KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur Kehadirat Allah SWT, Yang Mana Berkat Rahmat Dan Karunia-Nya Lah
Kami
(Beladiri)”
”Yang Penulis Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pencegahanperawatan
Cedera. Tak Lupa Shalawat Dan Salam Semoga Tetap Tercurah Pada Nabi Akhir
Zamanmuhammad SAW, Kepada Keluarga, Para Sahabat Dan Seluruh Umatnya.Penulis
Mengakui Dalam Makalah Ini Mungkin Masih Banyak Terjadi Kekurangan
Sehinggahasilnya Jauh Dari Kesempurnaan. Penulis Sangat Berharap Kepada Semua Pihak
Kiranyamemberikan Kritik Dan Saran Yang Sifatnya Membangun.
Besar Harapan Penulis Dengan Terselesaikannya Makalah Ini Dapat Menjadi Bahan
Tambahan Bagi Penilaian Guru Dan Mudah-Mudahan Isi Dari Makalah Penulis Ini Dapat Di
Ambil Manfaatnyaoleh Semua Pihak Yang Membaca Makalah Ini. Ucapan Terimakasih
Penulis Sampaikan Kepadasemua Pihak Yang Telah Membantu Penulis Dalam Penyusunan
Makalah Ini Sehingga Makalah Initerselesaikan.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN :
A .Pengertian Dan Pandangan Umum Tentang Cedara
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Olahraga sebagai salah satu model karya cipta manusia yang merupakan suatu bentuk
aktivitas fisik dengan berbagai dimensi yang kompleks. Keterkaitan antara
kegiatan berolahraga dengan keberadaan manusia adalah suatu hal yang tidak dipisahkan.
Berawal darigerak dan bergerak manusia selanjutnya dikembangkan menjadi perilaku yang
bermakna dan memiliki tujuan tertentu. adapun bentuknya jika dihubungkan dengan perilaku
manusia, maka tujuannya akan menjadi luas dan dalam. Hal ini karena manusia memiliki
berbagai potensidan kelebihan dibanding dengan mahluk lain. Oleh sebab itu olahraga perlu
semakin ditingkatkan dan dimasyarakatkan sebagai salah satu cara untuk memasyarakatkan
olahraga dan mengolah-ragakan masyarakat. Untuk
itulah perlu ditingkatkan penyediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kegiatan
berolahraga, termasuk para pendidik, pelatih dan pembina.Kenyataan menunjukkan bahwa
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang ini, telah mempercepat
terjadinya perubahan dalam kehidupan masyarakat pada umumnya dan khususnya di bidang
olahraga. Perubahan dan perkembangan dalam bidang olahraga tersebut, terjadi persaingan
untuk meningkatkan prestasi di bidang olahraga
melalui berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan yang efektif dan dapat dipertanggung
jawabkan adalah melalui penelitian.Bagi atlet yang aktif melakukan olahraga tertentu
(misalnya atlet pro), dituntut untuk memiliki sekelompok otot yang lebih kuat daripada
bagian otot-otot yang lainnya. Respon tubuh terhadap adanya permintaan ini adalah dengan
melalui sekelompok otot tertentu
untuk berkontraksi dengan lebih keras. Hal ini meruakan perubahan dari penyesuaian tubuh
yang sangat positif tentunya, karena perubahan ini memungkinkan terjadinya perbaikan
selama melakukan latihan. Disamping itu, ada segi negatifnya juga. Setiap jenis olahraga
menekankan adanya kontraksi (kerja otot) hanya pada sekelompok otot tertentu, sehingga hal
ini dapat menyebabkan kontraksi otot hanya pada bagian otot tersebut saja menjadi lebih
kuat,sedangkan otot-otot yang lainnya relatif lebih lemah.Kelompok otot yang ada pada
tubuh biasanya berkontraksi secara berpasangan. Misalnya,otot biceps pada lengan akan
berkontraksi menekuk (fleksi) pada siku, sedangkan otot triceps menegangkan (meluruskan)
siku. Otot yang berkontraksi secara berpasangan (berlawanan)seperti tersebut dinamakan
otot-otot antagonis. Banyak sekali pasangan otot seperti ini pada tubuh. Oleh karena itu,
senantiasa menjaga keseimbangan di antara otot-otot tersebut agar unit-unit otot dapat
berfungsi secara efesien.Apabila program latihan yang dilakukan lebih menekankan hanya
pada salah satu dari sekelompok otot yang saling berpasangan tersebut, maka akan
menimbulkan cedera. Cedera ini disebabkan karena salah satu pasangan otot menjadi lebih
kuat atau lebih kencang daripada otot-otot pasangannya. Cedera otot dapat juga terjadi pada
otot yang lebih kuat maupun ototyang lebih lemah.Salah satu cabang olahraga yang populer
saat ini di kalangan masyarakat adalah berdirinya beberapa perguruan beladiri.
Karate adalah termasuk cabang olahraga full body contact yang harus bersentuhan langsung
dengan lawannya di saat melakukan komite. Sehingga dengan sendirinya kemungkinan akan
terjadinya cedera, disisi lain beladiri merupakan olahraga yang memiliki resiko tinggi untuk
mendapatkan cedera. Cedera yang dialami oleh beladiri berawal dari proses latihan, dimana
seorang atlet beladiri disamping mengharapkan untuk menjadi atlet yang berprestasi tentunya
perlu melalui berbagai tahap untuk memperoleh hasil yang maksimal.Untuk mencegah
terjadinya cedera tersebut diperlukan satu program latihan peregangan pada otot-otot yang
kencang, sedangkan pada otot-otot yang tidak memperoleh stimulasi yang cukup selama
melakukan aktifitas diatasi dengan latihan penguatan, pada contoh kasus
kaki bagian bawah tersebut, otot-otot betis memerlukan latihan peregangan sedangkan otot-
otot kaki depan memerlukan latihan penguatan. Ada sebagian orang menganggap bahwa
peregangan tidak memberikan manfaat bahkan dapat menimbulkan cedera. Namun hampir
semua pakar bidang olahraga sangat
menekankan perlunya melakukan program latihan peregangan. Apabila ternyata peregangan
yang dilakukan menimbulkan terjadinya cedera, mungkin hal ini disebabkan karena mereka
melakukannya terlalu agresif atau mungkin menggunakn teknik peregangan secara tidak
tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dan Pandangan Umum Tentang Cedera?
3. Apa Saja Cedera Yang Umum Terjadi Pada Cabang Olahraga Karate?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan pandangan umum tentang cedera pada karate
Cedera akut
Cedera akut adalah cedera yang baru saja terjadi yang diikuti tanda-tanda lokal,seperti
nyeri, panas, bengkak dan terganggunya fungsi tubuh yangcedera tersebut.
Cedera kronis
Yaitu cedera yang dapat dimulai oleh suatu episode akut yang jika tidak
ditanganidengan benar akan tetap menimbulkan keluhan berulang.Sedangkan Hartono
Satmoko (1993:137) diungkapkan bahwa untuk cedera olahragadapat diklasifikasikan atas:
(1) Cedera ringan atau tingkat pertama, (2) Cedera sedangatau tingkat kedua, dan (3) Cedera
berat atau tingkat ketiga.Untuk lebih jelasnya ketiga cedera yang diklasifikasikan akan
diuraikan sebagai berikut:
Cedera ringan atau tingkat pertama :
Cedera yang sangat ringan, dengan robekan yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop dengan keluhan minimal dan hanya sedikit saja atau tidak
mengganggu performance atlet yang bersangkutan,misalnya lecet, memar atau sprain yang
ringan.
Cedera sedang atau tingkat kedua :
Cedera dengan kerusakan jaringan yang nyata,nyeri, bengkak, merah atau
panas,dengan gangguan fungsi yang nyata dan berpengaruh pada performance dari atletyang
bersangkutan, misalnya lebam, otot robek atau strain otot, ligamen robek atausprain.
Cedera berat atau tingkat ketiga :
Cedera dimana terjadi robekan lengkap atau hampir lengkap dari otot, ligamenatau
fraktur dari tulang, yang memerlukan istirahat total pengobatan intensif dan bahkan mungkin
operasi.
