Yaitu cedera yang dapat dimulai oleh suatu episode akut yang jika tidak
ditangani dengan benar akan tetap menimbulkan keluhan berulang.
Cedera kronik dapat berupa :
1; Cedera overuse (pemakaian yang berlebihan, berulang-ulang dan
dalam waktu yang lama).
dislokasi dari otot, sendi atau tulang yang disebabkan oleh kecelakaan,
benturan (bodycontac) atau gerakan yang berlebihan sehingga otot, tulang,
atau sendi tidak dapat menahan beban atau menjalankan tugasnya.
2; Menurut G. La. Cava (1995 : 145) cedera dalam dunia olahraga yaitu
rusaknya jaringan (lunak atau keras) baik otot, tulang, atau persendian
yang disebabkan oleh kesalahan teknis, benturan atau aktifitas yang
melebihi batas beban latihan (overtraining) yang dapat menimbulkan rasa
sakit atau nyeri dan atau akibat dari kelebihan latihan dalam memberikan
pembebeanan yang terlalu berat (overload) sehingga otot, tulang, atau
persendian tidak lagi dalam keadaan atau posisi anatomis (dislokasi).
3; Menurut Hadianto W (1995 : 11) cedera dalam olahraga adalah segala
macam cedera yang timbul pada waktu latihan ataupun pada watu
pertandingan. Kegiatan olahraga yang sekarang terus dipacu untuk
dikembangkan dan ditingkatkan bukan hanya olahraga prestasi atau
kompetisi, tetapi olahraga juga untuk kebugaran jasmani secara umum.
Kebugaran jasmani tidak hanya punya keuntungan secara pribadi, tetapi
juga memberikan keuntungan bagi masyarakat dan negara. Oleh karena itu
kegiatan olahraga sekarang ini semakin mendapat perhatian yang luas.
Bersamaan dengan meningkatnya aktivitas keolahragaan tersebut,
korban cedera olahraga juga ikut bertambah. Sangat disayangkan jika hanya
karena cedera olahraga tersebut para pelaku olahraga sulit meningkatkan atau
mempertahankan prestasi. Cedera Olahraga adalah rasa sakit yang
ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan
rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.
Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat
mengakibatkan gangguan atau keterbatasan fisik, baik dalam melakukan
aktivitas hidup sehari-hari maupun melakukan aktivitas olahraga yang
bersangkutan. Bahkan bagi atlet cedera ini bisa berarti istirahat yang cukup
lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya. Oleh
sebab itu dalam penaganan cedera olahraga harus dilakukan secara tim yang
multidisipliner.
Cedera olahraga dapat digolongkan 2 kelompok besar :
a;
b;
1) cedera yang terjadi pada jaringan lunak seperti kulit, otot, tendon, dan ligamen
2) cedera yang terjadi pada jaringan keras seperti: sendi dan tulang
3) cedera yang terjadi pada jaringan syaraf. Berdasarkan macamnya cedera, maka
cedera olahraga dapat dibagi atas sebabsebabnya cedera
1) External violence (sebab-sebab yang berasal dari luar) Adalah cedera yang
timbul/terjadi karena pengaruh atau sebab yang berasal dari luar, misalnya:
a. Karena body contact sport: sepakbola, tinju, karate, dan lain-lain.
b. Karena alat-alat olahraga: stick hockey, bola, raket dan lain-lain.
c. Karena keadaan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya cedera, misalnya:
keadaan lapangan yang tidak memenuhi persyaratan. Balap mobil, motor,
lapangan bola yang berlubang-lubang dan sebagainya. Luka atau cedera yang
timbul bisa berupa: luka lecet, luka robek, robekan otototot, tendo atau memar,
fraktur, dapat sampai fatal.
2) Internal violence (sebab-sebab yang berasal dari dalam) Cedera ini terjadi
karena koordinasi otot-otot dan sendi yang kurang sempurna, sehingga
menimbulkan gerakan-gerakan yang salah, sehingga menimbulkan cedera.
Ukuran tungkai/kaki yang tidak sama panjangnya; kekuatan otot-otot yang
bersifat antagonis, tidak seimbang, dan sebagainya. Hal ini bisa juga terjadi
karena kurangnya pemanasan, kurangnya konsentrasi ataupun si atlit dalam
keadaan fisik dan mental yang lemah. Macamnya cedera dapat berupa
robeknya otot, tendon atau ligament.
3) Over Use (pemakaian terus menerus/terlalu lelah). Cedera ini timbul karena
koordinasi otot yang berlebihan atau terlalu lelah.Cedera karena over use
menempati 1/3 dari cedera olahraga yang terjadi.Biasanya cedera akibat over
use terjadinya secara perlahan-lahan (bersifat kronis).Gejala-gejalanya dapat
ringan yaitu kekakuan otot, strain, sprain, dan yang paling berat adalah
terjadinya stres fraktur.
Cedera juga dapat dibedakan berdasarkan berat ringannya yaitu:
1) Cedera Ringan: merupakan cedera yang tidak diikuti kerusakan yang berarti
pada jaringan tubuh kita. Misalnya: kekakuan dari otot dan kelelahan. Pada
cedera ringan biasanya tidak diperlukan pengobatan apapun, dan akan sembuh
dengan sendirinya setelah istirahat beberapa waktu.
2) Cedera Berat: merupakan cedera yang serius, dimana pada cedera tersebut kita
jumpai adanya kerusakan jaringan pada tubuh kita. Misalnya robeknya otot,
ligamentum, maupun fraktur atau patah tulang. Kriteria cedera berat:
a. Kehilangan substansi atau kontinuitas.
b. Rusaknya atau robeknya pembuluh darah
c. Peradangan setempat (localized inflammation)
1.4 Cedera yang Lazim Terjadi dalam Olahraga
Jenis cedera dalam olahraga biasanya dibedakan berdasarkan bagian
tubuh yang terkena, yaitu pada bagian kulit, otot/tendon, tulang,
ligamen/sendi, kepala, mata, hidung dan telinga.
Cedera Kulit
a; Luka Lecet
Cedera
Ligamen/Sendi
Cedera Kepala
Cedera Mata
Cedera Hidung
Cedera Bahu
Cedera Siku