Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA

BAB I
PENDAHULUAN
Cedera dapat dialami oleh kita semua maupun seorang atlit olahraga, seperti cedera
goresan, robek pada ligamen, atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut memerlukan
pertolongan dengan segera. Permasalahan cedera yang dialami oleh atlit olahraga tidaklah
sedikit, salah satunya berupa sindrom yang bermula dari adanya suatu kekuatan abnormal dalam
batas yang rendah atau ringan, namun berlangsung secara terus menerus dalam waktu yang lama.
Olahraga baik untuk kesehatan, kesegaran tubuh, dan menghindarkan kita dari berbagai
penyakit. Namun, olahraga secara berlebihan dan mengabaikan cara berolahraga yang benar,
dapat menyebabkan cedera yang membahayakan dirinya sendiri.
Ada beberapa hal yang menyebabkan cedera akibat aktivitas olahraga yang salah.
Aktivitas yang salah ini karena pemanasan tidak memenuhi syarat, kelelahan berlebihan
terutama pada otot, dan salah dalam melakukan gerakan olahraga. Kasus cedera banyak terjadi
pada para pemula yang biasanya terlalu berambisi menyelesaikan target latihan atau ingin
meningkatkan tahap latihan. Cedera akibat berolahraga sering terjadi pada atlet, tak terkecuali
atlet senior. Biasanya itu terjadi akibat kelelahan berlebihan karena panjangnya waktu olahraga
atau terlalu banyaknya partai pertandingan yang harus diikuti.
Bagaimana mengatasi cedera yang efektif adalah dengan memahami jenis-jenis cedera
dan mengenali bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera tersebut. Sehingga
dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera, bagaimana
mendeteksi suatu cedera agar tidak terjadi parah, bagaimana mengobatinya dan kapan meminta
pengobatan secara profesional (memeriksakan diri ke dokter).
Perawatan dan pencegahan cedera di perguruan tinggi. Khususnya para mahasiswa
pendidikan jasmani. Makalah ini mencakup agar mahasiswa mampu melaksanakan dan paham
tentang

prinsip-prinsip,

faktor-faktor

perawatan

cedera

dalam

olahraga

serta

dapat

mempraktekkanya pada saat menempuh perkuliahan maupun setelah lulus dan menjadi guru
pendidikan jasmani di sekolah.
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan pengertian cedera
b. Mengenal secara mendalam tentang macam-macam cedera khususnya cedera olahraga
c. Dapat menjelaskan penyebab dan pencegahan cedera khususnya cedera olahraga
31

d. Mampu menyampaikan informasi dan menunjukkan tata cara pengobatan cedera


khususnya cedera olahraga.
Dengan mengetahui manfaat dan kerugian dari Cedera khususnya cedera olahraga yang ringan
maupun cedera olahraga yang berat. Sebagai calon dokter umum harus mengetahui cara
penatalaksanaan saat terjadinya cedera olahraga.

PENYAJIAN
I.

PENGERTIAN CEDERA
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian

daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa
berlangsung dengan cepat atau jangka lama. Dapat dipertegas bahwa hasil suatu tenaga atau
kekuatan yang berlebihan dilimpahkan pada tubuh atau sebagian tubuh sehingga tubuh atau
bagian tubuh tersebut tidak dapat menahan dan tidak dapat menyesuaikan diri.
Cedera Olahraga adalah cedera pada sistem dan rangka tubuh yang sebabkan karena
olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian
lain dari tubuh. Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat
mengakibatkan gangguan atau keterbatasan fisik, baik dalam melakukan aktivitas hidup seharihari maupun melakukan aktivitas olahraga yang bersangkutan. Apakah semua macam olahraga
bisa menimbulkan cedera? Cedera yang dialami tergantung dari macamnya olahraga, misalnya
olahraga sepak bola, tenis meja, balapan tentu memberikan resiko cedera yang berbeda-beda.
Cedera olahraga dapat digolongkan 2 kelompok besar :
a.

Kelompok kerusakan traumatik (traumatic disruption) seperti : lecet, lepuh, memar, leban
otot, luka, stram otot, sprain sendi, dislokasi sendi, patah tulang, trauma kepala-lehertulang belakang, trauma tulang pinggul, trauma pada dada, trauma pada perut, cedera
anggota gerak atas dan bawah.

b.

Kelompok sindroma penggunaan berlebihan (over use syndromes), yang lebih spesifik
yang berhubungan dengan jenis olahraganya, seperti : tenis elbow, golfers elbow swimers
shoulder, jumpers knee, stress fracture pada tungkai dan kaki.

II.

FAKTOR PEMICU CEDERA

32

Seseorang melakukan olahraga dengan tujuan untuk mendapatkan kebugaran jasmani,


kesehatan prestasi maupun kesenangan bahkan ada yang sekedar hobi. Namun beberapa faktor
yang mempunyai peran cedera perlu diperhatikan antara lain :
a.

Usia Kesehatan Kebugaran


Menurut pengetahuan yang ada pada saat ini, apa yang disebut proses digenerasi mulai
berlangsung pada usia 30 tahun, dan fungsi tubuh akan berkurang 1% pertahun (Rule of
one), ini berarti bahwa kekuatan dan kelentukan jaringan akan mulai berkurang akibat
proses degenerasi, selain itu jaringan menjadi rentan terhadap trauma. Untuk
mempertahankan kondisi agar tidak terjadi pengurangan fungsi tubuh akibat degenerasi,
maka latihan sangat diperlukan guna mencegah timbulnya Atrofi, dengan demikian bahwa
usia memegang peranan.

b.

Jenis Kelamin
Sistem hormon pada tubuh manusia berbeda dengan wanita, demikian pula dengan bentuk
tubuh, mengingat perbedaan dan perubahan fisik, maka tidak semua jenis olahraga cocok
untuk semua golonganusia atau jenis kelamin. Hal ini apabila dipaksakan, maka akan
timbul cedera yang sifatnya pun juga tertentu untuk jenis olahraga tertentu.

c.

Jenis Olahraga
Kita tahu bahwa setiap macam olahraga, apapun jenisnya, mempunyai peraturan
permainan tertentu dengan tujuan agar tidak menimbulkan cedera, peraturan tersebut
merupakan salah satu mencegahnya.

d.

Pengalaman Teknik Olahraga


Untuk melaksanakan olahraga yang baik agar tujuan tercapai perlu persiapan dan latihan
antara lain : Metode atau cara berlatihnya; Tekniknya agar tidak terjadi over use.

e.

Sarana atau Fasilitas


Walaupun telah diusahakan dengan baik kemungkinan cedera masih timbul akibat sarana
yang kurang memadai.

f.

Gizi
Olahraga memerlukan tenaga untuk itu perlu gizi yang baik, selain itu gizi menentukan
kesehatan dan kebugaran.

Dalam ilmu kedokteran sangat jelas bahwa dengan olahraga yang teratur memegang
peranan untuk memperoleh badan yang sehat, menghindari penyakit-penyakit seperti penyakit
33

jantung, serta menunda proses-proses degeneratif yang tidak bisa dihindari oleh proses penuaan.
Keadaan akan pentingnya serta keuntungan yang diakibatkan oleh olahraga adalah sesuai dengan
perubahan-perubahan kondisi sosial dan ekonomibila kita menilai beragam olahraga, ada
permainan-permainan tertentu yang bersifat kompetitif untuk dipertandingkan dimana masingmasing individu harus bisa mencapai prestasi maksimal untuk mencapai kemenangan, ini yang
sering mengundang terjadinya cedera olahraga, namun dapat dihindari bila faktor-faktor
penyebab serta peralatan olahraga tersebut diperhatikan.

III.

KLASIFIKASI CEDERA OLAHRAGA

Secara umum cedera olahraga diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :


a.

Cedera Tingkat 1 (Cedera Ringan)


Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius, namun dapat mengganggu
penampilan atlit. Misalnya: lecet, memar, sprain yang ringan.

b.

Cedera Tingkat 2 (Cedera Sedang)


Pada cedera tingkat kerusakan jaringan lebih nyata berpengaruh pada performance atlit.
Keluhan bias berupa nyeri, bengkak, gangguan fungsi (tanda-tanda inplamasi) misalnya:
lebar otot, straing otot, tendon-tendon, robeknya ligament (sprain grade II).

c.

Cedera Tingkat 3 (Cedera Berat)


Pada cedera tingkat ini atlit perlu penanganan yang intensif, istirahat total dan mungkin
perlu tindakan bedah jika terdapat robekan lengkap atau hamper lengkap ligament (sprain
grade III) dan IV atau sprain fracture) atau fracture tulang.

IV.

STRAIN DAN SPRAIN

Strain dan sprain adalah kondisi yang sering ditemukan pada cedera olahraga.
1.

Strain (Terkilir Otot)


Strain adalah kerusakan ada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak
langsung (overloading). Pada cedera strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk pada saat
terjadi cedera, terlebih jika otot berkontraksi.
Cedera strain merupakan kondisi yang sering ditemukan pada cedera olahraga
Strain adalah menyangkut cedera otot atau tendon, terjadi pada bagian ekor otot. Straing
dapat dibagi atas 3 tingkat, yaitu :
a)

Tingkat 1 (ringan)

34

Straing tingkat ini tidak ada robekan hanya terdapat kondisi inflamasi ringan,
meskipun tidak ada penurunan kekuatan otot, tetapi pada kondisi tertentu cukup
mengganggu atlit. Misalnya strain dari otot hamstring (otot paha belakang) akan
mempengaruhi atlit pelari jarak pendek (sprinter), atau pada baseball pitcher yang
cukup terganggu dengan strain otot-otot lengan atas meskipun hanya ringan, tetapi
dapat menurunkan endurance (daya tahannya).
b) Tingkat 2 (sedang)
Strain pada tingkat 2 ini sudah terdapat kerusakan pada otot atau tendon (sampai
setengah jumlah serabut otot atau tendon yang robek), sehingga dapat mengurangi
kekuatan atlit.

c)

Tingkat 3 (berat)
Strain pada tingkat 3 ini sudah terjadi complete rupture (robek total), dimana serabut
otot / tendon ataupun ligamen sudah putus atau hampir putus, lebih dari setengah
jumlah serabut otot yang robek sehingga diperlukan tindakan bedah (repair) sampai
fisioterapi dan rehabilitasi.

2.

Sprain (Terkilir Sendi)


Sprain adalah cedera yang menyangkut cedera ligament.
Dan

terjadi

pada

persendian

seperti

sendi

Bahu,

Pergelangan Tangan dan Pergelangan Kaki. Sprain dapat


dibagi 4 tingkat, yaitu :
a)

Tingkat 1 (ringan)
Cedera tingkat 1 ini hanya terjadi robekan pada serat ligament yang terdapat hematom
kecil di dalam ligamen dan tidak ada gangguan fungsi.

b) Tingkat 2 (sedang)
Cedera sprain tingkat 2 ini terjadi robekan yang lebih luas, tetapi 50% masih baik. Hal
ini sudah terjadi gangguan fungsi, tindakan proteksi harus dilakukan untuk
memungkinkan terjadinya kesembuhan. Imobilisasi diperlukan 6-10 minggu untuk
benar-benar aman dan mungkin diperlukan waktu 4 bulan. Seringkali terjadi pada atlit
memaksakan diri sebelum selesainya waktu pemulihan belum berakhir dan akibatnya
akan timbul cedera baru lagi.

35

c)

Tingkat 3 (berat)
Cedera sprain tingkat 3 ini terjadinya robekan total atau lepasnya ligament dari tempat
lekatnya dan fungsinya terganggu secara total. Maka sangat penting untuk segera
menempatkan kedua ujung robekan secara berdekatan.

d) Tingkat 4 (Sprain fraktur)


Cedera sprain tingkat 4 ini terjadi akibat ligamennya robek dimana tempat lekatnya
pada tulang dengan diikuti lepasnya sebagian tulang tersebut.
V.

PENYEBAB DAN PENCEGAHAN PADA CEDERA OLAHRAGA


Cedera olahraga perlu diperhatikan terutama bagi para pelatih, guru pendidikan jasmani,

maupun pemerhati olahraga khususnya yang mempunyai atlit cedera olahraga. Sekarang
hendaknya kita satukan bahasa dahulu bahwa yang paling kental dalam pengelolaan cedera
bukanlah tenaga medis tetapi pelatih olahraga, yaitu orang yang paling dekat dengan atlit. Sebaik
apapun tim medis disiapkan akan kalah dibandingkan dengan kita menyiapkan para pelatih
olahraga yang tahu tentang olahraga.
Pulih tidaknya cedera sebagian besar tergantung tindakan pertama pada saat cedera.
Cedera ringan tidak kalah berbahayanya dari cedera berat terhadap masa depan atlit.Dalam
rangka persiapan menghadapi suatu event. Mengistirahatkan atlit boleh dikatakan mustahil
karena waktu yang tersedia selalu terbatas. Disinilah muncul seni yang tinggi tentang
pengelolaan atlit yang cedera.
Pelatih harus menyadari bahwa tiap olahraga mempunyai kecenderungan cedera yang
berbeda. Sebagai pelatih, guru pendidikan jasmani haruslah mengetahui cara pencegahan
ataupun pertolongan pertama secara benar. Banyak sekali penyebab-penyebab cedera olahraga
yang perlu diperhatikan, sehingga para atlit dapat menepis atau menghindari kecenderungan
untuk cedera olahraga.
1.

Penyebab Cedera Olahraga


Kebanyakan cedera olahraga terjadi pada pergerakan berulang yang menekan jaringan
yang peka cedera yang disebabkan oleh :
- Metode latihan yang salah.
Metode latihan yang salah merupakan penyebab paling sering dari cedera pada otot
dan sendi. Penderita tidak memberikan waktu pemulihan yang cukup setelah
melakukan olah raga atau tidak berhenti berlatih ketika timbul nyeri.
Setiap kali otot tertekan oleh aktivitas yang intensif, beberapa otot mengalami cedera
dan otot yang lainnya menggunakan cadangan energinya yang tersimpan sebagai

36

glikogen karbohidrat. Penyembuhan serat-serat otot dan penggantian glikogen


memerlukan waktu lebih dari 2 hari.
-

Kelainan Struktural
Kelainan Struktural bisa menyebabkan seseorang lebih peka terhadap cedera
olahraga karena adanya tekanan yang tidak semestinya pada bagian tubuh tertentu.
Misalnya, jika panjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan lutut pada
tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan yang lebih besar.

Kelemahan pada otot, tendon dan ligamen.


Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya maka otot
tendon dan ligamen akan mengalami kerobekan. Sendi lebih peka terhadap cedera
jika otot dan ligamen yang menyokongnya lemah.

2.

Pencegahan pada Cedera Olahraga


a. Pemanasan dalam olahraga
Sebelum otot layak pakai, maka harus dipanaskan dulu. Prinsipnya, sama dengan
mobil. Sebelum digunakan harus dipanaskan terlebih dulu, pemanasan berfungsi untuk
meningkatkan aliran darah menuju otot. Bila aliran darah yang mengalir menuju otot
meningkat, maka oksigen dan nutrisi pun akan banyak bergerak ke otot. Lewat
pemanasan, hal itu akan terjadi. Alhasil, sebelum masuk ke olahraga inti, maka otot-otot
telah siap untuk digerakkan.
Pemanasan bisa dilakukan selama 5-10 menit. Gerakannya pun terbilang sangat
mudah. Agar sirkulasi darah kamu bisa berjalan dengan baik, maka sebelum olahraga
lakukan pemanasan dengan melakukan lari-lari di tempat. Gerakan aerobik ringan juga
sangat baik untuk pemanasan. Hal yang perlu diperhatikan adalah gerakan senam atau
aerobik pada saat pemanasan intensitas geraknya harus rendah dan lambat.
Salah satu cara asyik untuk pemanasan adalah dengan jogging. Sebuah penelitian
mengungkapkan, berlari-lari kecil dengan berhati-hati atau jogging merupakan salah satu
langkah yang tepat untuk dilakukan sebelum berolahraga. Tak cuma itu, pengulangan
gerakan tertentu selama aktif berolahraga juga akan menumbuhkan ketahanan otot yang
sebenarnya.
Bagaimana bila olahraga dilakukan tanpa pemanasan dan stretching terlebih
dahulu? Olahraga yang dilakukan tanpa pemanasan dan peregangan otot dapat
menimbulkan cedera pada otot dan sendi. Dengan pemanasan dan stretching, terjadinya
risiko cedera otot bakal bisa berkurang. Bila kita terkena cedera otot, maka rasanya
37

sangat sakit. Kram otot, sakit otot, terkilir, atau keseleo merupakan bentuk cedera otot
yang bisa dialami orang yang berolahraga tanpa melakukan pemanasan dan stetching.
b. Pentingnya Pemanasan
Mungkin kebanyakan dari kita selama ini terkadang meremehkan hal yang satu
ini, padahal hal tersebut sangat penting sekali. Mungkin bagi yang belum merasakan
cedera akan menganggap bahwa selama ini dia baik-baik saja dalam berolah raga tanpa
melakukan stretching sebelumnya.
Hal ini diakui bukan hanya oleh para pemain profesional dari cabang basket,
tetapi juga dari cabang olahraga lain. Terutama mereka yang pernah dibekap cedera pasti
akan merasakan manfaatnya dan mengutamakan pemanasan sebelum berolahraga.Mesin
saja yang notabene dibuat untuk melakukan hal-hal yang sama setiap waktu butuh waktu
untuk pemanasan. Ambil contohnya Motor atau mobil, sebelum digunakan pertama kali
dianjurkan pada pagi hari untuk dinyalakan terlebih dahulu selama beberapa saat.
Efeknya tentu saja tidak akan dirasakan dalam waktu dekat, namun dampaknya
tentu saja akan dirasakan dalam jangka panjang. Mesin yang setiap harinya melakukan
pemanasan terlebih dahulu akan mempunyai umur yang lebih panjang dibanding
dengan yang tidak. Begitu juga dengan tubuh kita yang harus beradaptasi sebelum
bermain basket. Bagi yang sudah terbiasa melakukan pemanasan sebelumnya tentu akan
merasakan perbedaan ketika dalam permainan, seperti tubuh kurang lentur, akurasi dalam
menembak berkurang, dan lain sebagainya.
Manfaat dari pemanasan sebelum berolahraga dapat:
1.

Meningkatkan aliran darah ke jaringan tubuh sehingga otot lebih lentur.

2.

Meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke otot dengan meningkatkan aliran


darah.

3.

Menyiapkan otot untuk peregangan.

4.

Menyiapkan jantung untuk meningkatkan aktivitas.

5.

Menyiapkan secara mental untuk olahraga yang akan dilakukan.

6.

Membuat jalur syaraf ke otot siap berolahraga.

c. Pendinginan dalam Olahraga

38

Setelah berolahraga, ada juga 1 hal yang tak kalah penting setelah berolahraga,
yaitu pendinginan. Pendinginan setelah berolahraga artinya memperlambat tingkat
aktivitas secara bertahap, dengan cara:
1.

Membantu denyut jantung dan pernapasan secara bertahap kembali normal.

2.

Membantu mencegah rasa pusing akibat menumpuknya darah di dalam otot-otot kaki
jika aktivitas berat dihentikan secara tiba-tiba.

3.

Menyiapkan otot untuk sesi latihan berikutnya esok hari.

4.

Membuang produk sisa seperti asam laktat, yang dapat menumpuk di otot saat
melakukan aktivitas berat.

Pendinginan seletlah olahraga yang efektif:


1.

Melakukan latihan intensitas rendah selama setidaknya 5-10 menit.

2.

Mengakhiri dengan melakukan peregangan selama 10 menit.

Waktu terbaik untuk melakukan peregangan adalah langsung setelah pendinginan, saat
otot masih hangat dan responsif. Peregangan membantu melemaskan otot-otot dan
meningkatkan fleksibilitas.
d. Metode Pencegahan Cedera
1. Ketrampilan
Pencegahan dengan ketrampilan mempunyai andil cukup besar dalam pencegahan
cedera. Pelatih menggunakan ketrampilannya dalam memahami daya pikir, membaca
situasi, mengetahui bahaya yang bisa terjadi dan mengurangi resiko terjadinya cedera
dengan mengenali tanda-tanda kelelahan pada atlitnya, serta harus dapat mengurangi
porsi latihan sebelum cedera timbul.
2.

Fitnes
Fitnes secara terus menerus mampu mencegah cedera pada atlit bagik cedera otot,
sendi dan tendon, serta mampu bertahan untuk pertandingan lebih lama tanpa
kelelahan.

3.

Makanan
Nutrisi yang baik akan mempunyai peran mencegah cedera karena memperbaiki
proses pemulihan. Makanan harus memenuhi tuntutan gizi yang dibutuhkan atlit
sehubungan dengan latihannya.

4.

Lingkungan
Banyak cedera yang terjadi karena lingkungan. Seorang atlit jatuh karena tersandung
sesuatu (tas, peralatan yang tidak ditaruh dengan baik) dan cedera.

39

5.

Peralatan
Kerusakan alat sering kali menjadi penyebab terjadinya cedera. Sepatu merupakan
salah satu peralatan yang mendapat banyak perhatian para ahli. Sepatu yang baik
sangat membantu kenyamanan berolahraga dan dapat memperkecil resiko cedera
olahraga.

6.

Medan
Medan dalam menggunakan latihan atau pertandingan mungkin dari alam, buatan
atau sintetik, keduanya menimbulkan masalah. Alam selalu berubah-ubah karena
iklim, sedang sintetik yang terlalu banyak dipakai juga dapat rusak yang dapat
menimbulkan cedera.

7.

Pakaian
Pakaian salah satu hal yang dapat mencegah cedera. Misalnya pada atlit atletik
menggunakan celana yang ketat dan tidak elastis, maka dapat timbul cedera lecetlecet pada daerah selangkangan.

8.

Pertolongan
Setiap cedera memberi kemungkinan untuk cedera yang sama kembali, masalahnya
ada pada kelemahan otot yang berakibat kurang stabil atau kelainan anatomi,
ketidakstabilan tersebut menyebabkan cedera berikutnya. Untuk itu perlu
pertolongan dengan kondisi yang benar dan rehabilitasi yang tepat.

9.

Pelatih
Pelatih meyakinkan bahwa atlitnya siap untuk tampil, bila tidak jangan mencobacoba untuk ditampilkan karena akan dapat menimbulkan cedera.

VI.

JENIS CEDERA AKIBAT AKTIVITAS OLAHRAGA1

Dalam melakukan aktivitas olahraga dapat timbul cedera, jenis cedera yang diakibatkan aktivitas
olah raga antara lain :
1.

Cedera Tulang Belakang


Tulang belakang bagian bawah terdiri dari
ruas tulang belakang, cakaram sendi, tulang
panggul, tulang ekor, dan beberapa otot
ligamen yang menghubungkan tulan dari
arah dada sampai ke panggul.
Cedera tulang belakang sering dialami saat
berolahraga

golf. Cedera pada bagian

Hill, James A, Stanley M. Zydlo, First Aid: cara benar pertolongan pertama dan penanganan darurat, edisi
1, 2009, hal 261- 333

40

pinggang dapat terjadi karena berbagai macam sebab, diantaranya adalah karena otot-otot
ligamen meregang atau tertarik, cedera pada bagian cakram dan ruas tulang belakang,
saraf yang tertekan atau karena kelelahan.
Cedera dapat disebabkan karena gerakan yang berulang-ulang pada salah satu atau
beberpa bagian tubuh dan berlangsung lama, Misalnya gerakan mengayun pada olahraga
golf karena gerakan tiba-tiba pada daerah pinggang atau karena gerakan menghadang
lawan (Blocking) pda olah raga foot ball, selain itu dapat pula terjadi cedera karena tidak
melakkan gerakan pemanasan pada saat olahraga.
2.

Cedera Siku

Cedera pada siku yang sering dialami


pemain golf berbeda atau berlawanan dengan cedera pada pemain tenis. Cedera seperti
ini disebabkan karena adanya pembengkakan pada bagian tendon, yaitu jaringan
penghubung antara otot (flexor muscle) dengna tulan epikondil sebelah dalam. Penyebab
dari cedera ini karena kesalahan gerakan pada saat mengayunkan lengan dalam membalas
pukulan bola, cedera ini dapat terjadi pada pemain olah raga badminton, tenis meja,
dayung, dan angkat besi. Selain itu pekerja kontruksi bangunan, tukan kebun, yang dapat
terkena cedera siku.
3. Cedera kaki
a. Telapak kaki
Cedera telapak kaki (mortons neuroma)
adalah pembengkakkan pada urat saraf yang
terdapat diantara dua tulang metatarsal.
Penyebabnya adalah penggunaan sepatu yang
tidak

pas

atau

tidak

cocok

sehingga

menyebabkan tekanan pada bagian tersebut


saat seseorang melakukan gerakan berulang.

41

Penyebab lainnya adalah penggunaan sepatu hak tinggi khususnya bila sepatu
tersebut menyempit pada bagian ujung.
b. Ujung tumit
Ujung tumit (plantar fascitis) adalah jaringan penghubung
pada bagian telapak kaki yang memanjang dari arah
tulang tumit menuju tulang metatarsal. Sedangkan bagian
plantar fascia akan membentuk bagian dasar telapak kaki.
Cedera pada bagian ini termasuk cedera ringan pada saat
melakukan

olahraga,

cedera

dapat

menjadi

hal

seriusketika jaringan tersebut terputus dari tulang tumit karena peregangan pada
daerah plantar fascia. Cedera ini terjadi karena suatu pergerakan yang berulang dan
berlangsung lama pada daerah tumit, seperti pada saat melakukan olahraga lari.
Selain itu dapat disebabkan pula penggunaan sepatu yang tidak nyaman seperti sepatu
hak tinggi atau pada saat lari dijalan yang keras beraspal/beton. Olahraga lain yang
dapat mengakibatkan cedera pada tumit adalah olahraga aerobik, bola basket,
sepakbola, naik gunung, dan tenis.
c. Terkilir pada mata kaki
Mata kaki yang berfungsi sebagai engsel penghubung
yang berfungsi untuk gerakan naik dan turun
(menekuk) juga membatasi gerakan ke arah samping
kiri dan kanan.
Cedera pada bagian ini merupakan peristiwa yang
sering terjadi pada saat olah raga. Cedera dapat terjadi pada salah satu atau kedua
ligamen yang berada di sisi luar mata kaki, terkilirnya mata kaki akan terasa lebih
sakit daripada cedera patah tulang dan memutuhkan waktu pemulihan yang lebih
lama.
Terkilirnya mata kaki terjadi pada saat seseorang melakukan gerakan memutar
(rollover) pada daerah sisi luar ligamen. Kondisi tersebut sering terjadi pada olah raga
basket, sepak bola, lari, dan tenis.
d. Patah tulang telapak kaki karena tekanan
Telapak kaki terdiri dari 5 tulang tunggal
memanjang (metatarsal) yang terlihat
seperti tulang jari pada tangan, telapak
kaki pada tubuh kita berfungsi sebagai
penyeimbang tubuh. Cedera patah tulang

42

telapak kaki disebabkan gerakan yang berulang pada satu sisi bagian tulang yang
dilakukan dalam waktu lama misalnya pada seseorang saat melakukan kegiatan
berlari atau gerakan tiba-tiba seperti menghentakkan kaki, olah raga lain yang dapat
mengakibatkan cedera ini seperti aerobik, bola basket,tenis, sepak bola, dan berjalan.
4. Cedera Tangan
Cedera tangan dapat terjadi pada jari dan
ibu jari. Cedera pada jari seringkali dialami
pada

saat

bermain

baseball

yang

disebabkan karena kekatan tiba-tiba yang


menekan bagian pangkal jari, seperti
menangkap lemparan / pukulan bola.
Sedangkan cedera pada ibu jari karena sobekan pada bagian ligamen ibu jari yang terjadi
pada saat terjatuh dari kegiatan olahraga, cedera ibu jari sering dilami berolahraga ski,
kiper sepak bola, bola basket pada saatmelakukan gerakan menangkap bola.

5. Cedera Pinggul
Pinggul terdiri dari tulang pangkal paha, sacrum dan
tulang ekor daritulang belakan bagian bawah, tulang
selangka, dan tulang ischium (bagian dasar tulang
pinggul). Tulang pinggul berfungsi melindungi organorgan tubuh bagian dalam dan menyokong tubuh agar
bisa berdiri tegak atau berjalan.
Cedera pinggul diperlihatkan dengan adanya memar atau
sobekan pada otot-otot yang melekat pada ujung tulang pangkal paha. Cedera ini sering
terjadi pada olahraga yang menggunakan kontak fisik sehingga bagian pinggul terkena
benturan atau terjatuh.
6. Cedera Lutut

Lutut terdiri dari 3 bagian


tulang yaitu femur / tulang
paha, tulang kering / tibia,
dan tulang betis / fibula. Ketiganya dihubungkan dengan ligamen yang membentuk lutut.
43

Lutut berfungsi sebagai engsel penghubung yang mengatur kaki agar dapat direntangkan
atau ditekuk.
Cedera lutut sering dialami oleh pelari hal ini disebabkan adanya gerakan tiba-tiba pada
bagian lutut pada saat berlari, menggunakan hak tinggi, dan memakai roda gigi tinggi
saat bersepeda. Faktor lain adalah faktor genetik seperti tempurung lutut lepas. Olah raga
yang dapat menyebabkan cedera lutut antara lain : panjat tebing, sepak bola, tenis,
dayung, aerobik, golf, dan bersepeda.
7. Cedera Pergelangan Kaki

Cedera pergelangan kaki terdiri dari Tendon Achiller, Otot Hamstring tertarik, dan cedera
pada Tulang Kering. Tendon Achiller menyatukan otot-otot gastrocnemius, plantar, dan
soleus (otot-otot betis) dengan tulang tumit. Tendon ini merupakan tendon terpanjang
yang ada dalam tubuh manusia. Tendon ini berfungsi untuk membantu melakukan
gerakan berlari, memanjat, dan berdiri menumpu pada ujung jari (jinjit). Cedera bagian
ini berupa sobekan kecil atau yang menyebabkan tendon terputus, penyebabnya karena
tendon kelelahan saat beraktivitas tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu,
mengenakan sepatu hak tinggi, berlari di permukaan yang keras.
Otot Hamstring adalah otot besar dibagian belakang paha yang membentang dari bagian
panggul hingga lutut. Tendon hamstring melekat pada sisi dalam lutut dan sisi depan
tulang tibia dan bagian luar melekat pada sisi luar lutut di ujung tulang fibula. Cedera
otot Hamstring pada umumnya terjadi pada saat melakukan start lari. Paha bagian
belakang tertarik dengan kuat.
Tulang Kering berfungsi menyokong sebagian besar postur tubuh termasuk ligamen dan
otot-otot, berperan sebagai titik penumpu kaki. Cedera pada bagian ini disebabkan
adanya sobekan pada bagian otot, retakan pada tulang, dan adanya peradangan pada
selaput membran tulang. Pembengkakan terjadi karena terlalu banyak bergerak tanpa
istirahat juga karena kembali berolah raga setelah lama istirahat.

44

Olah raga yang berpotensi menyebabkan cedera pergelangan kaki anatara lain :
sepakbola, bola basket, tenis, badminton, aerobik dan jalan cepat.
8. Cedera Otot
Cedera otot biasa disebut pula kram otot yang dapat terjadi
diseluruh tubuh. Kram otot terjadi karena otot kekurangan /
kehabisan sumber energi seperti cadangan oksigen dan
glikogen pada organ otot dan hati, selain itu juga karena
keseimbangan

elektrolit

tubuh

terganggu

atau

tubuh

kekurangan cairan. Kram otot terjadi pada saat melakukan


olah raga berdurasi panjang seperti lari maraton, atau balap
sepeda.
9. Cedera Bahu

Bahu merupakan sambungan persendian dari 3 tulang yaitu Tulang humerus (ujung
tulang lengan bagian atas), tulang lingkar bahu dan tulang belikat. Cedera bahu terjadi
karena adanya peristiwa traumatik seperti terjatuh, terkena pukulan pada daerah bahu,
atau karena tangan tertarik hingga terlepas dari persendian. Biasanya terjadi pada
olahraga yang kontak fisik atau kesalahan gerakan pada saat berenang.
Olah raga yang berpeluang menyebabkan cedera bahu antara lain : sepak bola, bola voli,
gulat, dayung, renang, lempar lembing, angkat besi, panjat tebing, bola basket, golf.

45

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bacaan di atas dapat disimpulkan bahwa Cedera akibat berolahraga paling kerap
terjadi pada atlet, tak terkecuali atlet senior. Biasanya itu terjadi akibat kelelahan berlebihan
karena panjangnya waktu permainan (misalnya ada babak tambahan) atau terlalu banyaknya
partai pertandingan yang harus diikuti.
Kalau pemula, biasanya kesalahan terbanyak karena tidak cukup efektifnya pemanasan atau
gerakan peregangan yang dilakukan sebelum memulai olahraga. Akibatnya, otot tidak siap
untuk melakukan aktifitas. Berolahraga secara berlebihan dan mengabaikan aturan
berolahraga yang benar, malah mendatangkan cedera dan membahayakan diri sendiri.
B. Umpan balik
Setelah mempelajari materi diharapkan mahasiswa dapat menjawab latihan soal yang
bertujuan untuk mengukur hasil pencapaian belajar mahasiswa berupa evaluasi bentuk essai.
EVALUASI ESSAI
1. Seseorang melakukan aktivitas olahraga dengan tujuan mendapatkan kebugaran jasmani,
kesehatan tubuh maupun hobi. Dalam melakukan aktivitas olahraga tersebut seseorang
dapat mengalami cedera.
a. Sebutkan yang mempengaruhi terjadinya cedera ? Jelaskan !
b. Apa penyebab terjadinya cedera olahraga ?
2. Sebutkan macam macam cedera ? Jelaskan !

46

DAFTAR PUSTAKA
1. Mohamad, dr. Kartono, Pertolongan Pertama, edisi ke-19, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005.
2. M.Zydlo, Standley, James A Hill, First Aid Cara Benar Pertolongan Pertama dan
Penanganan Darurat, Edisi I, Trans The American Medical Association, Random House,
New York, Cosmic Books, 2009.
3. Sujidandoko, Andung, Perawatan dan Pencegahan Cedera, Departemen Pendidikan
Nasional, Yogyakarta, 2000.
4. Taylor, Paul M.dkk, Mencegah dan Mengatasi Cedera Olahraga, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2002.

47

Anda mungkin juga menyukai