Faktor-faktor yang menyebabkan cidera
Cedera dapat disebabkan oleh dua jenis faktor. Yang pertama adalah faktor intrinsik
dan yang kedua faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang unsur-unsurnya sudah
ada dalam diri atlet tersebut. Hal ini meliputi kelemahan jaringan, infleksibilitas, atau
kelebihan beban; kesalahan biomekanik; kurangnya pengkondisian. Juga meliputi ukuran tub
uh keseluruhan, kemampuan kinerja, dan gaya bermain. Sedangkan faktor ekstrinsik
meliputi perlengkapan yang salah, kekuatan-kekuatan yang dikendalikan dari luar seperti atle
t-atlet lain atau permukaan bermain, dan pelatihan atau kurang latihan.
Intrinsik Ekstrinsik
-Jaringan; kelemahan, infleksibilitas, kelebihan beban
-Kesalahan biomekanik
-Kurangnya penyesuaian
-Ukuran tubuh
-Kemampuan kinerja
-Gaya bermain-
Perlengkapan yang salah
-Atlet lain
-Permukaan bermain
-Pelatihan
-Cuaca
Cedera yang paling umum terjadi antara lain : Terkilir. Keseleo sering terjadi
di pergelangan kaki, siku, dan daerah sendi lainnya. Banyak orang keseleo pada pergelangan
kaki karena distribusi berat badan yang tidak benar pada saat menendang atau bergerak.
Kerusakan pada otot atau tendon. Beberapa massa otot bisa merobek berhenti dari cepat yang
terjadi saat kontak kuat dibuat dengan lawan atau objek. Lutut terasa nyeri. Cedera yang
disebabkan oleh sikap lutut tertekuk khas seni bela diri (kuda-kuda) atau sering menggunakan
tendangan yang cukup kuat dan dapat melukai sendi jika tidak dilakukan dengan benar.
Cedera kepala. Cedera kepala dapat terjadi selama pelatihan karena akibat dari tendangan
atau pukulan di daerah kepala. Dislokasi dan patah tulang. Yang sering terjadiadalah pada
bagian jari, tangan, persendian bahu dan kaki.
a. Rest, istirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera agar cedera tidak
semakin parah. Jika merasakan nyeri pada saat bergerak itu berarti tubuh mengirimkan sinyal
untuk mengurangi gerakan di bagian tubuh yang cedera. Kurangi pembebanan tubuh
di bagian yang cedera misalkan dengan menggunakan kruk. Istirahatkan sendiri minimal48-
72 jam. Untuk kondisi cedera ringan pada saat bertanding dan dapat
melanjutkan permainan, harus dicek terlebih dahulu oleh tim medis dokter atau fisioterapis da
n diberikan support seperti tapping/kinesiotape/decker.
b. Ice, kompres dengan menggunakan es/dingin sesegera mungkin, kompres bias
menggunakan es batu ditumbuk dimasukkan ke dalam plastik kemudian dibebat maupun
menggunakan ice bag, atau kompres dengan handuk yang sudah direndam air dingin.
Tujuannya adalah mengurangi nyeri dan bengkak pada fase inflamasi, supaya pembuluh
darah yang melebar menjadi lebih menutup. Apilkasikan es dengan durasi 10-15 menit saja.
Bila lebih dari 20-30 menit justru akan mengakibatkan
kerusakan jaringan. Ulangi kompres setelah 30 menit. Pada 24-72 jam bisa sehari melakukan
6-7kali kompres es.
c. Compression, gunakan bebat menggunakan perban elastis, atau adhesive elastic bandage,
kinesiotaping dan taping untuk mengurangi bengkak dan pendarahan.
Dibebat jangan terlalu kencang. Lepas bebat pada saat akan tidur kecuali kinesiotaping dapat
digunakan hingga dua hari.
d. Elevation, angkat bagian yang cedera lebih tinggi dari jantung. Misalnya ketika terkena
sprain ankle maka ganjal ankle pada saat duduk/ tidur dengan menggunakan bantal supaya
mengurangi pembengkakan.
e. Reverral, segera rujuk ke dokter/fisioterapis apabila mencurigai cedera termasuk parah dan
mengganggu aktivitas. Cedera akan mendapatkan pemeriksaan dan diagnosa,treatment dan
program fisioterapi.
2.Jauhi HARM
a. Heat, menggunakan panas saat penanganan pertama cedera akan
meningkatkan pembengkakan karena panas akan membuat pembuluh darah semakin melebar,
seperti pemberian balsam, jahe, minyak kocok, saina, berendam di bathtub dan shower panas.
b. Alcohol, meminum alkohol atau merendam bagian yang cedera dengan
alkoholakanmeningkatkan pembengkakan serta memperlambat penyembuhan.
c. Running, berlatih dalam 48-72 jam saat cedera akan memperburuk kondisi. Seseorang
dinyatakan aman bermain kembali setelah dilakukan pemeriksaan dan diagnosa daridokter/
fisioterapis.
d. Massage (pijatan) pada saat cedera akan meninggalkan aliran darah sehingga
akanmembuat semakin bengkak, dan dapat terjadi kerusakan pada jaringan yang
cedera.Misalnya ligamennya terluka lalu diberikan massage maka luka sobeknya akan
semakin melebar dan pada saat kembali ke lapangan akan menjadi kendor dan terganggu
stabilitasnya sehingga memudahkan terjadinya cedera
CRAMPS :
-Nyeri otot yang sangat dan spasme
-Keringat yang berlebihan-
-Tidak bereaksi terhadap massage atau stretchingPertolongan :-
-Angkat korban ke daerah yang lebih dingin
-Kemudian kram dihilangkan dengan massage4.
PATAH TULANG :
-Adanya ruda paksa
-Nyeri setempat dan makin bertambah bila digerakkan-
-Hilangnya fungsi-
-Terdapat perubahan bentuk-
-Nyeri tekanan/ ketok-
Gerakan-gerakan abnormal Pertolongan :
-Atasi shock dan pendarahan, dijaga lapangnya jalan nafas.
-Pasangkan bidai (spalk) atau dibebankan ke anggota badan penderita yangsehat-
-Bila adanya dugaan patah tulang, dibaringkan pada alas yang keras-
-Massage / diurut sama sekali dilarang-
-Bawalah ke rumah sakit yang terdekat untuk perawatan lebih lanjut5.
KESELEO (strain pergelangan kaki)
-Ligament yang putus (partial/ total)
-Kadang-kadang dislokasi
Tanda :
1.Sakit pada sendi.
2.Rasa putus.
3.Fungsi menurun
4.Bengkak
5.Hematoma
Penyebab :
Trauma gerakan yang keras pada pergelangan kaki sehingga kaki terpuntir melebihi ROM
Pengobatan :
RICE
Boleh pakai bidai, tongkat, jalan dengan menunpu berat badan.
Gips, boleh jalan setelah 21 hari
Kompres es 3-4 kali sehari
Olahraga sebagai salah satu model karya cipta manusia yang merupakan suatu bentuk
aktivitas fisik dengan berbagai dimensi yang kompleks. Keterkaitan antara
kegiatan berolahraga dengan keberadaan manusia adalah suatu hal yang tidak dipisahkan.
Berawal dari gerak dan bergerak manusia selanjutnya dikembangkan menjadi perilaku yang
bermakna dan memiliki tujuan tertentu. adapun bentuknya jika dihubungkan dengan perilaku
manusia, maka tujuannya akan menjadi luas dan dalam. Hal ini karena manusia memiliki
berbagai poten sidan kelebihan dibanding dengan mahluk lain.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2000. Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih
OlahragawanPelajar. Jakarta: Depdiknas Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Garrison, Susan J. 2001. Dasar-Dasar Terapi & Rehabilitas Fisik. Jakarta: Penerbit
Hipokrates.
Harisenjaya, R.S. 1996. Pengetahuan Teknik Higiene Olahraga. Bandung: Refika Aditama.
Harsono. 1988. Coaching dan aspek-aspek psikologi dalam coaching. Jakarta : Depdikbud
DirjenDikti.
Lutan, Rusli, dkk. 1991. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK IKIP M. Taylor,
Pauldan K. Taylor, Diane. 2002. Mencegah dan Mengatasi Cedera Olahraga. Jakarta:
PTRajagrafindo Persada.
Neil F. Gordon. 1997. Radang Sendi (Arthritis, Panduan Latihan Lengkap. Jakarta: PT.Rajag
rafindo Persada.
Sumosadjuno, Sadoso. 1995. Sehat & Bugar, Petunjuk Praktis Berolahraga yang Benar.
Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama