.

5. Sarana Pelindung.

               Sarana pelindung merupakan alat-alat yang digunakan saat


berolahraga seperti  proteksi  badan,jenis  olahraga yang bersifat body
contack,  serta  jenis  olahraga  yang khusus lainnya.Sarana pelindung yang
standart punya peranan penting dalam mencegah cedera. Kerusakan alat
sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu.
Sepatu adalah salah satu bagian peralatan/pelindung kaki  dalam 
berolahraga  yang  mendapat  banyak  perhatian para ahli. 
6.Fasilitas

          Sarana olahragamerupakan sumber daya pendukung yang terdiri dari


segala  bentuk dan  jenis peralatan  serta perlengkapan
yang digunakan dalam kegiatan olahraga. Prasarana olahraga adalah sumber
daya pendukung yang terdiri dari tempat olahraga dalam bentuk bangunan di
atasnya dan batas fisik yang statusnya jelas dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk pelaksanaan program kegiatan olahraga.Fasilitas bila
kurang atau tidak memadai, design yang jelek dan kurang baik akanmudah
terjadinya cedera. 
Hal ini serupa dengan yang di kemukakan oleh Wirjasanto (1984:154).Sarana
prasarana olahraga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan diluar
maupun di dalam. 
Contoh : cymnasium, lapangan permainan, kolam renang,dsb. 

7.Warming Up/Pemanasan

              Pemanasan sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu


mencegah terjadinya cedera. Latihan ringan selama 3-10 menit akan
menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera.
Metode pemanasan yang aktif lebih efektif daripada metode pasif seperti air
hangat, bantalan pemanas,ultrasonik atau lampu infra merah. Metode pasif
tidak menyebabkan bertambahnya sirkulasi darah secara berarti.Latihan
peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi berfungsi
memperpanjang otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan bekerja
lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan,
hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah
raga, dan setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.
Hal ini serupa dengan yang di kemukakan oleh Ozolin (1971), pemanasan itu
perlu dilakukan karena sistim organisme pada waktu istirahat memiliki inersia
tertentu dan seseorang hendaknya tidak membiarkan efisiensi fungsi
seseorang ditingkatkan secara tibatiba. Oleh sebab itu, ada waktu tertentu
yang diperlukan untuk mencapai keadaan efisinsi fisiologis yang tinggi. Ini
merupakan tujuan pemanasan dalam mencapai atau mendekati keadaan
dalam suasana aktivitas fisik atau pertandingan.
Dan seperti yang dikutip dari Lifemojo, Jumat (30/9/2011) yaitu:Sebelum
memulai olahrga maka otot dalam tubuh dalam keadaan kaku, sehingga perlu
dilakukan pemanasan untuk melonggarkannya agar siap melakukan kegiatan
bertenaga dan menghindari terjadinya cedera.

8.Cooling Down/Pendinginan
             Pendinginan yaitu mengurangi latihan secara bertahap sebelum
latihan dihentikan. Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga
aliran darah.Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan
terkumpul di dalam vena tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke kepala. Pendinginan juga membantu
membuang limbah metabolik (misalnya asamlaktat dari otot), tetapi
pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot pada hari berikutnya, yang
disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot.Manfaat pendinginan sesudah
olahraga ialah mencegah otot nyeri, kaku, dan kram. Juga mengurangi denyut
jantung yang sebelumnya bekerja keras dan membantu tubuh menjadi lebih
segar dari sebelumnya.

BAB IV
KESIMPULAN
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada
tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh
untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau
jangka lama.
Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek
pada ligamen, atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya
memerlukan pertolongan yang profesional dengan segera. Banyak sekali
permasalahan yang dialami oleh atlit olahraga, tidak terkecuali dengan
sindrom ini. Sindrom ini bermula dari adanya suatu kekuatan abnormal dalam
level yang rendah atau ringan, namun berlangsung secara berulang-ulang
dalam jangka waktu lama. Jenis cedera ini terkadang memberikan respon
yang baik bagi pengobatan sendiri.
Cedera Olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga,
sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi
serta bagian lain dari tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Hardianto Wibowo, dr. 1995. Pencegahan dan Petatalaksanaan Cedera


Olahraga. Cetakan 1. EGC.
Peterson, L, Renstrom, P. 1996. Sport Injuries. CIBA.
Santosa, Andy, A. 1994. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta: Akper
Sint Carolus
Sobotta. 2000. Atlas Anatomi Manusia. Jakarta: EGC
Sutarmo, Setiaji. V. D. 1990. Buku Kuliah Anatomi Fisiologi. Jakarta: FKUI
Macam-macam cedera. Diakses dari
http://sitoha.wordpress.com/2010/01/07/macam-macam-cedera
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1928876-faktor-faktor-yang-
menyebabkan-cedera/#ixzz1vYr4CwAF
Keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddarth Smeltzer C. Suzanne,
Bare G. Brenda. Edisi 8 Volume 3. EGC. 2002. Jakarta.
Ilmu Bedah Syamsuhidayat R dan De Jong Wim. EGC. 1997 . Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai